• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan memperhatikan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 26 responden (65%) yang menjawab ketepatan atau kedisiplinan

B. Akhlak Siswa (Variabel Y)

Tabel 20

Mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

01 Selalu 22 55 %

02 Sering 6 15 %

03 Kadang-kadang 12 30 %

04 Tidak pernah 0 0

Jumlah 40 100%

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa siswa yang selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru sebanyak 22 orang {55%} sedangkan yang menjawab sering hanya 6 orang {15%} dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 12 orang {30%}, sedangkan yang menjawab tidak pernah mengucapkan salam ketika bertemu guru tidak ada. Jadi dapat di indikasikan bahwa siswa MTs Fatahillah selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru, walaupun hampir 30% siswa yang terkadang mengucapkan salam.

Tabel 21 Menghormati guru

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

01 Selalu 20 50 %

02 Sering 9 22.5 %

03 Kadang-kadang 10 2.5 %

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa siswa MTs Fatahillah selalu menghormati guru mereka dengan jawaban responden sebanyak 20 orang {50%} dan yang menjawab sering hanya 9 orang {22.5%), sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 10 orang {25%}, yang menjawab tidak pernah menghormati guru hanya 1 orang {2.5%}. Dari sini dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa MTs Fatahillah menghormati guru.

Tabel 22

Memperhatikan pelajaran

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

01 Selalu 17 42.5 %

02 Sering 17 42.5 %

03 Kadang-kadang 6 15 %

04 Tidak pernah 0 0 %

Jumlah 40 100%

Mengenai memperhatikan pelajan, siswa yang menjawab selalu dan sering seimbang yaitu 17 orang {42.5%} sedangkan yang menjawab kadang-kadang hanya 6 orang {15%} dan yang menjawab tidak pernah memperhatikan pelajan tidak ada. Jadi tabel di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa siswa banyak yang memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, dan tidak ada siswa yang tidak

Tabel 23

Mengerjakan tugas yang diberikan guru

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

01 Selalu 8 20 %

02 Sering 8 20 %

03 Kadang-kadang 19 47.5 %

04 Tidak pernah 5 12.5 %

Jumlah 40 100%

Tabel 23, tentang mengerjakan tugas yang diberikan guru, di atas terlihat bahwa kurangnya kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mereka tida serius mengerjakan tugas tersebut, dibuktikan dengan jawaban siswa hanya 8 orang (20%) yang menjawab selalu, sedangkan yang menjawab sering juga 8 orang (20%), dan yang menjawab kadang-kadang lebih banyak yaitu 19 orang (47.5%), yang menjawab tidak pernah hanya 5 orang (12.5%) mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Tabel 24

Mencium tangan orang tua ketika hendak berpergian

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

01 Selalu 34 85 %

02 Sering 2 5 %

03 Kadang-kadang 3 7.5 %

04 Tidak pernah 1 2.5 %

Mengenai mencium tangan orang tua ketika hendak berpergian, yang

menjawab selalu sebanyak 34 orang (85%), dan yang menjawab sering 2 orang (5%), sedangkan yang menjawab kadang-kadang 3 orang (7.5%). Dan yang menjawab tidak pernah mencium tangan orang tua ketika hendak berpergian hanya 1 orang (2.5%). Hal ini menunjukkan bahwa 85 % siswa selalu mencium tangan orang tua ketike mereka handak berpergian. Mungkin karena mereka sudah dibiasakan sejak kecil, sehingga hal tersebut menjadi terbiasa.

Tabel 25

Membantu pekerjaan orang tua

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

01 Selalu 18 45 %

02 Sering 7 17.5 %

03 Kadang-kadang 15 37.5 %

04 Tidak pernah 0 0 %

Jumlah 40 100%

Tabel 25 tentang membantu pekerjaan orang tua dirumah yang menjawab selalu ada 18 orang (45%), yang menjawab sering 7 orang (17.5%) sedangkan yang menjawab kadang-kadang 15 orang (37.5%) dan yang menjawab tidak pernah membantu orang tua tidak ada, dengan demikian bahwa 45 % siswa selalu membantu orang tua.

Tabel 26

Menghampiri orang tua ketika dipanggil

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

01 Selalu 18 45 %

02 Sering 14 35 %

03 Kadang-kadang 8 20 %

04 Tidak pernah 0 0 %

Jumlah 40 100%

Tabel 26, menunjukkan bahwa siswa yang selalu menghampiri orang tua ketika dipanggil sebanyak 18 orang (45 %), sedangkan yang menjawab sering sebanyak 14 orang (35%) dan yang menjawab kadang-kadang 20 % (8 orang), yang menjawab tidak pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu langsung menghampiri ketika dipanggil oleh orang tuanya, mungkin hal tersebut sudah

ditanamkan oleh guru dan orang tua mereka sejak dini.

Tabel 27

Marah ketika permintaan tidak dipenuhi

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

01 Selalu 6 15 %

02 Sering 25 62.5 %

03 Kadang-kadang 6 15 %

04 Tidak pernah 3 7.5 %

Tabel 27, menunjukkan bahwa siswa yang selalu marah ketika permintaannya tidak dipenuhi orang tua hanya 6 orang (15%), sedangkan yang menjawab sering sebanyak 25 orang (62.5%), dan yang menjawab kadang-kadang 6 orang (15%), dan yang menjawab tidak pernah hanya 3 orang (7.5%).

Tabel 28

Membeda-bedakan teman dalam bermain

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

01 Selalu 27 67.5 %

02 Sering 9 22.5 %

03 Kadang-kadang 3 7.5 %

04 Tidak pernah 1 2.5 %

Jumlah 40 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa, hampir 67.5 % (27 orang) siswa MTs Fatahillah tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul, sedangkan yang menjawab terkadang mereka membedakan teman dalam bergaul yaitu 8 orang (22.5%) dan yang sering menjawab 3 orang (7.5%), yang menjawab selalu membeda-bedakan teman dalam bergaul hanya 1 orang.

Tabel 29

Membantu teman yang kesulitan belajar

No Kategori Jawaban Frekuensi Prosentase (%)

02 Sering 11 27.5 %

03 Kadang-kadang 14 35 %

04 Tidak pernah 3 7.5 %

Jumlah 40 100%

Tabel 29, menunjukkan siswa yang selalu membantu teman yang kesulitan dalam belajar sebanyak 12 orang (30 %), sedangkan yang menjawab sering 11 orang (27.5%) dan yang menjawab kadang-kadang 14 orang (35%), yang menjawab tidak pernah hanya 3 orang (7.5%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa terkadang

membantu teman mereka yang sedang mengalami kesulitan , tetapi walau tak sedikit Yang menjawab selalu

1. Hubungan pembelajaran aqidah akhlak dengan akhlak siswa. A. Pembelajaran aqidah akhlak

Sesuai dangan instrument pembelajaran aqidah akhlak yang di teliti dengan menggunakan angket sebanyak 10 item pertanyaan mengenai pembelajaran aqidah akhlak di MTS Fatahilla Buncit Raya Kalibata pulo yang menjadi responden dalam penelitian ini, maka dapat dilihat hasil penelitian yang telah di hitung dan dilakukan pengolahan data, di peroleh jumlah nilai untuk pembelajaran aqidah akhlak adalah 1319, skor tertinggi adalah 38, dan skor terendah 27, skor rata–rata secara keseluruhan ini menunjukan bahwa pembelajaran aqidah akhlak siswa termasuk kuat (tinggi).

B. Akhlak siswa

Sesuai dengan instrument akhlak siswa MTs Fatahillah yang diteliti dengan mengunakan angket sebanyak 10 item di MTs Fatahillah Buncit Raya Kalibata PULo, yang menjadi responden dalam penelitian yang telah di hitung dan dilakukan pengolahan data di peroleh jumlah nilai untuk akhlak siswa adalah 1246, skor tertinggi adalah 40 dan skor terendah adalah 24, hal ini menunjukkan bahwa akhlak siswa MTs Fatahillah termasuk dalam katagori tinggi.

Analisis Data

Setelah dilakukan perhitungan di ketahui N = 40. x = 1293, y =

1246 x2= 422747 y2 =39726 xy2=40554, maka dapat dicari indeks

korelasinya dengan mengunakan rumus:

rxy = ∑xy √ {∑x2} {y2} rxy = 40554 √{42247} {39726} = 46554 √1687304322 = 40554

40967.11269 = 0.989

= 0.99

dari perhitungan diatas ternyata angka korelasi antara variabel x dan y bertanda positif, dengan memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh yaitu 0.99

Interpretasi Data

Setelah mendapatkan hasil rxy, maka langkah selnjutnya penulis akan memberikan interpretasi data terhadap rxy. Interpretasi data yang dipakai yaitu secara kasat/ sederhana dan dengan cara berkonsultasi pada tavel “r” product moment.

Interpretasi secara sederhana

Dari perhitungan diatas, telah diperoleh rxy sebesar 0.99 angka indeks korelasi tersebut bertanda positif. Ini berarti korelasi antara Variabel x (pembelajaran aqidah akhlak) dengan variabel y (akhlak siswa) terdapat hubungan searah, dengan istilah lain terdapat korelasi positif antara kedua variabel tersebut.

Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0.99 ternyata terletak antara 0.90-1.00 berarti variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat. Dengan demikian secara sederhana dapat penulis berikan interpretasi terhdap rxy tersebut, yaitu bahwa terdapat koralasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

Interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel “r” Product Moment. Sebelum membandingkan besar rxy dengan r tabel, terlebih dahulu dicari dfnya dengan rumus sebagai berikut:

df = N- nr

= 40 – 2

= 38

Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata bahwa dengan df sebesar 38 pada taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel = 0,304, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel = 0,393.

Setelah mengetahui rxy dan r tabel langkah selanjutnya membandingkan besarnya rxy atay ro dengan rxy. Seperti diketahui ro yang diperoleh adalah 0,99, sedangkan rt masing-masing sebesar 0.304 dan 0.393. Dengan demikian ternyat bahwa ro lebih besar dari rt taraf signifikansi 5% (0.304) maupun taraf signifikansi 1% (0.393). Maka hipotesa nihil ditolak sedangkan hipotesa kerja alternatif diterima

(disetujui), karena melihat hasil korelasi yang sangat kuat.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terdapat korelasi yang positif antara pembelajaran awidah akhlak dengan akhlak siswa MTs Fatahillah. Dengan

demikian, pembelajran aqidah akhlak sangat kuat hubungan (korelasi) nya dengan akhlak siswa diman hubungan tersebut bejalan searah.

Selanjutnya untuk mengeetahui seberapa besar kontribusi (sumbangan) yang diberikan variabel xterhadap variabel y, maka harus diketahui terlebih dahulu

suatu koefisien yang disebut dengan “coefficient of determination” (koefisien penentuan) dengan rumus.

KD = r2 x 100% = 0.99 x 100% = 0.9801 x 100% = 98 %

dari hasil penelitian tersebut (KD) diatas menunjukkan bahwa r2 diperoleh nilai sebesar 0.980 ini berarti variabel X {Pembelajaran Aqidah Akhlak) memberikan kontribusi yang signifikan terhadap variabel Y {Akhlak Siswa).

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajaran Aqidah Akhlak dengan akhlak siswa yang penulis lakukan di MTs Fatahillah Buncit Raya Kalibata Pulo Jakarta Selatan, dapat disimpulkan:

Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan serta proses interkasi antara guru dengan siswa. Sedangkan akhlak adalah sikap atau tingkah laku yang terjadi tanpa rekayasa atau telah menjadi kebiasaan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah rata-rata jawaban angket pembelajaran aqidah akhlak adalah antara 33-38. Ini menunjukan bahwa pembelajaran aqidah akhlak cukup maksimal, jika dilihat dari jawaban angket mengenai akhlak siswa, walaupun pada angket lebih besar nilai akhlak siswa daripada pembelajaran itu sendiri. Di sini memperlihatkan bahwa pembelajaran aqidah akhlak tersebut cukup mempengaruhi akhlak siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien korelasi antara pembelajaran Aqidah Akhlak dengan Akhlak Siswa MTs Fatahillah yaitu sebesar 0,99. Dengan demikian koefisien korelasi antara pembelajaran Aqidah Akhlak dengan akhlak siswa berada pada derajat yang sangat kuat, karena berada pada rentangan 0,90 -1,00.

Koefisien korelasi tersebut bertanda positif yaitu 0,99 yang apabila berkonsultasi pada taraf signifikansi 5% dan 1% jauh lebih kecil dari r tabel. Sehingga Hipotesa Alternatif diterima, sedangkan Hipotesa Nihil ditolak. Berarti bahwa pada taraf signifikansi 5 % dan 1 % itu memang terdapat korelasi yang positif yang sangat signifikan antara variabel X dan variabel Y.

Besarnya kontribusi variabel 0,99. Ini berarti pembelajaran aqidah akhlak memberikan kontribusi yang sangat baik yaitu hanya 99% terhadap akhlak siswa.

Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

Guru Aqidah Akhlak hendaknya fungsi dan tugasnya sebagai pendidik. Guru Aqidah Akhlak tidak henya bertugas sebaga pengajar yang mengajarkan pengetahuan intelektual semata, tatapi juga sebagai pembimbing yangmengarahkan siswa untuk mempunyai aqisah yang kuat dan akhlak mulia.

Hendaknya guru Aqidah akhlak lebih kreatif lagi dalam mengadakan media pengajaran yang sesuai dengan materi pelajaran (lihat tabel 16) juga dalam metode belajar (tabel 17), agar siswa tidak merasa jenuh dengan kegiatan belajar mengajar.

Kepala sekolah sebagai Administator dan supervisor sekolah hendaknya selalu memberikan arahan serta bimbingan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.

Bagi siswa, diharapkan lebih giat lagi dalam belajar dan lebih menerapkan apa yang telah dipelajari khususnya pada bidang study aqidah akhlak agar aqidah siswa lebih kuat dan tercermin dengan akhlak yang mulia.

Sekolah sebagai penyelanggara pendidikan mampu menciptakan suasana yang agamis.

Dokumen terkait