• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dewasa ini, berbagai pihak baik itu orang tua, masyarakat, maupun 35 Ibid, hlm. 38-55. 36 Ibid, hlm. 21. 37 Ibid, hlm. 57 38 Ibid, hlm. 37.

pemerintah semakin menyadari tentang pentingnya pendidikan anak sejak usia dini. Para pendidik mengatakan bahwa tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah. Anak usia ini dianggap mulai siap menghadapi tugas menjelang masuk sekolah. Karena itu, awal masa kanak-kanak baik di rumah maupun di lingkungan prasekolah merupakan masa persiapan.

Masa usia prasekolah merupakan masa yang menentukan bagi perkembangan anak pada tahapan selanjutnya. Dalam masa ini akan berada pada situasi peka untuk menerima rangsang dari luar.39 Selain itu anak prasekolah juga mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan suka meniru.40 Bila pada masa ini anak memperoleh rangsangan yang sesuai dengan hidup perkembangan anak, maka kemampuan anak akan berkembang dengan optimal. Sehubungan dengan pemikiran tersebut, maka sudah seharusnya orang tua yang memiliki anak pada usia tersebut memberi perhatian yang lebih besar pada mereka.

1. Pengertian anak prasekolah.

Para ahli berbeda pendapat dalam memberikan pengertian anak prasekolah. Menurut Sumadi Suryabrata, anak prasekolah adalah anak usia dari lahir sampai kira-kira umur 6 tahun.41

Sedangkan menurut Soemiarti Padmonodewo yang mengutip pendapatnya Biecher dan Snowman (1993) menyatakan bahwa anak prasekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun.

Mereka biasanya mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan-5 tahun) dan kelompok bermain (3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-kanak.42 Ada juga yang menyamakan anak prasekolah dengan anak balita yaitu bayi

39

Soemiarti Padmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 66.

40

Departemen Agama RI, Pengembangan dan Penilaian Agama Islam di Taman

Kanak-Kanak, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2002), hlm. 2.

41

Sumadi Suryabrata, Perkembangan Individu, (Jakarta: Rajawali Pers, 1981), hlm. 32. 42

yang berumur dibawah 5 tahun.

Secara umum, anak prasekolah adalah anak-anak yang belum duduk di bangku SD. Dalam skripsi ini yang penulis maksud dengan anak prasekolah adalah anak TK (usia 4-6 tahun).

2. Pembelajaran membaca pada anak prasekolah

Para ahli psikologi berbeda pendapat tentang mengajarkan membaca pada anak usia prasekolah. Ada yang membolehkan dan ada yang melarangnya.

Jhon Beck menyatakan bahwa anak prasekolah biasa diajar membaca dengan cara-cara yang menyenangkan.43 Dia juga menambahkan bahwa belajar membaca sewaktu kecil justru mengurangi tekanan yang dialami anak karena anak belajar membaca pada saat-saat otaknya masih peka menerima bahasa.44

Bahasa membaca adalah suatu fungsi otak, sama seperti bahasa lisan yang juga merupakan fungsi otak.45 Pada anak usia 5 tahun, perkembangan otaknya sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa dan 90% pada usia 6 tahun.46 Karena itulah rangsangan belajar akan sangat efektif bila diberikan pada masa ini.

Menurut Glenn Doman, kemampuan anak untuk menyerap informasi pada usia 2 dan 3 tahun berada pada puncaknya dan tidak akan pernah terulang lagi. Karena itu jauh lebih mudah mengajar anak membaca pada usia sangat muda dari pada usia lainnya.47

Hal ini sama dengan pendapatnya Barbara Clark yang dikutip oleh

43

Jhon Beck, Meningkatkan Kecerdasan Anak, terj. Dudi Misky, (t.tpt.: Delaprasta Publishing, 2003), hlm. 125.

44

Ibid., hlm. 145.

45

Glenn Doman, Mengajarkan Bayi Anda Membaca, terj. Ismail Maharimin, (Jakarta: Gaya Favorit Pres, 1998), hlm. 91.

46

Syamsyu Yusuf L.N., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 163.

47

Conny Semiawan dkk., yang menyatakan bahwa membaca sangat alamiah dan menyenangkan jika dikembangkan dalam usia 2-4 atau 5 tahun. Sehingga pada usia 6 tahun merupakan belajar membaca sebagai usaha perbaikan (remedial reading).48

Saat yang tepat mengajari anak membaca, adalah pada saat anak memiliki kesiapan untuk membaca (reading readiness). Menurut teori kuno, umumnya anak memiliki kesiapan membaca pada usia 6 atau 6,5 tahun.49 Tapi menurut J.P. Chaplin dalam Fauzul Adhim, menyatakan bahwa anak bisa mencapai kesiapan membaca lebih awal, yaitu usia 2-3 tahun.50

Menurut teori klasik beberapa akibat negatif akan timbul jika pembelajaran membaca dilaksanakan pada anak sebelum atau sesudah masa kesiapan. Apalagi kalau guru atau orang tua memaksakan kehendak pada saat anak menampakkan isyarat menolak.51 Tetapi ketentuan itu tidak sepenuhnya benar. Datangnya kesiapan membaca pada anak tidak harus ditunggu secara pasif.

Para pendidik modern tidak percaya bahwa kesiapan merupakan sesuatu yang harus ditunggu secara pasif. Mereka percaya bahwa kesiapan merupakan sebuah tahapan dimana anak dapat dibimbing untuk memasukinya.52

Kesiapan membaca dapat dirangsang dengan memberikan pengalaman pramembaca. Anak dikenalkan satu atau lebih bagian membaca seperti memperlihatkan buku atau sumber bacaan yang lain

48

Conny Semiawan, dkk., Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 43.

49

Anita Lie,”Mengajar Balita Membaca”, dalam Sintha Ratnawati (ed.), “Sekolah”

Alternatif Untuk Anak, (Jakarta: Kompas, 2002), hlm. 57.

50

Muhammad Fauzul Adhim, Membuat Anak Gila Membaca, (Bandung: Al-Bayan, 2004), hlm. 31.

51

Ibid., hlm. 30.

52

sehingga timbul ketertarikan yang kuat dalam diri anak untuk membaca. Jika pengalaman pra membaca sudah diberikan sejak anak usia 2 tahun maka dapat diharapkan pada usia TK anak sudah mencapai saat tepat mengajarinya membaca sehingga pada usia 5 tahun atau kurang anak sudah lancar membaca. Sekurang-kurangnya anak mulai diajari membaca saat masih dibangku TK.

Dalam mengajarkan membaca pada anak prasekolah (TK) perlu diperhatikan beberapa prinsip pendidikan prasekolah, antara lain:53

a) TK merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah, untuk itu perlu diciptakan situasi pendidikan yang dapat memberikan rasa aman dan menyenangkan.

b) Masing-masing anak perlu mendapat perhatian yang bersifat individual, sesuai dengan kebutuhan anak usia prasekolah.

c) Perkembangan adalah hasil proses kematangan dan proses belajar. d) Kegiatan belajar di TK adalah pembentukan perilaku melalui proses

pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari.

e) Sifat kegiatan belajar di TK merupakan pengembangan kemampuan yang telah diperoleh dari rumah.

f) Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik.

Jadi dapat dipahami bahwa anak usia prasekolah boleh dan dapat diajari membaca, tetapi dengan menggunakan cara-cara yang menyenangkan yaitu dengan metode permainan yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Dan bila anak menunjukkan isyarat menolak untuk diajari membaca, maka tidak boleh dipaksa.

53

Dokumen terkait