• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN BANK INDONESIA

E. Akibat Hukum Pelanggaran Prinsip Syariah

184

Bagian Umum Penjelasan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

185

Republika Online, Selasa, tanggal 30 Januari 2007, yang diakses pada tanggal 7 Februari 2010.

konvensional. Untuk menjamin teraplikasinya prinsip-prinsip syariah di lembaga perbankan dan keuangan syariah, diperlukan pengawasan syariah yang diperankan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Praktek operasional perbankan dan lembaga keuangan syariah harus benar-benar dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Penerapan syariah compliance itu merupakan suatu keniscayaan.186

Hasil penelitian Bank Indonesia kerjasama dengan Ernst Young (2008) menyebutkan bahwa dilanggarnya syariah compliance akibat lemahnya pengawasan DPS memiliki dampak terhadap risk manajemen. Jenis manajemen risiko yang terkait erat dengan peran DPS adalah risiko reputasi yang selanjutnya Jika peran DPS tidak optimal dalam melakukan pengawasan syariah terhadap praktik syariah yang berakibat pada pelanggaran syariah compliance, maka citra dan kredibilitas bank syariah di mata masyarakat menjadi negatif, sehingga dapat menurunkan kepercayaan masyarakat kepada bank syariah yang bersangkutan. Hal inilah yang dikatakan oleh Shanin A. Shayan CEO and Board Member of Barakat Foundation :

“The biggest risk facing the global Financial System is not a fall in its earning power but most importantly a loss of faith and credibility on how it work”.

Jadi menurutnya risiko terbesar menghadapi sistem keuangan global bukanlah kesalahan tentang kemampuan menciptakan laba, tetapi yang lebih penting adalah kehilangan kepercayaan dan kredibilitas tentang bagaimana operasional kerjanya.

186

berdampak pada displaced commercial risk, seperti risiko likuiditas dan risiko lainnya.

Disinilah peran DPS perlu dioptimalkan, agar mereka bisa memastikan segala produk dan sistem operasional bank syariah benar-benar sesuai syariah. The rule of syarih Board : to ensure that every transaction complies with Islamic law. Untuk memastikan setiap transaksi sesuai dengan hukum Islam, anggota DPS harus memahami ilmu ekonomi, keuangan dan perbankan serta berpengalaman dibidang hukum Islam.

Bank Indonesia menetapkan sanksi administratif kepada Bank Syariah atau UUS, anggota dewan komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah, direksi, dan/ atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS, yang menghalangi dan/ atau tidak melaksanakan Prinsip syariah dalam menjalankan usaha atau tugasnya atau tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.187

Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud di atas adalah :188 a. denda uang;

b. teguran tertulis;

c. penurunan tingkat kesehatan bank Syariah dan UUS; d. pelarangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring;

e. pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik untuk kantor cabang tertentu maupun untuk bank syariah dan UUS secar keseluruhan;

187

Hasil wawancara dengan Bapak Saryo, S.H. (Pengawas Bank Muda) Kantor Bank Indonesia Medan pada tanggal 5 Februari 2010.

188

f. pemberhentian pengurus Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS, dan selanjutnya menunjuk dan mengangkat pengganti sementara sampai Rapat Umum Pemegang Saham mengangkat pengganti yang tetap dengan persetujuan Bank Indonesia;

g. pencantuman anggota pengurus, pegawai, dan pengurus saham Bank Syariah dan bank Umum Konvensional yang memiliki UUS dalam daftar orang tercela dibidang perbankan; dan/ atau

h. pencabutan izin usaha.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Siti Chalimah Fadjrijah menyebutkan :189

Bapak Saryo, S.H. selaku Pengawas Bank Muda Kantor Bank Indonesia Medan mengatakan :

Peraturan masalah prinsip syariah ini sangat jelas. Jika pelanggaran dilakukan secara terus-menerus, bank atau unit syariahnya bisa dicabut izin usahanya. Hingga kini baru satu bank yang terindikasi melakukannya, akan tetapi bank tersebut telah melakukan perbaikan. Salah satu larangan dalam prinsip syariah ialah pemasaran produk derivatif yang tidak memiliki underlyng transaksi. Pasalnya, transaksi ini brsifat spekulasi yang berbau judi yang dilarang di bank syariah. Untuk itu, Bank Indonesia telah menegurnya dan bank yang bersangkutan telah memperbaikinya.

190

”Untuk pengawasan bank syariah di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Medan belum pernah terjadi pelanggaran prinsip syariah sejak dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.”

189

www://.mediaindonesia.com yang diakses pada tanggal 7 Februari 2010.

190

Hasil wawancara dengan Bapak Saryo, S.H. (Pengawas Bank Muda) Kantor Bank Indonesia Medan pada tanggal 5 Februari 2010.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Bank Indonesia dalam melaksanakan pengawasan pada bank syariah harus memperhatikan beberapa objek yang menjadi tinjauan dalam pengawasan bank syariah dimana dalam pelaksanaan operasional perbankan tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yakni tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir), ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar), haram, dan zalim. Adapun objek tinjauan yang harus diperhatikan Bank Indonesia dalam melaksanakan pengawasan pada bank syariah adalah laporan keuangan bank syariah, System Operating Procedures (SOP), Sumber Daya Insani (SDI) Syariah, Dewan Pengawas Syariah (DPS), dan struktur produk syariah, yang kelima unsur ini harus diawasi dan diperiksa dengan teliti dan cermat demi terwujudnya sistem dan tatanan perbankan syariah yang sehat dan istiqomah dalam penerapan prinsip syariah.

2. Kewenangan Bank Indonesia dalam pelaksanaan tugas pengawasan terhadap bank syariah meliputi pengawasan tidak langsung (off-site supervision) atas dasar laporan bank dan pengawasan langsung (on-site supervision) dalam bentuk pemeriksaan di kantor bank yang bersangkutan terkait dengan pelaksanaan prinsip syariah dan dalam menjalankan usaha atau memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.

3. Peranan Bank Indonesia dalam mengatur tingkat kesehatan bank syariah yaitu mewajibkan bank memelihara tingkat kesehatannya yang meliputi kecukupan modal, kualitas aset,

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas manajemen yang menggambarkan kapabilitas dalam aspek keuangan, kepatuhan terhadap Prinsip Syariah dan prinsip manajemen Islami, serta aspek lainnya yang berhubungan dengan usaha Bank Syariah dan UUS sesuai dengan sistem penilaian atau kriteria tingkat kesehatan dalam rangka memelihara kepercayaan masyarakat dan berguna untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati- hatian, kepatuhan terhadap prinsip syariah, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.

4. Akibat hukum yang diberikan Bank Indonesia terhadap bank syariah yang melanggar prinsip syariah bisa sampai kepada pencabutan izin usaha bank dimana kepatuhan syariah (syariah compliance) merupakan pilar penting dalam praktek operasioanal perbankan syariah yang menjadi pembeda utama dengan perbankan konvensional, dan untuk menjamin teraplikasinya prinsip syariah diperlukan pengawasan syariah yang diperankan oleh Dewan Pengawsa Syariah (DPS) yang dibentuk di bank syariah dan bank umum konvensional yang memiliki UUS.

B. Saran

1. Setiap praktek operasional dan produk-produk perbankan syariah harus benar-benar dijalankan berdasarkan prinsip syariah sehingga tidak ada satu pun kegiatan usaha yang mengandung riba, maisir, gharar, haram dan zalim. Dengan demikian akan terjamin kehalalannya.

2. Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang dibentuk di bank syariah dan bank umum konvensional yang memiliki UUS yang berperan dalam pengawasan syariah diharapkan terdiri dari orang-orang yang memahami dan menguasai ilmu ekonomi, keuangan, dan perbankan serta berpengalaman luas di bidang hukum Islam karena DPS memiliki peran penting dalam syariah compliance yang berakibat pelanggaran prinsip syariah atau tidak. 3. Bagi Bank Indonesia dan Dewan Pengawas Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama

Indonesia perlu menciptakan sistem pengawasan syariah dalam satu atap dalam upaya menyamakan persepsi agar tidak terjadi perbedaan kepentingan antara kedua lembaga ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin., Hukum Perbankan Syariah, Jakarta : Sinar Grafika, 2008.

Chapra, M. Umer dan Tariqullah Khan., Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah, Jakarta ; 2008. Dewi, Gemala., Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia,

Jakarta : Kencana, 2006.

Dewi, Gemala, Wirdyaningsih, dan Yeni Salma Barlinti, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana, 2007.

Djumhana, Muhammad., Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2006.

Fuady, Munir., Hukum Perbankan Modern Buku Kesatu, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003.

Gandapradja, Pernadi., Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Hamid, M. Arifin., Hukum Ekonomi Islam (Ekonomi Syariah) di Indonesia, Bogor : Ghalia Indonesia, 2007.

Hasibuan, Malayu S. P., Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara, 2001.

Hay, Marhaynis Abdul., Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta : Pradnya Paramita, 1977. Hermansyah., Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta : Kencana, 2008.

Irmayanto, Juli, dkk., Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti, 2004.

Iswardono., Uang dan Bank, Yogyakarta : BPFE, 1991.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Muhammad, Abdul Kadir dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2004.

Rachbini, Didik J., dkk, Bank Indonesia Menuju Independensi Bank Sentral, Jakarta : PT. Mardi Mulyo, 2000.

Rindjin, Ketut., Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan : Kebijakan Moneter dan Perbankan, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005.

Simorangkir, O. P., Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2000.

Sitompul, Zulkarnain., Problematika Perbankan, Bandung : BooksTerrace, 2005.

Suhardi, Gunarto., Usaha Perbankan dalam Persfektif Hukum, Yogyakarta : Kanisius, 2003. Suyatno, Thomas., dkk., Kelembagaan Perbankan, Jakarta ; PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991. Usman, Rachmadi., Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama : 2003

Widjanarto, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 1995.

Wirdyaningsih, dkk., Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana, 2005.

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. PBI No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah.

PBI No. 11/10/Pbi/2009 tentang Unit Usaha Syariah.

PBI No. 11/15/PBI/2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.

Website/ internet :

tanggal 6 Februari 2010.

tanggal 6 Februari 2010.

Republika Online, Selasa, tanggal 30 Januari 2007, yang diakses pada tanggal 7 Februari 2010.

Dokumen terkait