• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Klasifikasi Metode Fair Value Accounting Berdasarkan Kebijakan Akuntansi Akuntansi

7. PSAK 110: Akuntansi Sukuk

Bank Panin Syariah Tbk (PNBS)

PSAK 110 mengenai Investasi Sukuk disajiakan dalam laporan keuangan PNBS termasuk dalam kelompok liabilitas seperti yang dijelaskan dalam laporan keuangan sebagai berikut:

“Sukuk diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain jika investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual dan melakukan penjualan sukuk; dan persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.”

“Nilai wajar sukuk dengan syarat dan kondisi standar dan diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar.”

Terdapat beberapa teknik penilaian yang dapat digunakan untuk menilai sukuk, yang terdiri atas pendekatan penghasilan dan pendekatan pasar. Selain diukur melalui penghasilan komprehensif, dalam PNBS juga terdapat teknik penilaian lain untuk investasi sukuk, seperti yang terdapat dalam laporan keuangan yang dikutip sebagai berikut:

“Pada saat pengakuan awal, investasi pada sukuk diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain termasuk biaya transaksi dan selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk dan diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam penghasilan komprehensif lain setelah memperhitungkan saldo selisih biaya perolehan dan nilai nominal yang belum diamortisasi dan saldo akumulasi keuntungan atau kerugian nilai wajar yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain sebelumnya.”

“Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Investasi pada sukuk yang tidak diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan dan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Pada saat pengakuan awal, investasi diukur pada nilai wajar sebesar biaya perolehan tidak termasuk biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi.”

“Untuk sukuk diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain selain untuk memperoleh pendapatan dari kupon sukuk, Bank juga berkeinginan untuk melakukan penjualan apabila nilai pasar sukuk meningkat sampai dengan marjin tertentu.”

Berdasarkan dari penjelasan diatas, investasi sukuk merupakan obligasi syariah yang aktif diperdagangkan dalam Bursa Efek. Penetapan pengukuran yang menggunakan nilai wajar merupakan hal yang tepat untuk jenis investasi yang aktif dibursa efek. Akan tetapi, dalam Bursa Efek Indonesia hanya terdaftar satu jenis entitas syariah yang membuat pasar sukuk tersebut menjadi kurang aktif atau bahkan tidak aktif. Sedangkan salah satu syarat untuk mengukur dengan menggunakan metode fair value yaitu terdapat nilai pasar yang aktif. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Sukor at al (2008:68) yang menyatakan bahwa tidak semua aset memiliki nilai pasar seperti halnya sukuk dalam industri perbankan syariah.

Bank BNI Syariah (BNIS)

Dalam BNIS yang tergolong dalam liabilitas yang menggunakan metode pengukuran fair value yaitu Investasi Pada Surat Berharga seperti Sukuk, yang dijelaskan sebagai berikut:

“Investasi pada surat berharga, khususnya sukuk, diklasifikasikan berdasarkan model usaha yang ditentukan oleh Bank berdasarkan klasifikasi sesuai PSAK No. 110 tentang "Akuntansi Sukuk" sebagai berikut:1) Surat berharga diukur pada biaya perolehan disajikan sebesar biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) yang disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi selama periode hingga jatuh tempo.2) Surat berharga diukur pada nilai wajar, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.”

“Surat berharga diukur pada nilai wajar, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.”

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa investasi sukuk merupakan oligasi syariah yang aktif diperdagangkan dalam Bursa Efek. Penetapan pengukuran yang menggunakan nilai wajar merupakan hal yang tepat untuk jenis investasi yang aktif dibursa efek dengan metode harga pasar. Akan tetapi, dalam Bursa Efek Indonesia hanya terdaftar satu jenis entitas syariah yang membuat pasar sukuk tersebut menjadi kurang aktif atau bahkan tidak aktif. Sedangkan salah satu syarat untuk mengukur dengan menggunakan metode fair value yaitu terdapat nilai pasar yang aktif. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Sukor at al (2008:68) yang menyatakan bahwa tidak semua aset memiliki nilai pasar seperti halnya sukuk dalam industri perbankan syariah. Pada penjelasan diatas, juga telah dijelaskaan secara rinci mengenai pengungkapan untuk PSAK 110 yang menggunakan metode pengukuran fair value.

Bank Mandiri Syariah (BSM)

Golongan liabilitas pada BSM yang menggunakan metode pengukuran fair value yaitu Investasi Pada Surat Berharga atau PSAK No. 110 tentang Akuntansi Sukuk sebagai berikut:

“Model usaha nilai wajar dimana Sukuk dinilai sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan.”

“Investasi pada surat berharga, kecuali Reksadana, diklasifikasikan berdasarkan model usaha yang ditentukan oleh Bank berdasarkan klasifikasi sesuai PSAK No. 110 tentang “Akuntansi Sukuk” sebagai berikut: 1) Model usaha biaya perolehan yang diadopsi bila tujuan utama dari pemilikan surat berharga adalah untuk memperoleh arus kas kontraktual dan terdapat persyaratan kontraktual yang menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya. Surat berharga diukur pada biaya perolehan disajikan sebesar biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) yang disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi selama periode hingga jatuh tempo dengan menggunakan tingkat imbal hasil efektif. 2) Model usaha nilai wajar dimana

Sukuk dinilai sebesar nilai wajar. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan.”

Dalam BSM, teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur akuntansi sukuk yaitu dengan menggunakan model usaha, model biaya perolehan serta metode pasar. Ungkapan penjelasan mengenai penyajian akuntansi sukuk yang menggunakan metode fair value juga sangat jelas sesuai dengan yang disyaratkan dalam PSAK 110.

8. Agunan

Bank BNI Syariah (BNIS)

Metode penilaian atas agunan atau jaminan yang diperoleh dari nasabah dalam transaksi utang-piutang yang dijelaskan sebagai berikut.

“Bank menggunakan nilai wajar agunan sebagai dasar arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1) Piutang murabahah bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan piutang hanya bersumber dari agunan; atau 2) Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal pengikatan agunan.”

Agunan merupakan jaminan yang diperoleh perusahaan atas piutang yang diberikan kepada nasabah. Berdasarkan dari penjelasan diatas, dasar untuk menilai agunan tersebut yaitu menggunakan metode fair value. Akan tetapi, hal tersebut dimungkinkan terjadi jika terdapat kondisi-kodisi tertentu seperti yang telah dijelaskan diatas. Hal tersebut sesuai dengan teori penilaian yang diungkapkan oleh Suwardjono (2014:275) bahwa metode penilaian yang digunakan harus sesuai dengan basis yang telah disyaratkan. Untuk menilai agunan atau jaminan, metode fair value dianggap tepat karna menggunakan teknik penilaian pasar aktif yang dapat mencerminkan nilai wajar objek yang menjadi jaminan tersebut.

Bank Mandiri Syariah (BSM)

Agunan atau jaminan yang diperoleh dari nasabah yang melakukan transaksi utang-piutang berdasarkan bagi hasil. Penilaian agunan dalam BSM dijelaskan sebagai berikut:

“Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian pembiayaan (disajikan dalam akun aset lain) diakui sebesar nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar aset setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasikan dengan saldo piutang atau pembiayaan yang tidak dapat ditagih diakui sebagai penambah atau pengurang cadangan kerugian penurunan nilai piutang atau pembiayaan.”

Untuk memudahkan dalam menentukan harga atau nilai dari agunan, maka metode penilaian yang ditetapkan yaitu fair value. Dengan maksud untuk memudahkan dalam menetapkan jumlah harga dari agunan tersebut, apabila agunan tersebut akan diambil alih oleh pihak debitur.

C. Perbandingan Penerapan Metode Fair Value Accounting 1. Aspek Ruang Lingkup

Secara umum, ruang lingkup dari fair value accounting terdiri atas: PSAK 13 Properti Investasi, PSAK 16 Aset Tetap, PSAK 19 Aset Tak Berwujud, PSAK 48 Penurunan Nilai Aset, PSAK 58 Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi Yang Dihentikan, PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan, serta IAS 41 Agriculture. Akan tetapi, ruang lingkup fair value accounting pada tiap-tiap entitas berbeda, seperti yang dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:

Bank Panin Syariah Tbk. Bank BNI Syariah Bank Mandiri Syariah

 PSAK 16 Aset Tetap: Tanah dan Bangunan

 PSAK 48 Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual: Aset keuangan dan pinjaman yang tersedia untuk dijual

 PSAK 13 Properti Investasi: yang dipulihkan sepenuhnya melalui penjualan

 PSAK 58 Penurunan nilai aset: menyesuaikan

 PSAK 110 Akuntansi Sukuk: Surat Berharga

 PSAK 16 Aset Tetap: Tanah dan Bangunan

 Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang mudarabahah

 PSAK 58 Penurunan

nilai aset:

menyesuaikan

 PSAK 110 Akuntansi Sukuk: Surat Berharga

 Agunan: piutang mudarabahah,

pengambilalihan jaminan

 PSAK 16 Aset Tetap: Hak atas tanah

 PSAK 110 Akuntansi Sukuk: Surat Berharga

 Agunan:

Pengambilalihan jaminan

Tabel 4.1: Perbedaan Berdasarkan Aspek Ruang Lingkup

Dari tabel diatas, terlihat jelas mengenai perbedaan ruang lingkup penggunaan meode fair value accounting pada ketiga perbankan syariah yang menjadi objek penelitian. Pada Bank Panin Syariah ruang lingkup fair value accounting terdiri atas: PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 48: Aset Tidak Lancar Dimiliki Untuk Dijual, PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 58: Penurunan Nilai Aset, dan PSAK 110: Akuntansi Sukuk. Pada Bank BNI Syariah yang termasuk dalam ruang lingkup fair value accounting mencakup: PSAK 16: Aset Tetap, Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang mudarabahah, PSAK 58: Penurunan nilai aset, PSAK 110: Akuntansi Sukuk, dan Agunan. Sedangkan dalam Bank Mandiri Syariah ruang lingkup fair value accounting meliputi: PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 110: Akuntansi Sukuk, dan Agunan.

Dokumen terkait