• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2 Adaptasi Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim

6.2.1 Adaptasi Terhadap Suhu yang Meningkat

Kondisi suhu udara yang berubah dan mengalami peningkatan mengakibatkan masyarakat melakukan adaptasi guna penyesuaian diri mereka dengan kondisi tersebut. Beberapa responden menyebutkan perlu melakukan adaptasi karena kondisi rumah mereka yang harus diberikan perilaku adaptasi serta kondisi tubuh mereka yang juga perlu diberikan penyesuaian. Strategi atau pilihan adaptasi yang responden lakukan dalam kondisi ini sangat beragam. Berikut dijelaskan pada gambar.

Sumber: Data primer (diolah)

Gambar 18. Adaptasi Masyarakat Melalui Perbaikan atau Penambahan Bangunan Rumah

- Meninggikan Atap

Berdasarkan penelitian dilapang, responden yang melakukan peninggian atap adalah responden yang melakukan peninggian atap rumah mereka. Strategi adaptasi melalui atap rumah yang ditinggikan paling banyak dilakukan oleh responden masyarakat berpenghasilan tinggi, yaitu sebesar 36% atau sebanyak 18 orang. Hal ini diduga karena mereka lebih memiliki kemampuan untuk mengeluarkan biaya termasuk untuk meninggikan atap rumah mereka dibanding masyarakat berpenghasilan menegah dan rendah. Terlihat bahwa responden yang paling sedikit melakukan adaptasi ini adalah pada masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu 6% atau sebanyak 3 orang.

Sebagian besar responden tidak secara sengaja meninggikan atap untuk beradaptasi terhadap suhu yang meningkat karena mereka meninggikan atap bersamaan dengan kebutuhan untuk merenovasi rumah. Kondisi dilapangan menunjukan bahwa hampir seluruh responden yang melakukan adaptasi berupa peninggian atap rumah baru menyadari efek meniggikan atap tersebut serta bukan secara sengaja mereka melakukannya karena suhu yang panas. Mereka berpendapat bahwa setelah atap rumah ditinggikan kondisi suhu udara didalam rumah menjadi lebih sejuk sehingga mereka bisa lebih nyaman dan menyesuaikan diri dengan suhu udara sehari-hari.

- Menambah Ventilasi

Sebagian responden melakukan adaptasi terhadap perubahan suhu melalui penambahan vetilasi rumah mereka. Hal tersebut dilakukan guna menambah sirkulasi udara yang masuk kedalam rumah sehingga kondisi dalam rumah lebih sejuk. Beberapa responden menambah ventilasi rumah mereka dibagian ruang depan bawah dan beberapa dibagian depan atas. Dalam penelitian hanya responden pada masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi yang melakukan strategi adaptasi ini.

Sebanyak 4 orang dan 12 orang atau sekitar 8% dan 24% responden masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi melakukan adaptasi melalui cara menambah ventilsai rumah. Perbedaan ini diduga juga disebabkan adanya perbedaan kemampuan dalam mengeluarkan biaya. Penelitian dilapangan menunjukan sebagian besar mereka yang melakukan penambahan ventilasi secara tidak sengaja karena bersamaan dengan renovasi rumah seperti halnya mereka meninggikan atap. Seluruh responden yang melakukan adaptasi melelui penambahan ventilasi merasakan adanya perubahan suhu didalam rumah mereka, yaitu menjadi lebih sejuk.

- Menanam Pohon

Beberapa respoden berpendapat bahwa melalui penanaman pohon di halaman rumah bisa mengurangi suhu udara panas yang mereka rasakan sehingga mereka melakukan tindakan tersebut. Berbeda dengan strategi adaptasi meninggikan atap dan menambah ventilasi, responden dengan sengaja menanam pohon karena merasa suhu yang panas disekitar rumah mereka sehingga

responden merasa perlu melakukan penyesuaian. Strategi adaptasi melalui penanaman pohon hanya dilakukan oleh responden pada masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi, yaitu masing- masing hanya sebanyak 2 orang dan 1 orang atau sebesar 4% dan 2%.

Selain adaptasi melalui penambahan atau perbaikan bangunan rumah dilakukan pula adaptasi melalui konsumsi atau penggunaan barang pelengkap rumah tangga yang dapat digunakan untuk menyesuaiakan kondisi tubuh ketika terjadi perubahan suhu yang semaikn panas. Berikut dijelaskan pada gambar.

Sumber: Data primer (diolah)

Gambar 19. Strategi Adaptasi Masyarakat Melalui Penggunaan Barang Rumahtangga

- Penggunaan Blower

Blower yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penghasil angin dalam bentuk lain namun bukan termasuk air conditioner (AC). Penggunaan blower hanya ditemukan pada responden masyarakat berpenghasilan tinggi. Hal ini diduga karena bagi masyarakat berpenghasilan rendah menggunakan kipas angin saja sudah sudah cukup sedangkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah juga hanya menggunakan satu macam alat penghasil angin seperti kipas angin ataupun AC.

Sebanyak 4 orang responden atau sebesar 8% menggunakan blower untuk beradaptasi saat suhu panas. Jumlah tersebut sedikit karena mayoritas responden juga berpendapat bahwa menggunakan alat penghasil angin satu atau dua macam sudah cukup. Responden yang memiliki blower merasa blower dapat mengurangi

kondisi saat suhu panas namun strategi tersebut tidak banyak dilakukan karena mereka lebih sering menggunakan AC ataupun kipas angin biasa.

Penggunaan kaos oblong saat suhu terasa panas juga tidak banyak dilakukan oleh responden. Hanya 4% responden atau sebanyak 2 orang pada masyarakat berpenghasilan menengah yang melakukan adaptasi tersebut. Responden yang menggunakan kaos oblong tersebut berpendapat bahwa suhu yang kadang terasa panas membuat tubuh mereka mudah berkeringat dan terasa gerah jika mereka menggunakan baju kaos biasa sehingga mereka perlu melakukan adaptasi menggunkan kaos oblong tersebut.

- Kipas Angin

Penggunaan kipas angin sebagai strategi adaptasi masyarakat terhadap perubahan suhu yang meningkat paling banyak dilakukan. Hal ini diduga karena kipas angin memiliki harga yang lebih murah dibanding alat penghasil angin lainnya. Penggunaan kipas angin juga lebih sederhana. Sebanyak 17 orang, 34 orang dan 31 orang atau sebesar 34%, 68%, dan 62% pada masing- masing masyarakat berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi melakukan adaptasi menggunakan barang tersebut.

Responden yang beradaptasi menggunakan kipas angin berpendapat bahwa penggunaan kipas angin cukup membantu mereka dalam kondisi suhu panas. Akan tetapi beberapa responden juga tidak sering menggunakan kipas angin meskipun kondisi suhu sedang meningkat. Hal ini terutama terlihat pada masyarakat berpenghasilan rendah. Sebagian dari mereka yang memiliki kipas angin jarang menggunakannya karena dengan cara membuka pintu rumah bagi mereka sudah cukup membantu menyesuaikan dengan kondisi suhu yang meningkat.

- Penggunaan Air Conditioner (AC)

Sebagian masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi menggunakan AC sebagai barang untuk adaptasi saat suhu terasa meningkat. Namun strategi tersebut tidak digunakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Hal tersebut diduga karena biaya yang cukup besar untuk membeli AC. Sebanyak 2 orang dan 23 orang atau sebesar 4% dan 46% masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi menggunakan AC sebagai strategi untuk beradaptasi.

Akan tetapi penggunaan AC sebagai strategi untuk adaptasi juga tidak semua dilakukan oleh responden yang memiliki barang tersebut. Sebagian responden merasa AC lebih tepat untuk berjaga-jaga jika penggunaan kipas angin dan blower kurang dirasa nyaman. Namun secara umum responden berpendapat bahwa penggunaan AC membantu mereka dalam beradaptasi saat suhu udara meningkat.

6.2.2 Adaptasi Terhadap Perubahan Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan

Dokumen terkait