• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agenda Keempat, meningkatkan hubungan kerjasama daerah

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA PALOPO TAHUN 2005-

4. Agenda Keempat, meningkatkan hubungan kerjasama daerah

Reformasi desentralisasi nasional merupakan perwujudan dari komitmen Indonesia menuju pemerintahan daerah yang lebih demokratis dan berkesinambungan. Melalui Undang-undang Pemerintahan Daerah telah membuka kesempatan yang luas bagi usaha pembangunan daerah dan bagi partisipasi warga masyarakat yang lebih besar dalam pemerintahan.

Dengan asas desentralisasi kewenangan Pemerintah diserahkan kepada daerah otonom dan daerah otonom diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kewenangannya sesuai dengan kepentingan dan

kebutuhan masyarakat. Dalam menyelenggarakan kewenangan pemerintahan inilah daerah diberikan kewenangan untuk melakukan kerjasama antara daerah dan kerjasama daerah dengan pihak ketiga lainnya. Dengan kerjasama daerah akan merupakan sarana untuk lebih memantapkan hubungan keterikatan antara satu daerah dengan daerah lainnya serta menyerasikan pembangunan daerah, dapat mensinergikan potensi antara daerah atau pihak ketiga. Melalui kerjasama daerah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam pelayanan umum khususnya di daerah - daerah perbatasan antara daerah dan daerah tertinggal, begitupula dengan kerjasama dengan pihak ketiga, dapat dilakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun arah kebijakan program dalam pelaksanaan agenda ke empat ini adalah :

1) Menfasilitasi terselenggaranya kerjasama daerah dengan pihak ketiga dan kerjasama antara daerah dalam penanganan masalah strategis lintas daerah dan masalah strategis lainnya.

2) Memberikan fasilitas untuk mendorong pengembangan investasi pihak ketiga.

2. Agenda Kelima, mendorong peningkatan kesadaran hukum dan HAM serta

pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Agenda ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan hukum bagi masyarakat maupun aparat penyelenggara negara secara keseluruhan dan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap peran dan fungsi aparat penegak hukum yang diharapkan akan dapat menciptakan budaya hukum yang baik pada semua lapisan masyarakat.

Melalui pelaksanaan berbagai kebijakan dalam agenda ini sehingga diharapkan semakin meningkatnya jumlah masyarakat dan aparat penyelenggara negara yang sadar terhadap hak dan kewajibannya, serta semakin meningkatnya tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai proses perumusan kebijakan pembangunan. Adapun kebijakan-kebijakan yang akan dilaksanakan daloam agenda ini antara lain :

1) Melakukan sosialisasi kesadaran hukum dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan keamanan lingkungan

2) Mendorong terselenggaranya kegiatan peningkatan wawasan mengenai HAM

3) Menggunakan nilai-nilai budaya luhur dan kearifan lokal dengan mendorong peran lembaga-lembaga adat sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

4) Melakukan pendekatan penyadaran hukum yang lebih demokratis melalui pendekatan dialogis antara instansi/lembaga pemerintah dan lembaga kemasyarakatan yang memfasilitasi penyadaran hukum dengan masyarakat untuk mengembangkan kesadaran dan peranserta mereka terhadap hukum dan sistem penegakannya.

5) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengaktualisasikan hak serta melaksanakan kewajiban masyarakat sebagai warga negara sekaligus dalam rangka membentuk budaya hukum bagi masyarakat dan aparat pemerintah.

6) Meningkatkan penggunaan media komunikasi yang lebih moderen dalam rangka pencapaian sasaran penyadaran hukum di berbagai lapisan masyarakat.

6. Agenda Keenam, meningkatkan pelayanan kepariwisataan dan

pelestarian budaya daerah.

Budaya merupakan hasil dari keseluruhan cipta, rasa dan karsa manusia sepanjang hidupnya yang merupakan salah satu kekayaan. Kota Palopo secara historis adalah merupakan pusat kebudayaan di Tana Luwu dan Sulawesi Selatan sehingga pengembangan dan pemeliharaan budaya menjadi sebuah masalah penting. Kondisi menjadi ironi mengingat Kota Palopo sebagai bekas pusat kerajaan besar memiliki situs-situs sejarah dan budaya yang memiliki daya tarik tersendiri bagi hadirnya para investor untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi di Kota Palopo. Adapun kebijakan- kebijakan dalam agenda ini antara lain :

1) Melakukan pembinaan dan pengelolaan potensi objek wisata.

2) Melakukan upaya pembinaan dan pelestarian aset budaya daerah dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pelestarian budaya daerah.

3) Merevitalisasi kawasan bersejarah yang ada dalam Kota Palopo, sehingga mampu menunjukkan jati diri sebagai kawasan budaya.

4) Mereposisi peran Museum, dimana museum bukan hanya sebagai tempat menyimpan benda-benda cagar budaya, akan tetapi memiliki

fungsi lebih luas sebagai pusat informasi budaya, pusat riset dan pusat pengembangan budaya.

5) Mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki wawasan budaya dan pengetahuan kepariwisataan yang memadai sebagai bentuk kesiapan pelayanan.

6) Menciptakan wawasan baru kepada masyarakat tentang budaya dan kepariwisataan, melalui kegiatan sosialisasi.

7) Membentuk sentra-sentra budaya dan seni yang dapat menjadi tujuan wisata Kota Palopo.

8) Mendorong partisipasi masyarakat dan kerjasama daerah dalam mempromosikan wisata dan potensi budaya di Kota Palopo.

9) Mengaktifkan kajian-kajian budaya pada tingkat perguruan tinggi melalui penelitian dan pengembangan budaya.

7. Agenda Ketujuh, meningkatkan pengelolaan pemanfaatan ruang dan

lingkungan hidup yang berkelanjutan

Isu lingkungan menjadi sesuatu persyaratan mutlak bila kita ingin ikut berinteraksi secara global, sebuah produk atau sebuah industri akan sulit berinteraksi dengan dunia luar manakala isu strategis ini dikesampingkan. Untuk itu, kedepan Pemerintah Kota Palopo harus menjadikan hal ini sebagai satu budaya bagi seluruh masyarakat untuk secara kontinyu memperhatikan lingkungan. Resultante dari perbaikan lingkungan adalah potensi untuk mengembangkan budaya lokal dalam perlindungan dan pelestarian lingkungan.

Kebijakan-kebijakan dalam agenda ini antara lain :

1) Mengembangkan pengelolaan lingkungan hidup yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan mendukung kota sehat.

2) Mendorong partisipasi masyarakat dalam pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup.

3) Menciptakan Master Plan dan tata ruang wilayah dengan berorientasi pada pembangunan yang ramah lingkungan.

4) Pengendalian dan pengembangan penataan ruang secara terpadu. 5) Pengembangan sarana dan prasarana permukiman yang mengacu pada

6) Mengembangkan sumber daya alam utamanya daerah pesisir dan hulu yang mengacu pada tatanan lestari lingkungan, serta rehabilitasi lingkungan yang kritis.

7) Mengembangkan wilayah hutan yang diarahkan pada pengembangan wisata agro dan riset.

8) Menata kembali aspek legal mengenai pemanfaatan lingkungan, hutan, dan lahan kritis.

9) Memantapkan pengelolaan kebersihan lingkungan dengan melibatkan komponen masyarakat sebagai pelaku utama (privatisasi).

10) Memantapkan pengelolaan lingkungan pada lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah secara sanitary landfill yang lebih berkualitas.

BAB. V