LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II
“ISOLASI DAN PENETAPAN KADAR SAPONIN DAUN LAMUN (Thalassia hemprichii) METODE GRAVIMETRI”
Dosen Pengampu : 1. Apt. Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm 2. Apt. Novi Fajar Utami, M.Farm
3. Siti Mahyuni, M. Sc.
4. Yulianita, M.Farm
5. Marybet Tri Retno, M.Farm 6. Emma Hermawati, M. Farm.
Asisten Dosen : Risda Mutiara Sari
Disusun Oleh : Zahra Agustina
066120128 Kelas D
LABORATORIUM FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2023
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan isolasi senyawa golongan saponin dengan metode gravimetri 1.2 Dasar teori
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang dapat beradaptasi hidup di dalam air laut (Tristanto et al., 2014). Lamun memiliki peran penting dalam ekologi laut yang dekat dengan garis pantai, serta memiliki fungsi sebagai produsen utama, tempat berlindung, sebagai sumber makanan bagi populasi ikan, penyu, dan hewan invertebrate, selain itu lamun memiliki metabolit primer dan sekunder yang memiliki potensi sebagai antibakteri, antioksidan dan antifouling. Di perairan Teluk Tomini khususnya wilayah pesisir Keluarhan Leato Selatan Kota Gorontalo terdapat dua jenis lamun yaitu jenis Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata (Yunus et al., 2014).
Saponin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam tanaman. Saponin merupakan senyawa fitokimia yang mempunyai karakteristik berupa kemampuan membentuk busa dan mengandung aglikon polisiklik yang berikatan dengan satu atau lebih gula (Majinda, 2012). Untuk mendapatkan senyawa saponin maka perlu dilakukan pemisahan suatu zat (ekstraksi).
Dalam uji busa digunakan aquades sebagai pelarut dan asam klorida 2 N sebagain pereaksinya. Setelah simplisia dikocok dalam akuades akan terbentuk busa stabil dengan ketinggian 1-3 cm selama 30 detik dan setelah ditambahkan asam klorida 2 N busa tersebut tidak hilang. Busa yang terbentuk disebabkan karena senyawa saponin memiliki sifat fisika yaitu mudah larut dalam air dan akan menimbulkan busa jika dikocok, karena saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang mudah terdeteksi melalui kemampuannya dalam membentuk busa (Baud et al., 2014).
Saponin juga mempunyai sifat bermacam-macam yaitu terasa manis, ada juga yang pahit, dapat berbentuk buih, dapat menstabilkan emulsi, dapat menyebabkan hemolisis.
Dalam pemakaiannya saponin bisa dipakai untuk banyak keperluan, misalnya dipakai untuk membuat minuman beralkohol, dalam industri pakaian, kosmetik, membuat obatobatan, dan dipakai sebagai obat tradisional (Hariana, 2013).
BAB II METODE KERJA
2.1.Alat dan bahan A. Alat
• Alat refluxs
• Batang pengaduk
• Corong
• Corong pisah
• Erlenmeyer
• Filter flask
• Kertas saring
• Rotary evaporator
• Tabung reaksi B. Bahan
• Butanol
• Ekstrak bunga biduri
• Etil asetat
• Hcl 2N
• Metanol
• Petroleum eter
2.2.Cara kerja
1. Identifikasi saponin untuk mengetahui ada tidaknya kandungan saponin
Disiapkan 0,5 gram serbuk daun lamun
+ 10mL air panas Dinginkan
Dikocok kuat, selama 10 detik, hingga terbentuk
busa yang mantap
+ 1 tetes HCL 2N
*Apabila busa tidak hilang menandakan mengandung saponin