• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.5 Metode dan Alat Pengumpul Data .1 Metode Pengumpulan Data

3.5.2 Alat Pengumpul data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku asertif dan skala psikologi kenakalan remaja yang telah dikembangkan peneliti berdasarkan teori. Skala psikologi adalah suatu alat ukur yang mengungkap atribut psikologi yang menggambarkan kepribadian individu. Alat ukur yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu alat yang digunakan untuk memperoleh gambaran perilaku asertif dan kenakalan remaja pada siswa kelas IX SMA Bhakti Praja Batang tahun ajaran 2009-2010.

Pada skala psikologi pertanyaan merupakan stimulus yang tertuju pada indikator untuk memancing jawaban yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan. Penelitian ini menggunakan skala psikologi perilaku asertif dan skala psikologi kenakalan remaja dengan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan menghilangkan jawaban Netral (N) atau ragu-ragu dan

bersifat tertutup. Alasan penyederhanaan pilihan jawaban menjadi 4 pilihan yang semula berjumlah 5 karena dikhawatirkan responden akan cenderung memilihnya sehingga data mengenai perbedaan diantara responden menjadi kurang informatif. (Azwar, 2005:34). Jawaban dari pernyataan atau pertanyaan yang diberikan telah tersedia sehingga subjek tinggal memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya. Jadi dalam penelitian ini guna menghindari responden yang pasif, pilihan jawaban netral atau ragu-ragu tidak dijadikan sebagai salah satu dari bagian pilihan jawaban.

Walaupun skala psikologi sampai saat ini dianggap paling tepat diandalkan namun skala psikologi juga mempunyai kelebihan dan kekurangannya (Azwar, 2002:4) menjelaskan bahwa kelebihan dari skala psikologi adalah :

1) Siswa yang akan dikenai penelitian tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh pernyataan yang diajukan meskipun siswa yang diukur memahami pertanyaan atau pernyataannya sehingga jawaban merupakan proyeksi dari perasaan atau kepribadiannya

2) Berisi banyak item karena atribut psikologisnya diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item

3) Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikannya secara jujur dan sungguh-sungguh

Kelemahan dari skala psikologi adalah :

1) Satu skala psikologi hanya bisa untuk mengukur satu atribut tunggal

2) Hasil ukur skala psikologi harus teruji reliabilitasnya secara psikometris. Ini karena relevansi konteks kalimat yang biasa digunakan sebagai stimulus dalam skala psikologi lebih terbuka terhadap eror

3) Validitas dari skala psikologi ditentukan oleh kejelasan konsep yang hendak diukur dan dioperasionalisasinya (Azwar, 2002:5)

Dengan adanya kelemahan dan keterbatasan skala psikologi tersebut, maka peneliti berusaha mengeliminir kekurangan dan menyusun instrumen sesuai dengan langkah-langkah yang sistematis dan membuat petunjuk pengisian yang jelas.

Pertanyaan dalam skala psikologi yang diajukan dirancang untuk mengumpulkan indikasi dari aspek kepribadian. Responden tidak mengetahui arah jawaban dari pertanyaan. Berikut ini prosedur penyusunan instrumen:

Gambar 3.2 Prosedur penyusunan instrumen

Bagan diatas merupakan langkah-langkah menyusun instrumen, yaitu pertama menyusun kisi-kisi instrumen yang terdiri dari variabel, indikator dan deskriptor, menyusun pertanyaan atau pernyataan, kemudian instrumen jadi berupa skala selanjutnya direvisi dan instrumen jadi.

Instrumen ini berisikan seperangkat pernyataan yang merupakan pendapat dari subjek peneliti. Sebagian dari pernyataan itu memelihara pendapat yang positif (favorable) maupun negatif (unfavorable). Untuk jawaban yang mendukung pertanyaan atau pernyataan (favorable) diberi skor tertinggi dan untuk jawaban yang tidak mendukung pertanyaan atau pernyataan (unfavorable) diberi skor terendah. Adapun pemberian skor tersebut adalah sebagai berikut : Kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian (1) Uji coba (3) Revisi (4) Instrumen jadi (5) Instrumen (2)

Tabel. 3.3 Penskoran item dalam skala Perilaku Asertif Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Kategori Jawaban Skor Kategori Jawaban Skor

SS S TS STS 4 3 2 1 SS S TS STS 1 2 3 4 Tabel. 3.4 Penskoran item dalam skala Kenakalan Remaja

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Kategori Jawaban Skor Kategori Jawaban Skor

SS S TS STS 4 3 2 1 SS S TS STS 1 2 3 4

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa seperangkat pernyataan yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi mengenai perilaku asertif dan kenakalan remaja siswa kelas XI SMA Bhakti Praja Batang. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:166) adalah sebagai berikut :1) Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategori variabel; 2) Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala; 3) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan; 4) Uji coba instrumen; 5) Penganalisisan hasil, analisis item; 6) Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dengan mendasarkan pada data yang diperoleh sewaktu uji coba

Langkah-langkah penyusunan instrumen pada penelitian ini adalah :

1) Perencanaan, meliputi pembuatan kisi-kisi instrumen untuk masing-masing alat pengumpul data. Menentukan indikator masing-masing pada skala perilaku asertif dan kenakalan remaja.

2) Menulis butir-butir pertanyaan dan atau penyataan masing-masing pada skala perilaku asertif dan kenakalan remaja.

3) Penyuntingan yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan

4) Uji coba instrumen yang diberikan pada responden di luar sampel penelitian.

5) Penganalisisan hasil item dengan validitas dan reabilitas.

6) Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dengan mendasarkan pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.

Berdasarkan rumusan permasalahan yang dikemukakan pada bagian terdahulu, maka dalam menyusun instrumen mencakup ruang lingkup mengenai masalah perilaku asertif dan kenakalan remaja. Sesuai dengan landasan teori, maka variabel perilaku asertif dan kenakalan remaja dikembangkan dalam sub variabel-sub variabel.

Tabel. 3.5 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Asertif

VARIABEL INDIKATOR DESKRIPTOR

PERILAKU ASERTIF

1. Dapat menerima dan memberikan pujian

1) Menghargai usaha orang lain 2) Merasa senang jika usahanya dipuji

orang lain

3) Merasa tidak senang dengan pujian orang lain

4) Merasa bangga jika usahanya dihargai 5) Tidak pernah menyadari kesalahan 2. Dapat menerima dan

menolak permintaan

1) Berusaha memenuhi permintaan orang lain

2) Lebih mementingkan kebutuhan diri sendiri daripada kebutuhan orang lain 3) Merasa bersalah jika menolak

permintaan orang lain

4) Berani berkata “Tidak” terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai dengan pendapatnya

5) Mampu menolak permintaan orang lain secara halus

6) Merasa tidak nyaman jika menolak permintaan orang lain

7) Selalu menuruti permintaan orang lain meskipun tidak sesuai dengan pendapat diri sendiri

8) Merasa tersinggung jika permintaannya ditolak oleh orang lain

3. Dapat mengawali dan mengakhiri

pembicaraan

1) Berani mengawali pembicaraan dengan orang lain

2) Berani memperkenalkan diri dengan orang lain

3) Berani menatap mata lawan bicara 4) Tahu apa yang harus dikerjakan 5) Mudah mengakhiri pembicaraan

dengan orang lain tanpa menyinggung perasaan

6) Berusaha mendengarkan orang lain berbicara meskipun topik pembicaraan kurang menarik

4. Dapat membela diri 1) Mampu mempertahakan pendapat dan hak pribadi tanpa menyinggung perasaan orang lain

2) Tidak suka disanggah pendapatnya 3) Tidak suka dikritik

4) Dapat mempertahankan pendapat pribadi tanpa meremehkan orang lain 5) Dapat mengutarakan pendapat dengan

jujur dan nyaman

6) Mampu memberikan pendapat secara terbuka

5. Dapat

mengekspresikan pendapat pribadi

1) Mengetahui apa yang diinginkan 2) Terbiasa memaksakan pendapat

terhadap orang lain

3) Mengalami kesulitan untuk mengungkapkan pendapat

4) Takut menghadapi konflik dengan orang lain

5) Mampu mengemukakan pendapat/ide secara apa adanya

6) Takut menggutarakan ide

7) Mampu menyampaikan inti persoalan secara tegas 6. Dapat mengekspresikan perasaan yang menyenangkan dan tidak senang

1) Secara terbuka menceritakan masalahnya kepada orang yang

dipercaya, ketika sedih ataupun senang 2) Mudah memberitahukan secara jujur

tanpa harus menyinggung perasaan ketika merasa terganggu dengan perkataan/perbuatan orang lain

3) Tidak perlu menceritakan kebahagiaan kepada orang lain

4) Tidak mudah menceritakan perasaan gembira dengan orang lain

5) Dengan menceritakan kegembiraan, menambah kegembiraan yang dirasakan

6) Dengan menceritakan kegembiraan, membuat orang lain ikut merasakan 7. Dapat

mengekspresikan kemarahan

1) Menghadapi kemarahan orang lain dengan tenang

2) Tidak suka memojokan orang lain, jika terjadi perselisihan

3) Mengungkapkan perasaan

jengkel/kecewa pada orang lain tanpa harus menggunakan emosi

Tabel. 3.6 Kisi-kisi Instrumen Kenakalan Remaja

VARIABEL INDIKATOR DESKRIPTOR

KENAKALAN

Dokumen terkait