• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E N Y E L E S A I A N SENGKETA M E L A L U I ARBITRASE DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN A L T E R N A T I F PENYELESAIAN S E N G K E T A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "P E N Y E L E S A I A N SENGKETA M E L A L U I ARBITRASE DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN A L T E R N A T I F PENYELESAIAN S E N G K E T A"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal para pihak tidak menentukan hukum mana yang akan berlaku, penjelasan Pasal 56 ayat (2) UU NO. 30 Tahun 1999 menyatakan bahwa yang harus diberlakukan adalah ketentuan

(4) Ketua Pengadilan Negeri akan mengangkat arbiter tunggal berdasarkan daftar nama yang disampaikan oleh para pihak, atau yang diperoleh dari organisasi atau lembaga

(4) Ketua Pengadilan Negeri akan mengangkat arbiter tunggal berdasarkan daftar nama yang disampaikan oleh para pihak, atau yang diperoleh dari organisasi atau lembaga

Provider yang telah dipilih tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya apabila para pihak tidak mempunyai kapasitas untuk menyelesaikan sengketa melalui

2) Bahasa yang digunakan yaitu Bahasa Indonesia, kecuali atas persetujuan arbiter atau majelis arbitrase para pihak dapat memili bahasa lain yang akan

Para pihak sebelumnya telah sepakat untuk menyerahkan penyelesaian sengketa atau perselisihannya yang mungkin akan terjadi di kemudian hari kepada lembaga arbitrase seperti ini

Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang berseng- keta atau yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri atau oleh lembaga arbitrase, untuk

Para pihak yang bersengketa telah se- cara tegas telah menyatakan bahwa penye- lesaian sengketa ini dilakukan dengan cara arbitrase sehingga berlakulah ketentuan