BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alur Operasi Terminal Peti Kemas
Terminal pelabuhan Teluk Lamong merupakan satu-satunya dan pertama pelabuhan di Indonesia yang mengusung visi green port dimana sistem operasi di pelabuhan Teluk Lamong mengacu pada pengurangan emisi gas karbon dengan menggunakan truk berbahan gas, melakukan penghematan energi dengan light emitting diode (LED), menggunakan solar cell dan menggunakan pendingin ruangan bukan freon. Oleh karena itu, terminal Teluk Lamong mengimplementasi operasional pelabuhan yang bersifat semiotomatis yaitu dengan mengggunakan ASC bertipe kembar dimana penggunaan ASC ini tidak menggunakan tenaga manusia untuk mengatur peti kemas di container yard. Akan tetapi, kerja ASC tersebut dikendalikan dengan sistem komputer yang terdapat pada sebuah tower. Terdapat dua aliran yang mempengaruhi proses operasional di terminal pelabuhan Teluk Lamong yaitu arus aliran penerimaan peti kemas dari depo atau lebih dikenal dengan istilah receiving-loading dan aliran pengiriman peti kemas dari kapal pengangkut yang sandar di pelabuhan dan disimpan sementara di container yard atau dikenal dengan delivery-unloading.
Berdasarkan Gambar 2.1 alur operasional pelabuhan Teluk Lamong terbagi menjadi dua aliran yaitu receiving-loading dan delivery-unloading. Proses receiving-loading dimulai dari truk eksternal yang membawa peti kemas masuk pada pre gate yang mana pada proses ini peti kemas yang dibawa dicocokkan dengan data peti kemas yang didaftarkan oleh pengirim melalui sistem komputer
12
sebelumnya. Apabila ditemukan masalah mengenai ketidakcocokan maka peti kemas tersebut tidak boleh melewati main gate dan menunggu proses verifikasi dokumen dengan petugas tally pre gate.
Pre gate terminal Apakh truk BBG? Interchange Area Main Gate Container Yard Dermaga Truk eksternal peti kemas Kapal pengangkut peti kemas - RFID - Truk BBG - Straddle carriers -ASCs -AGV - Container cranes/ quay cranes
Gambar 2.1 Alur Operasi Peti Kemas di Terminal Pelabuhan Teluk Lamong (Receiving dan Delivery)
Setelah melewati pengecekan di pre gate, truk peti kemas tersebut akan melewati main gate untuk menerima job order atau job slip yang berisi informasi lokasi penempatan peti kemas. Sesuai dengan kebijakan Teluk Lamong yang mengusung konsep green port maka setelah area main gate truk eksternal yang tidak menggunakan bahan bakar gas akan dipindahkan ke truk dari Teluk Lamong yang telah menggunakan bahan bakar gas di swap area atau interchange area. Selanjutnya dengan menggunakan straddle carrier peti kemas tersebut dipindahkan ke truk BBG yang disediakan oleh Teluk Lamong. Truk tersebut membawa peti kemas menuju container yard sesuai dengan job order yang diterima dan selanjutnya landside ASC mengambil peti kemas tersebut diambil dan diletakkan sesuai slot yang diperintahkan. Apabila kapal yang membawa peti kemas sudah datang, waterside ASC akan memindahkan peti kemas ke area pengambilan dimana peti kemas tersebut akan dibawa oleh AGV menuju dermaga atau berthing area. Setelah itu, container crane akan mengambil peti kemas tersebut dan meletakkan pada palka kapal.
13
Tabel 2.1 Master Plan PT Terminal Teluk Lamong
Keterangan Fase II (201 4) Fase III (2014-2016) Fase IV (2016-2023) Fase V (2023-2030) Kapasitas Peti Kemas (TEUs)
(inter-nasional dan domestik) 780000 1560000 3110000 4590000 Internasional BA (m) x 50 500 500 x 50 1080 x 50 1080 x 50 Quay cranes (unit) (internasional dan
domestik) 5 10 20 28
Blok ASC (internasional dan
domes-tik) 10 20 44 54
Sumber: (PT Pelindo III Teluk Lamong, 2016)
Sedangkan proses delivery-unloading merupakan kebalikan daari proses receiving-loading. Pada proses delivery-unloading aliran dimulai peti kemas yang datang dari kapal pengangkut. Peti kemas tersebut akan dibongkar dengan container crane atau quay crane di dermaga dan dipindahkan ke AGV untuk selanjutnya dibawa ke container yard. Waterside ASC akan mengambil peti kemas tersebut dan memindahkan peti kemas tersebut sesuai dengan perintah kerja yard planner. Peti kemas tersebut akan disimpan sementara di container yard. Apabila konsumen akan mengambil peti kemas tersebut maka landside ASC akan memindahkan peti kemas ke area pengambilan dan peti kemas tersebut akan diambil dengan menggunakan truk BBG dan akan di-transfer ke truk eksternal milik konsumen di swap area. Peti kemas tersebut akan mengalami proses pemeriksaan dokumen yang sama di pre gate terminal. PT Terminal Teluk Lamong sendiri memiliki master plan pengembangan fasilitas pendukung terminal pelabuhan. Seperti pengembangan BA internasional, jumlah quay crane, dan blok ASC termasuk mengenai prediksi permintaan peti kemas. Estimasi mengenai hal tersebut terdapat pada Tabel 2.1.
2.1.1 Produktivitas Terminal
Mengoperasikan terminal secara efisien merupakan hal yang penting di dalam maritim logistik. Berbagai pihak maupun peneliti banyak berkonsentrasi bagaimana untuk meningkatkan efisiensi terminal dari berbagai aspek. Misalnya
14
menjadwalkan dan menentukan quay cranes dan block cranes atau ASC. Kekuatan terminal dari aspek bisnis dilihat bagaimana pelabuhan tersebut mempertahankan service level terhadap konsumen yaitu turnaround time.
Turnaround time tersebut dipicu lapangan penyimpanan untuk memproses peti kemas muat sehingga menunggu kapal pengangkut menunggu untuk memuat peti kemas dalam kuantitas yang telah ditentukan. Turnaround time merupakan salah satu tolok ukur bagaimana stakeholder menilai produktivitas terminal. Produktivitas secara umum yaitu kemampuan menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang seminimal mungkin. Di samping itu, turnaround time juga dipicu oleh well-designed dari distribusi peti kemas di lapangan penyimpanan. Dimana turnaround time dipengaruhi oleh jumlah lapangan penyimpanan yang beroperasi. Semakin banyak lapangan penyimpanan maka proses tunggu peti kemas akan menurun. Namun, jumlah lapangan penyimpanan tersebut harus dibatasi dengan nilai occupancy rate yang harus dicapai. Sehingga, tidak menyebabkan lapangan penyimpanan tidak terpakai secara maksimal. Occupancy rate tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Occupancy rate= Jumlah slot terpakaiJumlah slot tersedia x 100% (2.1)