• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air Sungai

Dalam dokumen BAGIAN-II STUDI MASTER PLAN (Halaman 68-72)

PercolationETcrop=ETo x kc

2.4.1 Air Sungai

00 20 05 201 0 20 15 20 20 202 5 Year IW R (m ill io n m 3) 140 million m3

Gambar-II-2.3 Penurunan Pada Kebutuhan Air Irigasi 2.4 Potensi Air

2.4.1 Air Sungai

Pada dasarnya sangat perlu untuk memperkirakan aliran yang dinaturalisasi pada stasiun-stasiun pengukuran (SGS) kunci yang sudah dipilih dalam rangka mengembangkan potensi air pemukaan di seluruh Bali. Dipihak lain, data aliran permukaan jangka panjang pada 14 calon SGS, yang telah diestimasi pada Tahap ke II dan masing-masing stasiun diobservasi sendiri-sendiri dan tidak melibatkan pemakaian air irigasi di daerah hulu dari masing-masing SGS tersebut meskipun daerah irigasi tanpa kecuali terletak di daerah hulu dari masing-masing calon SGS.

Untuk memperkirakan aliran alami pada masing-masing calon SGS, total pemindahan air sungai yang dipakai di daerah irigasi bagian hulu perlu ditambahkan pada aliran permukaan yang diobservasi disana.

(1) Daerah Irigasi Bagian Hulu dari Calon-Calon SGS

Untuk memperkirakan kehilangan air sungai karena pemindahan di daerah irigasi hulu secara akurat, dibutuhkan adanya data irigasi yang detail seperti pengambilan air, dimensi-dimensi dan garis-garis dari saluran irigasi yang ada, pola tanam, intensitas tanaman dan lain sebagainya. Untuk memperkirakan volume kehilangan air di daerah irigasi hulu dari masing-masing calon SGS, pada Tahap ke II, daerah irigasi yang terletak dibagian hulu dari masing-masing calon SGS diselidiki melalui peninjauan lokasi meliputi pengumpulan data/informasi dari Kantor PU di daerah tersebut.

Berdasarkan peninjauan lokasi dan data/informasi dari PU, data dari daerah irigasi yang berada di daerah hulu masing-masing calon SGS yang ada saat ini dirangkum pada Tabel-II-2.18.

Tabel- II-2.18 Total Daerah Irigasi Yang Terletak Di Hulu Calon-Calon SGS

ID Nama Calon SGS Kabupaten DAS (km2) Daerah Irigasi (ha)

07-021-00-003 TK,Ayung Buangga Badung 217,00 768

07-024-00-02 TK.Sungi Tabanan 35,00 421

07-028-00-01 TK.Balian Tabanan 152,20 1.027

07-027-00-01 TK.Yeh Otan Jembrana 38,42 2.639

07-031-00-03 TK.Yeh Satang Jembraba 25,19 252

07-033-00-01 TK.Biluk Poh Jembrana 67,47 651

07-034-00-01 TK.Jogading Jembrana 38,26 798

07-034-00-03 TK.Daya Timur Jembrana 29,09 972

07-007-00-02 TK.Sabah Buleleng 52,54 1.167

07-007-00-05 TK.Mendaum Buleleng 11,53 1.183

07-008-00-03 TK.Buleleng Buleleng 12,69 423

07-009-00-01 TK.Daya Sawan Buleleng 77,39 823

07-014-00-01 TK.Nyuling Karangasem 30,12 121

07-020-00-01 TK.Petanu Gianyar 55,33 3.184

(2) Perkiraan Kehilangan Air Irigasi di Daerah Irigasi Hulu SGS

Untuk memperkirakan aliran alami pada masing-masing calon SGS, kehilangan air irigasi di daerah irigasi bagian hulu pada tahap awalnya diperkirakan berdasarkan data yang ada. Sejumlah air sungai yang dialihkan dari bendung pengambilan didaerah hulu menjadi hilang disebabkan karena evapotranspirasi dan perkolasi pada lahan dan kebocoran pada saluran sampai air ini kembali ke sungai dan sejumlah air mungkin terkirim ke wilayah sungai lainnya.

Tetapi, data yang ada mengenai rasio kehilangan air irigasi di Pulau Bali sangat terbatas. Rasio aliran balik diperkirakan hanya untuk Wilayah Sungai Ayung dilihat dari aliran berdasarkan studi kelayakan pada proyek pengembangan PLTA Ayung (1989, JICA). Studi JICA yang telah dilaksanakan sebelumnya ini memperkirakan aliran balik untuk masing-masing daerah irigasi dari Wilayah Sungai Ayung dengan membagi wilayah sungai menjadi dua (2) zona, yaitu daerah hulu dan daerah hilir dari SGS Sungai Ayung Buangga. Berdasarkan data yang dipakai oleh studi JICA sebelumnya, rasio kehilangan air irigasi untuk kebutuhan air irigasi yang sebenarnya di daerah irigasi hulu diperkirakan 88% dalam rata-rata. Pada Studi ini, rasio 88% dipakai sebagai rasio kehilangan air irigasi untuk kebutuhan air irigasi yang sebenarnya dengan memperhitungkan perkiraan sisi konservatif dari aliran yang dinaturalisasikan sama halnya dengan ketidaktentuan yang diasosiasikan dengan perkiraan rasio kehilangan air irigasi. Rasio 88% untuk kebutuhan air bersih yang sebenarnya ekuivalen dengan rasio 49% kebutuhan air irigasi pada kondisi efisiensi irigasi 50% yang diasumsikan pada studi ini.

Total kebutuhan air irigasi dihitung dengan mengalikan kebutuhan air irigasi per satuan daerah menurut daerah irigasi hulu. Kehilangan air bulanan untuk masing-masing calon SGS dihitung dengan mengalikan 40% dari total kebutuhan air irigasi.

(3) Perkiraan Aliran Yang Dinaturalisasi Pada Calon-Calon SGS:

Aliran alami jangka-panjang diperkirakan dengan menambahkan kehilangan air di daerah irigasi yang terletak di bagian hulu SGS ke debit yang diobservasi di SGS seperti yang ditunjukkan dengan persamaan berikut ini:

loss I o n Q Q

Q = +

Dimana, Qn : Debit harian rata-rata alami pada SGS (m3/dt)

Qo : Debit rata-rata harian yang diobservasi pada SGS (m3/dt)

QI-loss : Kehilangan air di daerha irigasi yang terletak di hulu SGS (m3/dt)

(4) Pemilihan SGS-SGS Yang Akan Dipakai Pada Studi

Kondisi-kondisi aliran pada masing-masing 14 calon SGS dinilai berdasarkan perkiraan aliran yang dinaturalisasi dan informasi yang deperoleh melalui pengamatan lokasi dan dari para staff yang berhubungan di PU Propinsi Bali. Berdasarkan perkiraan berikut ini dipilih SGS- SGS untuk memperkirakan aliran permukaan wilayah sungai lainnya dan untuk memperkirakan aliran permukaan pada daerah aliran sungai itu sendiri dan perkiraan debit alami pada masing-masing SGS tersebut dirangkum pada Tabel-II-2.19

Tabel-II-2.19 Perkiraan Rata-Rata Debit Bulanan (Aliran Yang Dinaturalisasi)

Jan Feb Mar Apr Mey Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

R. Ayung Buangga 217.00 10.22 10.67 11.15 10.63 9.69 9.13 8.57 8.57 8.44 8.61 9.04 9.01 9.48 1,377 R. Sungi 35.00 0.97 1.17 1.24 1.13 0.98 0.75 0.53 0.44 0.43 0.55 0.88 0.83 0.82 743 R. Balian 152.20 15.49 17.12 16.64 14.90 10.83 8.41 7.51 6.32 6.23 9.39 14.57 12.19 11.63 2,410 R. Yeh Otan 38.42 1.47 1.90 1.75 1.90 1.08 0.88 0.73 0.44 0.65 1.13 2.00 1.62 1.30 1,064 R. Yeh Satang 25.19 1.00 1.18 1.39 1.07 0.53 0.55 0.48 0.35 0.48 0.79 1.33 1.13 0.86 1,071 R. Biluk Poh 67.47 5.68 5.74 6.83 3.41 0.99 0.72 0.38 0.38 0.53 0.70 0.89 3.98 2.52 1,178 R. Jogading 38.26 2.11 1.96 2.57 2.37 0.81 0.93 0.74 0.41 0.47 1.33 2.84 2.01 1.55 1,274 R. Daya Timur 29.09 3.03 2.73 2.69 2.60 1.37 0.86 0.55 0.29 0.31 1.16 1.41 1.57 1.55 1,678 R. Sabah 52.54 3.39 4.09 3.41 3.58 2.72 2.10 2.02 1.80 1.62 1.96 2.15 2.51 2.61 1,568 R. Mendaum 11.53 0.99 1.01 0.86 0.89 0.61 0.50 0.46 0.33 0.34 0.37 0.42 0.50 0.61 1,657 R. Buleleng 12.69 0.70 1.12 1.34 1.20 0.82 0.63 0.51 0.46 0.42 0.42 0.53 0.69 0.74 1,830 R. Daya Sawan 77.39 3.52 5.36 4.86 3.31 2.08 1.72 1.46 1.26 1.13 1.20 1.53 1.96 2.45 998 R. Nyuling 30.12 0.81 0.88 0.61 0.53 0.39 0.35 0.34 0.34 0.36 0.39 0.37 0.41 0.48 506 R. Petanu 55.33 3.03 3.54 3.38 3.37 2.83 2.47 2.21 2.02 1.91 2.13 2.43 2.31 2.63 1,501 Stream Gauging Station (SGS)

Mean Monthly Discharge(m3/sec) averaged between 1994 and 2003 Annual Mean Discharge (m3/sec) Catchment Area (km2) Annual Mean Runoff Depth (mm)

(5) Perkiraan Aliran Permukaan Di Bali

Untuk wilayah-wilayah sungai yang belum diukur dan yang tidak tercakup pada SGS-SGS pada Tabel-II-2.20, data aliran permukaan dari empat belas (14) SGS kunci dirubah urutannya pada aliran permukaan wilayah sungai yang belum diukur dengan proporsi daerah aliran sungai itu dan rata-rata curah hujan seperti berikut ini:

(

A/A0

) (

R/R0

)

Q0

Q= ⋅ ⋅

Dimana, Q : Aliran permukaan rata-rata pada wilayah sungai yang belum diukur (m3/dt).

Q0 : Aliran permukaan rata-rata pada SGS kunci (m3/dt).

A : Luas daerah tangkapan hujan pada wilayah sungai yang belum diukur (km2).

A0 : Luas daerah tangkapan hujan pada SGS kunci (km2)

R : Curah hujan rata-rata wilayah sungai untuk wilayah sungai yang belum diukur (mm/tahun).

R0 : Curah hujan rata-rata wilayah sungai untuk wilayah sungai di SGS kunci (mm/tahun).

Sebelumnya perubahan data aliran permukaan pada SGS-SGS kunci pada wilayah sungai yang tidak diukur, daerah yang harus tercakup oleh masing-masing SGS kunci dihitung dari aspek-aspek geologi dan hidrologi. Kemudian, data aliran permukaan pada masing-masing SGS kunci akan dirubah pada masing-masing wilayah sungai yang belum diukur. Untuk masing-masing wilayah sungai utama yang belum diukur, aliran permukaan rata-rata jangka panjang untuk periode 1992 sampai 2003 diperkirakan dengan menerapkan prosedur-prosedur seperti yang disebutkan diatas.

Berdasarkan aliran permukaan rata-rata tahunan dimasing-masing wilayah sungai utama, potensi air permukaan dari sungai-sungai diperkirakan menurut Sub-wilayah sungai dan dirangkum Tabel-II-2.20 Seperti diperlihatkan pada Tabel-II-2.20 total potensi air permukaan wilayah studi diperoleh sebesar 6.195 juta m3/tahun atau 1.104mm/tahun. Rasio aliran

permukaan dibandingkan curah hujan rata-rata untuk seluruh Propinsi Bali adalah sekitar

Tabel- II-2.20 Perkiraan Total Potensi Air Permukaan di Pulau Bali

Dalam dokumen BAGIAN-II STUDI MASTER PLAN (Halaman 68-72)

Dokumen terkait