• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Tutupnya Organisasi Pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah L

BAB IV PENUTUPAN SEMENTARA JAMAIYAH MAHMUDIYAH L

4.2 Akibat Tutupnya Organisasi Pendidikan Jamaiyah Mahmudiyah L

Selama masa pendudukan Jepang, Jamaiyah mengalami masa-masa yang sangat sulit. Hal ini terjadi akibat kekejaman Jepang pada masa pendudukannya, banyak penduduk yang berada di Tanjung Pura menderita kelaparan dan tidak adanya sandang yang layak untuk digunakan. Inilah yang berimbas kepada ketidak lancaran proses belajar mengajar. Jamaiyah mengalami penurunan jumlah murid yang sangat drastis mengakibatkan terjadinya penutupan sementara. Hal ini dilakukan guna mencapai tujuan utama yaitu kemerdekaan, sebab semua murid yang menempuh pendidikan di Jamaiyah turut serta dalam usaha pembelaan negara.

Dengan turut sertanya murid Jamaiyah membela dan mempertahankan kemerdekaan menjadi nilai lebih bagi pejuang yang lain, hal ini disebabkan bahwa dengan turut sertanya mereka akan menambah kekuatan dalam bidang strategi dan

cara berperang, sehingga menjadikan murid Jamaiyah menjadi tulang punggung dalam penyusunan strategi dan taktik penyerangan27.

Dengan tutupnya Jamaiyah sementara waktu pada tahun 1944 menjadikan Tanjung Pura sebagai kota pendidikan lumpuh untuk sementara. Kegiatan yang selama ini tampak berhubungan dengan pendidikan tidak lagi terjadi. Dengan tutupnya Jamaiyah membuat masyarakat yang berada disekitar Jamaiyah resah. Walaupun demikian masyarakat dapat memaklumi jika Jamaiyah ini ditutup mengingat keadaan dan situasi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan sekolah agama ini.

Dampaknya terhadap masyarakat secara langsung dapat dirasakan dengan tidak adanya aktifitas berhubungan dengan pengajian maupun khutbah yang biasanya dilakukan oleh murid Jamaiyah. Biasanya murid Jamaiyah dalam melakukan praktek berpidato selalu dilakukan secara langsung dihadapan masyarakat. Hal ini dilakukan agar kemampuan mereka dapat diasah secara baik jika kelak telah menamatkan pendidikan di Jamaiyah ini

27

wawancara dengan Bapak Nasruddin Thaha pada tanggal 18 Oktober 2009 di kediamannya di desa Dalam Tanjung Pura. Langkat

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Struktur sosial kebudayaan dalam pendidikan Islam paling tidak mengandung empat unsur yang kemudian dijadikan sebagai unsur kebudayaan suatu bangsa, keempat unsur tersebut diantaranya adalah:

1. Unsur etika (moral) untuk membentuk ikatan-ikatan sosial 2. Unsur estetika untuk membentuk cita rasa umum

3. Logika terapan untuk menentukan bentuk-bentuk aktivitas umum

4. Teknologi terapan yang sesuai dengan semua jenis yang ada dalam ragam masyarakat atau industri.

Dari keempat unsur diatas dapatlah kita ketahui bahwa pendidikan islam menjadi sarana pembentuk moral dan pengetahuan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dalam prosesnya mampu mengembangkan seluruh fitrah peserta didik Jamaiyah, terutama fitrah akal dan agamanya. Dengan fitrah ini, peserta didik akan mengembangkan daya berpikir secara rasional. Sementara melalui fitrah agama, akan tertanam pilar-pilar kebaikan pada diri peserta didik Jamaiyah yang kemudian akan terimplikasi dalam seluruh aktifitas kehidupannya. Dalam konteks ini para pendidik yang terdapat di Jamaiyah memiliki tugas utama dalam pendidikan Islam adalah menciptakan sosok peserta didik yang berbudi luhur.

Sebenarnya pendidikan Islam adalah berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa dan bertujuan akhlak yang mulia dengan tidak melupakan kemajuan dunia dan ilmu pengetahuan yang berguna untuk perseorangan dan masyarakat umum. Hal ini

desebabkan bahwa Islam adalah agama yang mempersatukan kebaikan dan kebahagiaan dunia akhirat, agama yang mementingkan jasmani dan rohani. Oleh sebab itu pendidikan yang berbasiskan agama Islam harus maju dan berkembang untuk kebaikan jasmani dan rohani.

Sungguh disayangkan jika pendidikan yang berbasiskan ajaran Islam amat kabur sekali dan tidak berkembang, sedikit sekali buku yang mengupas seluk beluk perkembangan pendidikan Islam yang ada di Sumatera Utara khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Padahal pendidikan Islam itu sama waktunya dengan masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Kita belum mengetahui secara pasti kapan pendidikan Islam masuk ke Indonesia secara pasti terutama ke Sumatera Timur.

Memang belum adanya buku yang mengajarkan atau menceritakan kapan pendidikan Islam masuk akan tetapi buku yang menceritakan sejarah masuknya Islam telah banyak beredar. Walaupun demikian tidak mengucilkan niat para sejarawan untuk terus mengali dan mempelajari sejarah pendidikan Islam di Sumatera Timur.

Di Sumatera Timur pernah berdiri sebuah Organisasi pendidikan yang sangat termasyur, organisasi pendidikan itu bernama Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairyah. Inilah organisasi yang sempat bertahan hingga sekarang walaupun pada tahun 1944 pernah mengalami peristiwa penutupan sementara.

Organisasi pendidikan Jamaiyah yang menghasilkan lulusan yang telah tersebar luas keberbagai daerah turut serta mencerdaskan anak bangsa. Perlu diingat bahwa Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairyah merupakan organisasi pendidikan yang pertama kali berdiri di Sumatera Timur sehingga banyak menberikan konstribusi yang nyata bagi perkembangan Langkat khususnya perkembangan pendidikan di Tanjung Pura.

5.2 Saran

Pembangunan Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah bukan hanya sekedar pendirian sebuah perkumpulan semata, akan tetapi pendirian ini berdasarkan kebutuhan akan adanya pendidikan yang menyokong kemajuan masyarakat Tanjung Pura khususnya dan Langkat pada umumnya. Untuk itu dibutuhkan suatu penigkatan dalam segala bidang agar organisasi pendidikan ini lebih maju, untuk itu agar terwujudnya suatu organisasi pendidikan yang lebih berkembang dan menjadi tolok ukur dalam dunia pendidikan dalam pendidikan yang berbasiskan agama Islam, penulis memberikan saran sebagai berikut:

Pertama keadaan dan kesejahteraan para pegawai atau guru harus diperhatikan, sehingga dalam melaksanakan tugas sebagai guru dapat dilakukan secara maksimal. Penerapan sistem kurikulum yang menunjang kemajuan pendidikan ini harus juga diperhatikan agar segala sesuatunya berjalan dengan baik dan lancar.

Kedua, kinerja dewan guru. Dengan melakukan penempatan guru yang sesuai dengan keahlian bidang studi masing-masing. Dengan adanya penempatan yang sesuai dengan kemampuan guru dalam bidangnya masing-masing akan lebih menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih efektif. Serta didukung dengan motifasi yang tinggi dari pimpinan dan perlu adanya suatu penghargaan bagi guru yang berprestasi.

Ketiga, perlu adanya sistem pendanaan dan tata usaha yang teratur agar terciptanya suatu lembaga pendidikan yang lebih maju. Dengan teraturnya kedua poin diatas diharapkan kelak menjadi suatu lembaga pendidikan yang dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya.

Keempat, dengan adanya sikap masyarakat yang masih mendukung keberadaan pendidikan yang berbasiskan agama Islam seperti Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabil Khairiyah ini maka perlu adanya pendekatan terhadap masyarakat bahwa dengan pendidikan yang berbasiskan agama Islam akan memberikan nilai lebih bagi pembangunan moral dan spiritual pribadi seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Luckman dkk, Sejarah Perkembangan Pemerintahan Departemen Dalam

Negri Di Propinsi Daerah Tk 1 Sumatera Utara (Masa Penjajahan Belanda Dan Pendudukan Jepang): Medan, Fakultas Sastra, 1991.

Al-Ghazali, Menangkap Kedalaman Rohaniah Peribadatan Islam. Jakarta: PT Raja Garafindo Persada, 1995.

Asmuni, Yusran, Dirasah Islamiah II: Pengantar Studi Kebudayaan Islam Dan

Pemikiran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998.

Danasuparta, Sejarah Pendidikan. Bandung: CV Ilmu, 1976.

Endaswara, Suwardi, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Pustaka widya Utama, 2006.

Ginting, Paham, Filsafat Ilmu Dan Metode Penelitian. Medan: USU Press, 2006. Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003.

_____________, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogjakarta: Bentang Pustaka, 2005.

Lapidus, Ira M, Sejarah Sosial Umat Islam III. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999. Najamuddin, Perjalanan Pendidikan Di Tanah Air (1800-1945). Jakarta: Reneka

Cifta, 2005.

Nizar, Samsul (ed), Sejarah Pendidikan Islam(Menelusuri Jejak Sejarah Era

Rasulullah Sampai Indonesia). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.

Notosusanto, Nugroho.(terj), Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press, 2006.

Qomar, Mujamil, Pesantren (Dari Transformasi Menuju Demokrasi Istitusi). Jakarta: Erlangga,2005.

Rahman, Abdul Saleh, Madrasah Dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Rais, M Amien, Islam Di Indonesia Sebuah Ikhtiar Mengaca Diri. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996.

Ray, Fahruddin dkk, Sejarah Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalabi Khairiyah. Tanjung Pura: pengurus Mahmudiyah Li Thalabi Khairiyah, 1994.

Reid, Antoni, Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan Di Sumatera. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987.

Said,Muhammad, Koeli Kontrak Tempo Doeloe (Dengan Derita dan Kemarahannya). Medan: Harian Waspada, 1990.

Sinar,T. Luckman, Runtuh dan Bangunnya Kerajaan Melayu Di Sumatera Timur. Tanpa Penerbit.

Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Popular. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007.

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1995.

DAFTAR INFORMAN Nama : Zainal Arifin AKA

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : PNS (Sejarawan Langkat)

Alamat : Desa Pelawi, Pangkalan Berandan

Nama : Abdul Halim Umur : 50 tahun

Pekerjaan : Guru Jamaiyah

Alamat : Jln. Amir Hamzah No. 205, Tanjung Pura

Nama : Fahruddin Ray Umur : 76 tahun

Pekerjaan : Pimpinan Jamaiyah (Alumni Jamaiyah) Alamat : Kompleks Pemda, Stabat

Nama : Abdul Wahab Umur : 83 tahun

Pekerjaan : Tani (Alumni Jamaiyah) Alamat : Desa Dalam, Tanjung Pura

Nama : Djalil Muhammad Umur : 78 tahun

Pekerjaan : Tani (Alumni Jamaiyah)

Alamat : Jln. M. Yunus No. 55, Tanjung Pura

Nama : Nasruddin Thaha Umur : 80 tahun

Pekerjaan : Tani (Mantan Laskar Rakyat, Alumni Jamaiyah)

Dokumen terkait