• Tidak ada hasil yang ditemukan

YULIANI SETIA 20111112037 SKRIPSI - IBS Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "YULIANI SETIA 20111112037 SKRIPSI - IBS Repository"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

Bagaimana penerapan proses pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pembiayaan Mudharabah pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Apakah proses pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pembiayaan Mudharabah pada PT.BMI, Tbk telah sesuai dengan PSAK 105. Untuk mengetahui apakah proses pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pembiayaan Mudharabah pada PT.BMI, Tbk sudah sesuai? sesuai dengan PSAK 105.

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah .................................................
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah .................................................

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

Pengertian Bank Syariah

Pada pasal 1 ayat 2 disebutkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan pasal 1 ayat 7 menyebutkan pengertian bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan syariah. Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.

Tujuan Bank Syariah

Dijelaskan pula bahwa Bank Sheria merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usaha utamanya adalah penyediaan pembiayaan dan jasa lainnya di bidang lalu lintas pembayaran dan peredaran uang, yang kegiatan operasionalnya sesuai dengan prinsip hukum Islam. Pembangunan ekonomi: Bank syariah mengembangkan perekonomian melalui fasilitas seperti musyarak, mudharabah, dll, dengan prinsip khusus bagi hasil. Alokasi sumber daya yang optimal: Bank syariah optimis dalam pengalokasian sumber pembiayaan melalui investasi dari sumber daya keuangan pada proyek-proyek yang diyakini sangat menguntungkan, dibolehkan agama, dan memberikan manfaat ekonomi.

Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah

Kepercayaan masyarakat akan terlihat dari besarnya rekening folio, deposito, dan tabungan yang melebihi besaran setoran modal pemegang saham. Dari perbedaan di atas, hal paling mendasar yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional adalah pengelolaan keuangannya, yaitu konsep bagi hasil yang merupakan solusi sistem bunga yang selama ini diterapkan pada bank konvensional. Bank syariah menolak keras konsep bunga karena menurut Fiqih Islam konsep bunga termasuk riba, padahal riba itu haram.

Fungsi Bank Syariah

Bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah dengan menggunakan akad Mudharabah sebagai agen investasi. Bank syariah dapat menginvestasikan dana yang mereka miliki dan dana nasabah yang dipercayakan kepada mereka menggunakan sarana investasi yang sesuai dengan syariah. Bank syariah dapat memberikan pelayanan sosial berupa pengelolaan dana zakat, infaq, sadaqah dan pinjaman kebajikan (qardhul hasan) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Prinsip Operasional Bank Syariah

Merupakan asas untuk menentukan imbalan yang akan diterima lembaga keuangan sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan, baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja, dan tidak termasuk jual beli kegiatan usaha yang dilakukan. keluar secara bersamaan, baik antara penjual dengan bank maupun dengan nasabah sebagai pembeli, sehingga bank tidak mempunyai persediaan barang yang dibiayainya. Bank syariah membeli barang yang dibutuhkan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah tersebut dengan harga pembelian ditambah margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. As-salam: Penjualan suatu barang yang penyerahannya tertunda atau penjualan suatu barang yang ciri-cirinya disebutkan secara jelas dengan modal disetor terlebih dahulu, sedangkan barang itu diserahkan di kemudian hari.

Produk Bank Syariah

Konsep Pembiayaan Syariah

Ketentuan pelaksanaan pembiayaan musyarakah diatur dalam Fatwa DSN No.08/DSN-MUI/IV/2000. Pembiayaan salam : Pembiayaan berupa dana talangan yang dibutuhkan nasabah untuk membeli barang atau jasa dengan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang atau jasa tersebut diserahkan atau dibentuk. Pembiayaan Isthisna: berupa pembiayaan yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang atau jasa dengan pembayaran dimuka, dicicil, atau ditangguhkan pembayarannya.

Sumber Dana Bank Syariah

Laporan Keuangan Perbankan Syariah

Bagi pemegang saham, laporan keuangan bank digunakan untuk mengetahui perkembangan bank yang dikendalikan manajemen pada suatu periode tertentu dan dapat memberikan gambaran mengenai besarnya dividen yang akan diterima. Bagi pemerintah, laporan keuangan digunakan untuk mengetahui kepatuhan bank dalam pelaksanaan kebijakan moneter yang ditetapkan dan peran bank dalam pengembangan sektor industri. Laporan keuangan bagi manajemen digunakan untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mengelola sumber daya.

Bagi masyarakat, laporan keuangan dapat dijadikan jaminan atas uangnya yang disimpan di bank. Suatu analisis yang terdiri dari seluruh teknik yang digunakan oleh seluruh pengguna laporan keuangan untuk mengidentifikasi hubungan dalam laporan keuangan dengan tujuan membantu memprediksi prospek perusahaan di masa depan.”

Pembiayaan Mudharabah

  • Definisi Pembiayaan Mudharabah
  • Rukun Mudharabah
  • Jenis Mudharabah
  • Syarat Mudharabah
  • Pembatalan Mudharabah

Pemilik dana (shahibul mal) memberikan kebebasan penuh kepada pengelola (mudarib) dalam menentukan jenis usaha dan model pengelolaan yang dianggapnya baik dan menguntungkan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan syariah. Pemilik dana memberikan batasan tertentu kepada pengelola usaha dengan menentukan jenis usaha yang akan dikelola, jangka waktu pengelolaan, lokasi usaha dan sebagainya (Rivai 2008; 126). Modal harus dicantumkan secara jelas jumlahnya, apabila modal itu berupa barang, maka barang itu harus dinilai menurut harga yang berlaku dalam uang tunai yang beredar (atau sejenisnya), b.

Pembagian keuntungan hanya dapat terjadi setelah mudharib mengembalikan seluruh modal (atau sebagian) kepada shahib al-mal. Jika salah satu syarat mudharabah tidak terpenuhi, sedangkan modal telah dimiliki oleh pengelola dan telah diperdagangkan, maka pengelola menerima bagian keuntungan sebagai upah, karena perbuatannya dilakukan atas persetujuan pemilik modal. dan dia melaksanakan tugasnya dan berhak atas upah. Apabila terjadi kerugian maka kerugian tersebut menjadi tanggung jawab pemilik modal karena pengelola adalah pegawai yang hanya berhak atas upah dan tidak bertanggung jawab apapun kecuali kelalaiannya.

Manajer dengan sengaja melepaskan tugasnya sebagai manajer aset atau manajer aset melakukan sesuatu yang bertentangan dengan tujuan kontrak. Dalam keadaan seperti ini, pengelola modal bertanggung jawab jika terjadi kerugian karena dialah penyebab kerugian tersebut. Apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia atau salah satu pemilik modal meninggal dunia, maka mudharabahnya menjadi tidak sah.

Perlakuan Akuntansi Mudharabah

  • Akuntansi Untuk Pemilik Dana
  • Akuntansi Untuk Pengelola Dana

Kerugian pendaftaran yang terjadi pada periode sebelum berakhirnya akad mudharabah diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara investasi mudharabah setelah dikurangi kerugian investasi dengan hasil investasi mudharabah diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai bukunya, yaitu nilai investasi mudharabah dikurangi kerugian.

Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah tunai atau nilai wajar aset non tunai yang diterima. Dana syirkah temporer dinilai sebesar jumlah tunai atau nilai wajar aset non tunai yang diterima. Ketika pengelola mendistribusikan kembali dana syirkah yang diterima, pengelola dana mengakuinya sebagai aset (investasi mudharabah).

Sama seperti akuntansi pemilik dana, ia akan mengakui pendapatan secara bruto sebelum dikurangi bagian hak pemilik dana. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dari dana syirkah temporer yang telah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai liabilitas sebesar bagi hasil sesuai porsi hak pemilik dana. Sedangkan jika pengelola dana sendiri yang mengelola dana mudharabah, berarti pendapatan dan beban diakui dan pencatatannya sama dengan akuntansi konvensional yaitu.

Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai buku masing-masing jenis mudharabah, yaitu jumlah dana syirkah temporer dikurangi ganti rugi (jika ada) b.

Penelitian Terdahulu

Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah pada keempat BMT tersebut belum sesuai dengan PSAK No. Wawancara ini akan dilakukan dengan petugas pembiayaan mudharabah PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Depok. Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembiayaan mudharabah sedang berlangsung dan dilakukan perhitungan apa pun hingga dicatat.

PT.BMI, Tbk mengakui pembiayaan mudharabah pada saat bank menandatangani dan mencairkan dana sebesar pokok (cap) pembiayaan mudharabah sesuai kesepakatan yang dilakukan antara mudharib dan shahibul maal. Dalam kondisi ini, mudharib mampu melunasi pokok pembiayaan mudharabah dan membayar bagi hasil kepada bank tepat waktu. Berikut ini akan diuraikan hasil analisis terkait pengakuan pendapatan dan beban pembiayaan mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia.

Sistem bagi hasil pembiayaan mudharabah didasarkan pada total penjualan mudharib (bagi hasil) dan pembayaran angsuran (pokok dan margin). Pendapatan selain pendapatan bagi hasil yang timbul dari pembiayaan mudharabah diakui sebagai rekening tersendiri dari pendapatan mudharabah. Proses pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pembiayaan mudharabi telah sesuai dengan PSAK 105. Hal ini sesuai dengan laporan keuangan auditan yang disajikan oleh PT.BMI, Tbk.

Analisis Kepatuhan Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah dengan PSAK 105 pada BMT Putra Arta Syariah Cabang Pontianak.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Sifat Penelitian

Objek Penelitian

Lokasi Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Profil Singkat Bank Muamalat

Ketika akad mudharabah disetujui dan dilakukan pengalihan harta, maka pembiayaan mudharabah diukur dengan sejumlah uang yang diberikan pada saat pembayaran. PT.BMI dan Tbk harus memberikan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai isi akad kepada mudharib (nasabah) pada saat mengadakan akad pembiayaan mudharabah.

Gambar 4.1 Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Mudharabah
Gambar 4.1 Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Mudharabah

Sejarah Singkat Perjalanan Bank Muamalat

Visi dan Misi Bank Muamalat

Budaya Perusahaan Bank Muamalat

Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkelanjutan dengan menitikberatkan pada jiwa kewirausahaan berbasis kehati-hatian, sumber daya manusia Islami yang unggul dan profesional, serta pola pikir investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan. Faktor pendorong sebenarnya adalah kekuatan visi dan misi serta nilai-nilai yang menjadi sumber inspirasi dan energi budaya kerja perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan Bank Muamalat yang memiliki visi menjadi bank syariah terkemuka di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional dengan misi menjadi role model bagi lembaga keuangan syariah global dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, manajemen. keunggulan dan orientasi investasi inovatif untuk meningkatkan nilai pemangku kepentingan.

Pencapaian visi dan misi tersebut sangat didukung oleh nilai-nilai yang ditanamkan dan dikembangkan oleh individu, serta positioning perusahaan sebagai lembaga keuangan syariah, sehingga harus didorong oleh sistem, moral dan keyakinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Bank Muamalat menjaga praktik jujur ​​sejak awal perekrutan, serta larangan menerima kompensasi dalam bentuk apapun dari klien dan mitra kerja. Selain itu, Bank Muamalat juga sangat tegas dalam menyikapi risiko reputasi yang ditimbulkan oleh pegawai akibat perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan budaya, etika, dan hukum.

Muamalat senantiasa menjaga etika bisnis yang berorientasi pada kemaslahatan terutama kepuasan pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan.

Pengajuan Pembiayaan Mudharabah di Bank Muamalat

  • Dokumen Pengajuan Pembiayaan Mudharabah
  • Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Mudharabah

Analisis Penerapan Proses Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan

  • Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah di PT.BMI,Tbk
  • Pengakuan Pendapatan dan Beban Pembiayaan Mudharabah di
  • Penyajian dan Pengungkapan Pembiayaan Mudharabah di

Standar Akuntansi Keuangan

  • Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 105 Tentang Akad

Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat dibayarkan secara tunai atau aset non tunai dialihkan kepada pengelola dana. Jika ada bagian dari investasi mudharabah yang hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat pembagian keuntungan. Apabila akad mudharabah telah berakhir sebelum atau pada saat akadnya habis dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah tersebut diakui sebagai piutang.”

Apabila investasi mudharabah melebihi suatu periode pelaporan, maka pendapatan usaha diakui pada periode timbulnya hak bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati.” Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana menjadi tanggungan pengelola dana dan mereka melakukan hal tersebut. tidak mengurangi investasi mudharabah.” Hasil: Berdasarkan hasil tersebut, pembayaran tahap pertama ini disebut juga dengan investasi mudarabah karena modalnya telah ditransfer ke rekening mudharabah.

Kewajiban Investasi Kontra Kwj Mdh Rp Hasil : Berdasarkan hasil kewajiban investasi mudharabah yang diakui oleh. Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat dibayarkan secara tunai atau aset non tunai dialihkan kepada pengelola dana. Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau pada saat akad berakhir dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah diakui sebagai piutang.

Apabila investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan, pendapatan usaha diakui pada periode timbulnya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Kerugian karena kelalaian atau kesalahan pengelola dana menjadi tanggungan pengelola dana dan tidak mengurangi investasi mudharabah. Apabila pengelola dana juga memasukkan dananya dalam musytarakah mudharabah, maka penyaluran dana milik pengelola dana diakui sebagai investasi mudharabah.

Analisis dan Contoh Pencatatan Akuntasi Pembiayaan Mudharabah pada

Referensi

Dokumen terkait