• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Rasional

Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat internet terus berkembang dan tersebar ke segenap elemen lapisan masyarakat (Winarto, 2012:

Online). Situs jejaring sosial merupakan situs yang paling diminati pengguna

internet di seluruh dunia (Cam & Isbulan, 2012: 14).

Sebagian besar pengguna situs jejaring sosial (Facebook dan Twitter) adalah usia remaja. Menurut data Comscore (Aquino, 2011: Online), penggunaan

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situs jejaring sosial di kalangan remaja mengalami peningkatan terbesar dibandingkan rentang usia lainnya yaitu sebesar 84,4%.

Menurut Kuss & Griffiths (2011b: 68), penggunaan situs jejaring sosial secara berlebihan dapat menyebabkan adiksi bagi penggunanya. Berdasarkan hasil

pretest yang dilakukan kepada 255 peserta didik kelas X SMA Negeri 4 Bandung

menunjukkan 87,84% atau 224 peserta didik masuk ke dalam kategori adiksi situs jejaring sosial sedang. 5,88% atau 15 peserta didik masuk ke dalam kategori adiksi rendah sedangkan 2,35% atau enam peserta didik masuk ke dalam kategori adiksi tinggi. Diantara enam peserta didik yang masuk ke dalam kategori adiksi tinggi, terdapat lima peserta didik yang memiliki skor tinggi pada tiga atau lebih aspek adiksi situs jejaring sosial.

Individu dapat dikatakan mengalami adiksi situs jejaring sosial apabila memenuhi tiga atau setengah dari enam indikator yang dinyatakan oleh Griffiths (Grusser et al., 2007: 291; Cabral, 2011: 11). Griffiths (2000: 211) menyatakan indikator adiksi situs jejaring sosial, yaitu: salience (dominasi situs jejaring sosial dalam pikiran dan tingkah laku peserta didik), mood modification (peserta didik mendapatkan kesenangan dari aktivitas online situs jejaring sosial), tolerance (aktivitas online situs jejaring sosial mengalami peningkatan secara progresif selama rentang periode untuk mendapatkan efek kepuasan), withdrawal (perasaan tidak menyenangkan pada saat peserta didik tidak melakukan aktivitas online situs jejaring sosial), conflict (pertentangan yang muncul dari dirinya sendiri tentang tingkat kegemarannya online situs jejaring sosial yang berlebihan maupun konflik yang terjadi antara remaja dengan orang lain sebagai akibat perilakunya online situs jejaring sosial), dan relapse (kecenderungan perilaku peserta didik untuk mengulangi pola yang sempat dilakukan pada awal mengenal situs jejaring sosial meskipun telah mencoba melakukan kontrol atas dirinya).

Young (2007: 677) menganjurkan konselor menggunakan Cognitive

Behavior Therapy (CBT) untuk mereduksi adiksi internet. Penelitian yang

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gejala umum adiksi internet, seperti: motivasi untuk berhenti, online time

management, social isolation, disfungsi seksual, dan menjauhi aplikasi-aplikasi

yang bermasalah ketika online. Setelah dilakukan treatment, konseli terbukti mampu memperbaiki gejala-gejala yang muncul dan secara terus-menerus menunjukkan pemulihan pada dirinya. Konselor perlu mengidentifikasi bahkan menyerang asumsi dan distorsi kognitif yang berkembang pada diri konseli dan memiliki pengaruh pada perilakunya. Pendekatan kognitif yang terkait antara lain

problem solving, restrukturisasi kognitif, keeping thought journals (Young, 2011:

29), latihan strategi coping, pemodelan, dan dukungan kelompok (Young, 2007: 673).

Abreu & Goes (2011: 169) menyertakan problem solving ke dalam rancangan pendekatan CBT yang digunakannya untuk mereduksi adiksi internet. Selain itu, Beard (2011: 184) juga menggunakan problem solving sebagai upaya untuk mereduksi adiksi internet pada remaja.

Mahoney dan Arnkoff (Dobson & Dozois, 2010: 11) menyatakan CBT dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: (1) Restrukturisasi Kognitif, (2) Coping

Skills, (3) Problem Solving. D’Zurilla & Goldfried (Hecker & Thorpe, 2005: 397) mengatakan, problem solving efektif untuk diaplikasikan dalam berbagai permasalahan konseli karena problem solving mendorong konseli untuk bersikap aktif di dalam permasalahan kehidupannya sehingga konseli dapat memikirkan permasalahannya, mendefinisikan, memunculkan solusi alternatif, membuat keputusan, dan mempraktikkan solusi yang telah dibuatnya.

b. Tujuan Intervensi

Secara umum tujuan dari problem solving training adalah mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial pada peserta didik. Secara khusus tujuan intervensi adalah mengurangi aspek adiksi situs jejaring sosial yang tinggi pada subjek penelitian (dijelaskan lebih lanjut pada bagian sasaran intervensi).

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Adiksi situs jejaring sosial merupakan sebuah perilaku individu yang menghabiskan banyak waktunya untuk mengakses situs jejaring sosial secara berlebihan atau tidak wajar sehingga mengganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Willard, 2006: 3; Walker, 2012: Online).

2) Pendekatan yang terbukti paling efektif dan paling banyak diteliti oleh para ahli untuk mereduksi adiksi internet adalah pendekatan cognitive behavioral karena adanya ketepatan penjelasan dinamika psikologis individu yang mengalami adiksi internet berdasarkan model cognitive behavioral yang menyatakan peranan kognisi dalam adiksi internet sangat mempengaruhi perilaku dan emosi individu (Lan & Lee, 2012: 92).

3) Salah satu teknik dalam pendekatan cognitive behavioral yang digunakan untuk mereduksi adiksi internet adalah problem solving karena mendorong konseli untuk bersikap aktif di dalam permasalahan kehidupannya sehingga konseli dapat memikirkan permasalahannya, mendefinisikannya, memunculkan solusi alternatif, membuat keputusan, dan mempraktikkan solusi yang telah dibuatnya (Hecker & Thorpe, 2005: 397).

d. Sasaran Intervensi

Sasaran intervensi adalah tiga peserta didik yang memiliki skor tinggi pada tiga atau lebih aspek adiksi situs jejaring sosial. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan jumlah aspek yang memiliki skor tinggi paling banyak diantara lima peserta didik yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Daftar peserta didik yang menjadi sasaran intervensi tersaji pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Sasaran Intervensi Nama Jenis Kelamin Usia Aspek yang Tinggi Situs Jejaring

Sosial Piranti Online

RSP Perempuan 16 Tahun Salience, Mood Modification, Tolerance, Facebook, Twitter, Instagram, Smartphone dan Tablet

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Conflict, Relapse dan Path

RAE Laki-laki 16 Tahun Salience, Mood Modification, Relapse Facebook, Twitter, dan YouTube PC, Laptop/Netbook, Smartphone GND Perempuan 16 Tahun Salience, Mood Modification, Relapse Facebook, Twitter, Instagram, dan Path. PC, Laptop/Netbook, Smartphone e. Langkah-langkah Intervensi

Pelaksanaan intervensi konseling dilakukan selama delapan sesi (tiga sesi setiap minggu). Penentuan jadwal intervensi berdasarkan kesepakatan antara konselor dan konseli. Pelaksanaan intervensi direncanakan bertempat di ruang BK SMA Negeri 4 Bandung. Gambaran setiap sesi intervensi sebagai berikut.

Sesi 1

Sesi 1 bertujuan untuk membangun hubungan positif konselor dengan konseli. Kegiatan pada sesi 1 terdiri atas:

1) Konselor bersama konseli mendiskusikan agenda konseling (kontrak) 2) Konselor bersama konseli mendiskusikan kebiasaan konseli online situs

jejaring sosial, terutama pada aspek adiksi situs jejaring sosial yang memiliki skor tinggi

3) Konselor menggali pengalaman konseli yang positif sehingga konseli merasa optimis untuk mengikuti tahapan konseling hingga selesai

4) Konselor bersama konseli mendiskusikan pentingnya homework

assignment dilanjutkan dengan menjelaskan homework assignment yang

akan dikerjakan konseli

5) Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling

Indikator keberhasilan dari sesi 1 adalah adanya komitmen konseli untuk mengikuti setiap tahapan konseling yang akan dilakukan dalam bentuk kontrak konseling (kontrak terlampir) dan konseli dapat menceritakan permasalahannya dengan baik kepada konselor.

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesi 2

Sesi 2 bertujuan untuk mengembangkan kemampuan konseli mengidentifikasi permasalahan ketika mengalaminya. Kegiatan pada sesi 3 terdiri atas:

1) Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya

2) Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs jejaring sosial setelah sesi 1 berakhir

3) Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah (homework

assignment) yang dikerjakan konseli

4) Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 2

5) Konseli menghubungkan kebiasaan online situs jejaring sosial konseli dengan kecenderungan adiksi situs jejaring sosial (konselor menyiapkan

handout tentang adiksi situs jejaring sosial sebagai media pendukung)

6) Konselor bersama konseli mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan konseli mengalami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial.

7) Konselor meminta konseli menceritakan perasaan, perilaku yang tidak efektif, dan pikiran tertentu ketika online situs jejaring sosial sebagai cara untuk mengenali kecenderungan adiksi situs jejaring sosial ketika sedang dialaminya

8) Konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli 9) Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling

Indikator keberhasilan dari sesi 2 adalah konseli menyadari dirinya mengalami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial, mampu mengenali kecenderungan adiksi situs jejaring sosial yang dialami, dan mampu mengidentifikasi faktor-faktor dalam diri yang membuatnya mengalami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial.

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesi 3

Sesi 3 bertujuan untuk mengubah pikiran negatif konseli terhadap permasalahannya. Kegiatan pada sesi 3 terdiri atas:

1) Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya

2) Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs jejaring sosial setelah sesi 2 berakhir

3) Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah (homework

assignment) yang dikerjakan konseli

4) Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 3

5) Konseli menceritakan pandangannya tentang hubungan dirinya dengan kecenderungan adiksi situs jejaring sosial, dan pemecahan masalahnya 6) Konselor bersama konseli mendiskusikan peranan pikiran dalam

memandang setiap permasalahan, terutama kecenderungan adiksi situs jejaring sosial

7) Konselor mengajak konseli untuk memandang kecenderungan adiksi situs jejaring sosial yang dialaminya sebagai tantangan permasalahan agar dapat direduksi

8) Konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli 9) Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling

Indikator keberhasilan dari sesi 3 adalah konseli mampu mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif tentang dirinya, kecenderungan adiksi situs jejaring sosial, dan pemecahan masalahnya, serta konseli memiliki keinginan untuk terlepas dari masalah dan berkomitmen menyelesaikan masalah.

Sesi 4

Sesi 4 bertujuan untuk memahami sifat dari kecenderungan adiksi situs jejaring sosial dan membuat tujuan yang realistis dan objektif untuk mengarahkan usaha pemecahan masalah selanjutnya. Kegiatan pada sesi 4 terdiri atas:

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs jejaring sosial setelah sesi 3 berakhir

3) Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah (homework

assignment) yang dikerjakan konseli

4) Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 4

5) Konselor mendorong konseli untuk mendefinisikan adiksi situs jejaring sosial berdasarkan apa yang dialaminya secara singkat dan objektif. 6) Konselor bersama konseli merumuskan tujuan yang realistis dari

keseluruhan tahapan konseling yang dijalani.

7) Konselor bersama konseli mengidentifikasi potensi, hambatan, tantangan, dan ancaman yang mungkin dialami konseli dalam usahanya mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial

8) Konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli 9) Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling

Indikator keberhasilan dari sesi 4 adalah konseli memahami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial yang dialaminya dan memiliki tujuan yang dapat diraih setelah keseluruhan tahap konseling dilalui.

Sesi 5

Sesi 5 bertujuan untuk membuat dan menggunakan beberapa prinsip pengungkapan pendapat (brainstorming) serta merumuskan solusi yang memungkinkan agar ide solusi yang paling efektif segera dapat diidentifikasi. Kegiatan pada sesi 5 terdiri atas:

1) Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya

2) Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs jejaring sosial setelah sesi 4 berakhir

3) Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah (homework

assignment) yang dikerjakan konseli

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Konseli mengidentifikasi beberapa alternatif solusi yang mungkin dapat digunakan untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial.

Konselor memfasilitasi konseli mengidentifikasi alternatif solusi sebanyak-banyaknya karena semakin banyak alternatif solusi yang dapat diidentifikasi, maka semakin efektif solusi yang dapat dikembangkan. Konselor berusaha untuk tidak menilai atau men-judge setiap alternatif solusi yang berhasil diidentifikasi hingga daftar alternatif solusi telah berhasil diidentifikasi secara komprehensif. Apabila konseli memiliki kesulitan untuk mengembangkan beberapa alternatif solusi, konselor akan mendorong konseli untuk (a) mengombinasikan beberapa pemikiran, (b) memodifikasi pemikiran yang sedang digunakan, (c) mengidentifikasi bagaimana orang lain yang disegani berusaha menghadapi masalah yang mungkin sama dengan permasalahan konseli, dan (d) memvisualisasikan permasalahannya.

6) Konseli melengkapi setiap alternatif solusinya dengan strategi dan beberapa langkah yang diperlukan untuk menjalankan alternatif solusi tersebut.

7) Konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli 8) Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling

Indikator keberhasilan dari sesi 5 adalah konseli memiliki beberapa alternatif solusi lengkap dengan strategi dan beberapa langkah impelementasinya.

Sesi 6

Sesi 6 bertujuan untuk membuat analisis dari setiap alternatif solusi, mengidentifikasi, lalu menimbang konsekuensi positif dan negatif yang akan dihadapi agar selanjutnya dapat mengembangkan rencana solusi secara keseluruhan. Kegiatan pada sesi 6 terdiri atas:

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs jejaring sosial setelah sesi 5 berakhir

3) Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah (homework

assignment) yang dikerjakan konseli

4) Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 6

5) Konseli menilai (a) kemungkinan alternatif solusi yang telah diidentifikasi dapat mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial yang dialami konseli dan (b) kemungkinan konseli dapat mempraktikkan atau mengimplementasikan solusi yang telah dibuatnya.

6) Konseli mengidentifikasi konsekuensi positif dan negatif dari setiap alternatif solusi yang telah diidentifikasi meliputi konsekuensi pada bidang pribadi, sosial, jangka pendek, dan jangka panjang.

7) Konseli mengidentifikasi alternatif solusi yang paling banyak memiliki konsekuensi positif sehingga akan terlihat alternatif solusi mana yang dirasa paling efektif untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial.

8) Jika diperlukan, konselor bersama konseli mengombinasikan beberapa gagasan atau pemikiran efektif ke dalam keseluruhan rencana solusi karena permasalahan kecenderungan adiksi situs jejaring sosial merupakan masalah yang kompleks.

9) Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling

Indikator keberhasilan dari sesi 6 adalah konseli mampu menilai setiap alternatif solusi yang ada serta memutuskan alternatif solusi mana yang akan digunakan untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial.

Sesi 7

Sesi 7 bertujuan untuk melaksanakan solusi yang telah direncanakan, memonitor, mengevaluasi keefektifan solusinya, dan segera memperbaikinya jika solusi yang dilaksanakan tidak efektif. Pelaksanaan tahap implementasi solusi

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan beberapa saat setelah sesi 6 selesai agar konseli langsung dapat mengimplementasikan solusi yang telah dibuatnya tanpa menunggu beberapa hari setelahnya. Pada tahap 7, konselor bersama konseli mengidentifikasi keuntungan dan kerugian apabila konseli mengimplementasikan rencana solusi dengan baik sehingga konseli merasa termotivasi. Konselor memfasilitasi konseli untuk membayangkan dan menampilkan apa yang dipikirkan dalam berbagai bentuk yang diinginkan konseli agar self-efficacy konseli dapat ditingkatkan dalam proses implementasi, mengidentifikasi dan menanggulangi rintangan yang dihadapi, serta meningkatkan keefektifan dari implementasi solusi. Selanjutnya konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli. Dalam mengimplementasikan solusi, konseli tetap mengisi jurnal harian “Adiksi Situs Jejaring Sosial” seperti pada sesi-sesi sebelumnya.

Pelaksanaan tahap verifikasi dilakukan sesaat sebelum sesi 8 agar konseli dapat menilai keefektifan implementasi solusi yang telah dilakukan. Pada tahap verifikasi, konseli menilai kesuksesan atau keefektifan dari rencana solusi yang telah diimplementasikan dengan cara mengisi kembali instrumen yang digunakan untuk pre-test. Apabila skor post-test terjadi penurunan (hasil yang didapat sama dengan hasil yang diinginkan), maka konseli didorong untuk memberi reward kepada diri sendiri atas usaha yang telah dilakukan, misalnya mengunjungi tempat makan favorit atau berkunjung ke suatu tempat yang menarik hati konseli. Apabila skor post-test tidak terjadi penurunan atau bahkan lebih tinggi (kecenderungan adiksi situs jejaring sosial tidak dapat direduksi), maka konseli diajari untuk kembali melakukan beberapa langkah rational problem solving (Problem definition and formulation, generation of alternatives, decision making,

dan solution implementation and verification) untuk mengidentifikasi bagian yang

salah (misalnya, “Apakah permasalahan yang dihadapi konseli tidak terdefinisikan dengan baik?”, “Apakah tujuan yang telah dibuat tidak realistis?”, “Apakah rencana solusi yang telah dibuat tidak dilaksanakan dengan optimal?”, “Apakah alternatif solusi yang telahdibuat tidak memadai?” dan lain sebagainya).

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada akhir sesi, konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling. Indikator keberhasilan dari sesi 7 adalah konseli dapat mengimplementasikan rencana solusi dan menilainya dengan baik.

Sesi 8

Sesi 8 bertujuan untuk memaksimalkan kecakapan dalam aplikasi sikap dan keterampilan problem solving terhadap beberapa permasalahan yang terjadi saat ini maupun yang akan datang dalam lingkungan sehari-hari. Secara lebih spesifik, tujuan dari sesi ini sebagai upaya preventif konseli mengulangi kembali perilaku kecenderungan adiksinya (relapse). Kegiatan pada sesi ini terdiri atas:

1) Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya 2) Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 8

3) Konseli mengidentifikasi beberapa hal yang dapat menyebabkan konseli kembali mengalami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial, antara lain: diri sendiri, perubahan lingkungan, ajakan teman, perubahan suasana keluarga, dan perubahan perasaan (mood)

4) Konseli diminta mencari solusi efektif terhadap beberapa hal yang dapat menyebabkan konseli kembali mengalami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial menggunakan prinsip dan tahapan dari problem solving 5) Konselor menggali pengalaman positif konseli yang telah berhasil

mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosialnya sehingga konseli merasa termotivasi untuk mempraktekkan kembali prinsip problem solving sebagai upaya preventif terhadap relapse yang dialaminya

6) Konseli membuat pernyataan (komitmen) yang menjelaskan dirinya tidak akan online situs jejaring sosial secara berlebihan kembali dan menempelkan pernyataan tersebut di tempat yang strategis sehingga konseli dapat membacanya setiap waktu

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7) Konselor bersama konseli me-review pelaksanaan sesi konseling

8) Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling pada sesi 8 dan sesi konseling secara keseluruhan

Indikator keberhasilan dari sesi 8 adalah konseli memahami langkah-langkah problem solving agar dapat diaplikasikan pada permasalahan lain, terutama relapse yang dialami konseli.

f. Evaluasi Intervensi

Evaluasi keberhasilan intervensi dilakukan pada akhir sesi 7 melalui pemberian post-test dengan menggunakan instrumen yang sama pada saat pre-test. Intervensi dikatakan berhasil apabila hasil post-test terjadi penurunan skor kecenderungan adiksi situs jejaring sosial.

Peserta didik yang berhasil mengikuti kegiatan intervensi adalah peserta didik yang mampu mengembangkan keterampilan baru untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial. Analisis setiap homework yang dikerjakan juga menjadi salah satu bahan evaluasi untuk mengukur keberhasilan intervensi.

g. Indikator Keberhasilan

Intervensi dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu mengurangi tingkat aspek adiksi situs jejaring sosial yang tinggi sebagai sasaran intervensi.

4. Pelaksanaan Intervensi

Pelaksanaan intervensi dilakukan sesuai dengan rancangan intervensi yang telah dibuat.

Arihdya Caesar Pratikta,2013

Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial Pada Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan post-test dilakukan pada sesi 7 dari keseluruhan proses konseling. Post-test diberikan seperti halnya pre-test yaitu berupa angket situs

Dokumen terkait