Kedudukan Anak Hasil Perkawinan Di Bawah Tangan Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia
Teks penuh
Dokumen terkait
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pendapat hukum mengenai kedudukan anak yang dilahirkan oleh wanita hamil yang menikah dengan laki-laki yang
Perkawinan bawah tangan, adalah perkawinan antara seorang laki- laki dan seorang perempuan, yang terpenuhi rukun-rukun dan syarat- syarat yang ditetapkan dalam hukum agama
Tentang ini terjadi ijma’ para pakar hukum Islam (fuquha) sebagai masa terpendek dari suatu kehamilan. 3) Anak yang lahir itu terjadi dalam waktu kurang dari masa sepanjang
Dalam Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, status anak yang dilahirkan dari perkawinan wanita hamil karena zina adalah anak sah apabila dilahirkan dari
Harapan seorang anak yang dilahirkan di luar perkawinan, tentu saja adanya perubahan status dari tidak sah menjadi sah serta mempunyai kelengkapan keluarga,
Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) (garis bawah
Kompilasi Hukum Islam memberikan kemungkinan adanya peluang terhadap anak yang dilahirkan jika seorang perempuan menikah dalam keadaan sedang mengandung anak tersebut dengan laki-laki
Kedudukan anak diluar perkawinan berdasarkan kompilasi hukum islam adalah menyatakan bahwa seorang wanita, ketika hamil seorang anak, menikah dengan pria yang menghamilinya, dan anak