• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTUR Dr.H.A, FIRMAN

B. Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Umum Daerah

1. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran (accountabilty for public and

legality).

Indikator ini mencakup pertanggungjawaban seluruh sumber daya terkait dalam lingkup Rumah Sakit untuk beperilaku jujur dalam bekerja dan mematuhi ketentuan hukum yang berlaku di Rumah Sakit.

a. Kepatuhan Terhadap Aturan

Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Maros mengharuskan setiap karyawan maupun tenaga medis dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien. Dalam mewujudkan sistem akuntabilitas pelayanan rumah sakit yang maksimal sesuai visi misi dan memenuhi standar kualitas pelayanan dan mewujudkan kepuasan pasien.

Adanya aturan dan ketentuan yang berlaku yaitu terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien. harus dipatuhi oleh setiap pegawai dan tenaga medis juga diungkapkan dalam wawancara terhadap Tn. MR Bagian Pengelola Kepegawaian.

“ia pasti ,karena kita akan mengikuti sesuai aturan yang kita tetapkan ,jadi setiap tindakan harus betul-betul sesuai dengan kaidah atau aturan dalam memberikan pelayanan”.(Wawancara MR 9 Juli 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat diartikan bahwa peraturan yang digunakan ialah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien yang berfungsi

49

sebagai acuan untuk melaksanakan tugas dan fungi Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Kabupaten Maros .

Untuk melihat bagaimana kedisiplinan para pearawat dan pegawai melaksanankan tugasnya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien, maka penulis melakukan wawancara kepada Tn. MK, Kepala Ruangan Rawat Inap pada kelas perawatan dewasa berikut kutipan wawancaranya :

“ia kami sudah melakukan pekerjaan kami sesuai dengan peraturan yang ditetapkan , jadi sebenarnya itu peraturan mentri tersebut dibuat bagaimana pertama peningkatan pelayanan masyarakat sesuai standar pelayanan rumah sakit, yang kedua bagaimana keamanan,kenyamanan pasien dan keselamatan bagi petugas itu sendiri”.(wawancara MK 10 Juli 2019)

Untuk melihat bagaimana kedisiplinan para pearawat dan pegawai melaksanankan tugas dan fungsinya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien pasal 2 ayat (1) dan (2) yang berlaku, maka penulis melakukan wawancara kepada pasien yang mendapatkan pelayanan di rawat inap dan rawat jalan . berikut kutipan wawancara dengan ADO seorang pasien rawat inap :

“sebenarnya saya kurang tau juga apa saja aturannya disini tapi iyaa kalau menurut saya sudah cukup baik , (wawancara ADO 11 Juli 2019)

Hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa pasien masih kurang mengetahui atau memahami aturan mengenai aturan yang berlaku di rumah sakit Salewangang Maros. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Seorang pasien juga mengenai akuntabilitas pelayanan Rawat Jalan bahwa :

“sudah baik, karena sudah sesuai aturan, contohnya itu nalarangki masuk semua penjenguk Cuma dua orang yang boleh masuk ruangan”. (wawancara D 12 Juli 2019)

50

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa pasien diatas dapat kita ketahui bahwa terdapat beberapa pasien yang kurang tahu mengenai apa saja aturan yang di tetapkan dalam rumah sakit salewangang jadi pasien yang mendapatkan pelayanan merasa puas walupun mereka kurang tahu aturan yang sebenarnya yang ditetapkan dalam rumah sakit.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan mengenai kepatuhan terhadap hukum pada rumah sakit salewangang maros peraturan yang digunakan yakni Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan setiap perawat dan karyawan Rumah Sakit Harus melaksanakan tugasnya masing-masing berdasarkan peraturan yang telah di terapkan.

Tabel 4.4

Kepatuhan Terhadap Aturan

No Informan Indikatot Kepatuhan Terhadap Aturan 1. Bagian pengelola

kepagawaian

peraturan yang digunakan ialah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien yang berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan tugas dan fungi Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Kabupaten Maros . 2. Pasien rawat inap

dan rawat jalan

pasien masih kurang mengetahui atau memahami aturan mengenai aturan yang berlaku di rumah sakit Salewangang Maros. 3. Kepala ruang rawat

inap

Tidak ada informasi terkait dengan kepatuhan terhadap hukum

51 b. Penghindaran penyalagunaan jabatan

Penghindaran penyalagunaan jabatan adalah Menuntut adanya praktik organisasi yang sehat ,tidak terjadi malapraktik dan malaadministrasi dalam rumah sakit. Selain itu untuk menilai bagaimana pendapat mengenai akuntabilitas kejujuran dalam bekerja yang di laksanakan oleh para perawat dan pegawai dalam memberikan pelayanan. Dimana akuntabilitas kejujuran itu menuntut praktik organisasi yang sehat, tidak terjadi malaadministrasi dan senantiasa terhindar dari penyalagunaan jabatan.Berikut kutipan wawancara mengenai hal tersebut dengan Tn. MR Bagian Pengelola Kepegawaian :

“ia kalau itu yang bisa menjawab mengenai hal demikian ya orang-orang yang memiliki jabatan yang mungkin bisa melakukan itu tapi secara itu rumah sakit salewangan maros insyaallah semua itu masih menjaga amanah jabatannya”. (wawancara 9 Juli 2019)

Hasil wawancara di atas dapat diartikan bahwa akuntabilitas kejujuran berkaitan dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan dan hanya orang-orang yang memiliki jabatan yang tinggi yang bisa melakukan hal tersebut. Hal yang sama juga mengenai prinsip yang ditanamkan oleh para karyawan dalam melayani pasien agar tehindar dari penyalagunaan jabatan serta mentaati ketentuan hukum yang berlaku, seperti wawancara dengan Tn. MR Bagian Pengelola Kepegawaian bahwa:

“Prinsip dasar yang saya pegang secara pribadi bahwa saya menjadikan atau menganggap pasien itu adalah saya ,jadi bagaimana rasanya ketika saya harus bearada di situasi itu dan bagaimana saya seharusnya memperlakukan mereka jadi itu betul-betul saya melayani dengan sepenuh hati. Ia kalu istilah bugisnya itu “sipakatau sipakainge sipakalebbi ” ya seperti itu”. (wawancara MR 9 Juli 2019)

52

Hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa usaha perawat dan tenga medis agar agar tehindar dari penyalagunaan jabatan serta mentaati ketentuan hukum yang berlaku dan mampu memberikan pelayanan yang memuaskan pasien yang di layani menggunakan prinsip yang sejalan dengan motto Rumah Sakit Salewangang Maros yaitu “dengan budaya sipakatau kami melayani dengan sepenih hati”.

Tabel 4.5

Penghindaran penyalagunaan jabatan

NO Informan Indikator penghindaraan penyalagunaan jabatan 1. Bagian pengelola

kepegawaian

Hanya orang-orang yang memiliki jabatan yang tinggi yang bisa melakukan penyimpangan tersebut.

prinsip yang ditanamkan oleh para karyawan dalam melayani pasien agar tehindar dari penyalagunaan jabatan adalah menjadikan atau menganggap pasien itu adalah mereka sendiri. 2. Kepala ruang

rawat inap

Tidak ada informasi terkait dengan Penghindaran penyalagunaan jabatan

3. Bagian pengelola kepegawaian

Tidak ada informasi terkait dengan Penghindaran penyalagunaan jabatan

Sumber : Hasil wawancara informan RSUD Salewangang Maros 2. Akuntabilitas Proses (process accountability)

Akuntabilitas proses ini terkait dengan yang digunakan dalam melaksanakan tugas dan fungsi, apakah Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Maros dalam menjalankan tugas dan fungsinya sudah cukup baik dalam hal kecukupan akuntabilitas prosedur administasi. Akuntabilitas proses termanifestasikan melalui pemberian pelayanan kesehatan yang cepat, responsive terhadap setiap keluhan pasien. Pelayanan yang diberikan oleh setiap perawat dan pegawai harus mampu bertanggungjawab terhadap pasien yang di layaninya,

53

perawat dan tenaga medis rumah sakit harus mampu merespon setiap keinginan maupun kebutuhan pasien dengan baik dengan cara membangun komunikasi dan mampu menanggapi setiap keluhan pasien dengan cermat dan cepat.

a. Kepatuhan Terhadap Prosedur

Terkait dengan yang di gunakan dalam melaksanakan tugas, apakah rumah sakit umum daerah salewangang kabupaten maros dalam menjalankan tugasnya sudah cukup baik dalam hal kecukupan akuntabilitas sistem informasi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi.

Dalam wawancara yang dilakukan pada bagian pengelola kepegawaian RSUD Salewangang Maros terkait dengan pemberian pelayanan yang cepat dan memuaskan pasien yang dilayani, berikut kutipan wawancara oleh Tn.MR bahwa:

“insyaallah , karena kan dalam memberikan pelayanan harus diutamakan itu bagaimana memuaskan masyarakat itu sendiri, meskipun itu pada dasarnya tidak semuanya mampu dipuaskan secara 100% tapi kuisioner yang di hasilkan atau di buat tahun 2018 kemarin itu menunjukan bahwa kepuasan pelayanan RSUD Salewangan maros itu telah mencapai 80% keatas”.

Hasil wawancara diatas dapat kita diartikan bahwa hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap karyawan dalam memeberikan pelayanan adalah harus memberikan kepuasan pada masyarakat yang dilayani. Hasil Kuisioner tahun 2018 menunjukan bahwa tingkat kepuasan pelayanan pada RSUD Salewangang Maros telah mencapai 80%.

Berikut adalah beberapa ketentuan yang di tetapkan dalam Rumah Sakit Salewang Maros seperti prosedur pelayanan, keterangan alur pelayanan Rumah Sakit. Jadi setiap perawat dan tenaga medis Rumah Sakit menjalankan tugasnya berdasarkan ketentuan alur prosedur pelayanan ini. Untuk mendapatkan informasi

54

terkait dengan akuntabilitas proses mengenai waktu pelayanan dengan berdasarkan keterangan alur pelayanan Rumah Sakit Salewangang Maros meliputi alur pelayanan bagian loket kasir, jaminan pelayanan, Laboratorium, Apotik, ruang rawat inap. Maka peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pasien yang mendapatkan pelayanan pada bagian rawat inap dan rawat jalan yang mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

1) Loket kasir

Tebel 4.6

Keterangang alur Pelayanan Pada Loket kasir dan waktu Alur Pelayanan Prosedur Pelayanan Waktu

Loket Kasir dan waktu

1. Pasien mendaftar

2. Petugas mencari status medical record sesuai nomor buku. 3. Mencatat status pasien dalam

buku medical record.

4. Meregister pasien dalam buku besar/diagnose penyakit. 5. Merujuk pasien ke poli umum,

poli spesialis, dan poli gigi.

5 menit/ Pasien

Sumber : Sub. Bagian Tata Usaha RSUD Salewangang Maros

Prosedur pelayanan loket kasir meliputi pasien mendaftar, petugas mencari status medical rocerd sesuai nomor buku, mencatat status pasien dalam buku medical record, meregister pasien dalam buku besar/diagnose penyakit,merujuk

pasien kepoli umum, poli spesialis,dan poli gigi. Waktu yang digunakan yaitu 5 menit/pasien. Berdasarkan hasil wawancara yang dengan pasien rawat inap yang mengatakan bahwa :

“ saya membayar dikasir yang awal-awalnyaji waktu saya mengurus keterangangan-keterangan Up name untuk perawatan inap,dan waktu saya menunggu hasilnya selesai kira-kira ada 15 menit saya menunggu baru selesai itupun mengantriki (wawancara MA 27 agustus 2019)

55

Lanjud hasil wawancara dengan pasien D pada bagian rawat jalan ,bahwa :

“Ia kalau saya jarang membayar di loket kasir karena ada bpjs, tapi biasanya itu kalau orang membayar di kasir biasa menunggu 10 menit baru selesai atau tergantung banyaknya antrian. (wawancara D 27 agustus 2019)

Hasil wawancara yang dikemukakan oleh pasien MA dan pasien D dapat diketahui bahwa waktu yang digunakan pasien dalam mendapatkan pelayanan pada loket kasir tidak sejalan dengan waktu prosedur pelayanan yang di tetapkan, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya antrian pasien yang mendaptakan pelayanan sehingga membutuhkan waktu 10-15 menit.

2) Jaminan Pelayanan

Tabel 4.7

Keterangan alur pelayanan pada jaminan pelayanan Alur pelayanan Prosedur pelayanan Waktu

Jaminan Pelayanan

1. Pasien mendaftar. 2. Pembuatan jaminan

rawat jalan.

3. Merujuk pasien ke poli umum, poli spesialis, dan poli gigi

5 menit/pasien

Sumber : Sub. Bagian Tata Usaha RSUD Salewangang Maros

Prosedur pelayanan pada jaminan pelayanan meliputi pasien mendaftar, pembuatan jaminan rawat jalan dan merujuk pasien kepoli umum, poli spesialis dan poli gigi. Waktu yang digunanakan yaitu 5 menit/pasien.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien bagian rawat inap, bahwa :

“kalau yang ini khusus untuk pasien rawat jalan ,biasanya mengurus surat rujukan dan jadwal perawatan dimana itu sesuai sakit apa yang kita punya contohnya itu poli saraf, jadi biasanya itu menunggu cukup lama tergantung banyaknya antrian pasien , basanya itu kira-kira ada 20 menit keatas yaa sesuai tergantung antrian”.( wawancara MA 27 agustus 2019)

56

Hasil wawancara diatas dapat kita lihat bahwa pasien yang dilayani pada bagian jaminan pelayanan menggunakan waktu 20 menit dengan mengikuti sistem antrian. Jadi waktu pelayanan yang di dapatkan pasien tergantung banyaknya antrian.

3) Laboratorium

Tabel 4.8

Keterangan Alur Pelayanan laboratorium Alur

Pelayanan

Prosedur pelayanan

Waktu Laboratorium

1. Menerima pengantar dari semua poliklinik, memeriksa jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.

2. Pengambilan sampel darah,urin,dahak. 3. Pembacaan hasil laboratorium. 4. Register

5 menit/pasien

Sumber : Sub. Bagian Tata Usaha RSUD Salewangang Maros

Prosedur pelayanan pada bagian Laboratorium meliputi a) Menerima pengantar dari semua poliklinik, b) Pengambilan sampel, darah, urin, dahak, c) pembacaan hasil laboratirium, d) Register. Waktu yang digunakan adalah 5 menit/pasien. Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa pasien rawat jalan mengenai waktu yang digunakan dalam mendapatkan pelayanan bagian laboratorium, berikut kutipan wawancaranya :

”ia saya biasa disuruh cek darah di laboratorium, jadi kalau saya cek darah hari ini maka besoknyapi baru diambil hasilya baru diperiksa lagi

kedokter”. (wawancara D 27 agustus 2019 )

Hasil wawancara di atas dapat kita lihat bahwa pasien yang dilayani pada bagian laboratorium yang ingin melakukan pemeriksaan dengan pengambilan sampel darah membutuhkan waktu 1 hari untuk mendapatkan hasil yang inginkan. Hal tersebut berbeda dengan yang diungkapkan oleh pasien T yang

57

melakukan pemeriksaan dengan pengambilan sampel urine. Berikut kutipan wawancaranya :

“Saat saya dulu tes urine untuk keterangan bebas narkoba Sekitar kurang lebih satu jam mulai dari pemeriksaan sampai menunggu

hasilnya”.(wawancara J 27 agustus 2019 ) 4) Apotik

Tabel 4.9

Keterangan Alur Pelayanan Apotik

Alur pelayanan Prosedur pelayanan Waktu

Apotik

1. Membaca resep dari dokter. 2. Meracik obat.

3. Pemberian obat.

4. Mencatat pengeluaran obat 5-15 menit/pasien Sumber : Sub. Bagian Tata Usaha RSUD Salewangang Maros

Prosedur pelayanan pada bagian apotik Rumah Sakit Salewangang yaitu membaca resep dari dokter, meracik obat, pemberian obat, dan mencatat pengeluaran obat. Waktu yang di gunakan yaitu 5-15 menit/pasien. Untuk mendapatkan informasi mengenai waktu pelayanan bagian apotik maka peneliti melakukan wawancara pada pasien MA bagian rawat inap, berikut kutipan wawancaranya :

“ia biasanya nakasiki dulu resep obat dari dokter baru dikasih masuk diapotik ,baru sudami itu menunggumaki panggilan namata, jadi biasanya itu menunggui 10-20 menit kalau banyak antrian, tergantung antrian (wawancara MA 27 agustus 2019).

Pendapat MA sependapat dengan yang dikatakan oleh pasien D rawat jalan, bahwa:

Kalau di apotik tergantung biasanya kalau mengantriki biasa menungguki 5 menit tapi kalau banyak antrian biasa 20 menit . (wawancara D 27 agustus 2019 )

58

Hasil wawancara yang diungkapkan oleh pasien M dan D diatas dapat kita lihat bahwa waktu yang digunakan oleh pasien pada alur pelayanan apotik menggunakan waktu 5-20 menit.

5) Ruang Rawat Inap

Tabel 4.10

Keterangan Alur Pelayanan Ruang Rawat Inap Alur

Pelayanan

Prosedur Pelayanan Waktu

Ruang Rawat Inap

1. Pasien rujukan dari UGD dan Poliklinik / IGD dan Poli Kebidanan.

2. Mendaftar untuk rawat inap.

3. Mengukur tanda-tanda vital pasien (untuk rawat inap kebidanan melakukan Anamnesa pasien dan pemeriksaan laboratorium sebelumnya)

4. Pasang infus.

5. Pemberian injeksi dan obat oral. 6. Ganti cairan.

7. Observasi pasien.

8. Membuat asuhan keperawatan dan diagnose keperawatan/kebidanan. 9. Pemberian makanan/asupan gizi

3-5 hari

Sumber : Sub. Bagian Tata Usaha RSUD Salewangang Maros

Prosedur pelayanan ruang rawat inap meliputi a) Pasien rujukan dari UGD dan Poliklinik / IGD dan Poli Kebidanan, b) Mendaftar untuk rawat inap, c) Mengukur tanda-tanda vital pasien (untuk rawat inap kebidanan melakukan Anamnesa pasien dan pemeriksaan laboratorium sebelumnya), d ) Pasang infus, e) Pemberian injeksi dan obat oral, f) Ganti cairan, g) Observasi pasien, h) Membuat asuhan keperawatan dan diagnose keperawatan/kebidanan, i) Pemberian makanan/asupan gizi. Waktu yang digunakan 3-5 hari.

Adapun hasil wawancara peneliti dengan pasien M yang mendapatkan pelayanan pada ruang rawat inap, berikut kutipan wawancaranya :

59

“ia kemarin sudah daftar rawat inap langsung ke ruang observasi dulu baru dikasih perawatan , ada 1 minggu itu saya di layani baru pulang karena keadaan sudah baik”. (wawancara MA 27 agustus 2019).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat kita lihat bahwa waktu pelayanan yang didapatkan oleh pasien ruang rawat inap tergantung dari keadaan pasien itu sendiri jika keadaan pasien sudah membaik maka diperbolehkan pulang kerumah.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan mengenai kepatuhan terhadap prosedur pada RSUD Salewangang di Kabupaten Maros belum berjalan secara maksimal Hal ini dapat dilihat dengan waktu pelayanan yang didapatkan pasien tidak sesuai dengan waktu prosedur pelayanan yang di tetapkan dalam Rumah Sakit Salewangang Maros. Hal ini dapat di lihat dalam pelayanan pada loket kasir membutuhkan waktu 10-15 menit dalam melayani pasien, pasien yang dilayani pada bagian jaminan pelayanan menggunakan waktu 20 menit dengan mengikuti sistem antrian, pasien yang dilayani pada bagian laboratorium yang ingin melakukan pemeriksaan dengan pengambilan sampel darah membutuhkan waktu 1 hari untuk mendapatkan hasil yang inginkan sedangkan dalam melakukan pemeriksaan dengan pengambilan sampel urine membutuhkan waktu 1 jam. waktu yang digunakan oleh pasien pada alur pelayanan apotik menggunakan waktu 5-20 menit .

60 Tabel 4.11

Kepatuhan terhadap Prosedur

No Informan Indikator Kepatuhan terhadap prosedur 1. Pasien rawat inap dan

pasien rawat jalan

waktu pelayanan yang didapatkan pasien tidak sesuai dengan waktu prosedur pelayanan yang di tetapkan dalam Rumah Sakit Salewangang Maros. Hal ini dapat di lihat dalam pelayanan pada loket kasir membutuhkan waktu 10-15 menit dalam melayani pasien, pasien yang dilayani pada bagian jaminan pelayanan menggunakan waktu 20 menit dengan mengikuti sistem antrian, pasien yang dilayani pada bagian laboratorium yang ingin melakukan pemeriksaan dengan pengambilan sampel darah membutuhkan waktu 1 hari untuk mendapatkan hasil yang inginkan sedangkan dalam melakukan pemeriksaan dengan pengambilan sampel urine membutuhkan waktu 1 jam. waktu yang digunakan oleh pasien pada alur pelayanan apotik menggunakan waktu 5-20 menit .

2. Kepala ruang rawat inap

Tidak ada informasi terkait dengan kepatuhan terhadap prosedur.

3. Bagian pengelola kepegawaian

hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap karyawan dalam memeberikan pelayanan adalah harus memberikan kepuasan pada masyarakat yang dilayani.

Sumber : Hasil wawancara informan RSUD Salewangang Maros b. Pelayanan publik yang Responsif

Akuntabilitas proses terkait dengan kemampuan perawat dan tenaga medis RSUD Salewangang Maros dalam Responsive terhadap setiap keluhan pasien yang di layani.

Untuk melihat pelaksanaan akuntabilitas proses terkait dengan kemampuan perawat dan tenaga medis RSUD Salewangang Maros dalam Responsive terhadap setiap keluhan pasien yang di layani maka peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa pasien yang mendapatkan pelayanan pada bagian rawat inap. Berikut beberapa kutipan wawancara yaitu :

61

“sudah cukup baik, karena perawat yang melayani cukup banyak jadi cepat merespon kalau ada keluhan dari pasien”(Wawancara BS 11 Juli 2019) Dari hasil wawancara dari pasien diatas dapat kita ketahui bahwa kemampuan perawat dan tenaga medis RSUD Salewangang Maros dalam Responsive terhadap setiap keluhan pasien yang di layani.

“cara perawat merespon keluhan juga baik meski tidak segesit yang di harapkapn”(Wawancara HD 11 Juli 2019)

Dari hasil wawancara dari beberapa pasien diatas dapat kita ketahui bahwa kemampuan Setiap perawat maupun tenaga medis Rumah Sakit dalam memberikan bentuk-bentuk pelayanan, mengutamakan aspek pelayanan yang sangat mempengaruhi perilaku orang yang mendapat pelayanan, sehingga memerlukan kemampuan daya tanggap dari pegawai untuk melayani masyarakat sesuai dengan tingkat penyerapan .hal ini memerlukan penjelasan yang bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk agar menyikapi segala bentuk-bentuk prosedur, sehingga bentuk-bentuk pelayanan mendapat respon positif.

Untuk melihat pelaksanaan akuntabilitas proses terkait dengan bagaimana sikap dan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga medis RSUD Salewangang Maros terhadap pasien yang di layani, maka peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa pasien yang mendapatkan pelayanan pada bagian rawat inap. Berikut beberapa kutipan wawancara yaitu :

“ia sudah cukup baik kerana selalu ramah dan tidak pernah marah-marah kuliat”(Wawancara MS 11 Juli 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat kita di ketahui bahwa Sikap dan komunikasi yang dimaksud seperti keramahan, kesopanan, dan keadilan petugas

62

rumah sakit. Hal yang sama juga di ungkapkan dalam wawancara terhadap D pasien rawat jalan bahwa:

“ia kalau komunikasinya rata-rata perawatnya disini ramah-ramah orangnya”(Wawancara D 12 Juli 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat kita di ketahui bahwa Salah satu kompetensi perawat yang harus dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan mudah dipahami pemecahan masalah pasien, mempermudah pemberian bantuan, baik dalam pelayanan medik maupu psikologi.

Tabel 4.12

Pelayanan publik yang responsif No Informan Indikator Pelayanan Publik yang Responsif 1. Pasien Rawat

inap dan rawat Jalan

 kemampuan Setiap perawat maupun tenaga medis Rumah Sakit dalam memberikan bentuk-bentuk pelayanan yang responsif terhadap pasien, mengutamakan aspek pelayanan yang sangat mempengaruhi perilaku orang yang mendapat pelayanan, sehingga memerlukan kemampuan daya tanggap dari pegawai untuk melayani masyarakat sesuai dengan tingkat penyerapan .hal ini memerlukan penjelasan yang bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk agar menyikapi segala bentuk-bentuk prosedur, sehingga bentuk pelayanan mendapat respon positif.

 Salah satu kompetensi perawat yang harus dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan mudah dipahami pemecahan masalah pasien, mempermudah pemberian bantuan, baik dalam pelayanan medik maupun psikologi.

2. Kepala ruang rawat inap

Tidak ada informasi terkait dengan Pelayanan publik yang Responsif

3. Bagian pengelola kepegawaian

Tidak ada informasi terkait dengan Pelayanan publik yang Responsif

63

Dokumen terkait