• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat Bantu Dalam Statistical Processing Control

2.2. Statistical Processing Control

2.2.3. Alat Bantu Dalam Statistical Processing Control

Pengendalian kualitas secara statistik menggunakan Statistical processing control

mempunyai tujuh alat utama yang dapat digunakan dalam mengendalikan kualitas sebagaimana disebutkan oleh Heizer dan Render dalam bukunya manajemen operasi (2006:263-268), antara lain yaitu cheek sheet, histogram, control chart, diagrm pareto, diagram sebab akibat, scatter diagram, dan diagram proses.

Sumber : http://offroaduruguay.org/img/virtual-background-slides.html Gambar 2.1.Alat Bantu Pengendalian Kualias.

1. Lembar pemeriksaan (Cheek Sheet)

Cheek sheet adalah alat yang sering digunakan untuk menghitung seberapa sering sesuatu terjadi dan sering digunakan dalam pengumpulan dan pencatatan data.

Disajikan dalam bentuk table yang berisi data jumlah barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkanya.

Tujuan digunakannya cheek sheet adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak. Pelaksanaanya dilakukan dengan cara mencatat frekuensi munculnya karakteristik suatu produk yang berkenaan dengan kualitasnya. Data tersebut digunakan sebagai dasar untuk mengadakan analisis masalah kualitas.

Manfaat digunakannya cheek sheet yaitu sebagai alat untuk :

a. Mempermudah pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana suatu masalah terjadi.

a. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi.

b. Menyusun data secara otomatis sehingga lebih mudah untuk dikumpulkan. c. Memisahkan antara opini dan fakta.

2. Diagram sebar (Scatter diagram)

Scatter diagram adalah gambaran yang menunjukan kemungkinan hubungan (kolerasi) antara pasangan dua macam variabel dan menujukan keeratan hubungan antara dua variabel yang sering diwujudkan sebagai koefisien kolerasi yang disajikan dalam bentuk grafik yang menampilkan hubungan dua variable apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak, yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada dasarnya diagram sebar

(scatter diagram) merupakan suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Dua variabel yang ditunjukan dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.

3. Diagram sebab-akibat (cause and effect diagram).

Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) digunakan untuk menganaisis persoalan dan memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada persoalan tersebut dan memunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu, kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang kita ihat pada panah-panah yang berbentuk tulang ikan. Diagram sebab-akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan uraian grafis dari unsur-unsur proses untuk menganalisa sumber-sumber potensial dari penyimpangan proses.

Faktor-faktor penyebab utama ini dapat dikelompokan dalam : a. Material (bahan baku)

b. Machine (mesin) c. Man (manusia) d. Method (metode)

e. Environment (lingkungan)

Adapun beberapa kegunaan diagram sebab akibat adalah sebagai berikut : a. Untuk menyimpulkan sebab-sebab masalah dalam proses

b. Untuk mengidentifikasi kategori dan sub-kategori sebab-sebab yang mempengaruhi karakteristik kualitas tertentu.

c. Untuk memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan.

d. Membantu membangitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah. e. Merencanakan tindakan perbaikan

f. Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan dilaksanakan.

Adapun langkah-langkah membuat diagram sebab-akibat adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi masalah utama

b. Menempatkan masalah tersebut disebelah kanan diagram.

c. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakanya pada diagram utama. d. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakanya pada penyebab mayor

e. Diagram telah selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk menentukan penyebab sesungguhnya.

4. Diagram pareto.

Digram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan memakai diagram pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling kecil.

5. Diagram alir

Diagram alir secara grafis menujukan sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak garis dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami sebuah proses atau menjelaskan langkah-langkah sebuah proses.

6. Histogram.

Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukuranya. Tabulasi data ini umumnya dikenal dengan distribusi frekuensi. Histogram menunjukan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-bagi berdasarkan kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk normal atau berbentuk seperti lonceng yang menunjukan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris menunjukan banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan data nya berada pada batas atas atau bawah.

7. Peta kendali P (P- Chart)

Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk meengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan masih dalam batas yang disyaratkan. Untuk peta pengendali p digunakan apabila kita memakai ukuran cacat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sampel yang diambil. Bila sampel yang diambil dalam setiap observasi jumlahnya sama maka kita dapat menggunakan peta control p( p-chart) maupun np (np-chart), namun apabila sampel yang diambil berubah-ubah jumlahnya atau memang perusahaantersebut melakukan 100 % inspeksi maka kita harus menggunakan peta pengendali p (p-chart). Peta pengendali digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktifitas atau proses berada dalam pengendalian kualitas statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas.peta kendali menunjukan adanya perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukan penyebab penyimpangan, meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali. Ada beberapa langkah dalam membuat peta kendali p (p-chart) yaitu:

a. Mehitung proporsi kerusakan setiap sampel atau sub kelompok dalam setiap observasi

sumber : Dorothea wahyuni ariani.2004-Pengendalian Kualitas Statistik dimana :

p=

=proporsi kesalahan setiap sampel atau sub kelompok dalam setiap observasi = banyaknya produk cacat yang diambil dalam setiap sub grup

= banyaknya inspeksi yang diambil dalam setiap sub grup

b. menghitung garis pusat (center line)

Garis pusat adalah rata-rata dari kerusakan produk

p̅ =

p̅ = Garis pusat (center line)

= jumlah total produk yang di inspeksi

c. Membuat batas control atas dan batas control bawah

BKA = p̅p̅

p̅

BKB = p̅p̅

Bab 3

Dokumen terkait