TOTAL Pertemuan 1
2. Aktivitas Siswa
Selanjutnya aktivitas siswa dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Four Corners juga mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa tergolong “Cukup” dengan persentase 60,83% berada pada rentang 56%-75%.
Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 77,50% dengan kateogori “Baik”, karena
77,50% berada pada rentang 76-100% Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut.
Tabel IV.23
Rekapitulasia Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II 100.0% 100.00% 0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0% Siklus I Siklus II PE RS EN TA SE
Sumber: Data Olahan, 2011
Setelah data terkumpul melalui observasi, data tersebut diolah dengan menggunakan rumus persentase, yaitu sebagai berikut:
100% N
F
x p
Dari rekapitulasi observasi yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa jumlah kumulatif pelaksanaan aktivitas siswa dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Four Corners pada siklus I alternatif jawaban “Ya” adalah 73 kali, dengan demikian akan dapat dicari persentase sebagai berikut :
F = 73
N = 120 (6 aktivitas siswa x jumlah siswa)
Sehingga persentase 73 dapat dicari sebagai berikut: P = F X 100%
N
Ya % Tidak % Ya % Tidak %
1
Siswa yang memiliki karakteristik sama berkumpul di dalam sebuah pojok ruangan. Sudut-sudut itu diberi nama seperti, 0, 10, 20, dan 30.
10 50.00% 10 50.00% 14 70.00% 6 30.00%
2 Siswa datang ke sudut-sudut itu berdasarkan angka
yang paling dekat dengan tanggal lahir mereka. 11 55.00% 9 45.00% 15 75.00% 5 25.00%
3 Siswa mengambil kartu indek dengan cepat dan
tertib 14 70.00% 6 30.00% 17 85.00% 3 15.00%
4 Siswa bersama kelompok mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. 14 70.00% 6 30.00% 16 80.00% 4 20.00%
5
Siswa dalam kelompok empat sudut menyiapkan jawaban untuk semua pertanyaan, dan ditulis pada kartu indeks yang telah diberikan.
10 50.00% 10 50.00% 14 70.00% 6 30.00%
6
Siswa memberikan tanggapan saat seorang pembicara tiap-tiap kelompok empat sudut melaporkan hasil jawaban yang telah didiskusikan
14 70.00% 6 30.00% 17 85.00% 3 15.00%
JUMLAH/PESENTASE 73 60.83% 47 39.17% 93 77.50% 27 22.50% Alternatif
No AKTIVITAS YANG DIAMATI AlternatifRata-RataAlternatif
SIKLUS II
Rata-Rata Alternatif
P = 73 X 100% 120
P = 7300 120
P = 60,83% (Aktivitas Siswa Siklus I)
Sedangkan dari rekapitulasi observasi yang dipaparkan diatas, untuk pelaksanaan aktivitas siswa melalui dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Four Corners pada siklus II diketahui mengalami peningkatan dengan alternatif jawaban “Ya” adalah 93 kali, dengan demikian akan dapat dicari persentase
sebagai berikut : F = 93
N = 120 (6 aktivitas siswa x jumlah siswa)
Sehingga persentase 93 dapat dicari sebagai berikut: P = F X 100% N P = 93 X 100% 20 P = 9300 120
P = 77,50% (Aktivitas Siswa Siklus II)
Selanjutnya perbandingan persentase aktivitas siswa pada siklus I dan Siklus II juga dapat dilihat pada gambar grafik berikut.
Grafik. 2
Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
Sumber: Data Olahan, 2011
3. Hasil Belajar
Perbandingan antara hasil belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II secara jelas dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel IV. 24.
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dari Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II
Tes Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Yang Tuntas Yang Tidak Tuntas
1 2 3 4
Sebelum Tindakan 20 10(50,00%) 10 (50,00%)
Siklus I 20 13 (65,00%) 7 (35,00%)
Siklus II 20 17 (85,00%) 3 (15,00%)
Sumber :Hasil Tes, 2011
60.83% 77.50% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% Siklus I Siklus II Pe rs e n ta s e Hasil Pengamatan Siklus I Siklus II
Berdasarkan tabel IV.24, pada sebelum tindakan siswa yang tuntas secara keseluruhan adalah 10 orang siswa atau dengan persentase 50,00%, dengan demikian akan dapat dicari persentase sebagai berikut:
Ketuntasan Klasikal = Jumlah Siswa yang Tuntas X 100%
Jumlah Skor Keseluruhan
= 10 X 100% 20
= 50,00%
Pada siklus I siswa yang tuntas secara keseluruhan adalah 13 orang siswa atau dengan persentase 65,00%, dengan demikian akan dapat dicari persentase sebagai berikut:
Ketuntasan Klasikal = Jumlah Siswa yang Tuntas X 100%
Jumlah Skor Keseluruhan
= 13 X 100% 20
= 65,00%
Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas secara keseluruhan adalah 17 orang siswa atau dengan persentase 85,00%, dengan demikian akan dapat dicari persentase sebagai berikut:
Ketuntasan Klasikal = Jumlah Siswa yang Tuntas X 100%
Jumlah Skor Keseluruhan
= 17 X 100% 20
= 85,00%
Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak dari Siklus I dan Siklus II juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik. 3
Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dari Sebelum Tindakan, Siklusi I dan Siklus II
Sumber: Data Olahan, 2011
Setelah melihat rekapitulasi hasil belajar siswa dari sebelum tindakan, dan setelah tindakan (siklus I, dan siklus II) dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa setelah tindakan yaitu pada siklus II telah 75% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan, yaitu 65. Untuk itu, peneliti sekaligus sebagai guru tidak perlu melakukan siklus berikutnya, kerena sudah jelas hasil belajar siswa yang diperoleh.
10 (50.00%) 13 (65.00%) 17 (85.00%) 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00%
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
% K e tu n ta s a n HASIL TES Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan ketuntasan hasil belajar siswa pada sebelum tindakan hanya mencapai 10 orang (50,00) siswa yang tuntas, sedangkan 10 orang siswa (50,00%) belum tuntas. Setelah dilakukan tindakan yaitu pada siklus I ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 13 orang (65,00%) siswa yang tuntas. Sedangkan 7 orang siswa (35,00%) belum tuntas. Pada siklus II ketuntasan siswa telah melebihi 75%, yaitu dengan ketuntasan sebesar 85,00% atau sekitar 17 orang siswa yang mencapai KKM yang telah ditetapkan, yaitu 65.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas penulis memberi saran yang berhubungan dengan penerapan Strategi pembelajaran kooperatif tipe Four Corners dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
1 Sebaiknya guru mengawasi siswa ketika mereka datang ke sudut-sudut berdasarkan angka yang paling dekat dengan tanggal lahir mereka, agar dapat dilaksanakan oleh siswa dengan baik dan kelas menjadi tertib. Dengan cara langsung mendekati siswa.
2 Sebaiknya menjelaskan cara kerja penerapan strategi pembelajaran kooperatif dengan teknik empat sudut, agar siswa dapat memahami cara pelaksanaannya.
Dengan cara memberikan penjelasan perlahan-lahan/lebih pelan dan tidak terkesan tergesa-gesa.
3 Sebaiknya guru memantau kerja sama setiap kelompok empat sudut, agar setiap kelompok empat sudut dapat mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan kepadanya dengan baik. Dengan cara langsung melihat dan mendekati siswa. 4 Sebaiknya guru meningkatkan pengaturan pada kegiatan pembelajaran, agar siswa
dapat melaporkan hasil kerja mereka secara keseluruhan. Dengan cara memfokuskan pada kegiatan inti dan tidak terlalu menghabiskan waktu pada kegiatan pendahuluan.
1