Naive Bayes adalah algoritma mengklasifikasikan objek secara sederhana di mana setiap atribut independen dan dapat berperan pada keputusan akhir. Naive Bayes merupakan algoritma yang termasuk dalam metode klasifikasi. Naive Bayes adalah klasifikasi menggunakan metode probabilistik dan statistik yang diusulkan oleh ilmuwan Inggris Thomas Bayes, yang dikenal sebagai teorema Bayes karena memprediksi potensi masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu. Teorema ini digabungkan dengan naif, dengan asumsi bahwa kondisi antara atribut adalah independen. Klasifikasi Naive Bayes mengasumsikan bahwa ada atau tidak adanya karakteristik tertentu dari satu kelas tidak ada hubungannya dengan karakteristik kelas lain.
Untuk mendefinisikan Naive Bayes, perlu diingat bahwa proses klasifikasi membutuhkan banyak petunjuk untuk menentukankelas yang sesuai untuk sampel yang akan dianalisis. Oleh karena itu, teorema Bayes di atas berlaku sebagai berikut:
π(πΆ|πΉ1β¦ πΉπ) =π(πΆ). π(πΉ1β¦ πΉπ|πΆ) π(πΉ1β¦ πΉπ)
Variabel C mewakili keelas, dan variabel(F_1β¦ F_n) mewakili karakteristi instruksi yang diperlukan untukklasifikasi. Persamaan tersebut kemudian merumuskan peluang masuknyasampel dengan sifat tertentu dari kelas C (posterior) dikalikan dengan peluang munculnyakelas C (sebelum sampel diperoleh, sering disebut sebagai pra), dan peluang terjadinya sampel Jelaskan bahwa itu dikalikan dengan. Karakteristik kelas C (juga dikenal sebagai kemungkinan) dibagi denganprobabilitas bahwa karakteristik sampel akan terjadi secara global (juga dikenal sebagai bukti). Oleh karena iturumus di atas juga dapat dengan mudah ditulis sebagai:
πππ π‘πππππ = πππππ π₯ ππππππβπππ ππ£ππππππ
Nilai bukti selalu ditentukan untuk setiapkelas sampel acak. Nilai akhir dibandingkan dengan nilai akhir di kelas lain untuk menentukan kelas mana yang menjadi sampel. Penyempurnaan lebih lanjut dari rumus Bayesian dilakukan dengan menghitung (C | F_1β¦ F_n) mengunakan aturan perkalian berikut:
(πΆ|πΉ1β¦ πΉπ) = π(πΆ). π(πΉ1β¦ πΉπ|πΆ)
= π(πΆ). π(πΉ1|πΆ) π(πΉ2β¦ πΉπ|πΆ, πΉ1)
= π(πΆ). π(πΉ1|πΆ)π(πΉ2|πΆ, πΉ1)π(πΉ3β¦ πΉπ|πΆ, πΉ1, πΉ2)
= π(πΆ). π(πΉ1|πΆ)π(πΉ2|πΆ, πΉ1)π(πΉ3|πΆ, πΉ1, πΉ2)π(πΉ4β¦ πΉπ|πΆ, πΉ1, πΉ2, πΉ3)
= π(πΆ). π(πΉ1|πΆ)π(πΉ2|πΆ, πΉ1)π(πΉ3|πΆ, πΉ1, πΉ2) β¦ π(πΉπ|πΆ, πΉ1, πΉ2, πΉ3β¦πΉπβ1)
Ternyata hasil penyempurnaan menyeebabkan faktor kondisional yang semakin kompleksyang mempengaruh nilai probabilitas, yang hampir tidak dapat dianalisis secara individual. Akibatnya, menjadi sulit untuk menghitung. Di sini, asumsi indepedensi yang sangat tingi (naif) digunakan bahwa semua instruksi (F_1, F_2 ... F_n) independen satu samalain. Dengan asumsi ini, persamaan berikut berlaku:
π(ππ|πΉπ) =π(πΉπ β© πΉπ)
π(πΉπ) = π(πΉπ)π(πΉπ)
π(πΉπ) = π(πΉπ)
Untuk i β j, sehingga
π(πΉπ|πΆ, πΉπ) = π(πΉπ|πΆ)
Dari persaman di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa asumsi independensi sederhana menyederhanakan kondisi probabilitas dan memungkinkan perhitungan.
Selanjutnya, konversi π(πΆ|πΉ1β¦ πΉπ) dapat disederhanakan sebagai berikut:
π(πΆ|πΉ1β¦ πΉπ) = π(πΆ)π(πΉ1|πΆ)π(πΉ2|πΆ)π(πΉ3|πΆ) β¦
= π(πΆ) βi=1n π(πΉ1|πΆ)
10
Persamaan di atasmerupakan model dariteorema naive bayes dan digunakan dalam proses klasifikasi. Rumus densitas Gaussian digunakan untuk klasifikasi dengan data kontinu:
π(ππ = π₯π | π = π¦π) = 1
β2ΟΟππ eβ
(π₯πβΒ΅ππ)2 2π2ππ
Keterangan : P : Peluang ππ : Atribut ke i π₯π : Nilai atribut ke i Y : Kelas yang dicari π¦π : Sub kelas Y yang dicari
Β΅ : Mean, Menunjukkan rata-rata dari semua atribut Ο : Deviasi standar, Mewakili varians dari semua atribut
Adapun alur dari metode Naive Bayes adalah sebagai berikut : 1. Memasukkan data pelatihan
2. Baca data pelatihan.
3. Hitung angka dan probabilitas, tetapi jika datanya angka maka:
a. Temukan nilai mean dan standar deviasi dari setiap parameter yang merupakan data numerik.
b. Bagilah jumlah data yang sesuai dalam kategori yang sama dengan jumlah data dalam kategori itu untuk mendapatkan nilai probabilitas.
4. Dapatkan nilai dalam tabel mean, standar deviasi dan probabilitas.
2.5 Simple Additive Weighting (SAW )
Simple Additive Weighting adalah kalkulasi jumlah berbobot. Konsep dari algoritma Simple Additive Weight adalah mencari jumlah bobot dari evaluasi kinerja setiap pilihan untuk semua kriteria. Algoritma Simple Additive Weight memerlukan proses untuk menormalkan matriks keputusan (X) ke skala yang dapat dibandingkan dengan evaluasi alternatif yang ada. Algoritma Simple Additive Weight mengenali dua atribut: kriteria utilitas dan kriteria biaya. Perbedaan mendasar antara kedua kriteria ini terletak pada pilihan kriteria dalam pengambilan keputusan (Usito, 2013).
Adapun langkah penylesaian dalam menggunakannya adalah:
1. Tentukan alternatifnya, yaitu Ai
2. Tentukan kriteria yang akan digunakan sebagai acuan pendukung keputusan Cj
3. Berikan penilaian kesesuaian setiap opsi untuk semua kriteria.
4. Tentukan bobot preferensi (W) dari semua kriteria.
5. Buat tabel skor konsistensi untuk setiap alternatif dari semua kriteria.
6. Buat matriks keputusan (X) berdasarkan tabel penilaian profisiensi untuk setiap opsi dari semua kriteria.
7. Menormalkan matriks keputusan degan mendapatkan nilai kinerja ternormalidasi (rij) dari alternatif Ai sesuai dengan kriteria Cj. menghitung.
Jika j adalah atributkeuntungan (benefit):
πππ = π₯ππ max π₯ππ
Jika j adalah atribut biaya (cost):
πππ = min π₯ππ π₯ππ
Keterangan:
rij = Peringkat kinerja yang dinormalisasi Nilai
12
xij = Nilai atribut milik masing-masing kriteria max xij = Nilai maksimum dari setiap standar min xij = Nilai minimum dari setiap standar benefit = Ketika nilai maksimum tertinggi
cost = Ketika nilai minimum adalah yang terbaik
8. Hasil penilaian kinerja ternormalisasi (rij) membentuk matriks ternormalisasi
9. Hasil akhir dari nilai preferensi (Vi) adalah jumlah elemen baris matriks yang dinormalisasi (R) dan bobot preferensi (W) yang sesuai dengan elemen kolom matriks (W)
ππ = β πππππ
π
π=1
Keterangan:
Vi = nilai alternatif
Wj = nilai bobot dari setiap kriteria
rij = Peringkat kinerja yang dinormalisasi Nilai
Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar menunjukkan bahwa alternatif Ai merupakan alternatif yang lebih baik.
2.6 Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah penelitian mengenai sistem pendukung keputusan yang memiliki kesamaan dengan metode NaΓ―ve Bayes Classifier dan Simple Additive Weighting (SAW) :
1. Pada Penelitian Puspita Tri Utami (2015) yang berjudul β Implementasi perbandingan algoritma Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan algoritma Simple Additive Weighting (SAW) dalam Pemilihan Website Hostingβ
berkesimpulan bahwasa Aplikasi yang dikembangkan mampu memberikan solusi dengan mengimplementasikan algoritma Simple Additive Weight untuk pemilihan web host, dan dari hasil perbandingan kedua algoritma tersebut,
waktu yang dibutuhkan untuk perhitungan lebih singkat, sehingga algoritma Simple Additive Weight dapat diperoleh lebih efisien.
2. M. Pristian R (2016) dalam penelitian nya yang berjudul βImplementasi Metode Simple Additive Weighting dan Weighted Product Model dalam Pemilihan Lembaga Bimbingan Belajar di Kota Medanβ Dinyatakan bahwa algoritma SAW (Simple Additive Weighting) dapat diterapkan pada proses seleksi institusi pendidikan di Medan melalui perbandingan Simple Additive Weight dan Weight Product, dan akurasinya lebih tinggi dari hasil perhitungan menggunakan metode Simple Additive Weighting daripada Metode Weighted Product Model. Oleh karena itu, ketika memilih lembaga bimbingan belajar di Medan, skor Simple Additive Weighting lebih tinggi dibandingkan dengan pembobotan Weight Product Model.
3. Dalam penelitian Tengku Aulia Adha (2018) yang berjudul βSistem Penilaian Kelayakan Proposal Bantuan Dana dengan menggunakan Metode NaΓ―ve Bayes Classifier dan TOPSISβ menyatakan bahwa Hasil dari algoritma Naive Bayes, dikemukakan bahwa semakin besar ukuran data latih atau training yang digunakan dengan jumlah fungsi kata yang banyak, maka semakin tinggi nilai akurasi klasifikasi dokumen.
4. Ahmad Rifai (2015) dalam penelitian berjudul βImplementasi Metode Naive Bayes dalam Menentukan Posisi Ideal Pemain dalam Sepak Bola Berbasis Android (Studi Kasus : Talenta Soccer Rantauprapat)β berkesimpulan bahwa Naive Bayes didukung oleh ilmu pengetahuan dan statistik probabilistik, terutama ketika menggunakan data pelatihan untuk mendukung keputusan klasifikasi. Di Naive Bayes, setiap atribut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan bobot atribut sama pentingnya..
14
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian Tahun Keterangan
1 Puspita
Ideal Pemain dalam Sepak Bola Berbasis Android (Studi Kasus : Talenta Soccer Rantauprapat) untuk pemain sepak bola
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem yang akan dibangun sebagai bagian dari penelitian ini adalah proses pengumpulan ide dan masalah untuk dipecahkan dalam rangka merancang dan membentuk sistem langkah demi langkah dan memberikan solusi masalah melalui penggunaan komponen yang teratur dan terstruktur. Tahap analisis meliputi analisis masalah, arsitektur umum, analisis kebutuhan, dan analisis proses sistem.
3.1.1 Analisis Masalah
Penilaian kemampuan untuk kelayakan kenaikan sabuk karate adalah hal yang cukup penting dikarenakan Penilaian masih manual sehinga waktu yang diperlukan cenderung lama dan perhitungan nilai kurang akurat dalam proses penilaian ujian kenaikan sabuk karate selain itu seringkali Juri membuat keputusan yang salah apakah akan lulus atau tidak pada karateka yang akan mengikuti ujian kenaikan tingkat sabuk. Untuk itu dibutuhkan suatu aplikasi untuk membantu juri untuk mengambil keputusan dalam kelulusan peserta uji yang dapat dilihat pada diagram ishikawa pada gambar 3.1.
16
Gambar 3.1. Diagram Ishikawa Sistem
3.1.2 Arsitektur Umum
Arsitektur Umum ialah deskripsi umum bagaimana suatu sistem berjalan dan fitur yang mendukung tercapainya penyelesaian suatu masalah. Dalam panelitian ini digambarkan arsitekturumum seperti gambar 3.2.
Gambar 3.2. Arsitektur Umum Sistem
Penjelasan proses rancangan sistem penguji kelayakan menggunakan Algoritma NaΓ―ve Bayes Classifier dan Algoritma Simple Additive Weighting (SAW).
1. Data peserta ujian
Pada penelitian ini awal yang dilakukan adalah memasukkan kriteria dari peserta ujian kenaikan sabut. Kriteria yang diisi berupa nilai hasil uji dari peserta ujian.
2. Pengolahan Data Awal
Tahap ini akan melakukan proses untuk normalisasi data agar mendapat data yang bagus dan sesuai yang kemudian dapat diproses pembobotan kriteria.
3. Pembobotan Nilai
Pada tahap ini dilakukan proses pembobotan menggunakan NaΓ―ve Bayes yang kemudian akan memunculkan bobot secara acak. Untuk mementukan hasil bobot tentunya mengacu pada database hasil training peserta ujian periode sebelumnya agar menjadi acuan dalam penilaian.
4. Proses Perangkingan Bobot
Tahap selanjutnya adalah tahap perangkingan. Pada tahap Proses Perangkingan Bobot Algoritma Simple Additive Weighting (SAW) akan melakukan proses perangkingan sehingga diketahui siapa yang memiliki kelayakan tertinggi.
3.1.3 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah tahap mempersiapkan komponen yang diperlukan untuk membangun sebuah sistem. Ada dua jenis analisis ini.:
1. Persyaratan sistem fungsional
Persyaratan fungsional yang harus dimiliki sistem:
a. Sistem memiliki kriteria untuk setiap kandidat untuk diprioritaskan.
b. Sistem memberikan evaluasi yang objektif dari setiap kriteria evaluasi.
c. Sistem mengurutkan saran peserta dalam urutan tertinggi, dimulai dengan nama yang paling cocok dengan profil peserta yang layak lulus.
2. Persyaratan sistem non-fungsional
18
Kebutuhan non-fungsional sistem disajikan dalam bentuk antarmuka yang dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna.
3.1.4 Analisis Proses
Penelitian ini menggunakan algoritma Simple Additive Weight dan NaΓ―ve Bayes untuk menemukan peserta karate yang sesuai dengan penilaian juri. Dengan membandingkan nilai kriteria peserta dan nilai profil peserta lainnya hingga didaptkan selsih dengan probabilistika lalu dilakukan pembbotan atas nilai danterakhir hasilnya dirangking secara ascending. Hal yang pertama dilakukan penguna adalah memasukkan nilai atau informasimengenai penghafalan βkataβ, kihon dasar memukul, kihon dasar tendangan, kihon dasar menangkis, dan kumite.
Setelah semua kriteria telah diberikan, maka sistem akan melkukan perhitungan Simple Additive Weight dan NaΓ―ve Bayes kemudian hasilny akan ditampilkanpada aplikasi.
3.2 Pemodelan Sistem 3.2.1 Use Case Diagram
Diagram use case ialah deskripsi layanan yagn terdapat dalam sistem yng dirancang kepada pengguna sebagai serangkaian tindakanyang menyediakan aksi. Untuk gambar use case diagaram terdapat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Use Case Diagram Pada Sistem
Pada gambar 3.3 menjelaskanbahwa pengguna akan memiliki 3 menu case yaitu menyimpan data peserta untuk menjadi acuan penilaian peserta yang akan digunakan untuk menghitung kelayakan menggunakan algoritma NaΓ―ve Bayes.
Kemudian menu untuk memasukkan kriteria atau nilai dari setiap indicator penilaian. Yang terakhir adalah menu untuk melakukan perangkingan menggunakan Simple Additive Weight yang kemudian mengurutkan dan memberikan hasil akhir berupa urutan secara ascending calon peserta yang layak untuk naik sabuk karate.
3.2.2 Activity Diagram
Activity Diagram dalampenelitian ini memberikan deskripsi langkah demi langkah dari aktivitas interaksi yang saling terkait antara pengguna dan sistem. Diagram kerja ini juga mencakup urutan pengunaan sistem dari awal hingga akhir. Untuk penjabaran mengenai Activity Diagram dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4. Activity Diagram Pada Sistem
20
3.2.3 Sequence Diagram
Sequence Diagram ialah Pengembangan berupa diagramberupa hubungan antar komponen sistemdalam satuan waktu. Sequencediagram menggambarkan interaksi antarkomponen sistem untuk memberikan umpan balik. Gambar 3.5. berikut ini akan menjelaskan diagram sequence sistem pada penelitian ini.
Gambar 3.5. Sequence Diagram Pada Sistem
3.2.4 Flowchart
Flowchart adalah adalah Gambar dengan simboltertentu pada diagram yang merinci urutan prosesdan hubungan di antara mereka. Diagram blok biasanya digunakanterutama untuk tujuan komunikasi dandokumentasi.Berikut penjelasan Flowchart yang dapat dilihatpada gambar 3.6.
Gambar 3.6. Flowchart Sistem 3.3 Perancangan Antarmuka (Interface)
Perancangan Interface idalah rancangan halaman suatu sistem yang memungkinkan penguna berinteraksi degan mudah untuk menjalakan fungsi-fungsi sistem.
3.3.1. Rancangan Halaman Utama
Halaman Utama adalah tampilan yang berisikan keterangan mengenai sistem yaitu menu-menu yang tersedia, judul dari penelitian, logo instansi, dan biodata peneliti seperti nama, NIM, program studi dan tahun penelitian. Untuk melihat perancangan halaman utama, dapatdilihat pada gambar3.7.
22
Gambar 3.7. Rancangan Halaman Utama Keterangan :
1. Menu Bar
Digunakan untuk menampilkan tampilan menu pada sistem yaitu Home, Data Peserta, dan Perangkingan Peserta.
2. Label Judul
Digunakan untuk menampilkan judul dari penelitian.
3. Picturebox Logo USU
Digunakan untuk menampilkan gambar berupa logo instansi.
4. Label Biodata Penulis
Digunakan untuk menampilkan biodata penulis yaitu, nama, NIM, instansi perguruan tinggi dan tahun penelitian ini dilaksanakan.
3.3.2. Rancangan Halaman Data Peserta Ujian
Halaman Data Peserta Ujian adalah tampilan pada sistem yang digunakan untuk menampilkan fitur-fitur mengenai data peserta ujian. Pada halaman ini umumnya digunakan untuk melihat data peserta yang tersedia, memasukkan data baru peserta, memasukkan beberapa kriteria atau nilai dari setiap kriteria kelulusan peserta kedalam sistem. Kriteria peserta yang dimasukkan kedalam sistem yaitu Nama peserta, kemampuan penghafalan βkataβ, kihon dasar memukul, kihon dasar tendangan, kihon dasar menangkis, kumite. Tampilan dari halaman Data peserta ujian dapat dilihatpada gambar3.8.
Gambar 3.8. Rancangan Data Peserta Keterangan :
1. Menu Bar
Digunakan untukmenampilkan tampilan menu pada sistem yaitu Home, Data Peserta, dan Perangkingan Peserta.
2. Tabel Data Peserta
Digunakan untuk menampilkan data nilai peserta yang pernah mengikuti ujian kenaikan sabuk kedalam sistem.
3. Groupbox Input Peserta
Digunakan untuk mengelompokkan kriteria-kriteria untuk dimasukkan kedalam sistem seperti kemampuan penghafalan βkataβ, kihon dasar memukul, kihon dasar tendangan, kihon dasar menangkis, kumite.
4. Button Input Peserta
Digunakan untuk melakukan aksi yaitu menyimpan data peserta kedalam database sistem.
5. Button Reset
Digunakan untuk melakukan aksi yaitu membersihkan semua nilai dari jendela nilai yang dimasukkan.
6. Groupbox Jumlah Peserta
24
Digunakan untuk mengelompokkan jumlah peserta yang mengikuti ujian, peserta yang lulus, dan peserta yang tidak lulus.
3.3.3. Rancangan Halaman Perangkingan Peserta
Halaman perangkingan peserta adalah tampilan sistem yang menunjukan fitur-fitur untuk mengurutkan nama-nama peserta berdasarkan bobot yang diberikan untuk dihitung perangkingannya. Untuk tampilan halaman perangkingan peserta dapat dilihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.9. Rancangan Halaman Perangkingan Peserta Keterangan :
1. Menu Bar
Digunakan untukmenampilkan tampilan menu pada sistem yaitu Home, Data Peserta, dan Perangkingan Peserta.
2. Tabel Data Peserta
Digunakan untuk menampilkan data nilai peserta yang lulus mengikuti ujian kenaikan sabuk.
3. Groupbox Bobot
Digunakan untuk mengelompokkan elemen-elemen untuk parameter apa saja yang digunakan dalam menjadi bobot perangkingan pada peserta.
4. Button Rangking Peserta
Digunakan untuk melakukan perangkingan terhadap nilai masukan dan nama-nama peserta yang dinyatakan layak.
5. Button Reset
Digunakan untuk membersihkan atau mengulang semua masukkan menjadi kosong atau bernilai default.
6. Textbox total peserta lulus
Digunakan untuk menampilkan jumlah peserta yang lulus.
7. Tabel Rangking Peserta
Digunakan untuk menampilkan nama peserta yang lulus mengikuti ujian kenaikan sabuk terurut berdasarkan rangking.
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab Implementasi dan Pengujian akan dideskripsikan mengenai proses penerapan algoritma NaΓ―ve Bayes dan Simple Additive Weight pada sistem sesuai perancangan sistem berdasarkan pemaparan dan analisis pada bab sebelumnya dan kemudian melakukan pengujian pada sistem yang dibangun.
4.1 Implementasi Perancangan Antarmuka
Pada penerapan perancangan antarmuka digunakan Bahasa program C# dan software IDE Sharpdevelop 4.4. Adapun penerapan dari perancangan antarmuka yang telah dipaparkan dan dianalisis pada sistem adalah sebagaiberikut:
4.1.1 Halaman Utama
Haalaman utama adalah halaman pertama yang munculsaat user menjalankan sistem, dan berisi menu data mata kuliah dan menu ranking peserta seperti terlihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Halaman Utama
4.1.2 Halaman Data Peserta
Halaman data peserta adalah halamanyang berisikan informasi tentang nilai-nilai dari setiap kriteria peserta mengenai kemampuan karate nya. Informasi peserta terdiri dari 5 kemampuan yaitu kemampuan penghafalan βkataβ, kihon dasar memukul, kihon dasar tendangan, kihon dasar menangkis, kumite. Pada halaman ini juga terdapat textbox untuk menampung masukkan nama peserta dan nilai kemampuan peserta untuk kemudian disimpan ke dalam database sistem. Pengguna dapat memasukkan nama dan nilai kemampuan peserta dan selanjutnya menekan tombol βInput Dataβ untuk melakukan penyimpanan data kedalam database. Untuk melihat halaman data peserta dapat dilihatpada gambar4.2.
Gambar 4.2. Halaman Data Peserta
4.1.3 Halaman Perangkingan Peserta
Hallaman perangkingan peserta adalah halaman yang menampilkan nama peserta yang lulus dengan nilai-nilai standar yang telah dicapai untuk kemudian mendapatkan rangking tertinggi agar mendapatkan keberhasilan dalam kenaikan sabuk karate. Dari kelayakan peserta pengguna atau panitia hanya memasukkan nilai standar dan kemudian menekan tombol βRangking Pesertaβ agar sistem dapat menghitung nilai dan mendapatkan hasil perangkingan peserta. Untuk tampilan perangkingan peserta dapatdilihat pada gambar4.3.
28
Gambar 4.3. Halaman Perangkingan Peserta
4.2 Pengujian Sistem
Sistem yang dibangun menggunakan algoritma NaΓ―ve Bayes dan Simple Additive Weight untuk menentukan kelayakan peserta pada ujian kenaikan sabuk karate.
4.2.1 Implementasi NaΓ―ve Bayes pada Penilaian Kelulusan Peserta
Implementasi NaΓ―ve Bayes dalam sistem yang dibangun pada proses menentukan kelulusan kenaikan sabut karater dengan menghitung nilai ujian dan bobot probabilistic yang terdapat pada database.
Nilai NaΓ―ve Bayes dari setiap alternatif didapatkan dari nilai-nilai yang dihitung dengan probabilistika yaitu normalisasi nilai setiap alternatif dengan membagi nilai alternatif dengan semua nilai alternatif kemudian membandingkan nilai tersebut dengan nilai setiap klasifikasi yaitu lulus atau tidak lulus. Untuk perhitungan yang membutuhkan probabilistic nilai membutuhkan data yang besar dan bervariasi agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
Dari perhitungan menentukan kelayakan atau kelulusan peserta telah diterapkan kedalam sistem yang dapat digunakan oleh juri dan pelatih dengan memasukan nilai setiap peserta ke dalam sistem. Berikut adalahtampilan input data yang dapatdilihat pada gambar4.4.
Gambar 4.4. Halaman Input Nilai Peserta Baru
Dari gambar 4.4 terdapat beberapa textbox untuk menampung nama dan nilai-nilai ujian. Dari textbox tersebut, juri dapat memasukkan nilai-nilai peserta ujian kenaikan sabut karate. Setelah memasukan nilai ujian, selanjutnya juri dapat menekan tombol βHasil dan Input Dataβ untuk melakukan proses perhitungan NaΓ―ve Bayes dan nilai tersebut akan dimasukkan kedalam sistem. Proses yang sudah dilakukan akan menghasilkan penambahan peserta dengan keterangan lulus maupun tidak lulus pada sistem yang dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5. Hasil Kelulusan Peserta Baru
30
4.2.2 Implementasi Simple Additive Weight pada Perangkingan Peserta
Implementasi Simple Additive Weight dalam sistem yang dibangun pada proses pengurutan atau perangkingan dari nilai yangterbesar sampainilai yangterkecil dari data peserta yang sudah dinyatakan lulus yang terdapat pada database.
Nilai Simple Additive Weight dari setiap alternatif didapatkan dari nilai-nilai peserta yang dinyatakan lulus pada sistem kelulusan dengan NaΓ―ve Bayes. Untuk menghitung Simple Additive Weight, Anda perlu menentukan prioritas atau kepentingan setiap kriteria. Kemudian buat matriks keputusan berdasarkan tabel penilaian profisiensi untuk setiap pilihan setiap kriteria. Kemudian menormalkan matriks keputusan dengan menghitung nilai evaluasi kinerja yang dinormalisasi untuk kriteria alternatif. Dari perhitungan menentukan rangking tertinggi peserta telah diterapkan kedalam sistem yang dapat digunakan oleh juri dan pelatih dengan memasukan nilai setiap peserta ke dalam sistem. Berikut adalahtampilan input data yang dapatdilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Halaman Input Nilai Bobot Preferensi
Dari gambar 4.6 terdapat beberapa textbox untuk menampung nilai-nilai bobot. Dari textbox tersebut, juri dapat memasukkan nilai bobot untuk setiap kriteria peserta ujian kenaikan sabut karate. Setelah memasukan nilai bobot, selanjutnya juri dapat menekan tombol βRangking Pesertaβ untuk melakukan proses perhitungan Simple Additive Weight dan nilai tersebut akan diurutkan didalam
sistem. Proses yang sudah dilakukan akan menghasilkan nama dengan urutan rangking pertama sampai terakhir pada sistem yang dapatdilihat padagambar 4.7.
Gambar 4.7. Hasil Perangkingan Peserta
4.2.3 Hasil Evaluasi Sistem
Implementasi dari algoritma NaΓ―ve Bayes dan Simple Additive Weight diuji menggunakan beberapa variasi data peserta untuk mendapatkan nilai pengaruh banyak data dengan waktu proses yang dihasilkan. Untuk itu setiap nilai peserta akan diuji dengan banyaknya data yang digunakan dalam penguji performansi algoritma NaΓ―ve Bayes yaitu sebesar 20, 50, 100, 200 data peserta dan pengujian performansi algoritma Simple Additive Weight dengan menggunakan data sebanyak 10, 25, 50, 100 data peserta yang telah lulus.
Tabel 4.1. Pengujian Algoritma NaΓ―ve Bayes
Pengujian NaΓ―ve Bayes
Banyak Data
20 50 100 200
Running Time 2112,0218 2158,1703 2182,0619 2214,7712
Tabel 4.2. Pengujian Algoritma Simple Additive Weight
Pengujian Simple Additive Weight
Banyak Data
10 25 50 100
Running Time 1,4991 3,6647 6,6232 12,1418
32
Dari tabel4.1. dan4.2 dapat digambarkan menjadi bentuk grafikyang dapatdilihat pada gambar4.8 yang menjelaskan running time algoritma NaΓ―ve Bayes dan 4.9 yang menjelaskan running time algoritma Simple Additive Weight.
Gambar 4.8. Running Time Algoritma Naive Bayes
Dari grafik diatas dapat dilihat waktu yang meningkat seiring dengan bertambah banyak data peserta pada database yang dihitung oleh NaΓ―ve Bayes.
Gambar 4.9. Running Time Algoritma Simple Additive Weight
Dari grafikdiatas dapat dilihatbahwa waktu yang meningkat seiring dengan banyaknya data peserta yang lulus pada database yang digunakan untuk menghitung nilai v dan dirangking dengan menggunakan algoritma Simple Additive
Dari grafikdiatas dapat dilihatbahwa waktu yang meningkat seiring dengan banyaknya data peserta yang lulus pada database yang digunakan untuk menghitung nilai v dan dirangking dengan menggunakan algoritma Simple Additive