• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV.3 Aktivitas perusahaan

Latex kebun yang telah ditoreh dari pokok karet dikumpulkan dalam satu tempat penampungan sementara, lalu dibutuhkan zat kimia yaitu larutan ammonia yang berguna untuk menjaga agar latex kebun tidak beku. Setelah itu latex kebun diangkut kepabrik dengan menggunakan truk tangki, setelah sampai dipbrik latex kebun tersebut diambil sampel dari tiap-tiap tangk truk untuk dilakukan testing dilaboraturium. Testing meliputi beberapa parameter seperti: VFA, TSC, DRC, NRS,MG. Kemudian berat latex kebun ditimbang.

Setelah diketahui hasil testing laboraturium latex kebun dibongkar dan ditampung dalam tangki penerimaan (reception tank) kemudian diberikan beberapa zat kimia sesuai standar untuk menjaga kualitas latex kebun sebelum diproses.

Sebelum latex ini diproses diinapkan terlebih dahulu selama 8 (delapan) jam dan diambil sampel dari tiap-tiap tangki penerimaan.

Latex yang telah diinapkan akan diproses/diolah dengan menggunakan mesin separator, setelah dijalankan selama 2,5 jam dilakukan pencucian terhadap mesin separator kemudian dijalankan kembali. Latex kebun yang diproses/diolah akan menjadi latex concentrate (latex pekat) dan skim block.

Latex concentrate ditampung dalam suatu tangki penyimpanan untuk dimaturasi selama minimal 21 hari dan selama penyimpanan (maturasi) latex pekat dikontrol setiap hari dengan menguji sampel latex pekat setiap hari. Adapun yang ditest setiap hari sampelnya seperti NH3,VFA, TSC, NRS, MST, MG, KOHNo, Ph dan lain-lain. Setelah mencapai 21 hari dan maturasi cukup, maka latex concentrate

siap untuk di jual baik didalam negri maupun keluar negri. Pengangkutan latex concentrate ini melalui jalan darat dan laut.

Sedangkan skim latex yang keluar dari proses separator akan di tamping dalam suatu bak penampungan yang kemudian dipompa dan dikipas/blower untuk menghilangkan zat kimia ammonia yang ada pada skim latex karena skim latex akan dibekukan. Setelah itu skim latex akan diinapkan selama satu malam sebelum skim latex dibekukan. Setelah skim latex dibekukan maka proses selanjutnya adalah menggiling (creping) skim latex yang telah beku, lalu dicincang halus (schereder) dan dimasukkan kedalam trolley. Skim latex sip untuk didryer (pengeringan). Selanjutnya skim latex yang telah kering dijadikan block dengan cara press sehingga terbentuklah skim block dengan berat yang diinginkan. Skim block akan dibungkus dengan plastic dan disusun dalam suatu pallet yang terbuat dari kayu atau besi kemudian siap untuk dijual.

Gambar IV. 2 : Proses Produksi

Sumber : PT. Mardec Nusa Riau Tahun 2011 Latex

Diinapkan (8 jam) Mesin Separator (2,5 jam)

Skim Block Creping (penggilingan)

Latex Concentrate

Pembekuan

Pengeringan Blower (pengipasan)

V.1 Identitas Responden

Untuk melihat identitas responden dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menganalisanya dari beberapa sisi, diantaranya adalah dari sisi jenis kelamin, umur responden dan berdasarkan tingkat pendidikan responden. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada beberapa tabel berikut ini :

V.1.1 Responden Menurut Jenis Kelamin

Kemudian keadaan responden jika di lihat dari jenis kelamin, maka dapat di lihat pada tabel V.1 berikut ini:

Tabel V.1 Responden Menurut Jenis Kelamin

No

Jenis Kelamin Frekuensi

Orang Persentase (%)

1 Laki-laki 69 81,18

2 Perempuan 16 18,82

Jumlah 85 100 %

Sumber: Data Olahan Tahun 2012

Berdasarkan tabel V.1 di atas, diketahui bahwa jika dilihat berdasarkan jenis kelamin responden, maka responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak

69 orang atau sebesar 81,18 % sedangkan untuk responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang atau sebesar 18,82 %. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata jenis kelamin responden adalah laki-laki, yaitu sebanyak 69 orang atau sebesar 81,18 %.

V.1.2 Responden Menurut Kelompok Umur

Pada bagian ini akan di jelaskan secara umum mengenai keadaan responden di tinjau dari kelompok umur. Untuk lebih jelasnya, berikut dapat di lihat pada tabel V.2 berikut ini:

Tabel V.2 Responden Menurut Kelompok Umur

No Umur Responden

Frekuensi

Orang Persentase (%)

1 20 – 30 23 27,06

2 31 – 40 51 60,00

3 41 – 50 11 12,94

Jumlah 85 100 %

Sumber: Data Olahan Tahun 2012

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diketahui bahwa jika di tinjau dari kelompok umur, maka responden yang berusia antara 20 – 30 tahun berjumlah 23 orang atau sebesar 27,06 %, sedangkan responden yang berusia antara 31 – 40 tahun berjumlah 51 orang atau sebesar 60,00 % dan responden yang berusia antara 41 – 50

tahun berjumlah 11 orang atau sebesar 12,94 %. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata umur responden berkisar antara 31 – 40 tahun.

V.1.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Kemudian keadaan responden jika di lihat dari tingkat pendidikannya, maka dapat di lihat pada tabel V.3 berikut ini:

Tabel V.3 Responden Menurut Pendidikan No

Pendidikan Frekuensi

Orang Persentase (%)

1 SLTP 24 28,23

2 SLTA 54 63,53

3 D3 5 5,88

4 S1 2 2,35

Jumlah 85 100 %

Sumber: Data Olahan tahun 2012

Berdasarkan tabel V.3 di atas, diketahui bahwa jika berdasarkan tingkat pendidikan responden, maka untuk pendidikan SLTP sebanyak 24 orang atau sebesar 28,23 %, sedangkan untuk pendidikan SLTA sebanyak 54 orang atau sebesar 63,53

%, kemudian untuk pendidikan D3 sebanyak 5 orang atau sebesar 5,88 % dan S1 sebanyak 2 orang atau sebesar 2,35 %. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan responden adalah SLTA yaitu sebanyak 54 orang atau sebesar 63,53 %.

V.2 Deskripsi Variabel

V.2.1 Variabel Bahan Baku (X1)

Dalam kegiatan proses produksi, bahan baku merupakan faktor penting yang tidak bisa diabaikan. Itulah sebabnya setiap perusahaan harus mempunyai rencana mengenai persediaan bahan baku maupun usaha-usaha lain dalam mengatasi terjadinya krisis bahan baku seperti menjalin hubungan kemitraan kepada pihak-pihak tertentu guna untuk mendapatkan bahan baku yang di butuhkan. Bahan baku merupakan bahan utama dari suatu produk atau barang. Oleh karena itu perlu adanya persediaan bahan baku agar tidak mengganggu kegiatan proses produksi di sebuah perusahaan.

Untuk melihat rekapitulasi jawaban responden tentang bahan baku tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel V.4 Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel Bahan Baku (X1).

No Pernyataan Frekuensi

Jumlah

SS S KS TS STS

1 Jumlah pasokan bahan baku sudah

cukup 20 19 8 38 0 85

23,5% 22,4% 9,41% 44,7% 00,0% 100 % 2 Kualitas bahan baku sangat

berpengaruh terhadap produksi 25 26 30 4 0 85

29,4% 30,6% 35,3% 4,70% 00,0% 100 % 3 Bahan baku yang sampai dipabrik

segera diolah tanpa harus menunggu lama

38 32 15 0 0 85

44,7% 37,7% 17,6% 00,0% 00,0% 100 % 4 Bahan baku yang diproses sudah

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan

42 39 4 0 0 85

49,4% 45,9% 4,70% 00,0% 00,0% 100 % 5 Kapasitas penampungan bahan

baku sangat memadai 28 27 17 13 0 85

32,9% 31,8% 20,0% 15,3% 00,0% 100 %

Jumlah 153 143 74 55 0 425

Rata-rata 31 29 14 11 0 85

Persentase 36,5% 34,1% 16,4% 12,9% 00,0% 100%

Berdasarkan tabel rekapitulasi jawaban responden tentang bahan baku di atas, menunjukan bahwa sebanyak 31 orang atau sebesar 36,5% menyatakan sangat setuju, 29 orang atau sebesar 34,1% menyatakan setuju, 14 orang atau sebesar 16,4%

menyatakan kurang setuju dan 11 orang atau sebesar 12,9 % menyatakan tidak setuju.

Sumber : Data olahan tahun 2012

V.2.2 Variabel Tenaga Kerja (X2)

Tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang sangat penting untuk menggerakkan sebuah perusahaan dalam proses produksi. Hasil produksi yang baik akan tercermin pada pelaksanaan pekerjaannya dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi, karena disiplin seseorang karyawan akan memberikan tingkat produktivitas yang tinggi.

Tenaga Kerja adalah besar jumlah waktu yang ada selama pekerja dipekerjakan dalam kegiatan yang produktif yang dinyatakan dalam persen Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang tidak bias dipisahkan dalam kegiatan produksi baik itu pada perusahaan jasa maupun manufaktur. Melihat begitu pentingnya, maka setiap perusahaan harus mampu dengan sungguh-sungguh mencari dan menyeleksi calon-calon tenaga kerja yang akan bekerja diperusahaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu apakah tenaga kerja tersebut memiliki skill yang baik dan berkompeten dibidangnya atau tidak.

Adapun rekapitulasi jawaban responden tentang tenaga kerja tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel V.5 Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel Tenaga Kerja (X2).

No Pernyataan Frekuensi

Jumlah

SS S KS TS STS

1 Latar belakang tingkat pendidikan tenaga kerja 2 Karyawan selalu mendapatkan

pelatihan dan pendidikan dari pihak perusahaan

22 28 26 9 0 85

25,9% 32,9% 30,6% 10,6% 00,0% 100 % 3 Perekrutan karyawan dilakukan

secara tertib dan teratur 36 30 11 8 0 85

42,4% 35,3% 12,9% 9,41% 00,0% 100 %

hadiran karyawan sangat kecil 33 30 12 5 5 85

38,9% 35,3% 14,1% 5,88% 5,88% 100 %

Jumlah 135 136 99 50 5 425

Rata-rata 27 27 20 10 1 85

Persentase 31,8% 31,8% 23,5% 11,8% 1,17% 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2012

Berdasarkan tabel rekapitulasi jawaban responden tentang tenaga kerja di atas, menunjukan bahwa sebanyak 27 orang atau sebesar 31,8 % menyatakan sangat setuju, 27 orang atau sebesar 31,8 % menyatakan setuju, 20 orang atau sebesar 23.5

% menyatakan kurang setuju, 10 orang atau sebesar 11,8 % menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau sebesar 1,17 % menyatakan sangat tidak setuju.

V.2.3 Variabel Mesin dan Peralatan (X3)

Kualitas suatu produk bukan hanya dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja yang terampil saja, melainkan juga dipengaruhi oleh mesin dan peralatan yang digunakan sebagai sarana utama dalam kegiatan proses produksi. Artinya mesin memiliki peranan yang sangat penting dalam memproses bahan baku menjadi produk yang berkualitas tinggi.

Teknologi yang lebih mutakhir atau lebih canggih selalu menghasilkan barang yang berkualitas tinggi pula. Biasanya penggunaan mesin baru mempunyai kapasitas produksi yang lebih besar. Artinya jumlah barang jadi, yang dihasilkan dapat lebih banyak pula di samping kualitas barang yang dihasilkan dapat lebih baik. Oleh sebab itu, sebaiknya diadakan penggantian (penyusutan) mesin- mesin yang sudah tua umurnya.

Selain itu, dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan (maintenance) yang meliputi kegiatan pengecekan, meminyaki, d an perbaikan/reparasi atas kerusakan- kerusakan yang ada serta penyesuaian atau penggantian komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.

Mesin juga merupakan faktor penunjang dalam proses produksi dimana mesin adalah penggerak atau motor dalam kegiatan produksi. Didalam sebuah perusahaan mesin sangat diperlukan dan mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan operasi perusahaan.

Adapun rekapitulasi jawaban responden tentang mesin tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel V.6 Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel Mesin (X3).

No Pernyataan Frekuensi

Jumlah

SS S KS TS STS

1 Kerusakan mesin dan peralatan

sangat jarang terjadi 36 29 17 3 0 85

42,4% 34,1% 20,0% 3,53% 0,00% 100 % 2 Perbaikan mesin dan peralatan

segera dilakukan jika mesin dan peralatan mengalami kerusakan

11 15 6 48 5 85

12,9% 17,7% 7,06% 56,5% 5,88% 100 % 3 Umur ekonomis mesin dan

peralatan relatif sangat muda 39 33 10 3 0 85

45,9% 38,8% 11,8% 3,53% 0,00% 100 % 4 Pengaturan dan tata letak mesin

dan peralatan sudah baik 40 39 6 0 0 85

47,1% 45,9% 7,06% 0,00% 0,00% 100 %

Persentase 38,8% 37,6% 9,41% 12,9% 1,18% 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2012

Berdasarkan tabel rekapitulasi jawaban responden tentang Mesin di atas, menunjukan bahwa sebanyak 33 orang atau sebesar 38,8 % menyatakan sangat setuju, 32 orang atau sebesar 37,6 % menyatakan setuju, 8 orang atau sebesar 9,41 % menyatakan kurang setuju, 11 orang atau sebesar 12,9 % menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau sebesar 1,18 % menyatakan sangat tidak setuju.

V.2.4 Bagian Variabel Produksi ( Y )

Produksi adalah kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa dengan mengembangkan faktor-faktor produksi diantaranya alam, modal, tenaga kerja dan skiil. Produksi juga merupakan suatu pengolahan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya berupa tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan sebagainya. Dalam proses transpormasi bahan mentah dengan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.

Perencanaan meliputi memilih, dan menghubungkan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasikan serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Adapun rekapitulasi jawaban responden tentang kualitas tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel V.7 Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel Produksi (Y)

No Pernyataan Frekuensi

Jumlah

SS S KS TS STS

1 Kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan sesuai dengan standar yang ditetapkan 3 Kualitas latex concentrate dan

skim block yang baik akan meningkatkan penjualan

34 37 5 9 0 85

40,0% 43,5% 5,88% 10,6% 0,00% 100 % 4 Perusahaan selalu melakukan

perbaikan secara terus menerus mutu sesuai dengan norma standar mutu yang telah ditetapkan

43 36 1 0 5 85

50,6% 42,4% 1,18% 0,00% 5,88% 100 %

Jumlah 136 132 78 64 15 425

Rata-rata 27 26 16 13 3 85

Persentase 31,8% 30,6% 18,8% 15,3% 3,53% 100%

Sumber: Data Olahan Tahun 2012

Berdasarkan tabel rekapitulasi jawaban responden tentang produksi di atas, menunjukan bahwa sebanyak 27 orang atau sebesar 31,8 % menyatakan sangat setuju, 26 orang atau sebesar 30,6 % menyatakan setuju, 16 orang atau sebesar 18,8

% menyatakan kurang setuju, 13 orang atau sebesar 15,3 % menyatakan tidak setuju dan sebanyak 3 orang atau sebesar 3,53 % responden menyatakan sangat tidak setuju.

V.3 Uji Kualitas Data

Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan program SPSS, maka terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data seperti uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas data.

V.3.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu uji yang digunakan untuk mengukur tingkat kecermatan suatu item atau instrumen data dalam mengukur apa yang inging di ukur.

Suatu instrumen pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya diukur atau suatu instrumen di katakan valid jika terjadi korelasi yang kuat dengan skor totalnya. Adapun kriteria pengambilan keputusan uji validitas untuk setiap item pertanyaan adalah nilai Corected Item Total Corelation atau rhitung > 0.3.

Untuk melihat hasil rekapitulasi uji validitas untuk setiap item pertanyaan yang di ajukan kepada responden, dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel V.8 Rekapitulasi Uji Validitas untuk setiap penyataan Bahan Baku (X11 -X15), Tenaga Kerja (X21-X25), Mesin (X31-X35), Produksi (Y41-Y45).

Tenaga Kerja (X2)

Berdasarkan tabel rekapitulasi Uji Validitas untuk setiap pertanyaan di atas dapat di lihat bahwa nilai Corected Item Total Corelation atau nilai r hitung untuk masing-masing variabel berada > 0.3. Ini menunjukkan bahwa data tersebut valid dan layak untuk diuji.

Maksudnya adalah bahwa semua item pernyataan masing-masing variabel mampu menjelaskan variabelnya. Misalnya variabel kepercayaan memiliki 5

pernyataan, maka pernyataan tersebut mampu menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel kepercayaan, begitu juga dengan variabel-variabel lainnya.

V.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukuran dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian.

Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah dengan melihat nilai Cronbach Alpha (α) untuk masing-masing variabel. Dimana suatu

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60.

Tabel V.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha

(α) Tanda Nilai Keterangan

Bahan Baku 0.867 > 0.6 Reliabel

Tenaga Kerja 0.852 > 0.6 Reliabel

Mesin 0.850 > 0.6 Reliabel

Produksi 0.857 > 0.6 Reliabel

Sumber : Data olahan tahun 2012

Berdasarkan tabel V.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk masing-masing variabel berada > 0.6. Ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel tersebut reliabel dan layak untuk diuji.

V.3.3 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate khususnya jika tujuannya adalah inferensi. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal.

Pengujian dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari scatterplot, dasar pengambilan keputusannya adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari regresi atau tidak mengikuti garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar V.1 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data olahan tahun 2012

Berdasarkan gambar V.1 di atas, dapat diketahui bahwa sebaran data berada disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal. Oleh karena itu model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.

V.4 Regresi Linear Berganda

Untuk menganalisa data penulis menggunakan metode regresi linear berganda, yaitu suatu metode statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dibantu dengan menggunakan program SPSS.

Analisis regresi linear berganda memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memasukan lebih dari satu variabel yang ditunjukan dengan persamaan:

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ e

Hasil dari perhitungan untuk analisis regresi dari responden dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel V.10 Rekapitulasi hasil Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized Coefficients

Berdasarkan tabel V.10 tentang rekapitulasi hasil regresi linear berganda di atas, maka diperoleh persamaan regresiyang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Y = 2.553 + 0.359 X1+ 0.500 X2+ 0.208X3+ e

Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 2.553 menyatakan bahwa jika tidak ada bahan baku, tenaga kerja dan mesin, maka nilai produksi Latex Concentrate dan Skim Block pada PT. Mardec Nusa Riau Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar akan tetap sebesar 2.553.

2. Koefisien regresi sebesar 0.359 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai bahan baku maka akan meningkatkan nilai produksi Latex Concentrate dan Skim Block pada PT. Mardec Nusa Riau Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar sebesar 0.359 dengan asumsi besarnya variabel dependen lainnya adalah tetap.

3. Koefisien regresi sebesar 0.500 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai tenaga kerja maka akan meningkatkan nilai produksi Latex Concentrate dan Skim Block pada PT. Mardec Nusa Riau Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar sebesar 0.500 dengan asumsi besarnya variabel dependen lainnya adalah tetap.

4. Koefisien regresi sebesar 0.208 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai mesin maka akan meningkatkan nilai produksi Latex Concentrate dan Skim Block pada PT. Mardec Nusa Riau Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar sebesar 0.208 dengan asumsi besarnya variabel dependen lainnya adalah tetap.

V.5 Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan betul-betul terbebas dari adanya gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan gejala heterokedastisitas, perlu dilakukan pengujian yang disebut dengan uji asumsi klasik.

V.5.1 Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana variabel-variabel independen dalam persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan) erat satu sama lain.

Tujuannya adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik harus terbebas dari multikolinearitas untuk setiap variabel independennya. Identifikasi keberadaan multikolinearitas ini dapat didasarkan pada nilai Tolerance and Varian Inflation factor (VIF). Bila VIF >10 maka dianggap ada multikolonieritas dengan variabel bebas lainnya. Sebaliknya VIF < 10 maka dianggap tidak terdapat multikolonearitas.

Tabel V.11 Rekapitulasi Uji Multikolinearitas

Variabel VIF Tanda Nilai

Tolerance Keterangan

Bahan Baku (X1) 2.256 < 10 Tidak ada

multikolinearitas

Tenaga Kerja (X2) 2.370 < 10 Tidak ada

multikolinearitas

Mesin (X3) 1.081 < 10 Tidak ada

multikolinearitas Sumber: Data Olahan Tahun 2012

Dari tabel rekapitulasi Uji Multikolinearitas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel produk, harga, promosi dan tempat tidak terdapat multikolinearitas. Hal dikarenakan hasil uji Multikolieraitas telah memenuhi asumsi VIF, dimana nilai VIF < nilai tolerance ( berada di bawah 10 ).

V.5.2 Autokorelasi

Tujuannya adalah untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada periode t-1 (sebelum data diurutkan berdasarkan urutan waktu). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini dilakukan dengan Durbin-Watson Test ( Tabel D-W) dalam pengambilan keputusannya adalah:

1. Angka D - W di bawah - 2 berarti ada autokorelasi positif

2. Angka D - W di antara - 2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D - W di atas 2 berarti ada autokorelasi negatife.

Tabel V.12. Rekapitulasi Uji Autokorelasi

Variabel Durbin

Berdasarkan tabel rekapitulasi uji autokorelasi di atas, diperoleh nilai D-W untuk kelima variabel independen sebesar 1.906. Ini menunjukkan bahwa nilai

D-W berada di antara - 2 sampai 2 yang artinya tidak ada autokorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model penelitian ini.

V.5.3. Heteroskedastisitas

Tujuannya adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari suatu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan melihat pola tertentu pada grafik dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksikan dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah distandarkan.

Gambar V.2 Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data Olahan

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara tidak acak, dan membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar di atas dan di atas angka nol pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas.

V.6 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Uji secara simultan, Uji secara parsial dan uji koefisien determinasi (R2).

V.6.1 Uji Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama menjelaskan variabel dependen. Analisa uji F dilakukan dengan membandingkan F hitung dan F tabel. Namun sebelum membandingkan nilai F tersebut, harus ditentukan tingkat kepercayaan (1-α) dan derajat kebebasan (degree of freedom) = n - (k+1) agar dapat ditentukan nilai kritisnya. Adapun nila Alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,05. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.13. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Fhitung Ftabel Sig Tanda Alpha (α) Keterangan Hipotesis

27.298 2.715 0.000 < 0,05 Signifikan H0 ditolak

Haditerima Sumber : Data olahan Tahun 2012

Dari tabel V.13 di atas, diketahui bahwa nilai Fhitung27.298 > Ftabel2.715 atau Sig sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bahan baku, tenaga kerja dan mesin secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap produksi Latex Concentrate dan Skim Block pada PT. Mardec Nusa Riau Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar.

V.6.2 Uji Secara Parsial (Uji t)

Setelah diketahui adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, selanjutnya adalah dilakukan uji t statistic untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan ttabeldengan tingkat signifikansi sebesar 5 % dan degree of freedom (df) = n – k. Dimana apabila thitung > ttabel,maka hipotesis diterima, dengan kata lain variabel independen secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika thitung< ttabelmaka hipotesis ditolak.

Tabel V.14 Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Variabel thitung ttabel Sig Tanda Alpha

(α)

Ket Hipotesis Bahan Baku

(X1) 3.357 1.989 0.002 < 0.05 Sig H0ditolak

H1diterima Tenaga

Kerja (X2) 4.101 1.989 0.000 < 0.05 Sig H0ditolak H2diterima Mesin (X3) 2.667 1.989 0.009 < 0.05 Sig H0ditolak

H3diterima Sumber : Data olahan tahun 2012

Berdasarkan tabel V.14 di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel Bahan Baku secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap produksi Latex Concentrate dan Skim Block pada PT. Mardec Nusa Riau Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar

1. Variabel Bahan Baku secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap produksi Latex Concentrate dan Skim Block pada PT. Mardec Nusa Riau Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar

Dokumen terkait