• Tidak ada hasil yang ditemukan

Zaki Azmirrijali Tugas ke 6 (Pertemuan 7)

N/A
N/A
Zaki Azmirrijali

Academic year: 2025

Membagikan "Zaki Azmirrijali Tugas ke 6 (Pertemuan 7)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM, TEORI ILMIAH, DAN HUMANIORA Nama : Zaki Azmirrijali

NIM : 23201021004

Tugas : Resume

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Pada dasarnya, tujuan dari ilmu pengetahuan adalah untuk mengkaji hubungan khusus antara peristiwa tertentu dengan peristiwa lainnya. Secara Panjang, ilmu pengetahuan mengkaji keterkaitan antar peristiwa. Kata lain dari hal ini adalah sebab dan akibat antara peristiwa dalam alam dan dalam hidup manusia. Hubungan sebab akibat ini adalah hubungan yang bersifat pasti. Sebab-akibat yang menjadi kajian dari ilmu pengetahuan ini kemudian disebutkan juga mengkaji hukum ilmiah. Hukum ilmiah atau hubungan sebab-akibat ini menjadi objek dari ilmu pengetahuan.

Keberddaan hukum adalah sebagai pemecah masalah atau solusi atas massalah-masalah yang muncul. Ketika terdapat suatu masalah, kemudian diketahui sebabnya, maka bisa dicari jalan keluarnya atau solusinya. Contohnya saja adalah keberadaan dari hukum penawaran dalam ekonomi.

Hubungan sebab-akibat sering dipahami juga dengan hubungan susul-menyusul diantara dua peristiwa yang terjadi. Dua peristiwa ini memiliki syarat agar bisa disebut sebagai hubungan sebab-akibat yaitu terjadi secara susul-meyusul dan memiliki kaitan secara langsung tanpa terkecuali. Contoh penjelasan dari hukum sebab-akibat yang dimaksudkan ini adalah “peristia B terjadi hanya jika peristiwa A terajdi”, “tanpa adanya peristiwa A, maka peristiwa B tidak akan terjadi”. Meskipun begitu,tidak semua yang susul-menyusul dapat dikategorikan dalam hubungan sebab-akibat. Dua peristiwa terjadi secara susul-menyusul, hanya saja tidak saling berkaitan. Contohnya adalah kelahiran dan kematian, pagi dan sore.

Hukum ilmiah sering juga dikatikan dengan hipotesa. Namun, antara hukum ilmiah dan hipotesa jauh berbeda. Hukum ilmiah memiliki beberapa sifat antara lain lebih pasti, lebih berlaku umum, dan punya daya terang lebih kuat. Lebih pasti karena hukum ilmiah telah melalui proses ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah untuk memperjelas hipotesis yang ada. Sebuah hipotesis disini bisa saja berupah statusnya menjadi hukum ilmiah jika mendapatkan kepastian dan terbukti benar berdasarkan fakta dan data yang tidak terbantahkan.

Sifat pertama ini kemudian berkaitan dengan sifat yang kedua yaitu lebih bersifat umum.

Ketika hukum ilmiah sudah pasti, maka dengan sendirinya akan bersifat umum. Kenapa bisa?

Ada dua alasan. Pertama, hukum mengungkapkan hubungan yang bersifat universal antara dua peristiwa. Kedua, sejauh itu adalah hal yang bersifat ilmiah, siapapun akan sepakat dan menyetujuinya. Maka, dalam hal ini hukum bersifat umum karena diyakini oleh banyak orang.

Sifat ketiga adalah hal yang paling membedakan antara hukum ilmiah dengan hipotesis. Sifat hukum ilmiah berupa kepemilikan daya terang yang lebih luas memang benar adanya.

Darimana bisa dikatakan benar? Seperti pada penjelasan di materi-materi sebelumnya, bahwa hipotesis dirumuskan dengan cara berfikir deduktif. Sedangkan hukum ilmiah sifatnya

(2)

gabungan antara deduktif dan induktif. Sehingga hukum ilmiah dapat menjelaskan sebuah peristiwa dengan baik dan lebih luas daripada hipotesis yang hanya sekedar dugaan saja.

Referensi

Dokumen terkait