• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

4. Anak Broken Home

43

4. Anak Broken Home

a. Pengertian Anak Broken Home

Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara hubungan pria dan wanita. Dalam konsideran Unndang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dikatakan bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.68

Pasal 330 KUHP Perdata memberikan pengertian anak adalah orang yang belum dewasa dan seseorang yang belum mencapai usia batas legimitasi hukum sebagai subjek hukum atau layaknya hukum nasional yang ditentukan oleh perundang-undangan perdata. Dalam ketentuan hukum perdata anak mempunyai kedudukan sangat luas dan mempunyai peranan yang amat penting, terutama dalam hal memberikan perlindungan terhadap hak-hak keperdataan anak.69

Menurut Hurlock, Broken Home merupakan kulminasi dari penyesuaian perkawinan yang buruk dan terjadi bila suami dan istri sudah tidak mampu lagi mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Perlu disadari bahwa banyak perkawinan yang tidak membuahkan kebahagiaan tetapi tidak diakhiri dengan perpisahan. Hal ini dikarenakan perkawinan tersebut dilandasi dengan pertimbangan agama, moral, kondisi ekonomi dan

alasan-68M.Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk Dihukum, (Jakarta: Sinar Grafika: 2013), h. 8.

69 Ignatius Hanung Listyono, Analisis Minat Belajar Anak Broken Home di Sekolah (Studi Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home), (Skripsi--Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2017), h. 14

44

alasan lain. Perpisahan atau pembatalan perkawinan dapat dilakukan secara hukum maupun dengan diam-diam dan kadang ada kasus dimana salah satu pasangan (suami,istri) meninggalkan keluarga.70

Sedangkan anak broken home adalah keturunan laki-laki atau perempuan yang mengalami penderitaan atau traumatis akibat perpecahan keluarga atau perceraian. Broken home dapat dilihat dari dua aspek yaitu:

1. Keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga itu meninggal dunia atau telah bercerai 2. Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh

lagi karena ayah atau ibu sering tidak di rumah, atau tidak memperlihatkan kasihsayang lagi. Misalnya orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidaksehat secara psikologis.

Dari keluarga yang digambarkan di atas tadi, akan lahir anak-anak yang mengalami krisis kepribadian sehingga perilakunya sering tidak sesuai. Mereka mengalami gangguan emosional. Kasus keluarga

broken home ini sering kitatemui di sekolah dengan penyesuaian diri

yang kurang baik, seperti malas belajar,menyendiri, agresif, membolos, dan suka menentang guru.71 Peristiwa perceraian dalam keluarga senantiasa membawa dampak mendalam. Diantaranya menimbulkan stres, tekanan, dan menimbulkan perubahan fisik dan mental. Keadaan

70Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan Edisi IV, (Jakarta: Erlangga 1990), h. 310.

45

ini ini dialami oleh semua pihak anggota keluarga ayah, ibu, dan anak. Karena anak disini adalh korban yang paling terkena dampaknya karena dalam hal ini anak tidak tahu apa-apa. Mereka hanya sekedar mengikuti keputusan orang tua sebagai panutannya. Hal ini jelas menimbulkan dampak yang sangat besar sekali terhadap perkembangan kepriadian sang anak yang notabenya masih anak-anak yang sedang mencari proses jati diri dan mencoba bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sebagai fungsi dari makhluk sosial.72

b. Faktor-faktor Penyebab Broken Home

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan broken home adalah:

1) Terjadinya perceraian diantara kedua orang tua yang menyebabkan dampak psikologi terhadap anak yang biasanya mendapatkan kasih saying dari kedua orang tuanya, namun kini setelah kedua orang tuanya berpisah membuat anak kesepian dengan keadaan ini.

2) Ketidak dewasaan sikap oramg tua terhadap masalah yang sedang dihadapi mereka sehingga anak selalu menjadi koprban orang tuanya.

3) Orang tua yang kurang memiliki rasa tanggung jawab sehingga selalu membiarkan keadaan anak-anak dirumah sehingga lahir maupun batin anak-anak yang tidak mendapat perhatian kedua orang tuanya karena kesibukan pekerjaannya.

46

4) Jauh dari agama Allah SWT, sehingga disaat terjadi masalah yang sangat berat menimpa pada orang tuanya tidak ada pengangan batin pada orang tuanya sehingga Allah SWT tidak menjadikan curahan hati disaat mereka tertimpa masalah.

5) Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak. Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak.

6) Adanya masalah pendidikan, jika pendidikan suami istri berwawasan luas tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka. Sebaliknya jika pendidikan suami istri rendah maka sering tidak dapat memahami permasalahan keluarga.

7) Adanya masalah ekonomi yang sangat minimal. Atau keadaan ekonomi yang salah satu sangat besar antara suami maupun istri, sehingga terjadi percekcokan diantara mereka.73

c. Ciri-ciri Keluarga Broken Home

Menurut Walgito keluarga broken home adalah keluarga yang tidak lengakp strukturnya, yang disebabkan:

1) Orang tua bercerai

2) Kematian salah satu orang tua atau kedua-duanya (ayah atau ibu meninggal)

47

3) Ketidakhadiran dalam tenggang waktu yang lama secara kontinyu dari salah satu orang tua74

Dalam broken home sebenarnya semua struktur keluarga masih lengkap, artinya kedua orang tua masih utuh, tetapi karena masing-masing anggota keluarga (ayah,ibu) mempunyai kesibukan masing-masing sehingga orang tua tidak sempat untuk memberikan perhatian kepada anaknya.

Abu Ahmadi mengatakan bahwa keluarga yang utuh tidak sekedar utuh dalam arti berkumpulnya ayah dan ibu, tetapi juga utuh dalam arti sebenar-benarnya. Yaitu secara fisik dan psikis. Artinya termasuk keluarga yang tidak utuh jika perhatian terhadap anaknya kurang. Antara ayah ibu tidak memiliki kesatuanperhatian atas putra-putranya, meskipun kadang orang tua selalu mencukupi anak dengan kebutuhan materi. Seperti ayah atau ibunya jarang pulang kerumah atau berbulan-bulan meninggalkan rumah.75

d. Dampak Negatif Keluarga Broken Home Terhadap Minat Belajar Anak

Dampak negatif keluarga broken home terhadap minat belajar anak ada empat yaitu:

1) Prestasi belajar anak mulai menurun

74Bimo, Walgito, Kenakalan Anak, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi UGM, 1982), h. 11.

75Bimo, Walgito, Kenakalan Anak, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi UGM, 1982), h. 239.

48

2) Anak merasa lebih nyaman bersenang-senang dari pada harus belajar

3) Anak sering kali mempunyai rasa malas dan acuh tak acuh terhadap pendidikannya

4) Anak mulai memiliki rasa dendam kepada orang tua, dan putus asa sekolah sebagai jalan untuk mewujudkan kemarahan terhadap orang tua.76