KAJIAN PUSTAKA
E. Alat Peraga Blok Aljabar
Alat peraga merupakan salah satu bagian dari kurikulum yang digunakan untuk membantu pemahaman siswa. Alat peraga yang digunakan untuk menerangkan konsep matematika itu dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagram. Keuntungan dari alat peraga benda riil seperti yang dikemukakan oleh Ruseffendi bahwa “Benda-benda itu dapat dipindah-pindahkan (dimanipulasikan), sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan dalam buku tulis. Oleh karena itu, untuk bentuk tulisannya kita buat gambarnya”.15
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu menjelaskan konsep kepada siswanya. Usaha ini dapat dibantu dengan alat peraga matematika, karena dengan bantuan alat peraga yang sesuai dengan topik yang diajarkan, konsep akan ____________
15E.T. Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern Orang Tua, Murid, Guru dan SPG, (Bandung: Tarsito, 1994), hal. 2.
dapat lebih mudah dipahami oleh siswa dengan jelas. Salah satu peranan alat peraga dalam matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep.
Setelah siswa mendapat kesempatan terlibat dalam proses pembelajaran dengan bantuan alat peraga, maka diharapkan dapat meningkatkan minat belajar matematika pada dirinya dan akan menyenangi konsep yang disajikan. Hal ini
sesuai dengan tahap perkembangan mentalnya yang masih menyenangi
permainan. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga matematika, guru dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut. Siswa yang merasa penasaran dan ingin tahu lebih jauh tentang konsep yang dipelajarinya akan terus berusaha mempelajari konsep itu lebih mendalam.
Dengan bantuan alat peraga matematika, siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dengan lingkungan alam di sekitarnya. Siswa akan semakin mudah memahami kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan adanya kesadaran seperti ini, mereka terdorong untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Misalnya dengan penggunaan alat peraga dalam penjelasan konsep materi bentuk aljabar, siswa akan semakin terlatih dan mampu menemukan hubungan antara matematika dengan lingkungan sekitarnya.
Dilihat dari segi perwujudannya, alat peraga dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu alat peraga benda asli dan alat peraga benda tiruan (manipulatif).
Suatu alat peraga dikatakan dengan alat peraga benda asli apabila alat yang digunakan dalam pembelajaran matematika merupakan benda asli. Misalnya, pohon kelapa, gajah, polisi, tentara, dokter, bidan, guru, dan lain-lain.
Alat peraga ini biasanya susah digunakan sebagai media pembelajaran karena alat peraga yang digunakan tersebut merupakan benda asli. Tidak memungkinkan setiap alat peraga asli yang digunakan dapat dibawa ke ruang kelas belajar. Sebagai contoh, tentara merupakan salah satu yang tergolong kedalam alat peraga benda asli. Tidak memungkinkan seorang tentara dengan mudah dibawa ke ruang kelas belajar. Begitu juga dengan alat peraga benda asli lainnya, seperti pohon kelapa, dokter, bidan, presiden, dan lain-lain. Dengan demikian, alat peraga benda asli ini harus diolah terlebih dahulu agar dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Misalnya alat peraga benda asli tersebut dimanipulasi kedalam bentuk lain, seperti gambar, patung, dan sebagainya.
2. Alat Peraga Benda Tiruan (Manipulatif)
Alat peraga yang dikatakan dengan alat peraga tiruan apabila alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah benda tiruan atau benda yang menyerupai bentuk aslinya. Misalnya, gambar/ patung berbentuk pohon kelapa, gambar/ patung yang berbentuk gajah, gambar/ patung yang berbentuk polisi, gambar/ patung yang berbentuk tentara dan lain-lain.
Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek konkret. Untuk
memahami konsep abstrak, anak-anak memerlukan benda-benda konkret (riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan orang dewasapun yang pada umumnya
sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi.
Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan melekat dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti, bukan hanya mengingat fakta. Karena itulah dalam pembelajaran matematika kita sering menggunakan alat peraga. “Dengan menggunakan alat peraga maka:
1. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika. 2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret dan karena
itu dapat dipahami dan dimengerti, dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.
4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematik yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru bertambah banyak.”16
Russefendi memberikan definisi alat peraga, yaitu “alat untuk
menerangkan/mewujudkan konsep matematika.”17. Menurut Brunner dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Penggunaan alat peraga dalam matematika oleh Brunner dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda konkret/alat peraga, sehingga siswa langsung dapat berfikir bagaimana, serta pola apa yang terdapat dalam benda-benda yang sedang diperhatikannya
____________ 16
E. Suherman, Strategi Pengajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hal. 7.
17
Dari beberapa uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa alat peraga manipulatif mempunyai peranan yang sangat dominan dalam pembelajaran matematika guna mewujudkan konsep, menguasai teori dan definisi, sehingga siswa akan memiliki penguatan yang tahan lama, juga dengan alat peraga siswa dilibatkan sebagai subjek dalam pembelajaran matematika.
Menurut Sugiarto dan Hidayah, “penggunaan media dalam pembelajaran mempunyai arti penting, yaitu:
1. Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa, 2. Mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas,
3. Mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda,
4. Mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda, 5. Mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa,
6. Mampu mempengaruhi abstraksi siswa, dan
7. Memungkinkan pembelajaran yang lebih bervariasi.”18