• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yang dimaksud dengan prebiotik adalah komponen pangan yang dapat memberikan manfaat kesehatan dihubungkan dengan aktifitas modulasi mikrobiota. Kualifikasi prebiotik meliputi 1). komponen, substansi yang

dikarakterisasi secara kimiawi dalam banyak hal merupakan komponen food grade 2) manfaat kesehatan yang dapat diukur dan tidak terkait dengan absorpsi komponen ke dalam aliran darah dan tidak menghasilkan efek samping serta 3).

Modulasi yang menunjukkan adanya komponen tunggal dan formulasi yang

mengakibatkan perubahan komposisi atau aktifitas mikroba dalam target inangnya seperti fermentasi dan menghambat reseptor (FAO 2007).

Evaluasi dan pembuktian prebiotik dapat dilakukan dengan 1). Spesifikasi produk atau karakteristis prebiotik. Komponen yang diklaim sebagai prebiotik harus dapat dikarakterisasi untuk setiap produk meliputi sumber, asal, kemurnian, komposisi kimia dan struktur, pembawa, konsentrasi serta jumlah yang digunakan. 2). Fungsi, diperlukan bukti korelasi antara outcome fisiologik yang dapat diukur dengan modulasi mikrobiota pada tempat tertentu (khususnya saluran pencernaan juga berpotensi ditempat lain seperti vagina dan kulit). Pembuktian klaim harus didasarkan pada studi-studi dengan jenis produk akhir yang diuji pada target. Diperlukan percobaan kontrol acak yang sesuai dibandingkan dengan placebo atau substansi standar kontrol, lebih disukai dengan studi kedua yang independen. Contoh outcome fisiologik yang berhubungan dengan penggunaan prebiotik dapat berupa mekanisme endokrin yang mengatur makanan yang masuk dan energi yang digunakan dalam tubuh; efek absorpsi gizi (kalsium, magnesium, protein); menurunkan insiden atau lamanya infeksi; lemak darah dan parameter endokrin klasik, pergerakan bowel (bowel movement) dan pengaturan; tanda risiko kanker; perubahan natural dan kekebalan yang diinginkan merupakan bukti manfaat kesehatan (FAO 2007). Pedoman evaluasi dan verifikasi prebiotik menurut FAO dapat ditunjukkan pada Lampiran-1.

Direkomendasikan bahwa isu keamanan diperlukan untuk menganalisis keamanan formulasi produk akhir prebiotik. Bila merujuk pada peraturan lokal, produk ini telah mempunyai sejarah aman digunakan seperti GRAS atau yang sejenis disarankan tidak perlu dilakukan pengujian toksikologi manusia dan hewan lebih lanjut, level konsumsi aman dengan gejala efek samping minimal, dan tidak boleh mengandung kontaminan serta kotoran. Beberapa isu manajemen yang perlu diperhatikan adalah :

- Produksi, perusahaan menjamin substansi yang dipertimbangkan sebagai prebiotik harus mempunyai kemurnian dan konsistensi dalam komposisi diantara produk lot.

- Formulasi dan penyimpanan, direkomendasikan bahwa batas kestabilan

dalam setiap jenis produk berbeda, pengaruh proses dan teknologi produksi dari komposisi prebiotik dengan aktifitas biologik yang diinginkan dalam target yang dievaluasi.

- Regulasi, prebiotik adalah komponen yang didesain untuk efek kesehatan khusus melalui modulasi dari populasi mikroba. Sejumlah dokumen tersedia dalam publik domain yang menyediakan kriteria evaluasi kualitas data yang sesuai untuk membuat klaim kesehatan pada makanan dan komponen makanan.

- Status prebiotik belum ada pada ketentuan internasional. Term prebiotik harus digunakan hanya bila manfaat kesehatan berhubungan dengan modulasi tempat target mikrobiota.

- Masalah pengujian produk telah dipertimbangkan. Konsensus bahwa

seharusnya produsen menunjukkan bahwa suatu formulasi seperti yoghurt sama dengan yang lainnya (contoh serbuk kering) terbukti dalam target studi merupakan efek prebiotik (FAO 2007).

Regulasi Probiotik Amerika Serikat

Probiotik digolongkan dalam Generally Recognized as Safe (GRAS). Berdasarkan Undang-undang federal obat, makanan dan kosmetik Amerika Serikat (US Federal Food Drug and Cosmetic Act), mikroorganisme yang digunakan dalam pangan dapat diklasifikasikan sebagai suatu zat tambahan, jika data keamanan atau kemanfaatan diakui secara umum dan diijinkan oleh FDA. Status GRAS dapat diterima dalam dua cara yaitu senyawa atau mikroorganisme tersebut mempunyai sejarah keamanan digunakan dalam pangan sebelum 1 Januari 1958 atau telah diakui oleh para ahli karena aman penggunaannya. Dalam prakteknya,

status GRAS menggambarkan suatu tahap ijin standar yang berarti bahwa keamanan produk merupakan tanggungjawab produsen.

Pendekatan GRAS dilakukan dengan meminta para ahli yang independen untuk memberikan pendapat mengenai keamanan senyawa/mikroorganisme dan FDA menerima atau tidak menerima pendapat mereka. Selain itu, status GRAS biasanya dibatasi untuk penggunaan spesifik dan tidak untuk penggunaan umum mikroorganisme dalam konteks atau produk lain. Contohnya Bifidobacterium lactis Bb12 dan Streptococcus thermophilus Th4 dipertimbangkan sebagai GRAS dalam penggunaan yang spesifik dalam formula Level penggunaan

Bifidobacterium lactis Bb12 dan Streptococcus thermophilus Th4 yang digunakan untuk mengontrol pertumbuhan bakteri pathogen adalah 106-108 cfu/gram. Level yang digunakan untuk campuran bakteri asam laktat yang terdiri dari Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus lactis, dan Pediococcus acidilactici adalah 106-108 cfu/gram bayi (www.cfsan.fda.gov/-rdb/op/gras-html).

Undang-undang Edukasi dan Label Gizi Amerika Serikat tahun 1991 (US the Nutrition Labelling and Education Act 1991) mengizinkan klaim kesehatan pada makanan tanpa persetujuan FDA sedangkan Komisi Perdagangan Federal (The Federal Trade Commission atau FTC) berwenang mengatur iklan. Pernyataan yang berhubungan dengan pencegahan, diagnosis, pengobatan penyakit dilarang kecuali penyataan yang khusus direview dan disetujui FDA. Sedangkan klaim fungsi dan struktur harus benar dan tidak menyesatkan sehingga tidak memerlukan persetujuan FDA.

Uni Eropa

Di Eropa strain starter tradisional diklasifikasikan sebagai bahan pangan, proses atau zat tambahan. Dalam prakteknya, jika diklasifikasikan sebagai suatu bahan, maka harus didaftarkan ke dalam daftar tambahan produk akhir. Kultur probiotik, jika digabungkan dengan pangan sering diklasifikasikan sebagai suplemen pangan atau diet namun dalam beberapa kasus diklasifikan sebagai obat. Di Denmark, badan otoritas Danish Veterinary and Food Administration harus menotifikasi industri sebelum penggunaan strain baru. Undang-undang Danish

mengenai zat tambahan pangan (BEK nr 282 af 19/04/2000) memerlukan dokumentasi investigasi kultur mikrobiologi atau toksikologi yang digunakan dan tidak ada uji spesifik yang terdaftar. Di Perancis, sistem ijin premarket untuk strain baru juga dipertimbangkan. Rekomendasi yang diusulkan dan dipublikasikan tahun 2002 oleh Agence Francaise de Secirite Sanitaire des Aliments (AFFSA) mengenai inventarisasi data yang diperlukan untuk menilai keamanan mikroorganisme dalam pangan pertanian dan sektor pakan termasuk pendekatan berdasarkan pohon keputusan (decision tree). Instruksi detail terhadap uji toksikologi strain meliputi studi laboratorium hewan. Pedoman AFSSA digunakan untuk strain baru atau strain yang digunakan dalam aplikasi baru. Di Jerman ada peraturan dilarang menyesatkan konsumen dan tidak boleh klaim yang tidak didasarkan kepada bukti ilmiah.

Peraturan Uni Eropa untuk klaim kesehatan pada pangan tidak disetujui dan dilarang menggunakan klaim pengobatan pada label pangan seperti klaim mengobati, atau mencegah penyakit tetapi harus tetap memenuhi prinsip label yang benar dan tidak menyesatkan. Uni Eropa mengembangkan pedoman untuk mengatur pangan fungsional, pangan novel dan sediaan yang berhubungan dengan probiotik. Peraturan novel food juga mempertimbangkan keamanan dan studi gizi tambahan. Di Eropa ketentuan probiotik untuk manusia tidak diatur secara khusus namun ada Peraturan Uni Eropa 258/97 tentang Novel Food. Mikroorganisme yang tidak digunakan secara tradisional dalam produksi pangan dipertimbangkan sebagai novel food dan diatur dalam Regulation (EC) No. 258/97. Sedangkan bahan tambahan untuk pakan yang berasal dari mikroba diatur dalam Council Directive 70/254/EEC. Pangan dan bahan pangan yang mengandung atau terdiri dari atau diproduksi dari produk rekayasa genetik dan pangan terdiri dari atau diisolasi dari mikroorganisme, jamur atau alga termasuk ke dalam kategori novel food (the European Novel Food Regulation 258/97 EEC). Level penggunaan probiotik bervariasi dari 107-1011 cfu/gram per hari tergantung dari jenis bakterinya, contoh Lactobacillus casei Shirota adalah 109 cfu/gram per hari,

Bifidobacterium animalis ssp. lactis Bb-12 dan Lactobacillus paracasei ssp. Paracasei CRL-431 adalah 109 cfu/gram per hari. Klaim yang diperbolehkan

diantaranya adalah membantu saluran pencernaan, mengandung probiotik, dan untuk kesehatan saluran cerna.

Jepang

Probiotik termasuk ke dalam Food for Specified Health (FOSHU). FOSHU

dikonsumsi untuk mempertahankan atau menjaga kesehatan secara umum atau khususnya digunakan bagi orang yang ingin menjaga kondisi kesehatannya. Sebelum di pasarkan dilakukan analisis terhadap keamanan dan manfaat pangan terhadap fungsi kesehatan serta klaim harus disetujui oleh Menteri Kesehatan Jepang. Persetujuan tersebut memerlukan laporan keamanan, bukti ilmiah efek terhadap manusia, dan analisa zat gizinya. Strain probiotik yang diijinkan di Jepang adalah GG, BB536, SBT-2062 dan Shirota (Reid 2001).

Klaim probiotik yang diijinkan adalah a) mencapai usus halus dalam keadaan hidup, b) meningkatkan bakteri baik/bifidobakteri/ lactobacilli usus, c) menjaga kondisi saluran cerna dengan baik, d) membantu mempertahankan kondisi saluran cerna dengan baik, e) menjaga kesehatan usus, f) membantu keseimbangan flora saluran cerna, dan g) menurunkan bakteri jahat (Reid 2001). Klaim penurunan resiko penyakit diperbolehkan bila penurunan risiko penyakit secara klinis dan gizi telah ada pada komposisi (www.kensaku.mhlw.go.jp/app/ highligh).

Dokumen yang diperlukan untuk klaim adalah contoh label, data gizi dan klinis yang menunjukkan efek kesehatan dari pangan termasuk hasil tes terhadap 20-30 orang Jepang, data gizi dan klinis yang menunjukkan perbedaan daily intake

dari pangan atau komponennya, data keamanan dan kestabilan pangan, hasil sifat fisiologis pangan, hasil kuantitatif atau kualitatif dan deskripsi metoda analisa yang digunakan serta nilai kalorinya (Reid 2001). Asosiasi Minuman Susu Fermentasi dan Bakteri Asam Laktat (Fermented Milks and Lactic Acid Bacteria Beverages Association) menyatakan bahwa produk yang mengandung >1x107

Bifidobacteria/g atau mL produk dipertimbangkan sebagai pangan probiotik (Ishibashi dan Shimamur 1993). Kategori komponen fungsional bakteri asam laktat yang merupakan komponen fungsional FOSHU diantaranya Lactobacillus

GG, L delbruckii subsp, Bulgaricus 2038, Bifidobacteria, L casei Shirota dapat ditunjukkan secara lengkap pada padaLampiran-2.

Indonesia

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK 00.05.52.0685 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional yang dikeluarkan tanggal 27 Januari 2005, probiotik dikelompokkan sebagai komponen pangan fungsional. Tabel 2 menunjukkan klaim tentang kandungan yang diizinkan pada probiotik.

Tabel 2. Klaim tentang kandungan gizi yang diizinkan untuk probiotik di Indonesia

Klaim Persyaratan “Diperkaya”, “Fortifikasi”, “Extra”,

“Ditambahkan”, “Plus”, “Lebih pada produk Fermentasi dan Non Fermentasi”

Harus mengandung salah satu jenis mikroorganisme tersebut di atas dosis minimum probiotik 106 CFU per hari. Metode produksi produk susu probiotik harus dapat menjaga kestabilan dari bakteri hidup setelah masa produksi dan masa akhir shelf life

“Mengandung”,“Memberikan”, Merupakan Sumber yang Baik pada Produk Fermentasi dan Non Fermentasi”

Harus mengandung salah satu jenis mikroorganisme tersebut di atas dosis minimum probiotik 107 CFU per hari

“Tinggi”, “Kaya akan”,

“Merupakan Sumber yang Sangat Baik pada Produk Fermentasi dan Non Fermentasi”

Harus mengandung salah satu jenis mikroorganisme tersebut di atas dosis minimum probiotik 108 CFU per hari

Klaim tentang fungsi yang diizinkan adalah Probiotik (Lactobacillus dan

Bifidobacterium, kecuali L. bulgaricus) dapat membantu mempertahankan fungsi saluran cerna. Sedangkan klaim tentang manfaat terhadap kesehatan tidak diizinkan. Label dan iklan probiotik tidak boleh mencantumkan klaim tentang manfaat terhadap kesehatan (BPOM 2005).

Persyaratan lain adalah label dan iklan pangan yang mengandung probiotik harus mencantumkan keterangan seperti genus, spesies dan strain (bila proses seleksinya telah mencapai tingkat strain, sebaiknya spesifisitas dari strainnya diinformasikan karena efek fisiologis sangat terkait dengan jenis strain-strain

spesifik), jumlah minimum probiotik yang hidup pada akhir masa “shelf-life”, ukuran rumah tangga yang dianjurkan untuk menggambarkan dosis probiotik yang tepat yang berhubungan manfaat kesehatan, informasi mengenai jumlah probiotik secara akurat terhadap efek fisiologisnya dan kondisi penyimpanan yang tepat serta informasi rinci nama perusahaan yang dapat dihubungi untuk informasi bagi konsumen. Dinyatakan bahwa hasil pengujian adalah berdasarkan uji coba pada orang Indonesia minimal 20 orang (BPOM 2005).

FAO dan WHO

Definisi probiotik menurut FAO dan WHO (2001) adalah mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat memberi manfaat kesehatan bagi manusia. Denifisi yang dirumuskan oleh FAO dan WHO tersebut menekankan bahwa 1) penggunaan kata probiotik berhubungan dengan produk yang berisi mikroorganisme hidup 2) perlunya untuk menyediakan produk probiotik dalam dosis yang cukup untuk dapat menghasilkan efek yang diinginkan, 3) dosis dinyatakan dalam jumlah sel yang hidup (colony forming unit, CFU).

FAO/WHO (1998) memasukkan probiotik dalam kategori ingredien yang dapat memperbaiki kualitas gizi pangan. Mikroorganisme yang dimaksud terutama adalah spesies Lactobacillus (L. acidophilus, L. casei, L. fermentum, L. gasseri, L. johnsonii, L. lactis, L. paracasei, L. plantarum, L. reuteri, L. rhamnosus, L. salivarius) dan Bifidobacterium (B. bifidum, B. breve, B. lactis dan B. longum). Untuk dapat digunakan dalam pangan, mikroorganisme harus dapat bertahan hidup dalam saluran pencernaan dan dapat berkembang biak dalam usus (Reid 2001).

Saat ini di banyak negara, hanya klaim kesehatan umum yang diperbolehkan pada pangan mengandung probiotik. FAO dan WHO (2002) merekomendasikan klaim kesehatan khusus diijinkan pada makanan yang menggunakan probiotik bila bukti ilmiahnya ada. Beberapa klaim kesehatan seharusnya dapat diijinkan pada label dan materi iklan. Contoh klaim khusus yang menyatakan bahwa probiotik menurunkan frekwensi diare rotavirus pada bayi lebih informatif bagi konsumen dari pada klaim umum yang menyatakan bahwa meningkatkan kesehatan saluran pencernaan. FAO dan WHO merekomendasikan informasi yang dicantumkan pada

label adalah Genus, spesies dan strain yang digunakan, jumlah minimum probiotik yang hidup pada akhir masa shelf life, ukuran penyajian yang disarankan memberikan dosis probiotik yang berhubungan dengan klaim kesehatan, klaim kesehatan, kondisi penyimpanan yang sesuai, informasi rinci perusahaan untuk informasi konsumen (FAO/WHO 2002).

Menurut FAO/WHO (2002) untuk mengevaluasi probiotik diperlukan informasi detail mengenai genus/spesies/strain, uji in vitro untuk menguji potensial probiotik, pertimbangan keamanan yang merupakan persyaratan untuk

membuktikan strain probiotik aman dan tanpa kontaminasi, uji in vivo

menggunakan hewan dan manusia dan klaim manfaat kesehatan serta label. Evaluasi yang dilakukan terhadap probiotik adalah identifikasi genus, spesies dan strain. Uji keamanan pangan meliputi uji in vitro/uji hewan percobaan dan uji coba pada manusia fase 1. Uji coba pada manusia dilakukan secara acak buta ganda (double-blind randomized clinical trial, DBPC) Fase 2 atau rancangan penelitian lainnya yang sesuai dengan besar sampel dan keluaran utama yang sesuai untuk menentukan manfaat dari strain/produk. DBPC kedua yang independen untuk mengkonfirmasi hasil. Fase 3, uji efektifitas untuk membandingkan probiotik dengan standar penatalaksanaan pada kondisi tertentu.

Riset Prebiotik dan Probiotik

Riset mengenai prebiotik, probiotik dan sinbiotik telah banyak dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya publikasi penelitian dalam jurnal atau majalah ilmiah. Seleksi dan pemanfaatan strain probiotik dari alam diperlukan dengan tujuan untuk mendapatkan strain-strain yang mempunyai sifat yang diinginkan sebagai probiotik, diantaranya dapat memperbaiki keseimbangan mikroba dan enzimatik pada permukaan sel mukosa usus, dapat berkompetisi dengan bakteri patogen sehingga mencegah adhesi bakteri patogen, merangsang sistem imun di dalam tubuh dan menekan produksi senyawa karsinogenik di dalam usus. Riset mengenai pemanfaatan strain probiotik dalam produk makanan atau minuman diperlukan untuk menghasilkan produk yang dapat diterima oleh konsumen dengan sifat yang diinginkan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap beberapa

penelitian tentang probiotik telah dilakukan oleh para peneliti secara in vitro, in vivo dan uji pada manusia seperti ditunjukkan pada Tabel 3, 4 dan 5.

Tabel 3. Hasil riset probiotik menggunakan metoda uji in vitro

Strain Probiotik Medium Hasil Pustaka

Lactobacillus fermentum KC5b

Bile salts Menurunkan kolesterol Pereira D et al. (2003)…… Streptococcus thermophilus, Lactobacillus delbureckii subsp, bulgaricus and Lactococcus lactis dengan Lactobacillus acidophilus, L casei, L bacillus rhamnosus, bifidobacteria Gastric juice, bile salt Penggunaan bersama akan meningkatkan nilai probiotik. Vinderola dan Reinheimer (2002) Tahun…… Lactobacillus salivarius strain UCC118

Gastric juice Mempengaruhi flora saluran pencernaan dan kolonisasi Dunne et al. (2001) Lactobacillus plantarum 299v dan Lactobacillus rhamnosus GG MUC2 dan MUC3 Menghambat jumlah E coli Mack et al (1999)

Hasil riset probiotik menggunakan metoda uji in vitro menunjukkan bahwa

Lactobacillus fermentum KC5b dapat menurunkan kolesterol (Pereira et al. 2003)usedangkan Lactobacillus salivarius UCC18 dapat mempengaruhi flora saluran pencernaan (Dunne et al. 2001).

Tabel 4. Hasil riset probiotik menggunakan metoda uji in vivo

Probiotik Target Hasil Pustaka

Lactobacillus acidophilus Tikus Memperlambat pengembangan tumor usus Goldin dan Gorbach (1980) Lactobacillus salivarius UCC118

Mencit Mempengaruhi flora saluran pencernaan dan kolonisasi

Dunne et al. (2001) L. casei Shirota Tikus Menurunkan aktifitas

bakteri patogen Helicobacter pylori Sguoras et al. (2004) Lactobacillus rhamnosus DR 20

Mencit Meningkatkan jumlah Lactobacillus

Tannock (2000) Tahun……

Dari hasil riset probiotik secara in vivo tersebut menunjukkan bahwa L. casei Shirota dapat menurunkan aktifitas bakteri patogen Helicobacter pylori (Sguoras

et al. 2004) dan Lactobacillus acidophilus dapat memperlambat pengembangan tumor usus (Goldin dan Gorbach 1980), serta Lactobacillus salivarius strain UCC118 dapat mempengaruhi flora saluran pencernaan dan kolonisasi (Dunne et al. 2001).

Tabel 5. Hasil riset probiotik menggunakan metoda pada manusia

Strain Probiotik Target Hasil Pustaka

Lactobacillus GG, Bifidobacterium sp B2420, Lactobacillus acidophilus 145

Anak Menurunkan bakteri

pathogen (Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae and b-hemolytic streptococci) Gluck and Gebbers (2003) Tahun…… Lactobacillus rhamnosus HN001

Manusia Meningkatkan respon imun

Sheih et al. (2001) Bifidobacterium lactis

HN019

Manusia Dapat meningkatkan fungsi imun sel

Gill et al. (2001) Lactobacillus salivarius

strain UCC118

Manusia Mempengaruhi flora saluran pencernaan dan kolonisasi Dunne et al. (2001) Lactobacillus casei, L bulgaricus dan S thermophilus

Manusia Menurunkan kejadian diare

Hickson et al. (2007) Lactobacillus casei

Shirota

Manusia Dapat mempengaruhi komposisi dan

aktifitas flora usus dan tidak mempengaruhi sistem imun Spanhaak et al. (1998) Lactobacillus casei Shirota Manusia Meningkatkan aktifitas sel NK (natural killer) Takeda and Okumura (2007)

Dari hasil riset probiotik pada manuisa menunjukkan bahwa L. rhamnosus GG, Bifidobacterium sp B2420, Lactobacillus acidophilus 145 dapat memberikan manfaat bagi kesehatan yaitu menurunkan bakteri pathogen S. aureus(Gluck and Gebbers 2003) sementara L. rhamnosus HN001 dapat meningkatkan respon imun (Sheih et al. 2001) dan Lactobacillus casei, L bulgaricus dan S thermophilus dapat menurunkan diare (Hickson et al. 2007). Hasil riset prebiotik secara in vitro, in

vivo dan pada manusia seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6, 7 dan 8 dapat diketahui manfaat dari penggunaan prebiotik inulin dan GOS pada mikroflora saluran pencernaan baik dalam bentuk tunggal maupun bentuk kombinasi. Kombinasi penggunaan GOS dan inulin dalam ration 9:1 dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme Bifidobacteria dan Lactobacilli. Kombinasi penggunaan GOS dan inulin pada ration 9:1 ditambahkan pada produk formula dan formula bayi berhubungan dengan frekwensi dan tingkat kelembutan feces. Pengunaan konsentrasi inulin sendiri yang bervariasi menunjukkan peningkatan jumlah bifidobacteria yang bervariasi pula.

Tabel 6. Hasil riset prebiotik menggunakan metoda uji in vitro, in vivo dan pada Manusia

Metode uji

Jenis Prebiotik Subyek Hasil Pustaka In vitro FOS Human

faecal bacteria

Menurunkan pH medium Gibson dan Wang (1994) Inulin Bakteri usus Menunjukkan sifat bifidogenik Roberfroid et al. (1998) In vivo High amylase

maize starch

Babi berpotensi merangsang populasi bakteri intestinal

Topping et al. (2004) FOS Tikus Menurunkan berat badan Delzenne et

al. (1993) FOS Tikus Meningkatkan penyerapan

Ca, Mg dan Phospat

OHTA et al. (1993) Pada Manusia Oligofructose (RaftiloseP95), 1,5-3 g/L Bayi 2-6 bln

Meminimalkan efek jumlah faecal Bifidobaerium, Lactobacillus, Enterococcus, Bacteroids dan Clostridum

Eular et al. (2005)

Inulin 4g/L Bayi 0-14 hari

Jumlah faecal bifidobacteria meningkat Kapik et al. (2007) Oligofructose (RaftiloseP95), 2 g/hari Bayi 7-19 bln Bifidobacteria sedikit meningkat Dupriet et al. (2005) GOS : inulin 9:1 bayi 3 hari

Jumlah faecal bifidobacteri meningkat

Fanaro et al. (2005) GOS Manusia Jumlah faecal bifidobacteria

dan lactobacilli meningkat

Ben (2004) Inulin Manusia Meningkatkan populasi

Bifidobacteria

Kolida et al. (2007)

Dokumen terkait