• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.2. Realisasi Anggaran

3.2.2. Akuntabilitas Terhadap Capaian Fisik Direktorat Perlindungan

Perlindungan Perkebunan dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Capaian Serapan Keuangan dan Fisik Kegiatan Penguatan Perlindungan Perkebunan

No Kegiatan

Anggaran

Pagu Realisasi Fisik

Output

Rp. Rp. % %

1779 Penguatan Perlindungan

Perkebunan 33.988.693.000 33.655.834.189 99,02 100

DAERAH 15.173.372.000 15.032.084.028 99,07 100

1

RAI/002-Area Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Perkebunan

2.898.728.000 2.879.234.290 99,33 100

2

RAI/001-Area Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun

3.485.899.000 3.407.752.748 97,76 100

3 PDC/001-Desa Pertanian Organik

Berbasis Komoditi Perkebunan 3.512.055.000 3.492.272.240 99,44 100 4 CAG/001-Perangkat Perlindungan

Perkebunan 5.076.590.000 5.053.057.750 99,54 100

5 QDD/001-Penanganan Gangguan dan

Konflik Usaha Perkebunan 200.100.000 199.767.000 99,83 100

PUSAT 18.815.321.000 18.623.750.161 98,98 100

1 AFA/001-Peraturan/Norma/Pedoman

Perlindungan Perkebunan 3.764.121.000 3.746.545.436 99,53 100 2. RAI/003-Area Penanganan OPT

Tanaman Perkebunan (PEN) 15.051.200.000 14.877.204.725 98,84 100

Akuntabilitas terhadap capaian fisik kegiatan 2021 diuraikan sebagai berikut : 1) RAI/002-Area Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman

Perkebunan dari pagu anggaran Rp. 2.898.728.000,- terealisasi Rp. 2.879.234.290,- (99,33%) dengan capaian fisik 100%. Realisasi keuangan tidak mencapai 100%, namun fisik mencapai 100% disebabkan adanya efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan.

2) RAI/001-Area Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Lahan dan Kebun dari pagu anggaran Rp. 3.485.899.000,- terealiasi Rp.

3.407.752.748,- (97,76%) dengan capaian fisik 100%. Realisasi keuangan tidak mencapai 100%, namun fisik mencapai 100% disebabkan adanya efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan.

3) PDC/001-Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditi Perkebunan dari pagu anggaran Rp. 3.512.055.000,- terealisasi Rp. 3.492.272.240,- (99,44%) dengan capaian fisik 102,86%. Realisasi keuangan tidak mencapai 100%, namun fisik mencapai lebih dari 100% disebabkan adanya efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan.

4) CAG/001-Perangkat Perlindungan Perkebunan dari pagu anggaran Rp. 5.076.590.000,- terealisasi Rp. 5.053.057.750,- (99,54%) dengan dengan capaian fisik 100%. Realisasi keuangan tidak mencapai 100%, namun fisik mencapai 100% disebabkan adanya efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan.

5) QDD/001-Penanganan Gangguan dan Konflik Usaha Perkebunan dari pagu anggaran Rp. 200.100.000,- terealisasi Rp. 199.767.000,- (99,83%) dengan dengan capaian fisik 100%. Realisasi fisik mencapai 100% disebabkan adanya efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan.

6) Kegiatan pusat terdiri dari AFA/001-Peraturan/Norma/Pedoman Perlindungan Perkebunan dan RAI/003-Area Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN).

Kegiatan AFA/001-Peraturan/Norma/Pedoman Perlindungan Perkebunan dari pagu anggaran Rp. 3.764.121.000,- terealisasi Rp. 3.746.545.436,- (99,53%) dengan capaian fisik 100%. Kegiatan RAI/003-Area Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) dari pagu anggaran Rp. 15.051.200.000,- terealisasi Rp. 14.877.204.725,- (98,84%) dengan capaian fisik 100%. Realisasi keuangan tidak mencapai 100%, namun fisik mencapai 100% disebabkan adanya efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan.

7) Secara keseluruhan, kegiatan Penguatan Perlindungan Perkebunan tahun 2021 dari pagu Rp. 33.988.693.000,- terealisasi Rp. 33.655.780.189,- (99,02%) dengan capaian fisik 100%. Rincian realisasi kegiatan Penguatan Perlindungan Perkebunan 2021 (pusat, UPT Pusat dan daerah) seperti pada Lampiran 4 , realisasi kegiatan Penguatan Perlindungan Perkebunan 2021 (pusat dan daerah, tanpa UPT Pusat) seperti pada Lampiran 7 dan 8.

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Laporan Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2021 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban selama periode tahun 2021. Laporan Kinerja ini merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan Perkebunan 2020-2024 Revisi II.

Berdasarkan penilaian kinerja yang berpedoman pada Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, Permenpan RB Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah, dan Peraturan Menteri Keuangan nomor 22 tahun 2021 maka keluaran (outputs) capaian kinerja keuangan mencapai 99,02% dari pagu dan realisasi fisik mencapai 100%, dengan nilai efisiensi (NE) 52,05% dan Efisiensi (E) 0,82 yang menunjukkan kegiatan terlaksana dengan efisien.

Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang mempengaruhi kinerja perlindungan secara keseluruhan adalah : (1) Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai acuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan perlu dijabarkan ke dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) namun penyusunannya seringkali terlambat atau bahkan tidak dibuat oleh penanggung jawab kegiatan; (2) Penetapan SK Pelaksana kegiatan Provinsi/Kabupaten seringkali terlambat, sehingga pelaksanaan kegiatan pengawalan pengendalian OPT belum terkoordinir; (3) Keterlambatan penelaahan POK/DIPA oleh satker daerah sehingga ketika terdapat ketidaksesuaian terlambat dilakukan revisi yang dapat menunda pelaksanaan kegiatan; (4) Proses pengadaan barang/jasa tidak tepat waktu sehingga pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu dan sasaran. Untuk itu perlu pengawalan setiap tahapan proses pengadaan barang dan jasa di ULP; (5) Jadwal pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan belum sepenuhnya sesuai dengan ROPAK yang telah disusun. Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten; (6) Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada Pusat tetapi menunggu sampai akhir tahun anggaran. Bahkan ada beberapa kegiatan di daerah yang sudah selesai dilaksanakan tetapi laporannya tidak dikirimkan ke pusat. Sebaiknya penyelesaian dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua minggu setelah kegiatan dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun; (7) Keterbatasan SDM yang menangani perlindungan perkebunan (Pemandu lapang, Petugas Pengamat dan petugas laboratorium) mengakibatkan pelaksanaan kegiatan perlindungan perkebunan tidak optimal.

4.2. Saran

1) Mempercepat sosialisasi pedoman teknis dan ditindaklanjuti dengan petunjuk teknis serta petunjuk pelaksanaan kegiatan serta disosialisasikan secara tepat serta pengawalan dan monev yang lebih ketat terhadap pelaksanaan kegiatan di lapangan.

2) Penyusunan juklak/juknis oleh Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan dimulai sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang spesifik lokasi namun tidak bertentangan dengan Pedoman Teknis Pusat.

3) Satker agar melaksanakan penelaahan sejak awal setelah diterimanya POK dan Pedoman Teknis dan pengusulan revisi segera dilakukan pada awal tahun.

4) Perlu ada sinkronisasi perencanaan dan pengawalan sejak pengusulan sampai penetapan DIPA.

5) Perlu pengawalan setiap tahapan proses pengadaan barang dan jasa di ULP.

6) Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten.

7) Sebaiknya penyelesaian dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua minggu setelah kegiatan dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun anggaran.

Lampiran 2

No Komoditi OPT Serangan OPT (ha) Pengendalian OPT (ha) %

1 Kakao PBK 150,883 65,638 43.50

No Komoditi OPT Provinsi Serangan OPT (ha) Pengendalian OPT (ha) %

No Komoditi OPT Provinsi Serangan OPT (ha) Pengendalian OPT (ha) %

12 Lada Busuk Pangkal Batang 28533.5 6173.17 21.63

1 ACEH 28 0

2 BANTEN 1.5 0

3 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 4.82 1

4 JAWA BARAT 15.5 17.5

5 JAWA TENGAH 202.17 18.16

6 JAWA TIMUR 0 0

7 KALIMANTAN BARAT 70 30.5

8 KALIMANTAN SELATAN 6 0

9 KALIMANTAN TENGAH 524.07 0.6

10 KALIMANTAN TIMUR 66.22 54

11 KALIMANTAN UTARA 10 8

12 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 9397.97 3379.63

13 KEPULAUAN RIAU 37 37

14 LAMPUNG 407.9 113.12

15 SULAWESI BARAT 13521 27

16 SULAWESI SELATAN 2374.35 824.66

17 SULAWESI TENGGARA 1617 1419

18 SUMATERA SELATAN 250 243

13 Cengkeh Penggerek Batang Nothopeus hemipterus 17568.46 6103.05 34.74

1 ACEH 9 0

2 BALI 1326.95 1326.95

3 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 93 5

4 GORONTALO 129.75 17.75

5 JAWA BARAT 60.3 347.9

6 JAWA TENGAH 3059.84 1174.9

7 JAWA TIMUR 369.14 56.93

8 KEPULAUAN RIAU 137.48 136.48

9 LAMPUNG 47.8 8

10 MALUKU UTARA 172.5 0

11 SULAWESI BARAT 23 5

12 SULAWESI SELATAN 2680.22 685.14

13 SULAWESI TENGAH 5252 150

14 SULAWESI TENGGARA 610 602

15 SULAWESI UTARA 3597.48 1587

14 Tebu Penggerek Batang (Chilo sp.) 2199.44 203.68 9.26

1 ACEH 561 0

2 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 82.45 23

3 GORONTALO 156.5 0

4 JAWA BARAT 0 0

5 JAWA TENGAH 826.92 61.29

6 JAWA TIMUR 528.06 119.05

7 SULAWESI SELATAN 44.51 0.34

15 Sagu Kumbang Oryctes rhinoceros 29.2 28.2 96.58

1 KEPULAUAN RIAU 1.2 1.2

2 RIAU 28 27

Jumlah 544,444 244,759 44.96

Sumber: Aplikasi Sipereda OPT

Merupakan Data OPT yang paling banyak menyerang Tanaman Semusim dan Rempah (No.8-14) Tanaman Tahunan dan Penyegar (No. 1-7 dan No. 15)

1 Riau 58 50

2 Jambi 102 75

3 Sumatera Selatan 77 50

4 Jawa Barat 52 20

5 DIY 53.12 20

6 Jawa Tengah 0 20

7 Jawa Timur 208.5 200

8 Bali 33 20

9 NTB 46.3 35

10 Kalimantan Timur 85 50

11 Kalimantan Tengah 74 50

12 Kalimantan Selatan 97 75

13 Sulawesi Tengah 45 20

14 Sulawesi Selatan 1769 395

2,700

1,080 TOTAL

Lampiran 3

REKAP PENANGANAN DPIPK TAHUN 2021

NO PROVINSI Terdampak (ha) Tertangani (ha)

Lampiran 4. Realisasi Keuangan Kegiatan Penguatan Perlindungan Perkebunan Pusat, UPT Pusat dan Daerah Tahun 2021

ANGGARAN ANGGARAN

DITJEN PERKEBUNAN 39,082,119,000 38,695,941,051 99.01

1779 Penguatan Perlindungan Perkebunan 39,082,119,000 38,695,941,051 99.01

1779.001 RAI-Sarana Pengembangan Kawasan/002-Area Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Perkebunan

1,275 Ha 3,435,343,000 1,275 Ha 3,414,672,290 99.40

1 Pengendalian OPT Tanaman Tahunan dan Penyegar 625 Ha 1,705,928,000 625 Ha 1,692,855,790 99.23

1 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu OPT Kakao 350 Ha 1,032,553,000 350 Ha 1,028,543,000 99.61

1 DI YOGYAKARTA 1 Kab. Gunung Kidul 25 Ha 82,821,000 25 Ha 82,769,000 99.94

2 ACEH 2 Kab. Pidie Jaya 50 Ha 71,000,000 50 Ha 68,700,000 96.76

3 SULAWESI TENGAH 3 Kab. Sigi 50 Ha 162,850,000 50 Ha 162,722,000 99.92

4 SULAWESI TENGGARA 4 Kab. Kolaka Utara 50 Ha 116,957,000 50 Ha 116,957,000 100.00

5 Kab. Kolaka Timur 50 Ha 153,150,000 50 Ha 152,870,000 99.82

5 NUSA TENGGARA BARAT 6 Kab. Lombok Tengah 50 Ha 164,650,000 50 Ha 163,400,000 99.24

6 GORONTALO 7 Kab. Boalemo 25 Ha 88,125,000 25 Ha 88,125,000 100.00

7 PAPUA BARAT 8 Kab. Manokwari Selatan 50 Ha 193,000,000 50 Ha 193,000,000 100.00

2 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu OPT Kopi 100 Ha 287,175,000 100 Ha 280,588,090 97.71

1 JAWA BARAT 1 Kab. Bandung 25 Ha 13,600,000 25 Ha 13,600,000 100.00

2 SULAWESI SELATAN 2 Kab. Enrekang 50 Ha 182,150,000 50 Ha 175,729,090 96.47

3 BALI 3 Kab. Badung 25 Ha 91,425,000 25 Ha 91,259,000 99.82

3 Pengendalian OPT Tanaman Karet 175 Ha 386,200,000 175 Ha 383,724,700 99.36

1 JAMBI 1 Kab. Batanghari 50 Ha 107,950,000 50 Ha 106,730,000 98.87

2 SUMATERA SELATAN 2 Kota Prabumulih 50 Ha 104,900,000 50 Ha 104,516,700 99.63

3 BENGKULU 3 Kab. Bengkulu Utara 50 Ha 104,500,000 50 Ha 104,068,000 99.59

4 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 4 Kab. Bangka Barat 25 Ha 68,850,000 25 Ha 68,410,000 99.36

2 Pengendalian OPT Tanaman Semusim dan Rempah 650 Ha 1,729,415,000 650 Ha 1,721,816,500 99.56

4 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu OPT Lada 150 Ha 465,635,000 150 Ha 459,598,000 98.70

1 KALIMANTAN BARAT 1 BPTP Pontianak 50 Ha 172,395,000 50 Ha 171,258,000 99.34

2 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2 Kab. Bangka Barat 50 Ha 146,620,000 50 Ha 142,980,000 97.52

3 Kab. Bangka Tengah 50 Ha 146,620,000 50 Ha 145,360,000 99.14

5 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu OPT Cengkeh 150 Ha 448,595,000 150 Ha 447,088,500 99.66

1 JAWA TENGAH 1 Kab. Karanganyar 50 Ha 131,688,000 50 Ha 130,181,500 98.86

2 SULAWESI TENGAH 2 Kab. Toli-toli 50 Ha 172,969,000 50 Ha 172,969,000 100.00

3 BALI 3 Kab. Buleleng 50 Ha 143,938,000 50 Ha 143,938,000 100.00

6 Penerapan pengendalian Hama Terpadu OPT Pala 100 Ha 348,550,000 100 Ha 348,550,000 100.00

1 SULAWESI UTARA 1 Kab. Minahasa Utara 50 Ha 168,475,000 50 Ha 168,475,000 100.00

2 MALUKU UTARA 2 Kab. Halmahera Selatan 50 Ha 180,075,000 50 Ha 180,075,000 100.00

KODE %

REKAPITULASI KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2021

VOLUME VOLUME

KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN TARGET REALISASI

ANGGARAN ANGGARAN

KODE %

VOLUME VOLUME

KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN TARGET REALISASI

7 Pengendalian OPT Tanaman Tebu 250 Ha 466,635,000 250 Ha 466,580,000 99.99

1 JAWA TENGAH 1 Kab. Purworejo 50 Ha 102,415,000 50 Ha 102,400,000 99.99

1 Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 100 Ha 1,489,500,000 100 Ha 1,466,735,900

1 Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim 100 Ha 1,489,500,000 100 Ha 1,466,735,900 98.47

1 JAWA BARAT 1 Provinsi 20 Ha 320,450,000 20 Ha 318,409,300 99.36

3 Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar 50 Ha 944,545,000 50 Ha 926,309,350

3 Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan tanpa Membakar 50 Ha 944,545,000 50 Ha 926,309,350 98.07

1 JAMBI 1 Provinsi 25 Ha 559,020,000 25 Ha 555,254,150 99.33

1 JAWA BARAT 1 Provinsi 9 Desa 856,250,000 9 Desa 856,030,000 99.97

2 JAWA TENGAH 2 Provinsi 7 Desa 663,840,000 7 Desa 657,421,500 99.03

3 DI YOGYAKARTA 3 Provinsi 3 Desa 404,795,000 3 Desa 403,690,497 99.73

4 BPP2TP Surabaya 4 BPP2TP Surabaya 13 Desa 2,023,632,000 13 Desa 1,994,454,699 98.56

5 BPP2TP Medan 5 BPP2TP Medan 2 Desa 354,300,000 2 Desa 353,684,863 99.83

6 JAMBI 6 Provinsi 1 Desa 298,800,000 1 Desa 296,633,200 99.27

7 BALI 7 Provinsi 2 Desa 294,700,000 2 Desa 291,875,500 99.04

8 NTB 8 Provinsi 3 Desa 473,750,000 3 Desa 468,429,800 98.88

9 BANTEN 9 Provinsi 3 Desa 302,750,000 3 Desa 301,300,000 99.52

10 SUMATERA SELATAN 10 Provinsi 1 Desa 217,170,000 1 Desa 216,891,743 99.87

1779.004 CAG-Sarana Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup/001-Perangkat Perlindungan Perkebunan

61 Unit 5,163,630,000 61 Unit 5,137,730,750 99.50

ANGGARAN ANGGARAN

KODE %

VOLUME VOLUME

KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN TARGET REALISASI

1 Operasional Laboratorium Lapangan (LL) 27 Unit 832,500,000 27 Unit 826,098,600 99.23

1 Operasional Laboratorium Lapangan (LL) 27 Unit 832,500,000 27 Unit 826,098,600 99.23

1 JAWA BARAT 1 Provinsi 1 Unit 33,000,000 1 Unit 33,000,000 100.00

2 JAWA TENGAH 2 Provinsi 1 Unit 35,500,000 1 Unit 35,500,000 100.00

3 DI YOGYAKARTA 3 Provinsi 1 Unit 38,300,000 1 Unit 37,630,000 98.25

4 ACEH 4 Provinsi 1 Unit 33,500,000 1 Unit 33,045,000 98.64

5 SUMATERA BARAT 5 Provinsi 1 Unit 29,300,000 1 Unit 29,235,000 99.78

6 JAMBI 6 Provinsi 1 Unit 29,300,000 1 Unit 29,300,000 100.00

7 SUMATERA SELATAN 7 Provinsi 1 Unit 31,700,000 1 Unit 31,613,400 99.73

8 LAMPUNG 8 Provinsi 1 Unit 29,300,000 1 Unit 29,000,000 98.98

9 KALIMANTAN TENGAH 9 Provinsi 1 Unit 29,300,000 1 Unit 29,300,000 100.00

10 KALIMANTAN SELATAN 10 Provinsi 1 Unit 29,300,000 1 Unit 29,300,000 100.00

11 KALIMANTAN TIMUR 11 Provinsi 1 Unit 29,300,000 1 Unit 27,607,200 94.22

12 SULAWESI UTARA 12 Provinsi 1 Unit 30,900,000 1 Unit 30,900,000 100.00

13 SULAWESI TENGAH 13 Provinsi 1 Unit 30,900,000 1 Unit 30,900,000 100.00

14 SULAWESI SELATAN 14 Provinsi 1 Unit 30,900,000 1 Unit 30,500,000 98.71

15 SULAWESI TENGGARA 15 Provinsi 1 Unit 28,300,000 1 Unit 28,300,000 100.00

16 BALI 16 Provinsi 1 Unit 30,100,000 1 Unit 30,078,000 99.93

17 NUSA TENGGARA BARAT 17 Provinsi 1 Unit 42,900,000 1 Unit 42,900,000 100.00

18 NUSA TENGGARA TIMUR 18 Kab. Kupang 1 Unit 31,500,000 1 Unit 31,500,000 100.00

19 Kab. Sikka 1 Unit 28,300,000 1 Unit 28,300,000 100.00

19 PAPUA 20 Kab. Jayapura 1 Unit 36,500,000 1 Unit 36,500,000 100.00

20 BENGKULU 21 Provinsi 1 Unit 29,300,000 1 Unit 29,300,000 100.00

21 BANTEN 22 Provinsi 1 Unit 32,800,000 1 Unit 32,300,000 98.48

22 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 23 Provinsi 1 Unit 46,400,000 1 Unit 44,190,000 95.24

23 GORONTALO 24 Provinsi 1 Unit 28,300,000 1 Unit 28,300,000 100.00

24 PAPUA BARAT 25 Provinsi 1 Unit 29,300,000 1 Unit 29,300,000 100.00

25 SULAWESI BARAT 26 Provinsi 1 Unit 28,300,000 1 Unit 28,300,000 100.00

26 KALIMANTAN UTARA 27 Provinsi 1 Unit 0 1 Unit 0

-2 Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH)

3 Unit 96,400,000 3 Unit 96,376,000 99.98

2 Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH)

3 Unit 96,400,000 3 Unit 96,376,000 99.98

1 SULAWESI UTARA 1 Provinsi 1 Unit 30,700,000 1 Unit 30,700,000 100.00

2 BALI 2 Provinsi 1 Unit 33,200,000 1 Unit 33,176,000 99.93

3 MALUKU UTARA 3 Provinsi 1 Unit 32,500,000 1 Unit 32,500,000 100.00

3 Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT 1,135 Org 2,307,850,000 1,135 Org 2,298,428,400 99.59

3 Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT 1,135 Org 2,307,850,000 1,135 Org 2,298,428,400 99.59

1 JAWA BARAT 1 Provinsi 66 Org 131,900,000 66 Org 131,893,800 100.00

2 JAWA TENGAH 2 Provinsi 100 Org 173,200,000 100 Org 173,200,000 100.00

3 DI YOGYAKARTA 3 Provinsi 30 Org 68,500,000 30 Org 68,500,000 100.00

4 ACEH 4 Provinsi 40 Org 79,700,000 40 Org 79,700,000 100.00

5 SUMATERA BARAT 5 Provinsi 56 Org 119,600,000 56 Org 119,600,000 100.00

6 RIAU 6 Provinsi 66 Org 115,400,000 66 Org 115,400,000 100.00

7 JAMBI 7 Provinsi 49 Org 98,500,000 49 Org 98,500,000 100.00

8 SUMATERA SELATAN 8 Provinsi 74 Org 170,000,000 74 Org 170,000,000 100.00

ANGGARAN ANGGARAN

KODE %

VOLUME VOLUME

KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN TARGET REALISASI

9 LAMPUNG 9 Provinsi 66 Org 134,100,000 66 Org 134,100,000 100.00

10 KALIMANTAN TENGAH 10 Provinsi 14 Org 41,400,000 14 Org 41,400,000 100.00

11 KALIMANTAN SELATAN 11 Provinsi 28 Org 66,500,000 28 Org 66,299,600 99.70

12 KALIMANTAN TIMUR 12 Provinsi 21 Org 57,100,000 21 Org 56,985,000 99.80

13 SULAWESI UTARA 13 Provinsi 77 Org 142,100,000 77 Org 142,100,000 100.00

14 SULAWESI TENGAH 14 Provinsi 48 Org 92,800,000 48 Org 92,700,000 99.89

15 SULAWESI SELATAN 15 Provinsi 79 Org 156,000,000 79 Org 156,000,000 100.00

16 SULAWESI TENGGARA 16 Provinsi 30 Org 60,200,000 30 Org 60,200,000 100.00

17 BALI 17 Provinsi 41 Org 80,650,000 41 Org 79,650,000 98.76

18 NUSA TENGGARA BARAT 18 Provinsi 32 Org 74,500,000 32 Org 74,500,000 100.00

19 NUSA TENGGARA TIMUR 19 Provinsi 44 Org 89,000,000 44 Org 89,000,000 100.00

20 PAPUA 20 Provinsi 29 Org 58,500,000 29 Org 58,500,000 100.00

21 BENGKULU 21 Provinsi 24 Org 55,500,000 24 Org 55,500,000 100.00

22 MALUKU UTARA 22 Provinsi 23 Org 17,400,000 23 Org 17,400,000 100.00

23 BANTEN 23 Provinsi 9 Org 20,900,000 9 Org 20,900,000 100.00

24 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 24 Provinsi 16 Org 32,800,000 16 Org 24,900,000 75.91

25 GORONTALO 25 Provinsi 15 Org 39,500,000 15 Org 39,500,000 100.00

26 KEPULAUAN RIAU 26 Provinsi 7 Org 16,600,000 7 Org 16,500,000 99.40

27 PAPUA BARAT 27 Provinsi 13 Org 35,500,000 13 Org 35,500,000 100.00

28 SULAWESI BARAT 28 Provinsi 12 Org 26,600,000 12 Org 26,600,000 100.00

29 KALIMANTAN UTARA 29 Provinsi 26 Org 53,400,000 26 Org 53,400,000 100.00

4 Operasional Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan 31 Unit 1,926,880,000 31 Unit 1,916,827,750 99.48

4 Operasional Brigade Proteksi Tanaman 31 Unit 1,926,880,000 31 Unit 1,916,827,750 99.48

1 JAWA BARAT 1 Provinsi 1 Unit 45,100,000 1 Unit 45,100,000 100.00

2 JAWA TENGAH 2 Provinsi 1 Unit 66,100,000 1 Unit 66,097,000 100.00

3 DI YOGYAKARTA 3 Provinsi 1 Unit 62,600,000 1 Unit 62,580,000 99.97

4 BBP2TP Surabaya 4 BBP2TP Surabaya 1 Unit 65,100,000 1 Unit 62,750,000 96.39

5 ACEH 5 Provinsi 1 Unit 51,100,000 1 Unit 51,060,000 99.92

6 BBP2TP Medan 6 BBP2TP Medan 1 Unit 21,940,000 1 Unit 21,923,000 99.92

7 SUMATERA BARAT 7 Provinsi 1 Unit 65,100,000 1 Unit 65,021,250 99.88

8 RIAU 8 Provinsi 1 Unit 60,100,000 1 Unit 59,860,000 99.60

9 JAMBI 9 Provinsi 1 Unit 65,100,000 1 Unit 65,100,000 100.00

10 SUMATERA SELATAN 10 Provinsi 1 Unit 63,100,000 1 Unit 63,026,000 99.88

11 LAMPUNG 11 Provinsi 1 Unit 66,100,000 1 Unit 66,100,000 100.00

12 KALIMANTAN TENGAH 12 Provinsi 1 Unit 63,600,000 1 Unit 63,600,000 100.00

13 KALIMANTAN SELATAN 13 Provinsi 1 Unit 65,700,000 1 Unit 64,564,100 98.27

14 KALIMANTAN TIMUR 14 Provinsi 1 Unit 71,100,000 1 Unit 70,794,000 99.57

15 SULAWESI UTARA 15 Provinsi 1 Unit 66,700,000 1 Unit 66,668,000 99.95

16 SULAWESI TENGAH 16 Provinsi 1 Unit 68,600,000 1 Unit 68,564,400 99.95

17 SULAWESI SELATAN 17 Provinsi 1 Unit 45,100,000 1 Unit 45,100,000 100.00

18 SULAWESI TENGGARA 18 Provinsi 1 Unit 68,300,000 1 Unit 68,298,000 100.00

19 MALUKU 19 Provinsi 1 Unit 66,100,000 1 Unit 65,980,000 99.82

20 BALI 20 Provinsi 1 Unit 53,750,000 1 Unit 53,750,000 100.00

21 NUSA TENGGARA BARAT 21 Provinsi 1 Unit 65,100,000 1 Unit 65,100,000 100.00

22 NUSA TENGGARA TIMUR 22 Provinsi 1 Unit 74,600,000 1 Unit 74,270,000 99.56

ANGGARAN ANGGARAN

KODE %

VOLUME VOLUME

KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN TARGET REALISASI

23 PAPUA 23 Provinsi 1 Unit 60,100,000 1 Unit 60,100,000 100.00

24 BENGKULU 24 Provinsi 1 Unit 65,100,000 1 Unit 64,865,000 99.64

25 MALUKU UTARA 25 Provinsi 1 Unit 68,600,000 1 Unit 68,600,000 100.00

26 BANTEN 26 Provinsi 1 Unit 65,100,000 1 Unit 63,900,000 98.16

27 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 27 Provinsi 1 Unit 67,240,000 1 Unit 64,825,000 96.41

28 GORONTALO 28 Provinsi 1 Unit 65,200,000 1 Unit 65,200,000 100.00

29 KEPULAUAN RIAU 29 Provinsi 1 Unit 46,500,000 1 Unit 45,844,000 98.59

30 PAPUA BARAT 30 Provinsi 1 Unit 80,650,000 1 Unit 80,650,000 100.00

31 SULAWESI BARAT 31 Provinsi 1 Unit 68,300,000 1 Unit 67,538,000 98.88

1779.005 QDD-Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat/001-Penanganan Gangguan dan Konflik Usaha

3 Kasus 200,100,000 3 Kasus 199,767,000 99.83

1 Penanganan Gangguan dan Konflik Usaha Perkebunan 3 Kasus 200,100,000 3 Kasus 199,767,000 99.83

1 Fasilitasi, Inventarisasi, Identifikasi, serta Penanganan Kasus Gangguan Usaha Perkebunan

3 Kasus 200,100,000 3 Kasus 199,767,000 99.83

1 JAWA BARAT 1 Provinsi 1 Kasus 66,700,000 1 Kasus 66,694,000 99.99

2 BENGKULU 2 Provinsi 1 Kasus 66,700,000 1 Kasus 66,681,000 99.97

3 KALIMANTAN TENGAH 3 Provinsi 1 Kasus 66,700,000 1 Kasus 66,392,000 99.54

1779.007 ABR-Kebijakan Bidang Pertanian dan Perikanan/001-Rekomendasi Teknologi Pengendalian OPT Perkebunan

14 Rekom 537,712,000 14 Rekom 533,501,731 99.22

1 Rekomendasi Teknologi Pengendalian OPT Perkebunan 14 Rekom 537,712,000 14 Rekom 533,501,731 99.22

1 Rekomendasi Teknologi Pengendalian OPT Perkebunan 14 Rekom 537,712,000 14 Rekom 533,501,731 99.22

1 BBP2TP Surabaya 1 BBP2TP Surabaya 4 Rekom 105,419,000 4 Rekom 104,527,614 99.15

2 BBP2TP Medan 2 BBP2TP Medan 3 Rekom 125,996,000 3 Rekom 125,375,467 99.51

3 BPTP Pontianak 3 BPTP Pontianak 3 Rekom 173,657,000 3 Rekom 170,958,650 98.45

4 BBP2TP Ambon 4 BBP2TP Ambon 4 Rekom 132,640,000 4 Rekom 132,640,000 100.00

1779.008 CAG-Sarana Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup/001-Teknologi Pengendalian OPT

15 Pkt T 1,554,127,000 15 Pkt T 1,538,354,569 98.99

1 Teknologi Pengendalian OPT Perkebunan 15 Pkt T 1,554,127,000 15 Pkt T 1,538,354,569 98.99

1 Teknologi Pengendalian OPT Perkebunan 15 Pkt T 1,554,127,000 15 Pkt T 1,538,354,569 98.99

1 BBP2TP Surabaya 1 BBP2TP Surabaya 2 Pkt T 422,339,000 2 Pkt T 420,459,080 99.55

2 BBP2TP Medan 2 BBP2TP Medan 5 Pkt T 341,980,000 5 Pkt T 331,980,789 97.08

3 BPTP Pontianak 3 BPTP Pontianak 3 Pkt T 444,342,000 3 Pkt T 441,298,000 99.31

4 BBP2TP Ambon 4 BBP2TP Ambon 5 Pkt T 345,466,000 5 Pkt T 344,616,700 99.75

1779.009 AFA-Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria/001-Peraturan/Norma/Pedoman Perlindungan Perkebunan

7 NSPK 3,764,121,000 7 NSPK 3,746,545,436

1 Peraturan/Norma/Pedoman Perlindungan Perkebunan 7 NSPK 3,764,121,000 7 NSPK 3,746,545,436

1 Peraturan/Norma/Pedoman Perlindungan Perkebunan 7 NSPK 3,764,121,000 7 NSPK 3,746,545,436

DKI JAKARTA 1 Provinsi 7 NSPK 3,764,121,000 7 NSPK 3,746,545,436 99.53

1779.010 RAI/003-Area Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Perkebunan (PEN)

3,180 Ha 15,051,200,000 3,180 Ha 14,877,204,725 98.84

ANGGARAN ANGGARAN

1 DKI JAKARTA 1 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di Provinsi Aceh 145 Ha

145 ha 697,979,000 145 ha 686,344,296 98.33 2 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Sumatera Selatan 150 Ha

150 ha 654,344,000 150 ha 646,295,242 98.77 3 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Bengkulu 100 Ha

100 ha 449,830,000 100 ha 443,778,645 98.65 4 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Jawa Barat 250 Ha

250 ha 1,086,578,000 250 ha 1,081,113,358 99.50 5 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Bali 360 Ha

360 ha 1,635,863,000 360 ha 1,623,927,000 99.27 6 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Sulawesi Selatan 200 Ha

200 ha 920,425,000 200 ha 908,174,476 98.67 7 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Sulawesi Tenggara 150 Ha

150 ha 663,050,000 150 ha 652,571,900 98.42 8 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Sulawesi Tengah 150 Ha

150 ha 754,544,000 150 ha 749,015,748 99.27 9 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Sulawesi Utara 150 Ha

150 ha 813,794,000 150 ha 799,091,524 98.19 10 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Gorontalo 150 Ha

150 ha 751,236,000 150 ha 737,131,622 98.12 11 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi D.I. Yogyakarta 100 Ha

100 ha 583,960,000 100 ha 582,228,663 99.70 12 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Lampung 200 Ha

200 ha 882,531,000 200 ha 875,147,696 99.16 13 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Kalimantan Utara 150 Ha

150 ha 600,228,000 150 ha 594,645,505 99.07 14 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Jawa Tengah 150 Ha

150 ha 725,824,000 150 ha 724,788,554 99.86 15 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Jambi 100 Ha

100 ha 514,503,000 100 ha 506,716,540 98.49 16 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Nusa Tenggara Barat 165 Ha

165 ha 744,610,000 165 ha 736,532,854 98.92 17 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Nusa Tenggara Timur 100 Ha

100 ha 644,530,000 100 ha 627,633,618 97.38 18 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Kalimantan Timur 100 Ha

100 ha 304,539,000 100 ha 295,813,287 97.13 19 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Sumatera Barat 100 Ha

100 ha 621,586,000 100 ha 614,186,300 98.81 20 Pestisida Nabati Penanganan OPT Tanaman Perkebunan (PEN) di

Provinsi Sulawesi Barat 210 Ha

210 ha 1,001,246,000 210 ha 992,067,897 99.08

DESEMBER 2021

DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

LAPORAN SURVEI KEPUASAN PEGAWAI LINGKUP DITLINBUN TERHADAP

PELAYANAN DI SUB BAGIAN TATA USAHA DIREKTORAT PERLINDUNGAN

PERKEBUNAN TAHUN 2021

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan publik, perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat mutu pelayanan. Di samping itu, data indeks kepuasan masyarakat dijadikan bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan mutu pelayanannya.

Dasar hukum pelaksanaan survey Indeks Kepuasan Masyarakat adalah:

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215);

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017, tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik;

5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/PERMENTAN/OT.080/4/2018 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Unit Kerja Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian

2

B. Maksud dan Tujuan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data tingkat kepuasan masyarakat melalui survei kepada pegawai lingkup Direktorat Perlindungan Perkebunan terhadap pelayanan publik pada sub bagian tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.

Adapun tujuan pembuatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan pada unit kerja sub bagian tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah untuk mengukur tingkat kepuasan lingkup pegawai Direktorat Perlindungan Perkebunan sebagai pengguna layanan dan meningkatkan kualitas sub bagian tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan.

C. Metode IKM

Survei Kepuasan Masyarakat menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan masyarakat penerima pelayanan. Kuesioner disusun berdasarkan tujuan survei terhadap tingkat kepuasan masyarakat.

Dalam melakukan survey secara periodik dipergunakan pendekatan metode kualitatif dengan pengukuran menggunakan skala likert. Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner (angket), yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu jenis layanan publik. Pada skala likert responden diminta untuk menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

Survei IKM menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang dibagikan kepada pegawai lingkup ditlinbun pengguna layanan sebagai responden secara langsung, dalam Survei IKM ini pertanyaan kuesioner meliputi 10 (sepuluh) unsur, yaitu:

1. Keramahan dan kepedulian pelayanan 2. Kecepatan waktu pelayanan

3. Kenyamanan pelayanan

4. Penampilan/kerapihan pelayanan pelayanan 5. Kualitas pelayanan

3

6. Kepuasan terhadap informasi yang diberikan 7. Pelayanan sarana dan prasarana

8. Pelayanan kepegawaian 9. Pelayanan keuangan 10. Profesionalisme pelayanan

a. Kuesioner

Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu :

1. Bagian I terdiri dari Identitas pencacah meliputi tanggal pengisian kuesioner.

2. Bagian II terdiri dari Identitas responden meliputi jenis kelamin dan pendidikan terakhir.

3. Bagian III terdiri dari mutu pelayanan publik adalah pendapat penerima pelayanan yang memuat kesimpulan atau pendapat responden terhadap unsur-unsur pelayanan yang dinilai.

b. Bentuk Jawaban

Bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur pelayanan secara umum mencerminkan tingkat kualitas pelayanan, yaitu dari yang sangat baik sampai dengan tidak baik, dengan persepsi sebagai berikut :

Angka 1 Adalah persepsi tidak baik

Angka 2 Adalah nilai persepsi kurang baik Angka 3 Adalah nilai persepsi baik

Angka 4 Adalah nilai persepsi sangat baik c. Responden

Pegawai Direktorat Perlindungan Perkebunan yang telah menerima pelayanan dari Subbag Tata Usaha secara langsung pada Semester 2 tahun 2021 yaitu sebanyak 35 orang dengan rincian sebagai berikut:

No. Unit Kerja Jumlah Pegawai

1 Kelompok GUDPIPK 8 Orang

2 Kelompok Pengendalian OPT Tanaman Semusim dan Rempah

8 Orang 3 Kelompok Pengendalian OPT Tanaman

Tahunan dan Penyegar

10 Orang 4 Kelompok Data dan Kelembagaan

Pengendalian OPT

9 Orang

4

BAB II ANALISIS

Kegiatan survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di sub bagian tata usaha ditlinbun memberikan kuesioner dalam bentuk pilihan. Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 survei menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengukuran Skala Likert yaitu suatu skala prikometrik yang umum digunakan dalam kuisioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam survei. Kategori pengukuran IKM menurut Permenpan dan RB tersebut terdiri dari 4 kriteria, yaitu :

Pengambilan data dimulai selama Semester 2 (Juli-Desember) tahun 2021.

Data yang didapatkan dianalisa dan hasil analisa dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan layanan pada publikasi. Hasil pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pelayanan Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah BAIK dengan nilai Indeks rata-rata Kepuasan Masyarakat 87,64 atau skala 3,51, hasil penghitungan seperti pada Lampiran.

5

6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan pelayanan di sub bagian tata usaha pada ditlinbun tahun 2021 berada pada kategori BAIK dengan nilai IKM 87,64 atau skala 3,51.

1. Pelaksanaan pelayanan di sub bagian tata usaha pada ditlinbun tahun 2021 berada pada kategori BAIK dengan nilai IKM 87,64 atau skala 3,51.

Dokumen terkait