PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT HUKUM WARIS ADAT BALI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
Teks penuh
Dokumen terkait
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kedudukan hukum pewarisan yang ditimbulkan dari persoalan ahli waris yang melakukan perpindahan agama dalam hubungan
Analisa yang di gunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif dokumentasi, Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
Kedudukan anak perempuan dalam sistem waris adat Bali adalah anak perempuan tidak mempunyai hak sebagai ahli waris terhadap harta warisan orang tuanya sesuai dengan
Yang dimaksud harta bersama adalah semua harta yang dikuasai suami istri selama mereka terikat dalam ikatan perkawinan, baik harta kerabat yang dikuasai maupun harta perorangan
Berdasarkan uraian diatas, Penulis tertarik untuk menelaah lebih jauh mengenai pewarisan harta pencarian pada masyarakat Minangkabau beserta kendala yang mungkin muncul
Sebab sebagian dari masyarakat yang masih berpegang teguh kepada adat kebiasaan orang terdahulunya tentu akan lebih memilih cara pembagian harta warisan secara
Sedangkan untuk jenis kedua, pembagian dengan membagi harta menjadi 10 bagian terlebih dahulu, masing-masing anak laki-laki mendapat 2 bagian (3x2=6), anak perempuan mendapat
Kata Kunci: Kedudukan perjanjian perkawinan, pembagian harta waris, hukum islam Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan ketentuan hukum terhadap kedudukan perjanjian perkawinan