• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PERMAINAN BOLA KECIL

D. Aktivitas Bermain Softball Sederhana

Akhir dari pembelajaran bermain sederhana adalah mengkomunikasikan prinsip dasar yang telah dikuasi untuk lebih meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan koordinasi gerakan, serta penanaman nilai disiplin, menghargai perbedaan, tanggungjawab, dan kerjasama, dengan pembelajaran sebagai berikut :

Gambar 2.13 melempar, memegang stick dan memukul bola.

1. Aktivitas bermainmelempar, menangkap bola, dan berlari,

a) amati contoh peragaan aktivitas gerakan oleh guru dan lihat gambar 2.15, b) lakukan seperti contoh peragaan

c) rasakan saat melakukan gerakan tersebut,

d) bandingkan gerakan yang kamu lakukan dengan contoh aktivitas gerakan oleh guru, e) gerakan mana yang mudah kamu lakukan,

f) fokuskan perhatian pada gerak melempar bola dan mengayun stick.

Peserta didik dibagi berkelompok (A sampai F ) empat orang (peserta didik) perkelompok, masing-masing menempati posisinya, kelompok A menangkap dan melempar, kelompok B pelambung (pitcher atau lambungan biasa) juga penangkap bola, kelompok C D, E pelari, dan kelompok F penangkap dan pelempar, permainan dilakukan ± 2-3 menit. B melambungkan bola pada A, dan A menangkap lalu dilempar ke kelompok F, maka A lari ke C, C ke D, D ke E, dan E ke B, sedangkan B ke A, lakukan seterusnya se-perti gerakan pertama. Untuk kelompok F, mendapat giliran setelah permainan berakhir ± 2-3 menit.

2. Aktivitas bermainmelempar, memegang stick, memukul, menangkap bola, dan berlari cepat, a) amati contoh peragaan aktivitas gerakan oleh guru dan lihat gambar 2.16,

b) lakukan seperti contoh peragaan

c) rasakan saat melakukan gerakan tersebut,

d) bandingkan gerakan yang kamu lakukan dengan contoh aktivitas gerakan oleh guru, e) gerakan mana yang mudah kamu lakukan,

f) fokuskan perhatian pada gerak melempar bola dan mengayun stick.

Peserta didik dibagi berkelompok (A sampai F ) empat orang (peserta didik) perkelompok, masing-masing menempati posisinya, kelompok A pemukul, kelompok B pelambung (pitcher atau lambungan biasa), kelompok C D, E pelari, dan kelompok F penangkap dan pelempar, permainan dilakukan ± 2-3 menit, B melambungkan bola pada A, dan A memukul, maka setelah bola dipukul A lari ke C, D ke E, dan E ke B, sedangkan B ke A , perpindahan lari dilakukan dengan cepat sebelum bola dilempar ke O, lakukan seterusnya seperti gerakan pertama. Untuk kelompok F dan O, mendapat giliran setelah permainan berakhir ± 2-3 menit.

Kelas VIII SMP/MTs Edisi Revisi

56 Semester 1

Dalam permainan ini dapat dilakukan pemberian skor, baik yang dilakukan sesama teman ( peer teaching) atau diri sendiri (self assessment), dengan aspek yang diamati sebagai berikut : (1) Bekerjasama saat bermain, (2) Dapat menangkap bola, (3) Dapat melambung bola, (4) Dapat mengoper bola, (5) Dapat memukul bola, (6) Bertanggungjawab

Dengan kriteria sebagai berikut : (a) 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai permainan, (b) 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai permainan dan kadang-kadang tidak melakukan, (c) 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan, (d) 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.

Contoh format pengamatan

No Peserta Nama Didik

Aspek yang diamati

JmL. Skor Ket-erangan Kerja sama saat bermain Dapat menangkap bola Dapat men-goper bola Mengoper bola pada teman Dapat memukul bola Bertang gung jawab 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 A v v v v v v 20 Baik Sekali 2 B 3 C 4 D 5 E 6 F Jumlah Skor Max = 24 Petunjuk Penskoran :

Kamu akan memperoleh nilai :

Baik Sekali : apabila memperoleh skor 16 - 24

Baik : apabila memperoleh skor 11 - 15

Cukup : apabila memperoleh skor 7 - 10

Kurang : apabila memperoleh skor 1 - 6

Permainan Bola Kecil Melalui Aktivitas Permainan

Bulutangkis

Kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut -sebut di

India dan Republik Rakyat Cina. Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan

Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki.

Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini. Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka. Olahraga kompetitif bulutangkis ditemukan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olahraga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamlet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore - a new game” (“Battledore bulutangkis - sebuah permainan baru”). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire Inggris. Rancangan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England, bulutangkis menjadi sebuah olahraga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di negara-negara Skandinavia.

Induk organisasi International Badminton Federation (IBF) didirikan pada tahun 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Perancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai ailiat pada tahun 1936. Pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid, Spanyol, September 2006, usulan untuk mengubah nama International Badminton Federation menjadi Badminton World Federation (BWF) diterima dengan suara bulat oleh seluruh delegasi yang hadir ( 206 delegasi) .

Olahraga ini menjadi olahraga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu. Olahraga yang sudah berumur ribuan tahun baru masuk Olimpiade tahun 1992. Kini permainan bulutangkis sudah dikenal di seluruh dunia, namun pemain perlu dibekali dengan prinsip dasar yang baik, pemain yang memiliki prinsip dasar yang baik dalam bermain cenderung dapat bermain dengan baik.

A. Prinsip Dasar Pukulan Permainan Bulutangkis

Dokumen terkait