• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

D. Ajaran-Ajaran Dalam Sapta Darma

Inti sari tujuan atau cita-cita ajaran dari Kerokhanian Sapta Darma dirinci sebagai berikut (Pawenang, 1962) :

1) Menanamkan tebalnya kepercayaan, dengan menunjukkan bukti-bukti serta persaksian, bahwa sesungguhnya Allah itu ada dan tunggal (Esa), serta memiliki lima sila (sikap perwujudan kehendak) yang mutlak, yaitu: Maha Agung, Maha Rokhim, Maha Adil, Maha Wasesa, Maha Langgeng. Menguasai alam semesta beserta segala isinya yang terjadi. Oleh karena itu manusia wajib mengagungkan Asma Allah, serta setia dan tawakal menjalankan segala perintah-perintah Nya.

2) Melatih kesempurnaan sujud, yaitu berbaktinya manusia pada Hyang Maha Kuasa. Mencapai keluhuran budi dengan cara-cara yang mudah dan sederhana, dapat dijalankan atau dilakukan oleh semua umat manusia. 3) Mendidik manusia bertindak suci dan jujur, mencapai napsu, budi dan

pekerti yang menuju pada keluhuran dan keutamaan guna bekal hidupnya di dunia dan alam langgeng. Maka warga Sapta Darma akan dididik menjadi Ksatria Utama yang dengan penuh kesusilaan, bertabiat dan bertindak pengasih dan penyayang, suka menolong kepada siapa saja yang sedang menderita dan kegelapan juga akan dididik untuk dapat hidup dengan kepercayaan atas kekuatannya sendiri.

4) Mengajar warganya untuk dapat mengatur hidupnya mengingat hidup manusia di dunia adalah rohaniah dan jasmaniah, maka diwaktu siang diwajibkan bekerja diwajibkan bekerja demi mencukupi kebutuhan jasmaniah sedangkan diwaktu malam dan diwaktu senggang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rohaniah seperti melakukan sujud. Bila kedua

hal tersebut dilakukan secara bersungguh-sungguh dan tertib pasti akan mencapai luhurnya jasmani dan rokhani.

5) Menjalankan wewarah tujuh yang dilandasi kesempurnaan sujud dan bila dijalankan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh serta penuh rasa yang halus sekali, menurut Kerokhanian Sapta Darma dapat mempengaruhi dan menyebabkan manusia memiliki ketajaman dan kewaspadaan (kewaskitaan) yang bermacam- macam antara lain:

a. Waskita akan penglihatan (pandulu), b. Waskita akan penciuman (pangganda), c. Waskita akan pendengaran (pamiarsa), d. Waskita akan tutur kata (pangandika).

Untuk mencapai kewaskitaan tersebut dapat dilakukan di sanggar-sanggar bersama warga lain di bawah asuhan tuntunan sanggar. Bila dirumah dan guna melatih diri dapat dilakukan dalam segala waktu, ditempat pesujudan yang khusus disediakan, yaitu tempat yang bersih atau suci. Berarti tempat tidur sehari- hari seyogyanya tidak digunakan untuk tempat sujud.

Wewarah tujuh merupakan kewajiban sekaligus menjadi pandangan dan pedoman hidup manusia baik secara vertikal dengan sesama manusia maupun secara horisontal dengan Hyang Maha Kuasa selama manusia hidup di dunia ini. Adapun wahyu wewarah tujuh adalah sebagai berikut :

Wewarah Pitu

Wajibing Warga Sapta Darma 1. Setya t uhu marang anane Pancasila

2. Kanthi jujur lan suci ati kudu setya nindakake angger-angger Negarane

3. Melu cawe-cawe acancut taliwanda anjaga adeging Nusa lan Bangsane

4. Tetulung marang sopo bae yen perlu, kanti ora anduweni pamrih apa bae kajaba mung rasa welas lan asih

5. Wani urip kanti kapitayan saka kekuwatane dewe

6. Tanduke marang warga bebrayan kudu susila kanti alusing budi pakarti tansah agawe pepadang lan mareming liyan 7. Yakin yen kahanan donyo iku ora langgeng tansah owah

gingsir (anyakra manggilingan)

Terjemahan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut : Wewarah Tujuh

Kewajiban warga Sapta Darma 1. Setia tuhu kepada adanya Pancasila

2. Dengan jujur dan suci hati, harus setia melaksanakan undang-undang negaranya

3. Turut serta menyingsingkan lengan baju, menegakkan berdirinya nusa dan bangsanya

4. Menolong kepada siapa saja bila perlu, tanpa mengharapkan sesuatu balasan apapun, melainkan hanya berdasarkan rasa cinta kasih

5. Berani hidup berdasarkan kepercayaan dan kekuatannya sendiri

6. Sikapnya dalam hidup bermasyarakat, keluarga, harus susila beserta halusnya budi pekerti, selalu merupakan penunjuk jalan yang mengandung jasa serta memuaskan

7. Yakin bahwa keadaan dunia ini tidak abadi, melainkan selalu berubah-ubah (Anyakra manggilingan)

6) Memberantas kerpercayaan akan takhayul dalam segala macam bentuk dan manifestasinya. Kerokhanian Sapta Darma mengajarkan kepada manusia untuk melakukan atau mengagungkan Allah Hyang Maha Kuasa,

serta menyadari bahwa manusia adalah mahluk yang tertinggi martabatnya, dimana hidupnya ada dalam kekuasaan Nya.

E. Deskripsi Subyek 1. Sy

Bapak Sy mulai bergabung dengan Sapta Darma tahun 1956, sejak berumur 25 tahun. Ketika itu beliau masih bekerja sebagai guru SD. Di usianya yang sudah mencapai 75 tahun, bapak Sy masih bergabung dengan Sapta Darma dan menjabat sebagai salah satu tuntunan di Sapta Darma.

Saat ini bapak Sy sudah pensiun dari pekerjaannya dan tinggal berdua dengan istrinya. Beliau memiliki 2 anak yang sudah bekerja, salah satu anaknya sudah bekerja telkom Bandung dan satunya bekerja di dinas kesehatan di Semarang. Setiap bulan sekali bapak Sy bergiliran menjaga sanggar selama 5 hari di Yogyakarta.

Dalam kesehariannya sebagai tuntunan Sapta Darma, ada sikap disiplin yang selalu diperlihatkannya, mungkin ini dikarenakan peran beliau sebagai sekretaris tuntunan agung Sapta Darma yang menuntut kecepatan dan kecermatan dalam pekerjaannya. Sikap disiplinnya bukan sesuatu yang tidak fleksibel, masih ada sikap toleran yang sering ditunjukkan oleh bapak Sy sepanjang itu masih memiliki alasan yang masih dapat diterimanya.

2. Sn

Bapak Sn sudah bergabung dengan Sapta Darma selama 11 tahun sampai saat ini beliau sudah berusia 51 tahun. Awal mula Bapak Sn bergabung dengan Sapta Darma adalah ketika beliau mendapat saran dari neneknya yang terlebih dulu sudah bergabung dengan Sapta Darma.

Latar belakang ekonomi bapak Sn bisa dikatakan kurang dan saat ini beliau hanya bekerja serabutan. Bapak Sn seringkali terlihat bekerja di sanggar Sapta Darma, hal ini dikarenakan pada saat itu sanggar Sapta Darma sedang membutuhkan pekerja untuk renovasi bangunan.

Ada kerelaan yang dimunculkan oleh bapak Sn ketika bekerja di sanggar. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya keinginan yang kuat dari beliau untuk mengabdi di Sapta Darma, ada pemikiran dari bapak Sn bahwa dengan melayani dan bekerja sebaik mungkin untuk perkembangan Sapta Darma hal itu nantinya akan bermanfaat juga bagi dirinya.

3. Wm

Bapak Wm mulai bergabung dengan Sapta Darma pada tahun 1970 sejak beliau berumur 23 tahun, sampai saat bapak Wm sudah berusia 60 tahun dan menjabat sebagai salah satu tuntunan di Sapta Darma.

Saat ini kehidupan ekonomi dari bapak Wm bisa dikatakan sudah berkecukupan. Bapak Wm memiliki rumah makan di Semarang tempat beliau tinggal bersama dengan keluarganya. Rumah makan tersebut dikelola oleh keluarga mereka sendiri dan hasilnya sudah dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Di dalam kesehariannya bapak Wm terlihat ramah dengan semua orang, ada keterbukaan yang ditunjukkan oleh beliau dan juga terlihat adanya sikap dan perkataan yang tegas ketika beliau berbicara dengan orang lain. Bapak Wm kadang memiliki kemampuan untuk memahami apa yang sedang dipikirkan oleh orang lain. Kadang bila ada warga yang sedang bermasalah, beliau akan menghampiri dan mengajaknya untuk berbicara untuk mencari solusi yang terbaik bagi permasalahannya. Ada sikap empati yang ditunjukkan oleh bapak Wm, beliau akan berusaha memahami bagaimana karakter seseorang dan akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan orang lain.

F. Hasil Analisis Data

Dokumen terkait