• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komoditi utama yang diusahakan PT Giga adalah sayuran organik. Aktivitas bisnis yang dijalankan berupa pengadaan, penanganan, serta distribusi sayuran-sayuran organik kepada retail-retail modern seperti supermarket- supermarket. Produk sayuran yang ditawarkan PT Giga berjumlah 81 jenis.

PT Giga saat ini belum memiliki lahan sendiri untuk memproduksi sayuran. PT Giga masih mengandalkan Petani Mitra untuk memperoleh pasokan sayuran organik dengan me njalin kemitraan dengan para Petani Mitra. Petani Mitra tersebut berada di daerah Cipanas (Cianjur), serta Cisarua dan Darmaga (Bogor).

Aktivitas pengadaan sayuran dilakukan dengan melakukan pemesanan kepada Petani Mitra berdasarkan pesanan retail. Aktivitas ini dilakukan setiap hari dimulai dengan menunggu datangnya order dari retail. Waktu diterimanya order ini oleh PT Giga dimulai dari siang hari hingga maksimal pukul empat sore. Pemberian order dari retail kepada PT Giga dengan menggunakan telepon dan fax. Apabila menggunakan telepon, isi pesanan berupa store mana yang memesan, jenis serta jumlah sayuran yang dipesan. Sedangkan apabila order datang dalam bentuk fax, biasanya yang dikirimkan berupa Purchase Order (PO) langsung. PO 55

ini memuat hal- hal seperti keterangan store mana yang memesan beserta alamat dan nomor telepon, nomor PO, tanggal pengiriman PO, kode barang, jumlah sayur yang dipesan, satuan, harga beli sayuran, serta nilai pemesanan. PO tersebut juga memuat kalimat yang berisikan apabila dalam enam jam tidak ada keberatan terhadap harga yang disampaikan kepada buyer (retail), maka yang berlaku adalah harga PO. Hal ini merupakan tindakan antisipasi apabila terjadi kesalahan cetak pada PO.

Setelah semua order diterima, maka dilakukan proses pemesanan kepada Petani Mitra . Proses pemesanan ini menggunakan telepon dan Short Message Service (SMS). Berdasarkan order dari retail, PT Giga melakukan pembagian pesanan terhadap masing- masing Petani Mitra . Kemudian, pukul empat sore hingga pukul sembilan malam proses pengangkutan sayuran dari Petani Mitra ke gudang PT Giga dilakukan. Sayuran biasanya tiba pada pukul sembilan hingga sepuluh malam.

Kemudian, PT Giga melakukan proses penanganan sayuran berupa sortasi dan pengemasan (packing) sayuran. Aktivitas ini berlangsung pada malam hingga pagi hari sesuai banyaknya jumlah sayur yang datang. Setelah proses penanganan sayuran selesai dilakukan, maka sayuran tersebut dibagi-bagi ke dalam keranjang yang bertuliskan nama retail sesuai dengan jumlah yang dipesan.

Proses selanjutnya yaitu pendistribusian sayuran yang dilakukan pada pukul empat pagi. Pengantaran sayur tersebut biasanya menggunakan dua sampai tiga mobil sesuai banyaknya pesanan. Distribusi sayuran dikelompokkan ke dalam rute-rute tertentu. Rute-rute tersebut dibuat berdasarkan lokasi retail. Setibanya di lokasi retail, asisten mengisi buku yang berisi daftar pemasok yang mengirim barangnya kepada retail. Setelah itu, pihak penerimaan barang pada retail diberi faktur penjualan dari PT Giga. Selanjutnya, petugas sortir melakukan penyortiran terhadap sayuran yang datang kemudian ditimbang. Apabila sayuran yang tidak lolos sortir, maka dikembalikan kepada PT Giga. Setelah penimbangan, maka dilakukan pencocokan faktur penjualan dangan PO yang dimiliki retail. Faktur yang digunakan PT Giga berbentuk faktur berlapis. Apabila terdapat ketidaksesuian antara faktur dan PO, maka petugas akan melakukan perbaikan dan pencatatan dalam jumlah yang tepat. Pihak retail menyimpan faktur berwarna

putih dan menyerahkan faktur kuning kepada asisten supir. Faktur tersebut ditukarkan setelah tujuh hari dan ditukar dengan faktur berwarna putih yang sudah dilegalisasi pihak retail. Faktur putih tersebut yang digunakan untuk menukarkan pencairan pembayaran kepada Head Office masing- masing setelah tiga puluh hari. Proses distribusi sayuran pun selesai pada pukul sembilan pagi atau paling lambat sekitar jam dua belas siang.

Proses pengiriman sayuran kepada retail berupa agen sedikit berbeda dari retail yang berupa superma rket. Supir dan asistennya menyerahkan faktur penjualan dari PT Giga yang selanjutnya penerima barang melakukan sortasi terhadap sayuran yang datang. Sortasi berupa pengecekan tampilan dan penegmasan sayuran yang datang. Apabila terdapat sayuran yang tidak memenuhi kriteria, maka agen tersebut mengembalikan sayuran yang tidak sesuai. Selanjutnya, agen langsung melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah sayuran yang diterima. Agen ini juga ada yang melakukan pembayaran kepada PT Giga seminggu setelahnya.

Tabel 9. Aktivitas Harian PT Giga

No. Aktivitas Waktu

1. Penerimaan order dari retail 09.00-16.00 2. Pengambilan sayuran dari Petani Mitra 16.00-21.00 3. Penyortiran dan pengemasan sayuran 21.00-04.00 4. Pendistribusian sayuran ke retail 05.00-09.00

VI MANAJEMEN MUTU TERPADU

6.1. Teknik Pengendalian Mutu

PT Giga memiliki tiga aktivitas utama yang dijalankan, yaitu aktivitas pengadaan, penanganan serta distribusi sayuran. Proses manajemen mutu dilakukan pada seluruh aktivitas tersebut. Manajemen Mutu Terpadu (MMT) menekankan proses pengendalian mutu yang berkesinambungan dimana terjadi hubungan terintegrasi antara proses satu dengan yang lainnya. Konsep MMT menyatakan bahwa kualitas suatu proses ditentukan oleh proses sebelumnya. 6.1.1. Teknik Pengendalian Mutu pada Proses Pengadaan Sayuran

Proses pengadaan sayuran merupakan proses bagaimana perusahaan memperoleh pasokan sayuran. Teknik manajemen mutu yang dilakukan pada tahap ini berupa pengecekan berulang-ulang terhadap Purchase Order (PO) yang diterima dari retail yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemesanan kepada Petani Mitra. Proses pemesanan terhadap Petani Mitra pun diperhatikan kebenarannya apakah sudah sesuai PO atau tidak.

Kesalahan dalam proses ini dapat menurunkan kepuasan pihak tertentu. Misalnya saja, pernah terjadi kesalahan pemesanan dari PT Giga kepada Petani Mitra yang menyebabkan timbulnya keluhan dari Petani Mitra kepada PT Giga. Kesalahan tersebut menyebabkan kelebihan sayuran yang dipanen oleh Petani Mitra sehingga terjadi kelebihan supply pada Petani Mitra. Kesalahan dalam mencatat order dari retail pun dapat saja terjadi, sehingga keluhan dari pihak retail dapat pula terjadi. Akibatnya, PT Giga dapat secara langsung mendapatkan kerugian dari adanya kesalahan PO. Oleh karena itu, tindakan ini diantisipasi oleh kedua belah pihak (PT Giga dan retail) melalui kesepakatan berupa kesempatan pengoreksian PO dalam waktu enam jam setelah PO diterima PT Giga.

Setelah PO selesai dikumpulkan, maka bagian pengadaan siap menjemput sayuran kepada Petani Mitra. Sayuran yang dibeli dari pihak Petani Mitra masih berbentuk curah atau tidak dalam bentuk kemasan khusus. Para Petani Mitra menjaga kualitas sayuran yang dihasilkan dimulai dari kegiatan penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Kegiatan pengendalian kualitas pada kegiatan selain kegiatan pasca panen, dilakukan di lahan Petani Mitra langsung.

Teknik pengendalian kualitas sayuran dari masa penanaman hingga panen, berbeda-beda di antara ketiga Petani Mitra. Namun, semuanya sepakat bahwa titik kritis yang menentukan kualitas sayur yang dihasilkan terletak pada masa pemeliharaan.

Petani Mitra I memulainya dengan pemilihan benih yang baik, untuk itu dipilih benih lokal. Harga benih lokal lebih mahal karena kualitasnya lebih baik. Lahan yang digunakan untuk menanam sayuran organik merupakan lahan tidur sebelumnya dimana lahan tersebut tidak digunakan untuk aktivitas pertanian selama bertahun-tahun. Pada masa pertumbuhan, tanaman disiram setiap hari sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi dan sore hari. Ketika musim hujan pun tanaman kembali disiram tetapi dalam jumlah air yang lebih sedikit. Hal ini dilakukan untuk membersihkan tanah yang naik akibat hujan.

Pupuk organik yang diberikan pun tidak boleh kurang. Biasanya, pemupukan dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali dengan mempertimbangkan masa tanaman tersebut. Pemupukan pertama digunakan pupuk kotoran kambing dan ayam. Pemupukan kedua digunakan pupuk ayam untuk mempercepat pertumbuhan. Kedua jenis pupuk ini menga ndung unsur N, P dan K yang dibutuhkan tanaman. Menurut petani, karakter pupuk kotoran kambing mengandung urea yang tinggi namun bersuhu dingin sehingga tahan lama berada di dalam tanah, sementara, pupuk kotoran ayam mengandung urea tinggi namun bersuhu panas sehingga tidak tahan lama berada di tanah. Unsur N berfungsi untuk menguatkan batang, sedangkan unsur K mengandung vitamin dan dapat menjaga tanaman dari timbulnya penyakit. Pemupukan terakhir yaitu penggunaan pupuk bokashi yang mengandung unsur F untuk memacu tumbuhnya buah bagi sayuran buah. Pupuk bokashi yang digunakan Petani Mitra I terbuat dari campuran bahan-bahan organik yaitu dedak, ampas tahu serta batang pisang. Petani Mitra I belum menggunakan pestisida organik dalam bertanam sayuran. Petani Mitra I masih mencoba membuat formulasi pestisida organik yang tepat untuk jenis hama yang tepat pula. Namun, karena faktor usia dan terbatasnya tenaga kerja, teknik tersebut belum dilaksanakan secara maksimal sehingga sebagian sayuran yang dipasok kepada PT Giga masih belum memuaskan PT Giga.

Petani Mitra II merupakan petani perorangan. Petani Mitra II menggunakan teknik yang kurang lebih sama dengan Petani Mitra I. Lahan yang digunakan Petani Mitra II merupakan lahan transisi organik. Sekeliling lahan ya ng digunakan untuk usahatani organik merupakan bangunan dan lahan lain yang digunakan untuk usahatani rumput yang tidak menggunakan bahan kimia. Proses penghasilan kualitas sayuran dilakukan dengan memperbanyak pupuk organik yang diberikan. Petani Mitra II berprinsip bahwa tanah harus diberi asupan pupuk organik yang cukup karena tanah yang sehat menghasilkan tanaman yang sehat sehingga kebal terhadap serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, Petani Mitra II juga tidak menggunakan pestisida organik.

Proses penjagaan kualitas dilakukan ketika pemeliharaan melalui pengaturan jarak tanam dengan tujuan agar sesama pohon tidak saling mengganggu, memudahkan pembersihan rumput, serta memudahkan pemupukan dan panen. Selain itu, pembersihan terhadap rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman tidak boleh terlambat karena rumput-rumput tersebut dapat mengambil unsur hara yang diperlukan tanaman. Ketika panen, tanaman dicabut dengan hati- hati untuk mencegah tanaman rusak yang dapat menyebabkan harga jualnya turun. Menurut PT Giga, kualitas sayuran yang dihasilkan Petani Mitra II sudah baik, terutama komoditi selada keriting.

Serupa dengan Petani Mitra I dan II, proses pengendalian kualitas oleh Petani Mitra III (petani perorangan) dilakukan melalui penggunaan lahan dan benih yang baik, serta pemeliharaan tanaman yang intensif. Lahan yang digunakan Petani Mitra III terletak di daerah dataran tinggi pada daerah Kecamatan Megamendung. Petani Mitra III menggunakan pestisida organik untuk mengatasi hama yang timbul, terutama hama ulat. Pestisida organik tersebut terbuat dari bahan-bahan berupa bawang putih, tembakau, kacang babi dan sedikit krinyuh yang dicampur air. Penyemprotan dilakukan seminggu tiga kali sebanyak lima tabung (volume 17 liter per tabung), untuk luasan 1,2 Ha. Selain itu, Petani Mitra III juga menjaga mutu dengan melakukan penjarangan tanaman.

Lahan Gudang Petani Mitra Panen Pembersihan Penyortiran Penimbangan Pengepakan

Pengangkutan ke Gudang Petani Mitra

Gambar 9. Perlakuan Pascapanen Petani Mitra

Sayuran di pihak Petani Mitra mengalami perlakuan pasca panen ya ng sama, diantaranya yaitu pembersihan, penyortiran, penimbangan serta pengepakan. Pembersihan dilakukan untuk membersihkan sayuran dari sisa-sisa kotoran yang tertinggal sewaktu panen. Penyortiran dilakukan untuk memisahkan sayuran mana yang sesuai mutu dan mana yang tidak. Penimbangan dilakukan setelah sayuran dibersihkan dan disortir. Penimbangan dilakukan berdasarkan order dari masing- masing pembeli. Perlakuan terakhir dari proses ini adalah pengepakan. Pengepakan yang dimaksud adalah proses penempatan sayuran ke dalam wadah. Wadah yang digunakan berupa keranjang serta plastik. Sayuran yang telah ditempatkan di wadah, siap diangkut untuk proses selanjutnya.

Hanya satu dari tiga Petani Mitra PT Giga yang mengantarkan sayurannya kepada gudang PT Giga, yaitu Petani Mitra I, selebihnya PT Gigalah yang menjemput sayuran kepada Petani Mitra. Lokasi Petani Mitra tersebut bertempat di daerah Cipanas dan Cisarua. Bagian pengadaan PT Giga bertugas mengambil sayuran dan memeriksa apakah sayuran yang akan diangkut telah sesuai jumlah dan mutu. Untuk itu, diadakan konfirmasi antar kedua belah pihak mengenai hal tersebut. Kemudian, sayuran siap diangkut ke gudang PT Giga di Cibinong.

Selama perjalanan ke gudang PT Giga, sayuran disimpan dalam keranjang-keranjang atau dalam kemasan plastik besar. Mobil angkut yang digunakan belum memiliki fasilitas pendingin sayuran di dalamnya. Oleh karena

itu, diperlukan teknik lain dalam menjaga mutu, yaitu demi menjaga sayuran agar tidak layu, sayuran dibiarkan terbuka agar sayuran tersebut mendapatkan udara yang cukup. Selain itu, untuk jenis sayuran yang mudah rusak seperti sayuran daun, penempatan sayuran diatur sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya kerusakan. Sayuran non-daun misalnya ketimun, terung, wortel dan sayuran sejenis lainnya ditaruh pada lapisan bawah keranjang. Sementara di atasnya ditaruh sayuran-sayuran daun seperti bayam, kangkung, dan sayuran daun lainnya. Hal ini dilakukan agar mobil yang digunakan cukup untuk mengangkut semua jenis sayuran sekaligus. Teknik ini juga menjaga sayuran yang mudah rusak seperti sayuran daun agar tetap utuh selama perjalanan.

6.1.2. Teknik Pengendalian Mutu pada Proses Penanganan Sayuran

Setelah sayuran diterima dari Petani Mitra di gudang PT Giga, sayuran tersebut menerima perlakuan berikutnya. Sayuran yang datang dikeluarkan dari mobil angkut secara hati- hati. Apabila bongkar muat sayuran dilakukan secara kasar, maka akan mempengaruhi bentuk fisik sayuran. Sayuran yang telah sampai di gudang PT Giga kemudian dibersihkan, disortir, ditimbang, kemudian dikemas.

Perlakuan pertama dari sayuran yang datang adalah pembersihan dan penyortiran. Kedua hal ini dilakukan secara bersamaan pada jenis-jenis sayuran tertentu. Misalnya saja untuk sayuran tomat, dari sejumlah tomat yang datang di gudang, tomat dipilih satu per satu dengan memperhatikan bentuk, warna, tingkat kematangan, serta tingkat kerusakannya sekaligus. Pada proses tersebut, tomat dibersihkan dengan menggunakan lap kain bersih untuk membersihkan kotoran- kotoran yang menempel. Tomat yang lolos sortir merupakan tomat dengan tingkat kematangan cukup (dilihat dari warnanya yang sudah merah), serta terbebas dari cacat fisik berupa bolong-bolong atau goresan. Namun, retail tertentu masih mau menerima tomat dengan warna merah sebagian (merah tidak sempurna dan masih kehijauan).

Sayuran daun seperti bayam, kangkung, atau sayuran sejenis lainnya yang datang dari Petani Mitra masih terdapat akar ketika sampai di gudang PT Giga. Akar tersebut digunting agar terlihat lebih rapi dan bersih dari tanah-tanah yang melekat. Untuk jenis sayuran lainnya proses penyortiran dilakukan dengan memperhatikan dari bentuk fisik sayuran satu-persatu agar sayuran yang cacat

dapat segera dipisahkan. Hal ini merupakan cara untuk mencegah keluhan dari retail dari segi bentuk fisik produk.

Proses penanganan sayuran selanjutnya yaitu penimbangan dan pengemasan. Pengemasan memberikan perlindungan, kepraktisan, menambah nilai ekonomi, dan daya tarik produk. Masing- masing retail memiliki standar tertentu dalam segi bobot masing- masing sayuran yang dipesan. Misalnya saja untuk komoditi bayam hijau. Toko Kemchicks memberlakukan standar untuk bayam hijau dalam bentuk pack berbobot 250 gram, sedangkan Superindo meminta bayam hijau dalam bentuk curah per kilogram. Setelah ditimbang, maka sayuran dikemas berdasarkan standar masing- masing retail. Kemasan yang akan digunakan harus diperhatikan dengan seksama. Apabila terdapat kemasan yang rusak, maka kemasan tersebut tidak digunakan.

Kemasan yang digunakan berbeda antar jenis sayuran untuk masing- masing retail. Perbedaan ini berdasarkan standar yang diberikan masing- masing retail. PT Giga sebagai pemasok harus memenuhi standar tersebut. Jenis kemasan yang tersedia di antaranya: plastik wrapping, plastik bening baik disertai merk Giga Organic atau tidak, styrofoam, tray, juga terdapat beberapa jenis sayuran yang hanya diikat saja dengan selotip khusus (tertera merk retail di atasnya). Kemasan plastik bening dan tray sengaja dilubangi di beberapa bagian untuk memberikan sirkulasi udara pada sayuran di dalamnya.

Sayuran yang telah dikemas ada yang diberi sticker merk Giga Organic serta bar code, sementara beberapa sayuran kemasan lain tidak. Hal ini tergantung pada permintaan retail. Setelah itu, khusus untuk jenis sayuran daun seperti bayam, kangkung, caisim, daun bawang dan lainnya diberi air dengan cara dicelupkan atau disiram. Hal ini dilakukan karena sayuran tersebut masih membutuhkan air untuk mempertahankan kesegarannya. Sementara untuk sayuran yang dapat busuk jika terkena air, diberikan perlakuan diangin-anginkan dengan menggunakan kipas angin agar cepat kering. Misalnya untuk sayuran wortel dan kentang.

Gambar 10. Teknik Pengendalian Mutu pada Proses Penanga nan Sayuran di PT Giga

Perlakuan terakhir pada proses penanganan sayuran ini adalah pengalokasian sayuran berdasarkan pesanan retail dengan cara membagi-bagi sayuran ke dalam keranjang yang tertera nama toko yang memesan di atasnya agar tidak tertukar. Penempatan sayuran pada keranjang juga menggunakan teknik yang sama seperti ketika mengangkut sayuran dari Petani Mitra ke gudang PT Giga. Teknik tersebut yaitu dengan menempatkan sayuran non-daun di bawah sayuran daun, sehingga dapat lebih efisien dalam hal penggunaan ruang di samping untuk menjaga mutu sayuran.

Selesainya proses penanganan sayuran, gudang pun dibersihkan dari sisa- sisa sayuran dan kemasan. PT Giga sangat memperhatikan kebersihan tempat penanganan sayuran yang akan mempengaruhi kerja ataup un proses yang dijalankan pada tempat tersebut. Alat-alat yang telah selesai digunakan dibersihkan dan disimpan pada tempatnya.

Sayuran dari Petani Mitra

Pembersihan dan Penyortiran

Penimbangan

Pengemasan

Sayuran Daun Sayuran Non-Daun

Penyiraman dengan Air

Distribusi

6.1.3. Teknik Pengendalian Mutu pada Proses Distribusi Sayuran

Proses distribusi sayuran dilakukan pada pagi hari. Pengantaran sayuran kepada retail dilaksanakan melalui rute-rute berdasarkan retail mana saja yang memesan sayuran pada hari itu. Rute-rute ini dibuat untuk mengefisienkan waktu perjalanan karena lamanya sayuran di perjalanan akan mempengaruhi mutu sayuran. Apalagi, PT Giga belum memiliki sarana pendingin sayuran dalam kendaraan yang dapat digunakan untuk menjaga mutu sayuran selama proses pendistribusian.

Penempatan sayuran diatur sesuai rute pada hari itu. Keranjang sayuran untuk retail pertama yang diantarkan menempati bagian atas, sehingga memudahkan proses bongkar muat ketika tiba di lokasi retail. Proses bongkar muat dilakukan dengan hati-hati agar kemasan dan sayuran yang tiba di lokasi retail tidak rusak.

6.2. Unsur-Unsur MMT

Suatu perusahaan dikatakan sudah melaksanakan MMT salah satunya apabila pada perusahaan tersebut sudah tersedia unsur- unsur yang merupakan alat pelaksana MMT. Unsur-unsur tersebut menurut Ibrahim (2000) yang diacu dalam Arthatiani (2008), diantaranya adalah Sumber Daya Manusia (SDM), standar, sarana, organisasi, audit internal, dan diklat. Semakin lengkap unsur-unsur ini tersedia pada PT Giga, maka pelaksanaan MMT pada PT Giga akan semakin baik.

6.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang terdapat PT Giga antara lain yang bergerak pada aktivitas manajemen dan aktivitas teknis. Kumpulan sumber daya manusia pada aktivitas-aktivitas tersebut menggerakkan aktivitas sehari- hari PT Giga. PT Giga telah memperhatikan pengalaman kerja atau pendidikan calon karyawan dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya manusianya. Seperti dalam merekrut karyawan pada bagian quality control yang merupakan posisi penting dalam aktivitas teknis perusahaan. PT Giga merekrut seorang karyawan yang telah bertahun-tahun bekerja dalam bisnis sayuran organik. Hal ini bermanfaat bagi PT Giga karena PT Giga merupakan perusahaan yang relatif baru sehingga

membutuhkan tenaga yang dapat bekerja dengan efektif dan efisien dalam masa pengembangannya.

Selain itu, sumber daya manusia pada level manajemen PT Giga memiliki latar belakang pertanian baik dalam bentuk latar belakang pendidikan maupun pengalaman kerja. Hal ini mempermudah kegiatan PT Giga karena PT Giga tidak perlu mengadakan pelatihan maupun pendidikan secara khusus mengenai pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan pada saat pertama kali bekerja.

Jumlah karyawan PT Giga tidak terlalu banyak. Pada level manajemen terdiri dari tujuh orang karyawan. Sementara, unit pelaksana teknis terdiri dari dua belas orang karyawan. Jumlah karyawan yang relatif tidak banyak ini memudahkan komunikasi yang terjalin antar karyawan. Setiap masukan yang diberikan oleh unit pelaksana teknis diterima dengan baik oleh manajemen. Selanjutnya, pihak manajemen akan mempertimbangkan masukan tersebut dan memikirkan bersama bagaimana pemecahannya. Hal ini dapat terlihat ketika karyawan PT Giga menyampaikan keluhan retail yang disampaikan padanya, kemudian karyawan tersebut menindaklanjutinya dengan menyampaikan keluhan tersebut kepada manajemen PT Giga.

Sistem kerja di PT Giga masih terkait dengan manajemen Singo Grup, sehingga sistem reward dan punishment yang diberlakukan saat ini masih dilakukan oleh manajemen Singo Grup. PT Giga juga memberikan tunjangan rumah bagi karyawan yang sudah berkeluarga, sedangkan yang belum menikah disediakan mess untuk tempat tinggal.

Namun saat ini, belum semua karyawan memahami tujuan yang ingin dicapai PT Giga. Sehingga karyawan PT Giga menjalankan pekerjaannya saja tanpa memikirkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.

6.2.2. Standar

Menurut beberapa kamus bahasa dan keteknikan, standar didefinisikan sebagai objek atau kualitas atau ukuran tertentu yang digunakan sebagai patokan atau sesuatu yang dianggap tetap nilainya sehingga dapat dipakai sebagai ukuran nilai (harga), atau prinsip yang harus diikuti oleh yang lain, atau ketepatan

Dokumen terkait