• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya! Di manapun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu

Dalam dokumen La Tahzan Jgn Bersedih (Halaman 51-55)

Demikian halnya bila ia dicabut dari suatu tempat, ia akan mengotorinya. Kelembutan tutur kata, senyuman tulus di bibir, dan sapaan-sapaan hangat yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan oleh orang-orang mulia.

Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.

Di antara manusia terdapat orang-orang "istimewa" yang membuat banyak kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati padanya dan banyak jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang-orang yang banyak dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanan dan kelobaannya, kejujurannya dalam berjual beli, dan keramahan dan sopan santunnya dalam bergaul.

Mencari banyak teman merupakan tuntunan dalam hidup yang selalu dicontohkan oleh orang-orang terhormat dikarenakan akhlak dan perilakunya yang terpuji. Mereka itulah orang-orang yang selalu berada di tengah-tengah kerumunan manusia dengan senyum yang merekah, keramahan yang menentramkan dan sopan santun yang menyejukkan. Dan karena itu, mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat.

Orang-orang yang bahagia memiliki tuntunan akhlak yang secara garis besar tercakup dalam slogan:

{Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.}

(QS. Fushshilat: 34)

Begitulah, mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang terkendali, kesabaran yang menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yang menentramkan. Mereka adalah orang-orang yang mudab melupakan kejahatan dan mengingat kebaikan orang lain. Karena itu, tatkala kata-kata kotor dan keji terlontar untuk mereka, telinga mereka tidak pernah memerah dibuatnya. Bahkan mereka memandang kata-kata itu sebagai angin lalu yang tak akan pernah kembali.

Mereka itulah orang-orang yang selalu berada dalam kedamaian, or-ang-orang yang berada di sekitar mereka merasa aman, dan kaum muslimin yang bersama mereka pun merasa tenteram.

"Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mukmin adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya." (Al-Hadits),

"Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk menyambung tali silaturahmi pada orang yang memutuskan silaturahmi denganku. Aku diperintahkan untuk mengampuni orang yang berlaku zcdim terhadapku dan memberi kepada orang yang tidak pemah memberi kepadaku." (Al-Hadits)

{Dan, orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan).}

(QS. Ali 'Imran: 134)

Sampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa balasan Allah atas keteduhan, ketentraman, dan kedamaian mereka adalah akan disegerakan. Sampaikan pula sebuah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka juga akan mendapatkan balasan besar di akhirat berupa surga-surga dan sungai-sungai yang indah di sisi Rabb mereka kelak. Yakni,

{Di tempat yang disenangi di sisi Rabb Yang Berkuasa.}

"Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang."

Kejujuran itu kekasih Allah. Keterusterangan merupakan sabun pencuci hati. Pengalaman itu bukti. Dan seorang pemandu jalan tak akan membohongi rombongannya. Tidak ada satu pekerjaan yang lebih melegakan hati dan lebih agung pahalanya, selain berdzikir kepada Allah.

{Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.}

(QS. Al-Baqarah: 152)

Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka, siapa yang tak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di akhirat kelak. Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari pelbagai kerisauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir merupakan jalan pintas paling mudah untuk meraih kernenangan dan kebahagian hakiki. Untuk melihat faedah dan manfaat dzikir, coba perhatikan kembali beberapa pesan wahyu Ilahi. Dan cobalah mengamalkannya pada hari-hari Anda, niscaya Anda akan mendapatkan kesembuhan.

Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan, dengan berdzikir kepada-Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh dengan sendirinya.

Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah senantiasa bahagia dan tenteram hidupnya. Itulah yang memang seharusnya terjadi. Adapun yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-or-ang yorang-or-ang lalai dari berdzikir kepada Allah itu justru menyembah berhala-berhala dunia. Padahal,

[(Berhala-berhala) itu mati tidak hidup dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.]

(QS. An-Nahl: 21)

Wahai orang yang mengeluh karena sulit tidur, yang menangis karena sakit, yang bersedih karena sebuah tragedi, dan yang berduka karena suatu musibah, sebutlah nama-Nya yang kudus! Betapapun,

{Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?}

(QS. Maryam: 65)

Semakin banyak Anda mengingat Allah, pikiran Anda akan semakin terbuka, hati Anda semakin tenteram, jiwa Anda semakin bahagia, dan

nurani Anda semakin damai sentausa. Itu, karena dalam mengingat Allah terkandung nilai-nilai ketawakalan Nya, keyakinan penuh kepada-Nya, ketergantungan diri hanya kepada-kepada-Nya, kepasrahan kepada-kepada-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa mendengar ketika diminta, dan senantiasa mengabulkan jika dimohon. Rendahkan dan tundukkan diri Anda ke hadapan-Nya, lalu sebutlah secara berulang'-ulang nama-Nya yang indah dan penuh berkah itu dengan lidah Anda sebagai pengejawantahan dari ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan ampunan Anda kepada-Nya.

Dengan begitu, niscaya Anda — berkat kekuatan dan pertolongan dari-Nya — akan mendapatkan kebahagiaan, ketenteraman, ketenangan, cahaya penerang dan kegembiraan. Dan,

{Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang baik di akhirat.}

(OS. Ali 'Imran: 148)

"Ataukah mereka dengki pada manusia atas apa yang

Allah karuniakan kepadanya?"

Kedengkian (hasad) itu seperti makanan asin yang senantiasa merapuhkan tulang. Hasad itu juga seperti penyakit kronis yang selalu menggerogoti tubuh pelan-pelan hingga rusak dan membusuk. Ada ungkapan: "Tak ada yang menyenangkan dari seorang pendengki, karena ia akan selalu menjadi musuh dalam selimut". Ada pula orang-orang yang berkata seperti ini: "Celaka benar seorang pendengki; memulai dengan persahabatan dan mengakhiri dengan pembunuhan."

Saya berusaha mencegah diri pribadi saya dan juga Anda agar tidak mengidap penyakit dengki. Ini merupakan wujud kasih sayang saya terhadap diri saya sendiri dan terhadap Anda sebelum dapat mencurahkan kasih sayang kepada orang lain. Bagaimanapun, dengan dengki terhadap orang lain, kita sama halnya dengan memberi makan kegalauan kepada daging-daging kita, memberi minum kegelisahan kepada darah kita, dan menebarkan rasa kantuk pelupuk mata kita kepada orang lain.

Seorang pendengki, ibarat orang yang menyalakan pemanggang roti, lalu setelah panas ia menceburkan dirinya sendiri ke dalam pemanggang

itu. Keresahan, kecemasan dan kegelisahan hidup merupakan penyakit-penyakit yang dllahirkan oleh sifat dengki untuk mengakhiri ketentraman, kesejahteraan, dan kebahagiaan hidup. Bencana besar yang menimpa seorang pendengki adalah dikarenakan ia selalu melawan qadha' (ketentuan Al-lah), menuduh Allah tidak adil dalam kebijakan-Nya, melecehkan syariat, dan selalu menyeleweng dari ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah.

Sungguh, kedengkian itu merupakan penyakit yang tidak bakal mendatangkan pahala, dan juga bukan cobaan yang akan mendatangkan balasan baik dari Allah bagi para pelakunya. Seorang pendengki akan selalu panas ketika melihat orang lain mendapatkan kenikmatan dan kelebihan. Dan itu akan berlanjut sampai ia mati, atau kadang sampai kenikmatan orang lain tadi sudah tidak ada lagi.

Semua orang boleh diajak bersahabat, kecuali seorang pendengki. Sebab, seorang pendengki akan selalu membawa kita agar menyepelekan nikmat-nikmat Allah, menanggalkan semua kepribadian baik kita, melepaskan ciri kehormatan kita, dan meninggalkan semua sejarah baik kita. Itulah hahhal yang akan membuat seorang pendengki menerima — meski mungkin dengan berat hati — Anda sebagai sahabatnya. Akan tetapi, bukankah kita harus berlindung kepada Allah dari kejahatan seorang pendengki ketika mendengki? Betapapun, seorang pendengki itu tetap seperti ular hitam berbisa yang tidak akan pernah diam sebelum menyemburkan bisanya pada tubuh yang tak berdosa.

Sungguh, saya peringatkan Anda agar jangan sekali-kali mencoba untuk memiliki rasa dengki. Berlindunglah kepada Allah agar tidak bergaul dengan seorang pendengki, karena Dia-lah yang selalu mengawasi Anda!

Dalam dokumen La Tahzan Jgn Bersedih (Halaman 51-55)