• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Ruang Lingkup Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

3. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa.

Gie dalam Suherman (2010: 1) aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Sedangkan menurut Sardiman (2010: 2) aktivitas dalam proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca, mendengarkan, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis diantaranya adalah

25 seperti mengingat kembali isi materi pelajaran pada peremuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain dan lainnya (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 114).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Diedrich dalam Hamalik (2001: 172) membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu.

1. Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk di dalam kegiatan visual diantaranya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yang termasuk di dalamnya antara lain mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang termasuk di dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan ataau diskusi, mendengarkan suatu permainan dan mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yang termasuk di dalamnya antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya anatar lain, menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan emosional, yang termasuk di dalamnya antara lain minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.

lain merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan motorik, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

Menururt Abimayu (2008: 175) menyatakan bahwa keterlibatan pembelajaran dalam proses pembelajaran itu dapat berbentuk keterlibatan siswa yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Keterlibatan fisik, seperti melakukan pengukuran, perhitungan, pengumpulan data atau meperagakan suatu konsep dan lain-lain. 2. Keterlibatan mental seperti, ketrlibatan intelektual, yang dapat

berbentuk mendengarkan informasi dengan cermat, berdiskusi dengan teman sekelas, melakukan pengamatan terhadap sesuatu pengetahuan baru tersebut.

Keterlibatan intelektual dalam bentuk latihan keterlibatan intelektual dalam bentuk latihan keterampilan intelektual seperti menyusun suatu rencana atau program, menyatakan gagasan dan sebagainya. Keterlibatan emosional dapat berbentuk penghayatan terhadap perasaan, nilai, sikap dan sebagainya.

27 Sedangkan menurut Hamalik (2010: 90-91) jenis-jenis aktivitas belajar dikelompokkan ke dalam beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut.

1. Aktivitas visual atau fisik: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang bekerja atau bermain.

2. Aktivitas lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara dan diskusi.

3. Aktivitas menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tugas, diagram, peta dan pola.

4. Aktivitas motorik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari dan berkebun.

5. Aktivitas fisik mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan- hubungan dan membuat keputusan.

6. Aktivitas emosional: minat, membedakan, berani, semangat, tenang dan sebagainya.

Montesari dalam Sardiman (2003: 117) juga menegaskan bahwa anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidikan akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya.

Pernyataan Montesari memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.

Natawijaya dalam Depdiknas (2005: 31) belajar aktif adalah “Suatu

perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”.

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keiniginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar dan lain sebagainya.

Rausseau (2004: 96-97) menjelaskan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dari pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Untuk itu setiap orang yang belajar tidak akan mungkin terjadi yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut aktivitas belajar adalah proses interaksi yang dilakukan guru dan siswa dalam perubahan tingkah laku individu yang terjadi baik fisik maupun non-fisik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Salah satu manfaat aktivitas belajar dengan melakukan aktivitas lebih banyak mendapatkan hasil bagi anak didik sebab kesan yang yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan tersimpan didalam benak anak didik ke arah kedewasaan.

Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa,

29 sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri.

Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan dari aktivitas belajar siswa. Dalam proses pembelajaran terdapat aktivitas belajar siswa maka akan terciptalah suasana belajar yang aktif. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

Dokumen terkait