A. Ketentuan Umum
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap aliran kas dan setara kas kepada koperasi. Arus kas tersebut dapat terjadi melalui penggunaan aset atau pelepasan kepemilikan aset.
1. Aset adalah kekayaan yang dimiliki dan dikelola koperasi untuk menjalankan operasional usaha;
2. Aset merupakan sumber daya yang dikuasai koperasi sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh koperasi;
3. Aset yang diperoleh dari sumbangan (hibah), yang tidak terikat penggunaannya, diakui sebagai aset lancar.
B. Komponen Aset : 1. Aset lancar
a. Pengertian
Aset lancar yaitu aset yang memiliki masa manfaat kurang dari satu tahun dan memenuhi kriteria :
1) Diperkirakan akan dapat direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus akuntansi koperasi.
2) Dimiliki untuk diperdagangkan (diperjual belikan);
3) Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
b. Aset lancar meliputi komponen perkiraan : 1) Kas
adalah nilai mata uang kertas dan logam, baik dalam rupiah maupun mata uang asing sebagai alat pembayaran dan siap serta bebas dipergunakan untuk membiayaai kegiatan umum Perusahaan
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi kas diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
b. Penyajian
Kas disajikan dalam pos aset lancar. Kas dalam bentuk mata uang asingharus disajikan dengan mengkonversi kedalam mata uang rupiah.
c. Pengungkapan
Hal-hal yang harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan seperti rincian jumlah uang kas dan penjelasan kurs rupiah per tanggal laporan. 2) Bank, adalah simpanan koperasi pada bank tertentu
yang likuid, seperti: tabungan, giro dan deposito serta simpanan lainnya.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi Bank diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
b. Penyajian
Bank disajikan dalam pos aset lancar c. Pengungkapan
Hal-hal yang harus dijelaskan misalnya rincian simpanan/tabungan/giro/deposito pada bank-bank yang berbeda.
3) Surat berharga
adalah investasi dalam berbagai bentuk surat berharga, yang dapat dicairkan dan diperjualbelikan dalam bentuk tunai setiap saat;
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset lancar. c. Pengungkapan
Rincian surat berharga yang memberikan informasi klasifikasi, jenis, nominal, penerbit, jatuh tempo. 4) Piutang Usaha,
adalah tagihan koperasi sebagai akibat penyerahan barang/jasa kepada pihak lain yang tidak dibayar secara tunai.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai perolehan piutang.
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset lancar sebesar nilai bersih piutang, yaitu nilai saldo piutang usaha dikurangi dengan taksiran kemungkinan tidak tertagihnya piutang (cadangan kerugian piutang)..
c. Pengungkapan
Rincian piutang usaha dan menjelaskan piutang yang terjadi dengan anggota dan dengan non anggota.
5) Persediaan
adalah nilai kekayaan koperasi yang diinvestasikan dalam bentuk persediaan barang dagangan, bahan baku, barang dalam proses, barang jadi dengan kriteria :
- tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal - masih dalam proses produksi untuk diselesaikan
kemudian dijual
- akan dipergunakan untuk produksi barang – barang jadi yang akan dijual (bahan baku, bahan penolong atau perlengkapan).
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai perolehan persediaan.
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset lancar. c. Pengungkapan
Rincian persediaan berdasarkan jenis dan kelompok persediaan dan jumlah persediaan yang dijaminkan. 6) Biaya dibayar dimuka, adalah sejumlah dana yang telah
dibayarkan kepada pihak lain untuk memperoleh manfaat barang/jasa tertentu. Contoh : sewa gedung yang dibayar dimuka untuk jangka waktu tertentu lebih dari satu periode akuntansi.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan dalam pos aset lancar. c. Pengungkapan
Hal-hal penting yang berkaitan dengan perjanjian. 7) Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
adalah berbagai jenis pendapatan koperasi yang sudah dapat diakui sebagai pendapatan tetapi belum dapat diterima pembayaran secara tunai;
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
b. Penyajian
Disajikan dalam pos aset lancar. c. Pengungkapan
Hal-hal penting yang berkaitan dengan perjanjian dan terjadinya uang muka.
8) Uang Muka,
adalah sejumlah pembayaran yang dilakukan koperasi sebagai pembayaran dimuka seperti pembayaran atas pembelian barang atau jasa yang secara fisik belum diterima, pembayaran dimuka atas pajak Pasal 25 dan pembayaran dimuka yang sejenis.
a. Pengakuan dan Pengukuran (perlakuaan )
Transaksi diakui sebagai asset dan dicatat sebesar nilai perolehan.
b. Penyajian
Disajikan dalam pos aset lancar. c. Pengungkapan
Hal–hal penting yang berkaitan dengan dokumen perjanjian dan terjadinya uang muka
9) PPH dibayar dimuka
adalah sejumlah pembayaran yang dilakukan koperasi sebagai pembayaran dimuka atas angsuran pajak Pasal 25.
a. Pengakuan dan Pengukuran (perlakuaan )
Transaksi diakui sebagai asset dan dicatat sebesar nilai nominal
b. Penyajian
Disajikan dalam pos aset lancar. c. Pengungkapan
Nilai SHU setelah pajak tahun lalu dan pembagiannya dalam 12 bulan
10) Aset Lancar Lain, adalah aset yang tidak termasuk sebagaimana pada butir 1 sampai dengan 9 di atas. a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai nominalnya
b. Penyajian
Disajikan dalam pos aset lancar. c. Pengungkapan
Hal-hal penting yang berkaitan dengan
pembentukan aset lancar lainnya. 2. Aset Tidak Lancar
a. Pengertian
Aset tidak lancar adalah aset yang terdiri dari beberapa macam aset, masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, dimiliki serta digunakan dalam kegiatan operasional dengan kompensasi penggunaan berupa biaya depresiasi (penyusutan).
b. Aset tidak lancar meliputi komponen perkiraan :
1) Investasi Jangka Panjang, adalah aset atau kekayaan yang diinvestasikan pada koperasi sekunder, koperasi lain atau perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun tidak dapat dicairkan, berupa simpanan atau penyertaan modal.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset tidak lancar dan dicatatsebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset tidak lancar.
c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti rincian darijenis investasinya, ketentuan penting perjanjian dan jumlah yang tercatat atas total investasi.
2) Properti Investasi, adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik/koperasi atau lessee melalui sewa pembiayaan) dan dapat menghasilkan sewa atau kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi tidak digunakan untuk kegiatan produksi atau penyediaan barang/jasa, tujuan administratif, atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset tidak lancar dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
Penambahan atas nilai property terjadi saat terdapat pengeluaran biaya untuk properti yang mempunyai manfaat dimasa dating atau biaya tersebut akan menambah umur properti.
Properti investasi harus dihentikan pengakuannya ketika tidak dalam pengendalian koperasi dan tidak
memenuhi kriteria pengakuan mengenai
kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan. b. Penyajian
Disajikan pada pos aset tidak lancar sebesar nilai buku.
c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber perolehan, rincian atas aset tidak lancar tersebut, nilai penyusutan
3) Akumulasi Penyusutan Properti Investasi, adalah “pengurang nilai perolehan” suatu properti investasi, sebagai akibat penggunaan dan berlalunya waktu. Akumulasi penyusutan dilakukan secara sistematis mulai awal penggunaan sampai dengan tanggal pelaporan.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Bertambahnya penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai beban untuk periode yang bersangkutan dan nilainya disesuaikan dengan metode penyusutan properti investasi koperasi bersangkutan.
b. Penyajian
Akumulasi penyusutan properti investasi disajikan sebagai pospengurang nilai perolehan dari aset tidak lancar.
c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diungkapkan meliputi tarif penyusutan dan/atau umur manfaat ekonomis. 4) Aset Tetap
adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan terlebih dahulu yang digunakan dalam operasional koperasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan usaha normal koperasi dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Aset tetap meliputi aset yang tidak dapat disusutkan dan aset yang dapat disusutkan, meliputi :
a) Tanah/Hak Atas Tanah, adalah kekayaan yang diinvestasikan dalam bentuk hak atas tanah;
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset tetap dan dicatat sebesar nilai perolehan.
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset tetap c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber perolehan, rincian atas aset dan perkiraan waktu penggunaan, hak kepemilikan ( oleh karena itu hak milik harus atas nama badan hokum Koperasi )
b) Bangunan, adalah kekayaan yang diinvestasikan dalam bentuk berbagai bangunan;
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset tetap dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset tetap sebesar nilai buku, yaitu nilai perolehan aset dikurangi akumulasi penyusutan.
c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber perolehan, rincian atas aset.
c) Mesin dan Kendaraan dan Peralatan Pabrik, adalah kekayaan yang diinvestasikan dalam bentuk berbagai jenis, seperti mesin, kendaraan atau peralatan produksi.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset tetap dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset tetap sebesar nilai buku, yaitu nilai perolehan aset dikurangi akumulasi penyusutan.
c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber perolehan, rincian atas mesin, kendaraan dan peralatan .
d) Inventaris dan Peralatan Kantor, adalah kekayaan yang diinvestasikan dalam bentuk berbagai bentuk inventaris dan peralatan kantor;
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset tetap dan dicatat sebesar nilai perolehannya
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset tetap sebesar nilai buku, yaitu nilai perolehan aset dikurangi akumulasi penyusutan
c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber perolehan, rincian atas inventaris. 5) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap, adalah “pengurang
nilai perolehan” berupa penambahan beban penyusutan sampai dengan periode tertentu suatu asset tetap, sebagai akibat penggunaan dan berlalunya waktu. Akumulasi penyusutan dihitung secara sistematis mulai awal penggunaan sampai tanggal pelaporan.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Bertambahnya penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai beban untuk periode yang bersangkutan dan nilainya disesuaikan dengan
metode penyusutan aset tetap koperasi
bersangkutan. b. Penyajian
Akumulasi penyusutan aset tetapdisajikan sebagai pos pengurang nilai perolehan dari aset tidak lancar.
c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diungkapkan meliputi tarif penyusutan dan/atau umur manfaat ekonomis. 6) Aset Tidak Berwujud (selain Goodwill), adalah aset
non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan produksi,dilisensikan atau disewakan kepada pihak lain atau dikontrakan melalui suatu kontrak terkait asset atau kewajiban secara individual atau secara bersama. Contoh aset tidak berwujud antara lain: hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan, kuota impor/ekspor, waralaba.
Pengeluaran berikut ini harus diakui sebagai beban, bukan sebagai sebagai aset tidak berwujud :
- merk, logo, judul publikasi
- aktivitas perintisan (biaya perintisan), termasuk biaya legal dan kesekretariatan dalam rangka mendirikan koperasi, pengeluaran dalam rangka
membuka usaha atau fasilitas baru (biaya pembukaan) atau pengeluaran untuk memulai operasional baru atau meluncurkan produk atau proses baru (biaya pra operasi)
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Nilai aset tidak berwujud dicatat sesuai dengan nilai perolehan, dan mempunyai masa manfaat ekonomis serta dapat diukur secara andal.
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset tidak lancar sebesar nilai bersih, yaitu nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi.
c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diinformasikan : a) Umur manfaat atau tarif amortisasi; b) Metode amortisasi;
c) Akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode;
d) Unsur pada laporan perhitungan hasil usaha yang didalamnya terdapat amortisasi aset tidak berwujud;
e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan, amortisasi dan perubahan lainnya secara terpisah.
7) Akumulasi Amortisasi Aset Tidak Berwujud, adalah “pengurang nilai perolehan” berupa penambahan beban amortisasi sampai dengan periode tertentu suatu aset tidak berwujud sebagai akibat penggunaan dan berlalunya waktu.
Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud dihitung secara sistematis mulai awal penggunaan sampai tanggal pelaporan.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Amortisasi aset tidak berwujud untuk setiap periode diakui sebagai beban untuk periode yang bersangkutan yang nilainya disesuaikan dengan
metode amortisasi aset tidak berwujud koperasi yang bersangkutan.
b. Penyajian
Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud disajikan sebagai pos pengurang nilai perolehan dari aset tidak berwujud.
c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diungkapkan seperti metode amortisasi dan/atau manfaat ekonomis..
8) Aset Tidak Lancar Lain, adalah aset yang tidak termasuk sebagaimana pada butir 1 sampai dengan 7 seperti bangunan dalam penyelesaian, piutang macet, aset yang tidak digunakan lagi.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai aset tidak tetap lain dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos aset tidak lancar lain. c. Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diinformasikan seperti sumber perolehan, rincian atas aset tidak lancar lain.
BAB V
AKUNTANSI KEWAJIBAN A. Ketentuan Umum
1. Kewajiban merupakan pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh koperasi dimasa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aset atau pemberian jasa, yang disebabkan oleh tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya.
2. Kewajiban merupakan tanggungjawab koperasi saat ini, yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan membutuhkan sumber daya ekonomi.
3. Simpanan anggota diluar simpanan pokok dan simpanan wajib, yang tidak menentukan kepemilikan, diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh tempo dan berdasarkan perjanjian.
4. Koperasi dapat mengumpulkan atau menerima simpanan berupa tabungan dan atau simpanan berjangka atau simpanan lain, dari anggota dan atau anggota koperasi lain, diakui sebagai kewajiban koperasi. Simpanan tersebut diberi balas jasa berupa bunga atau bentuk lain sesuai dengan kesepakatan rapat anggota.
B. Komponen Kewajiban
1. Kewajiban jangka pendek a. Pengertian
Kewajiban jangka pendek adalah utang koperasi yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan memelihara likuiditas koperasi, dan harus dilunasi paling lama dalam satu periode akuntansi koperasi.
b. Kewajiban jangka pendek meliputi perkiraan antara lain : 1) Utang Usaha, adalah utang kepada anggota dan non
anggota yang terjadi sebagai akibat transaksi usaha pembelian barang/jasa secara non tunai oleh koperasi. a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka pendek.
c. Pengungkapan
Rincian dari utang usaha meliputi jenis, kelompok, jangka waktu, dan tata cara pelunasan yang diperlukan.
2) Simpanan Anggota, adalah penyerahan uang tunai kepada koperasi oleh anggota yang tidak menentukan kepemilikan (ekuitas) yang pengambilannya dibatasi sesuai perjanjian.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban dan dicatat sebesar nilai perolehannya
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka pendek
c. Pengungkapan
Rincian simpanan berdasarkan jenis, beban bunga, syarat penarikan dan informasi lain yang diperlukan.
3) Dana-dana SHU, adalah alokasi dari pembagian sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan yang merupakan bagian anggota, pengurus, pengawas, karyawan, dana pendidikan anggota, dana pembangunan daerah kerja dan lain-lain sesuai alokasi yang diatur dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan keputusan rapat anggota yang belum dibayarkan kepada yang bersangkutan.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka pendek. c. Pengungkapan
Rincian alokasi Sisa Hasil Usaha dan informasi lain yang diperlukan seperti peruntukan dana social, dana pendidikan anggota dan dana pembangunan daerah kerja.
4) Utang Bank/Lembaga Keuangan Bukan Bank, adalah utang kepada bank/lembaga keuangan lain untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan/atau investasi.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka pendek. c. Pengungkapan
Rincian dari utang koperasi kepada bank/lembaga keuangan lain dan informasi lain dan informasi lain yang diperlukan baik berupa utang pokok, bunga, jatuh tempo, syarat pembayaran, agunan yang dijaminkan dan ketentuan lain berdasarkan perjanjian kredit.
5) Utang Jangka Pendek lainnya, adalah utang koperasi jangka pendek lain, kepada pihak lain yang harus dilunasi paling lama dalam satu periode akuntansi; a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka pendek. c. Pengungkapan
Rincian jenis utang koperasi jangka pendek lain kepada pihak lain dan informasi lain yang diperlukan baik berupa utang pokok maupun bunga yang jatuh tempo satu tahun/periode akuntansi 6) Beban yang masih harus dibayar, adalah beban yang
telah terjadi, dan diakui sebagai beban tahun yang bersangkutan tetapi belum dibayar tunai.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka pendek. c. Pengungkapan
Rincian dari jenis beban yang masih harus dibayar dan informasi terjadinya beban.
7) Pendapatan diterima dimuka, adalah pendapatan yang telah diterima secara tunai tetapi belum dapat diakui
sebagai pendapatan pada tahun buku yang
bersangkutan.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban dan dicatat sebesar nilai perolehannya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka pendek.
c. Pengungkapan
Rincian dari pendapatan diterima dimuka dan informasi terjadinya pendapatan diterima dimuka serta kapan akan diakui sebagai pendapatan.
8) Hutang Pajak, adalah pajak penghasilan termasuk seluruh pajak domestik dan luar negeri sebagai dasar penghasilan kena pajak. Pajak penghasilan juga termasuk pajak, misalnya pemungutan dan pemotongan pajak yang terutang oleh koperasi.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Koperasi harus mengakui kewajiban atas seluruh pajak penghasilan periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika jumlah yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode sebelumnya melebihi jumlah yang terhutang untuk periode tersebut, koperasi harus mengakui kelebihan tersebut sebagai aset.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka pendek
c. Pengungkapan
Koperasi harus mengungkapkan secara terpisah
komponen-komponen utama beban pajak
penghasilan.
2. Kewajiban jangka panjang a. Pengertian
Kewajiban jangka panjang adalah utang koperasi yang digunakan untuk kebutuhan investasi dan/atau kebutuhan lainnya, dan dapat dilunasi lebih dari satu tahun.
b. Kewajiban jangka panjang meliputi perkiraan antara lain : 1) Utang Bank/Lembaga Keuangan Lain, adalah utang
kepada bank/lembaga keuangan lain untuk memenuhi kebutuhan investasi dan/atau kebutuhan lain, yang dilakukan dengan proses penarikan kredit/pembiayaan. a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban jangka panjang dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka panjang. c. Pengungkapan
Rincian dari utang koperasi kepada bank/lembaga keuangan lain dan informasi lain dan informasi lain yang diperlukan baik berupa utang pokok, bunga, agunan, jangka waktu dan tata cara pelunasan. 2) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja, adalah imbalan pasca
kerja (selain pesangon pemutusan kerja)yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban jangka panjang dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka panjang. c. Pengungkapan
Rincian dari kewajiban imbalan pasca kerja dan informasi lain yang diperlukan.
3) Kewajiban Jangka Panjang Lainnya, adalah kewajiban jangka panjang lainnya, baik berupa modal penyertaan dari mitra kerja atau lembaga keuangan lain atau dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan investasi usaha tertentu.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Transaksi diakui sebagai kewajiban jangka panjang dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
b. Penyajian
Disajikan pada pos kewajiban jangka panjang lainnya dan untuk bagian dari modal penyertaan yang akan dikembalikan dalam waktu kurang dari 1 tahun harus di reklasifikasikan ke kelompok kewajiban jangka pendek
c. Pengungkapan
Rincian dari jenis utang jangka panjang lain dan informasi lain yang diperlukan berupa nilai penyertaan modal, bagi hasil, jangka waktu dan tata cara pelunasan.
BAB VI
AKUNTANSI EKUITAS A. Ketentuan Umum
1. Ekuitas adalah modal yang mempunyai ciri :
a. Berasal dari anggota, seperti simpanan pokok dan simpanan wajib, hibah/donasi dan atau berasal dari sumber dalam koperasi seperti cadangan, SHU tahun berjalan.
b. Menanggung resiko dan berpendapatan tidak tetap.
c. Tidak dapat dipindahtangankan, namun dapat diambil kembali pada saat anggota keluar dari keanggotaannya, atau koperasi bubar, setelah kewajiban-kewajiban koperasi diselesaikan.
2. Ekuitas koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah; cadangan dan sisa hasil usaha (SHU) tahun berjalan.
B. Komponen Ekuitas
Rincian sumber ekuitas koperasi adalah sebagai berikut :
1. Simpanan Pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
a. Pengakuan dan pengukuran (Perlakuan)
Simpanan pokok diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar nilai nominalnya sesuai yang ditetapkan dalam anggaran