• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Sanitasi Dasar

2.4.2 Air Minum

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 yang dimaksud denagn air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Standarisasi air minum yang diatur dalam Kepmenkes RI No. 907 tahun 2002 bertujuan untuk memelihara, melindungi dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat terutama dalam pengolahan air atau kegiatan usaha yang mengolah dan mendistribusikan air.

2.4.2.2Persyaratan Air Minum

Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi persyaratan secara fisik, kimia dan mikrobiologi.

1. Persyaratan Fisik

1. Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan.

2. Temperaturnya normal

Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (20-26C). Air yang mempunyai temperatur di atas atu dibawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut dalaam air yang cukup banyak ) atau sedang terjadi proses tertentu (proses

dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme yang menghasilkan energi) yang mengeluarkan atau menyarap energi dalam air.

3. Rasanya Tawar

Air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan oleh adanya garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam disebabkan adanya asam organik maupun anorganik.

4.tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme.

5. Jernih atau tidak keruh

Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran – butiran koloid dari abhan tanah liat. Semakin banyak kandunhgan koloid maka air semakin keruh. 6. Tidak mengandung Zat padatan

Air minumyang baik tidak boleh mengandung zat padatan, walaupun jernih air yang mengandung padatan yang terapung tidak baik digunakan sebagai air minum. Apabila air dididihkan, zat padatantersebut dapat larut sehingga menurunkan kualitas air minum (Kusnaedi, 2010).

2. Persyaratan Kimia

a. pH netral

Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat asam maupun basa. Air yang mempunyai pH rendah akan terasa asam, air murni

mempunyai pH 7, apabila pH dibawah 7 berarti air bersifat asam, dan bila di atas 7 berarti bersifat basa.

b. Tidak Mengandung Bahan Kimia Beracun

Air yang berkualitas baik tidak mengandung abhan kimia beracun seperti sianida sulfida dan fenolik.

c. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, dan Cr.

c. Kesadahan Rendah

Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yang terlarut dalam air terutama garam Ca dan Mg.

d. Tidak mengandung bahan organik

Kandungan bahan orgnaik dalam air dapat terurai menjadi zat-zat yangberbahaya bagi kesehatn. Bahanan - bahan organik itu seperti NH4, H2S, SO4, dan NO3 (Kusnaedi, 2010).

3. Persyaratan Mikrobiologi

a. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan Coli, Salmonella Typhi, vibrio clothera. Kuman – kuman ini mudah tersebar melalui air (transmitted by water).

b. tidak mengandung bekteri non patogen seperti actinomichetes phytoplankton.

Kualitas air bersih apabila ditinjau berdasarkan kandunagan bakterinya menurut SK Dirjen PPM dan PLP No. 1/PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK pedoman kualitas air tahun 2000/2001, dapat dibedakan kedalam lima kategori sebagai berikut

1. Air bersih kelas A Kategori baik mengandung total Coliform kurang dari 50 2. Air bersih kelas B ketegori kurang baik mengandung total Coliform 51 – 100 3. Air bersih kelas C kategori jelek mengandung total Coliform 101 – 1000 4. Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung total Coliform 1001 –

2400

5. Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mnegandung total Coliform> 2400

Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri, virus, protozoa dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk kedalam air tersebut berasaldari buangan limabah rumah tangga maupun buangan dari industri peternakan, rumah sakit, tanah pertanian dan lain sebagainya. Pencemaran dari kuman penyakit ini merupakan penyebab utama terjadinya penyakit pada orang yang terinfeksi. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air ini disebut water born disease dan sering ditemukan pada penyakit tifus, kolera dan disentri (Darmono, 2001).

2.4.2.3 Penyakit Yang Dapat Ditularkan Melalui Air 1. Water Borne Disease

Water Borne Disease Adalah penyakit yang di tularkan langsung melalui air minum, dimana air minum tersebut mengandung kuman pathogen dan terminum oleh manusia maka dapat menimbulkan penyakit. Penyakit- penyakit tersebut antara lain adalah penyakit cholera, Thypoid, Hepatitis infektiosa, Dysentri dan Gastroentritis.

2. Water Washed Disease

Water Washed Disease Adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan hygiene perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka penularan penyakit-penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan, diantaranya adalah penyakit infeksi saluran pencernaan. Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah diare, penularannya bersifat fecal-oral.

3. Water Based Disease

Water Based Disease Adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian besar siklus hidupnya di air seperti Schistosomiasis. Larva schistoma hidup di dalam keong air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi carcaria dan membus kulit (kaki) manusia yang berada di dalam air tersebut.

4.Water Related Insect Vectors

Water Related Insect Vectors Adalah penyakit yang di tularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung pada air misalnya malaria, demam berdarah, filariasis, yellow fever dan sebagainya (Chandra, 2007).

Dokumen terkait