Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi
BAB 2. METODE RISKESDAS
2.5 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpulan Data
Pelaksanaan Riskesdas 2007 menggunakan berbagai alat pengumpul data dan berbagai cara pengumpulan data, dengan rincian sebagai berikut:
a. Pengumpulan data rumahtangga dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan Kuesioner RKD07.RT
Responden untuk Kuesioner RKD07.RT adalah Kepala Keluarga atau Ibu rumahtangga atau anggota rumahtangga yang dapat memberikan informasi;
Dalam Kuesioner RKD07.RT terdapat verifikasi terhadap keterangan anggota rumahtangga yang dapat menunjukkan sejauh mana sampel Riskesdas 2007 identik dengan sampel Susenas 2007;
Informasi mengenai kejadian kematian dalam rumahtangga di-recall terhitung sejak 1 Juli 2004, termasuk di dalamnya kejadian bayi lahir mati. Informasi lebih lanjut mengenai kematian yang terjadi dalam 12 bulan sebelum wawancara dilakukan eksplorasi lebih lanjut melalui autopsi verbal dengan menggunakan kuesioner RKD07.AV yang sesuai dengan umur anggota rumahtangga yang meninggal dimaksud.
b. Pengumpulan data individu pada berbagai kelompok umur dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan Kuesioner RKD07.IND.
Secara umum, responden untuk Kuesioner RKD07.IND adalah setiap anggota rumahtangga. Khusus untuk anggota rumahtangga yang berusia kurang dari 15 tahun, dalam kondisi sakit atau orang sudah tua, wawancara dilakukan terhadap anggota rumahtangga yang menjadi pendampingnya;
Anggota rumahtangga semua umur menjadi unit analisis untuk pertanyaan
mengenai penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyakit keturunan sebagai berikut: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), pnemonia, demam tifoid, malaria, diare, campak, tuberkulosis paru (TB), demam berdarah Dengue (DBD), hepatitis, filariasis, asma, gigi dan mulut, cedera, penyakit jantung, kencing manis, tumor/kanker dan penyakit keturunan, serta pengukuran BB, TB/PB;
Anggota rumahtangga berumur ≥ 15 tahun menjadi unit analisis untuk pertanyaan
mengenai penyakit sendi, tekanan darah tinggi, stroke, disabilitas, kesehatan mental, pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar perut, serta pengukuran lingkar lengan atas (khusus untuk wanita usia subur 15-45 tahun, termasuk ibu hamil);
Anggota rumahtangga berumur ≥ 30 tahun menjadi unit analisis untuk pertanyaan
mengenai penyakit katarak;
Anggota rumahtangga berumur 0-59 bulan menjadi unit analisis untuk pertanyaan
mengenai imunisasi dan pemantauan pertumbuhan;
Anggota rumahtangga berumur ≥ 10 tahun menjadi unit analisis untuk pertanyaan
mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku terkait dengan penyakit flu burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, penggunaan minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta perilaku terkait dengan konsumsi sayuran dan buah-buahan segar;
Anggota rumahtangga berumur < 12 bulan menjadi unit analisis untuk pertanyaan
mengenai kesehatan bayi;
Anggota rumahtangga berumur > 5 tahun menjadi unit analisis untuk pemeriksaan
visus;
Anggota rumahtangga berumur ≥ 12 tahun menjadi unit analisis untuk
pemeriksaan gigi permanen;
Anggota rumahtangga berumur 6-12 tahun menjadi unit analisis untuk
pemeriksaan urin.
c. Pengumpulan data kematian dengan teknik autopsi verbal menggunakan Kuesioner RKD07.AV1, RKD07.AV2 dan RKD07.AV3;
dengan populasi penduduk di BS perkotaan di Indonesia. Pengambilan sampel darah dilakukan pada seluruh anggota rumahtangga (kecuali bayi) dari rumahtangga terpilih di BS perkotaan terpilih sesuai Susenas 2007. Rangkaian pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut:
BS perkotaan yang terpilih pada Susenas 2007, dipilih sejumlah 15% dari total BS perkotaan.
Jumlah BS di daerah perkotaan yang terpilih berjumlah 971, dengan total sampel 15.536 RT.
Sampel darah diambil dari seluruh anggota rumahtangga (kecuali bayi) yang menanda-tangani informed consent. Pengambilan darah tidak dilakukan pada anggota rumahtangga yang sakit berat, riwayat perdarahan dan menggunakan obat pengencer darah secara rutin. Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah, data dikumpulkan dari anggota rumahtangga berumur ≥ 15 tahun, kecuali wanita hamil (alasan etika). Responden terpilih memperoleh pembebanan sebanyak 75 gram glukosa oral setelah puasa 10-14 jam. Khusus untuk responden yang sudah diketahui positif menderita Diabetes Mellitus (berdasarkan konfirmasi dokter), yang bersangkutan hanya diberi pembebanan sebanyak 300 kalori (alasan medis dan etika). Pengambilan darah vena dilakukan setelah 2 jam pembebanan. Darah didiamkan selama 20-30 menit, disentrifus sesegera mungkin dan kemudian dijadikan serum. Serum segera diperiksa dengan menggunakan alat kimia klinis otomatis. Nilai rujukan (WHO, 1999) yang digunakan adalah sebagai berikut:
Normal (Non-DM) < 140 mg/dl.
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) 140 - < 200 mg/dl. Diabetes Mellitus (DM) ≥ 200 mg/dl.
e. Pengumpulan data konsumsi garam beryodium rumahtangga untuk seluruh sampel rumahtangga Riskesdas 2007 dilakukan dengan tes cepat yodium menggunakan “iodina test”.
f. Pengamatan tingkat nasional pada dampak konsumsi garam beryodium dinilai berdasarkan kadar yodium dalam urin, dengan melakukan pengumpulan garam beryodium pada rumahtangga bersamaan dengan pemeriksaan kadar yodium dalam urin pada anggota rumahtangga yang sama. Sampel 30 kabupaten/kota dipilih untuk pengamatan ini berdasarkan tingkat konsumsi garam yodium rumahtangga hasil Susenas 2005:
Tinggi – meliputi Kabupaten Blitar, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Nganjuk, Kota Pasuruan, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Sikka, Kabupaten Katingan, Kota Tarakan dan Kabupaten Jeneponto;
Sedang – meliputi Kota Tengerang, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kabupaten Bantul, Kabupaten Donggala, Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Kota Gorontalo;
Buruk – meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Karo, Kabupaten Solok Selatan, Kota Dumai, Kota Metro, Kabupaten Karawang, Kabupaten Tapin, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Mappi.
Catatan
Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 tidak dapat dilakukan serentak pada pertengahan 2007, sehingga dalam analisis perlu beberapa penyesuaian agar komparabilitas data dari satu periode pengumpulan data yang satu dengan periode pengumpulan data lainnya dapat terjaga dengan baik. Situasi ini disebabkan oleh beberapa hal berikut ini: