• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Instrumen dan Alat Ukur

2. Alat Ukur

Kuesioner ini merupakan alat screening yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data individu agar diperoleh tayangan edukatif diperlukan sebagai perlakuan (treatment) dalam penelitian. Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban-jawaban singkat yang terdiri dari data siswa seperti nama, usia, jenis kelamin dan lain-lain. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan informasi tentang waktu menonton, tayangan yang disukai, tayangan edukatif yang pernah ditonton dan lama serta frekuensi menonton tayangan edukatif. Hasil yang diperoleh dari screening melalui kuesioner awal ini adalah berupa data siswa seperti; usia, kelas, jenis kelamin dan tayangan edukatif yang paling sering ditonton oleh anak.

Tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan dengan dua cara. Pertama, untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif dan membandingkan mereka dengan orang-orang biasa. Kedua, tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan untuk menilai dampak dari suatu hal atau dampak dari proses pelatihan kreativitas (Munandar, 1995). Tes kreativitas verbal yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kreativitas Verbal dari Munandar. Hal ini dikarenakan terdapatnya unsur yang sama antara pengaruh yang dihasilkan oleh tayangan edukatif dengan hal yang diukur dalam tes kreativitas verbal yaitu perbendaharaan kata, pemahaman kata, pengetahuan umum dan sebagainya. Hal ini didukung oleh pernyataan oleh Bahrts, Potts, Condry dalam Fisch (2003) dimana bagian yang sangat signifikan dalam tayangan atau program edukatif adalah pemberian informasi berupa perbendaharaan kata, pemahaman kata, ilmu pengetahuan informasi mengenai ilmu terapan dalam kehidupan sehari-hari.

Tes Kreativitas Verbal ini merupakan tes kreativitas yang disusun oleh Munandar berdasarkan konstruk Model Struktur Intelek Guilford. Tes kreativitas ini menggunakan baterai tes yang terdiri atas enam subtes dengan masing-masing subtes berisi dua aitem (Munandar, 2004). Berikut ini akan dipaparkan penjelasan tentang baterai tes kreativitas verbal yang meliputi :

Tes I : Word Beginning (permulaan kata), mengungkap kelancaran kata.

Tes II : Anagram (menyusun kata), mengungkap word fluency (kelancaran kata). Tes III : Three word sentences (membentuk kalimat tiga kata), mengungkap

kelancaran dalam ungkapan (ekspressional fluency).

Tes IV : Thing categories (sifat –sifat yang sama), mengungkap ideational fluency (kelancaran dalam memberikan gagasan).

Tes V : Unusual uses (penggunaan tidak biasa), mengungkap flexibility dan originality.

Tes VI : Consequenses (apa akibatnya), mengungkap ideational fluency dan elaboration (elaborasi dan kelancaran).

Setiap subtes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir kreatif yang dirumuskan sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran dan orisinalitas dalam berpikir tetapi lebih kepada dimensi verbal. (Munandar, 2004).

a. Prosedur Penyelenggaraan

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan alat tes kreativitas verbal (TKV) dari Munandar (1999). Berikut ini akan dipaparkan penjelasan mengenai tes kreativitas Verbal (Munandar, 1999), yang meliputi :

1. Permulaan kata (Word Beginning), mengungkap kelancaran kata

Pada subtes ini, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin kata yang dimulai dengan susunan huruf tertentu sebagai rangsangan. Tes ini mengukur kelancaran kata, yaitu kemampuan untuk menemukan kata yang memenuhi persyaratan struktural tertentu. Contoh : Sa

2. Menyusun kata anagram, mengungkap kelancaran kata

Pada subtes ini, subjek diminta untuk menyusun sebanyak mungkin kata dengan menggunakan huruf-huruf dari suatu kata yang diberikan sebagai rangsangan (dalam kepustakaan tes ini juga disebut anagram). Tes ini mengukur kelancaran kata, tetapi tes ini juga menuntut kemampuan dalam reorganisasi persepsi. Contoh : Proklamasi

3. Membentuk kalimat tiga kata (Three Word Sentences)

Pada subtes ini, subjek diminta untuk menyusun kalimat yang terdiri dari tiga kata, huruf pertama untuk setiap kata diberikan sebagai rangsangan, akan tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf tersebut boleh berbeda-beda, menurut kehendak subjek. Contoh: A-l-g

4. Sifat-sifat yang sama (Thing Categories), mengungkap elaborasi

Pada subtes ini, subjek diminta untuk menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran dalam memberikan gagasan, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu yang terbatas. Contoh : Merah dan cair

5. Penggunaan tidak biasa (Unusual Uses), mengungkapkan fleksibilitas dan orisinalitas.

Pada subtes ini, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim (tidak biasa) dari benda sehari-hari. Tes ini merupakan ukuran dari kelenturan dalam berpikir, karena dalam tes ini subjek harus dapat melepaskan diri dari kebiasaan melihat benda sebagai alat untuk melakukan hal tertentu saja. Selain mengukur kelenturan dalam berpikir, tes ini juga mengukur orisinalitas dalam berpikir, orisinalitas ditentukan secara statistis, dengan melihat kelangkaan jawaban yang diberikan.

6. Apa akibatnya (Consequences), mengungkap kelancaran kata dan elaborasi. Pada subtes ini, subjek diminta untuk memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan sebagai rangsangan. Kejadian atau peristiwa itu sebetulnya tidak mungkin terjadi di

Indonesia akan tetapi dalam hal ini subjek harus mengumpamakan, andaikan hal itu terjadi di sini, pengaruh apa saja yang akan ditimbulkannya. Tes ini merupakan ukuran kelancaran dalam memberi gagasan digabung dengan elaborasi yang diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengembangkan suatu gagasan, merincinya dengan mempertimbangkan berbagai macam implikasi. Contoh : Apa akibatnya jika manusia dapat terbang seperti burung.

Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes dibuat cukup longgar agar tersedia kesempatan bagi subjek untuk dapat menyatakan ide-ide mereka (Munandar, dalam Rismiati & Mukandari, 2004). Jumlah waktu untuk mengerjakan tes kreativitas Verbal ini adalah ±60 menit.

b. Prosedur Penilaian

1. Penilaian subtes permulaan kata (word beginning).

Setiap kata mendapat skor 1, jika memenuhi persyaratan yaitu kata tersebut dimulai dengan susunan huruf yang ditentukan. Kata tersebut harus betul ejaannya, sejauh menyangkut susunan huruf yang diberikan, tapi tidak perlu sempurna. Dasar pertimbangannya adalah subtes ini tidak merupakan tes bahasa akan tetapi merupakan tes kreativitas, misalnya: ditulis “sayur”. Ini betul dan mendapat skor 1, oleh karena itu penggunaan susunan huruf “sa” yang diberikan adalah benar akan tetapi jika ditulis “sampo” yang seharusnya “shampo”, jawaban ini tidak benar, karena disini penggunaan huruf “sa” yang diberikan tidak tepat. Nama orang tidak dibenarkan tetapi nama negara, kota, gunung dapat dibenarkan.

Keseluruhan kata yang dibentuk harus betul ejaannya, karena kata tersebut harus dibentuk dari huruf-huruf yang telah ditentukan. Tidak dibenarkan untuk menggunakan huruf-huruf lain yang tidak terkandung dalam kata dari aitem tes. Tidak dibenarkan menggunakan suatu huruf dalam kata item tes sampai dua kali, kecuali kalau dalam kata aitem tes huruf tersebut memang muncul dua kali seperti huruf “a” dalam kata kreativitas. Singkatan tidak dibenarkan, seperti PLN, kecuali sudah menjadi bahasa sehari-hari misalnya TV. Bahasa asing/daerah tidak di benarkan, kecuali diterima sebagai bahasa Indonesia. 3. Membentuk kalimat tiga kata (three word sentences)

Urutan huruf-huruf yang diberikan dalam pembuatan kalimat boleh diubah. Jadi tidak selalu harus berurut seperti yang diberikan. Tiga kalimat boleh memakai satu kata yang telah dipakai pada kalimat sebelumnya tetapi tidak mendapatkan skor. Dapat menggunakan kata nama orang. Susunan kata kalimat harus betul dan logis. Kesalahan dalam ejaan kata tidak mempengaruhi skor, kecuali menyangkut huruf pertama dari kata, karena huruf itu berfungsi sebagai stimulus tes dan merupakan persyaratan tes.

4. Sifat-sifat yang sama (thing categories)

Di bawah ini dirumuskan apa yang diartikan dengan sifat yang disebut pada masing-masing aitem, yaitu:

a. Bulat dan keras, maksud pernyataan ini adalah bulat gepeng (bundar), misalnya: uang logam, atau bulat sepenuhnya, misalnya: bola. Yang dapat diambil sebagai patokan adalah bahwa kesan keseluruhan adalah kebulatannya. Yang dimaksud dengan keras adalah tahan tekanan atau tidak mudah ditekan, tidak mudah berubah bentuk.

b. Putih dan dapat dimakan. Maksudnya kata yang luas, meliputi makan/minuman, misalnya; susu, bahan yang matang, telah dimasak maupun yang perlu dimasak, misalnya: beras dan tepung.

c. Panas dan berguna maksudnya semua benda yang kegunaannya adalah akibat dari “kepanasannnya”/kehangatannya. Jika kepanasan dari benda adalah akibat dari berfungsinya tapi tidak merupakan sumber kegunannya, maka jawaban seperti itu tidak dapat diskor. Benda atau zat yang mempunyai efek panas walaupun suhu benda/zat tersebut tidak harus tinggi, dibenarkan, misalnya: minyak serai, obat gosok, param balsam. 5. Macam-macam kegunaannya

Untuk apa benda itu dipergunakan atau dibuat dan tidak perlu dibahas. Jadi semua jawaban yang menunjukkan pada penggunaan yang lazim atau bisa, tidak mendapat skor. Demikian pula jawaban-jawaban yang menunjukkan pada kegunaan yang kurang lebih sama, karena tes ini mengukur “fleksibilitas” dalam pemikiran. Penggunaan benda tersebut tidak harus dalam keadaan dan tidak perlu dipakai keseluruhannya misalnya; surat kabar boleh dikoyak-koyak untuk dijadikan bahan prakarya. Untuk menemukan skor originalitas dipakai suatu tabel yang telah dibuat oleh Munandar berdasarkan hasil penelitian terhadap 267 responden.

6. Apa akibatnya

Subtes ini menghasilkan suatu skor yang merupakan gabungan dari kelancaran dalam memberikan gagasan/elaborasi. Seperti jawaban yang menunjuk pada akibat yang masuk akal dari kejadian hipotesis yang dilakukan mendapat satu skor. Kecuali setiap elaborasi atau perincian yang ditambahkan

dan memperkaya jawaban atau yang merupakan akibat tambahan juga mendapat skor. Misalnya: apakah yang terjadi jika kita bisa mendengar isi hati orang lain? Dengan jawaban sebagai berikut: maka orang dapat mengetahui rahasia orang lain, dan dapat mengetahui pikiran-pikiran jahatnya, sehingga menimbulkan permusuhan atau saling tidak mempercayai lagi.

Skor tinggi yang diperoleh pada total masing-masing subtes menunjukkan kreativitas verbal tinggi dan sebaliknya skor rendah yang diperoleh pada total dari masing-masing subtes menunjukkan kreativitas verbal yang rendah.

G. Validitas dan Reliabilitas

Dokumen terkait