• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interpretasi Tema

Dalam dokumen Hotel Wisata Sumatera Utara (Halaman 29-88)

BAB III DESKRIPSI PROYEK

3.4 ElaborasiTema

3.4.5 Interpretasi Tema

Beberapa prinsip-prinsip desain yang terdapat dalam arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci, yaitu :

a) Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.

b) Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.

c) Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim

d) Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur

e) Hubungan Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.

Prinsip arsitektur Neo-Vernakular yang dipakai dalam perancangan ini adalah prinsip desain hubungan langsung. Yaitu perancangan yang menggunakan prinsip desain yang mengadaptasi terhadap arsitektur setempat dan disesuaikan dengan nilai – nilai/fungsi dari bangunan adat/tradisional yang terdapat di Sumatera Utara.

BAB IV METODOLOGI

Dalam perancangan Taman Wisata Budaya Sumatera Utara ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap antara lain :

4.1. Pencarian Ide / Gagasan

Tahapan kajian yang digunakan dalam pencarian ide Perancangan Taman Wisata Budaya Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Pencarian ide / gagasan dari sebuah pemikiran tentang sebuah tempat penginapan yang memiliki fasilitas penunjang rekreatif maupun wisata dengan mengembangkan potensi alam daerah perancangan atau site berada

2. Pemantapan ide perancangan melalui penulusuran informasi dan data – data arsitektural maupun non – arsitektural dari berbagai pustaka dan media sebagai bahan perbandingan dalam pemecahan masalah.

3. Dari pengembangan ide rancangan yang diperoleh, kemudian akan dituangkan ke dalam analisa dan konsep.

4.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pembahasan yang dipakai dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah metode deskriptif ,yaitu memaparkan data – data, menguraikan , menjelaskan, baik itu data primer maupun data sekunder berdasarkan fakta yang ada (aktual), lalu kemudian dianalisa unntuk menghasilkan suatu kesimpulan. Oleh karena itu untuk dapat melakukan perencanaan dan perancangan sebuah Taman Wisata Budaya Sumatera Utara ini, maka diperlukan data – data :

4.2.1. Data Primer

Data yang didapat secara langsung melalui survey lapangan atau observasi. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara :

1. Survey Lapangan dengan cara melakukan penganmatan langsung mengenai objek yang akan dituju seperti lokasi tapak perencanaan.

2. Dokumentasi adalah metode yang bertujuan untuk memperkuat dari metodedi atas yang merupakan data bersifat nyata dan memperjelas data – data yang akan digunakan dalama analisa.

4.2.2. Data Sekunder

Data yang didapat dari studi literature yang berhubungan dengan pembuatan konsep bangunan taman budaya. Studi Literatur, didapat dari buku – buku dan situs resmi yang berkaitan dengan taman wisata budaya dan literature lainnya yang mendukung.

4.2.3. Analisa dan Kesimpulan

Analisa data dilakukan secara kualitatif yaitu menganalisa terhadap aspek pelaku kegiatan, kebutuhan ruang, penataan ruang dan sirkulasi, kemudian dianalisa secara kuantitatif yaitu menganalisa terhadap kapasitas ruang dan besaran ruang serta pendekatan mengenai lokasi dan tapak. Adapun analisis yang dapat mempengaruhi perancangan Taman Wisata Budaya Sumatera Utara ini antara lain :

1. Analisa Tapak

Untuk tapak taman wisata budaya di kualanamu kabupaten Deli Serdang penentuan lokasi tapak disesuaikan dengan tata guna lahan yaitu kawasan ruang terbuka hijau.

2. Analisa Fungsi

Fungsi utama Hotel Wisata Sumatera Utara adalah sebagai wadah yang menyediakan layanan penginapan, peristirahatan dan rekreasi bagi wisatawan yang datang ke Sumatera Utara khususnya yang melalui pintu masuk Bandar Udara Kualanamu. Area hotel juga ditunjang dengan fungsi rekreasi wisata budaya yang menampilkan daya tarik wisata Sumatera Utara yang dikemas dalam Galeri Sumatera Utara dan juga dilengkapi dengan Pusat Oleh – Oleh yang

memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk membawa buah tangan ke tempat asalnya.

3. Analisa Aktivas Penguna

Pelaku aktivitas pada Hotel Wisata Sumatera Utara dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :

 Kelompok Pengelola  Kelompok Penyewa  Kelompok Pengunjung 4. Analisa Ruang

Dalam menyusun program ruang hotel digunakan data statistic perhotelan dan wisatawan untuk menentukan jumlah pengunjung dan kebutuhan kamar. Selain itu juga dilakukan studi banding terhadap bangunan hotel wisata yang mempunyai kesamaan tema dan fungsi untuk membantu dalam penentuan fasilitas dan ruang yang dibutuhkan pada hotel.Sama halnya dengan taman budaya dan pusat oleh – oleh.

5. Analisa Struktur

Persyaratan struktur meliputi struktur pondasi, struktur badan bangunan dan struktur atap dengan pertimbangan fungsi ruang, keamanan, keawetan, kekokohan, dan estetika bangunan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

Kesimpulan adalah proses penggabungan dari hasil analisis yang menghasilkan sebuah konsep, yang nantinya akan menjadi pedoman di dalam perancangan.

BAB V ANALISA 5.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 5.1.1 Lokasi

Lokasi site terletak di Kabupaten Deli Sedang, tepatnya di simpang Jl. Batangkuis dan Jl. Medan – Lubuk Pakam, Kelurahan Buntu Bedimbar, Kecamatan Tanjung Morawa, Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 5.1 Peta Lokasi Site Sumber : https://www.google.com/earth/

Lokasi berada di Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini berada di LubukPakam.

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.

Bandar udara baru untuk kota Medan yang menggantikan Polonia, Bandara Kuala Namu, terletak di kabupaten ini.

5.1.2. Kondisi dan Potensi Lahan  DESKRIPSI PROYEK

Gambar 5.2 Deskripsi Site (1)

Gambar 5.3 Deskripsi Site (2)

 ANALISA SIRKULASI

Gambar 5.5 Analisa Sirkulasi (2)  ANALISA VIEW

Gambar 5.6 Analisa View

 ANALISA KEBISINGAN

Gambar 5.7 Analisa Kebisingan

 ANALISA IKLIM

 ANALISA UTILITAS DAN VEGETASI

Gambar 5.9 Analisa Utilitas dan Vegetasi

 ANALISA PENCAPAIAN

 KEISTIMEWAAN SITE / POTENSI

Gambar 5.11 Analisa Potensi Site 5.2 Analisa Fungsional

5.2.1 Analisa Pengunjung

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, jumlah tamu pada hotel bintang di Sumatera Utara pada tahun 2009 – 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Jumlah Tamu pada Hotel Bintang di Provinsi Sumatera Utara, 2013 -2014

Deli Serdang

Tamu pada Hotel Bintang (Jiwa)

2009 2010 2011 2012 2013 2014

878.500 893.700 926.500 1.303.800 2.643.400 2.956.400 Sumber : BPS Sumatera Utara

Sedangkan Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan Akomodasi Lainnya di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat di tabel yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara ini.

Tabel 5.2 Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan Akomodasi Lainnya Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan Akomodasi Lainnya Deli

Serdang

2009 2010 2011 2012 2013

45,31% 53,06% 52,06% 43,59% 37,80% Sumber : BPS Sumatera Utara

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa perkiraan jumlah tamu hotel yang datang ke Sumatera Utara dan menginap di hotel di Kabupaten Deli Serdang (pada tahun 2013) adalah sebesar 37,80% dari 2.643.400 jiwa adalah sebanyak 999.205 jiwa.

Serta lamanya waktu menginap tamu hotel di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat di tabel yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara ini.

Tabel 5.3 Rata – rata Lama Inap Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya (hari) Rata – rata Lama Inap Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya (Hari) Deli

Serdang

2009 2010 2011 2012 2013

1,37 1,24 1,38 1,23 1,01

Sumber : BPS Sumatera Utara

Menurut data dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya Sumatera Utara mengalami kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di hotel berbintang. Dan setiap tahun rata – rata waktu menginap wisatawan juga semakin meningkat. Jumlah wisatawan yang diharapkan mengunjungi Hotel Wisata Sumatera Utara sebesar 20%. Dari perkiraan jumlah tamu hotel yang datang ke Sumatera Utara dan menginap di hotel di Kabupaten Deli Serdang (pada tahun 2013) yaitu 999.205 jiwa, maka perhitungannya : 20% x 999.205 = 199.841 wisatawan.

5.2.2 Analisa Kebutuhan Ruang, Program dan Besaran Ruang

Berdasarkan jumlah wisatawan yang diprediksi, maka jumlah kamar yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Kamar = Keterangan :

P : Proyeksi jumlah wisatawan

l : Lama menginap (diprediksi 1 hari) 60% : Room occupancy rates

1,75 : Indeks jumlah orang per kamar 365 : Jumlah hari dalam 1 tahun Jumlah Kamar =

= 521 kamar

Dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, dapat diperoleh unit kamar hotel berbintang yang sudah tersedia di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2011-2013 adalah :

Tabel 5.4 Banyaknya Unit Akomodasi Tahun 2011 – 2013 Banyaknya Unit Akomodasi Kamar Hotel Deli

Serdang

Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5

- 221 - - -

Banyaknya Unit Akomodasi Kamar dan Tempat Tidur Hotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya, 2011 – 2013

Sumber : BPS Sumatera Utara

Sampai tahun 2013, di Kabupaten Deli Serdang hotel berbintang hanya tersedia 221 unit kamar, sehingga untuk tahun mendatang, kekurangan kamar diprediksi sebanyak : 521 - 221 = 300 kamar. Hotel Wisata Sumatera Utara dirancang memiliki standarisasi ruang dan fasilitas hotel bintang 4.

Berdasarkan hasil analisa aktivitas, perhitungan yang mengacu pada data Badan Pusat Statistik tentang jumlah pengunjung, maka diperoleh kebutuhan ruang dan besaran ruang sebagai berikut.

Tabel 5.5 Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Kebutuhan Ruang

Sub. Kebutuhan Ruang

Standart Sumber Kapasitas Luas

HOTEL Kamar Hotel Standart Room

Deluxe Room Suite Room 24 36 48 NAD NAD NAD 20 unit 12 unit 4 unit 480 432 192

Total luas kamar + sirkulasi (30%) = 1.435,2

Public Restoran  Buffet R. Makan R. Saji Dapur Gudang 1,6 kursi 15% R. Makan 20% R. Makan 50% Dapur NAD NAD NAD NAD 100 org 160 24 40 20

Total luas restoran buffet + sirkulasi (30%) = 317,2

 Coffee Shop R. Duduk Dapur Gudang 1,2 / kursi 20% R. Duduk 50% Dapur NAD NAD NAD 100 org 120 24 12

Total luas coffee shop + sirkulasi (30%) = 202,8

 Lounge &

R. Makan Bar Counter Dapur Gudang 1,5 / org 20% R. Makan 50% Gudang NAD NAD NAD 10 org 15 28 14

Total luas lounge & bar + sirkulasi (30%) = 240,5 Lobby  Entrance Hall  Resepsionis  R. Informasi  Area Duduk  Area Lift  Bell Boy  ATM Center  Money Changer  Toilet  Janitor 1 / org 1,2 / org 1,2 / org 1,2 / org 0,6 / org 1,6 / org NAD NAD NAD NAD NAD NAD 50 org 3 org 3 org 20 org 5 org 50 3,6 3,6 24 64 3 6,4 9 20 4 Total luas lobby + sirkulasi (30%) = 254,8

Galeri Kantor Administrasi Loket Informasi Musholla Toilet 4-5 / org 1,2 / org 1,6 / org NAD NAD NAD 4 org 3 org 4 org 20 20 3,6 20 20 Total luas area rekreasi + sirkulasi (30%) = 3228,68 Pusat Oleh-oleh  Informasi  R. Manager 1,2 / org 1,2 / org NAD NAD 6 org 10 org 7,2 12

 R. Karyawan  Toilet 1,6 / org NAD 20 org 10 org 2 org 2 org 6 org 200 30 100 90 9,6 Total luas Pusat Oleh-oleh + sirkulasi (30%) = 548,8 Fasilitas

Pendukung

 Fitness Center Area Gym Kasir & Adm. R. Mandi Toilet 1,75 / org 2 / org NAD NAD 30 org 4 org 10 org 6 org 52,5 8 20 12

Total luas fitness center + sirkulasi (30%) = 120,25

 Sauna & Spa R. Sauna R. Spa R. Mandi R. Ganti Pakaian Kasir 1 / org 6-8 / bangku 0,8-1 / org NAD NAD NAD 10 org 10 org 5 org 5 org 2 org 10 60 10 10 4 Total luas sauna & spa + sirkulasi (30%) = 122,2

Service Kantor Pengelola  R. General Manager  R. Asisten GM  R. Tunggu  R. Rapat  HRD/  Manpower 14-18 / org 4-5 / org 1,6 / org 2,4 / org 4-5 / org 4-5 / org NAD NAD NAD NAD NAD NAD 1 org 1 org 10 org 10 org 3 org 3 org 16 5 16 24 15 15

 Room Dept.  Front Office  Sales & Marketing  Accounting  Food & Beverages Dept.  Toilet  Pantry 4-5 / org 4-5 / org 4-5 / org 4-5 / org NAD NAD NAD NAD 3 org 3 org 3 org 3 org 15 15 15 15 12 9

Total luas kantor pengelola + sirkulasi (30%) = 223,6 R. Housekeeping/ Laundry R. Cuci R. Pengering R. House keeeping R. Linen 25 25 16 50

Total luas ruang housekeeping/laundry + sirkulasi (30%) = 150,8 Ruang ME R. Genset R. Trafo & Shaft R. Chiller R. AHU R. CCTV R. Pompa 20 20 20 20 20 20

Total luas ruang me (termasuk sirkulasi + 30%) = 140 Total luas keseluruhan bangunan (termasuk sirkulasi + 30%) = 13.569,519

5.2.3 Analisa Fasilitas Parkir  Parkir Pengunjung

Berdasarkan prediksi diatas, jumlah pengunjung Hotel Wisata Sumatera Utara adalah 199.841 wisatawan. Dengan perhitungan jumlah kamar hotel yang

ada di “Hotel Wisata Sumatera Utara”, maka jumlah pengunjung adalah sebanyak

±500 wisatawan/hari.

Asumsi pembagian pengendara kendaraan adalah sebagai berikut : -Mengendarai sepeda motor : 50% (250 orang)

-Mengendarai mobil : 30% (150 orang) -Kendaraan umum/bus : 20% (100 orang) -Berjalan kaki : 10% (50 orang)

Dengan asumsi 1 mobil dapat memuat 4 orang, 1 sepeda motor dapat memuat 2 orang, dan 1 bus dapat memuat 20 orang, maka diperoleh :

-Jumlah sepeda motor yang parkir : 125 sepeda motor -Jumlah mobil yang parkir : 38 mobil

-Jumlah bus yang parkir : 5 bus

Berdasarkan standar yang diperoleh dari Neufert Data Arsitek, maka dapat diperoleh luasan parkir kendaraan pengunjung sebagai berikut :

-Parkir sepeda motor : 125 x 2 = 250 -Parkir mobil : 38 x 12,5 = 475 -Parkir bus : 5 x 20 = 100

 Parkir Pengelola

Jumlah seluruh pengelola “Hotel Wisata Sumatera Utara” adalah 75 orang.

Dengan asumsi pembagian persentase pengendara kendaraan, maka : - Pengelola dengan mobil : 25 orang

- Pengelola dengan sepeda motor : 50 orang

Dengan asumsi 1 mobil memuat 1 orang dan 1 sepeda motor memuat 1 orang, berdasarkan Neufert Data Arsitek, maka diperoleh :

- Pengelola dengan mobil : 25 x 12,5 = 312,5 - Pengelola dengan sepeda motor : 50 x 2 = 100

Jadi luas lahan parkir untuk pengelola adalah : 412,5 .

Luas lahan parkir yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 1.237,5 .

5.2.4 Analisa Bentuk

Pemilihan bentuk dasar bangunan dipertimbangkan terhadap faktor-faktor : 1. Kesesuaian bentuk site

2. Orientasi bangunan 3. Konstruksi bangunan 4. Efisiensi ruang 5. Ekonomi bangunan

Tabel 5.4 Analisa Bentuk Dasar Bangunan

Kriteria

Bentuk Dasar Bangunan

Kesesuaian

bentuk site Baik Baik Kurang baik

Orientasi bangunan

Baik, Orientasi jelas

Baik, Orientasi

ke segala arah Tidak jelas Efisiensi struktur

dan konstruksi bangunan

Lebih mudah Cukup sulit Mudah

Efisiensi ruang Efisien Kurang efisien Tidak efisien Ekonomi

bangunan Lebih hemat Hemat Tidak ekonomis Kesan yang ingin

dicapai Baik Baik Kurang baik

Tanggapan : Berdasarkan faktor-faktor di atas dan bentuk lahan, maka

bentuk pola dasar bangunan “Wisata Budaya Sumatera Utara" didominasi oleh kotak.

5.3 Analisa Teknologi 5.3.1 Struktur

Struktur bangunan terdiri dari:

a. Pondasi Bangunan (Sub Structure)

b. Badan dan atap bangunan (Upper Structure) a. Pondasi Bangunan (Sub Structure)

Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk galeri, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

1. Keadaan tanah pondasi

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread foundation)

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter dibawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter dibawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven foundation) bila tidak terjadi penurunan

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor ditempat

2. Batasan-batasan akibat konstruksi diatasnya, harus memperhatikan:  Kondisi beban

 Sifat dinamis bangunan

 Kegunaan dan kepentingan bangunan

3. Batasan-batasan dari sekelilingnya

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana diusahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan.

Tabel 5.5 Jenis Pondasi Jenis pondasi dalam Tanah keras Bahan Keterangan Pondasi tiang pancang 10m-40m Beton bertulang / baja komposit Lapisan permukaan tanah atas labil / lunak Pondasi tiang

strauss

>15m Beton bertulang cor ditempat

Tanah mudah dibor

Pondasi tiang Franky

10m-40m Beton bertulang cor ditempat

Lubang dibuat dengan alat penumbuk

Pondasi tiang bor 10m-40m Beton bertulang cor ditempat

Besar lubang seluas penampang dasar Pondasi sumuran <4m Batu pecah / beton Sumur seluas pondasi

setempat

Pondasi terapung +/-15m Beton bertulang Berfungsi sebagai dinding basement

b. Badan dan Atap Bangunan (Upper Structure) 1. Struktur badan

Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan:  Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan

 Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan criteria diatas, maka pada bangunan galeri ini menggunakan system struktur truss / space frame dengan konstruksi baja.

Keuntungan struktur ini:  Mudah pelaksanaan  Tahan gempa  Ekonomis

 Bukaan dan pembagian ruang yang lebih bebas karena dinding bukan sebagai struktur hanya pengisi.

5.3.2 Utilitas 5.3.2.1 Elektrikal

 Sumber arus dari PLN dan dari generator sebagai energi cadangan. Jika arus dari PLN padam, sebelum generator bekerja, digunakan satu daya bebas gangguan Uninterupted Power Supply (UPS)

 Penempatan generator di basemen  Penempatan Shaft Elektrikal pada Core

Diagram 5.4 Elektrikal 5.3.2.2Plumbing

 Air Kotor

Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air kotor harus melewati proses treatment terlebih dahulu

 Air Bersih

Sumber air bersih yang berasal dari PDAM, bila mengalami kerusakan, maka sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan

Diagram 5.6 Plumbing Air Bersih  Air Buangan

Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan harus terlebih dahulu melalui proses treatment.

5.3.3 Sistem Pencahayaan  Pencahayaan alami

Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela

 Pencahayaan buatan

Untuk ruang-ruang yang tertutup dan juga pada ruang-ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti lampu sorot (spot light)

Tabel 5.6 Perbandingan Cahaya Alami dan Buatan

Pencahayaan alami Pencahayaan buatan

- Biaya murah

- Pengaturan intensitas cahaya sulit

- Bergantung terhadap iklim dan cuaca

- Baik digunakan untuk ruangan dengan dimensi yang besar (hall atau area public)

- Biaya lebih mahal

- Intensitas cahaya dapat diatur - Sudut pencahayaan dapat dikontrol

- Baik digunakan untuk ruang-ruang khusus dan ruang-ruang dengan dimensi kecil

5.3.4 Sistem Pengkondisian Udara

Diagram 5.8 Sistem Udara Keterangan: Udara dingin

Tabel 5.7 Perbandingan Penghawaan Alami dan Buatan

Penghawaan Alami Penghawaan Buatan Keuntungan - Biaya lebih murah

- Dapat dimodifikasi untuk membentuk estetis bangunan

- Dapat merata disetiap ruangan - Tingkat kelembaban

dan suhu dapat dikontrol

- Udara yang dialirkan dapat dibersihkan Kerugian - Kenyamanan yang

tercipta tidak dapat dikontrol

- Tidak dapat merata disetiap ruang - Bergantung terhadap

iklim terhadap

- Biaya lebih mahal - Dibutuhkan ruang yang besar sebagai tempat peletakan peralatan

penghawaan - Membutuhkan

bantuan energi

Kenyamanan thermal secara alami dapat diperoleh dengan cara: - Penggunaan sun screen dan shading

- Penggunaan kaca reflektif - Penggunaan system kaca ganda - Penggunaan air pendingin

- Penggunaan blower (roof fan) untuk mempercepat aliran udara Kenyamanan thermal secara buatan dapat diperoleh dengan cara:

- Penghawaan system AC Central

BAB VI

KONSEP PERANCANGAN

Pada bab ini diuraikan mengenai hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah, serta membahas konsep dasar, perancangan tapak, struktur dan utilitas bangunan.

6.1 Konsep Dasar

Konsep dasar perancangan “Hotel Wisata Sumatera Utara” ini menginterpretasikan penerapan arsitektur neo – vernakular yang memadukan arsitektur tradisional Batak Karo dan Batak Simalungun yang dikemas dengan nuansa modern, di mana diterapkan/ditransformasikan elemen-elemen fisik tetapi juga elemen non fisik seperti nilai-nilai budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi, dan lain-lain ke dalam bentuk bangunan dan rancangan tapak. Sehingga tetap dapat melestarikan unsur-unsur budaya lokal dengan lapisan modernisasi. Dari segi tampak hotel, dapat terlihat jelas penerapan arsitektur neo – vernakular, yaitu perpaduan gaya arsitektur tradisional dan modern. Jendela pada hotel menggunakan gaya arsitektur modern dengan struktur modern namun dengan tambahan ornamen tradisional rumah adat Suku Karo.

6.2 Konsep Perancangan Tapak 6.2.1 Sirkulasi Kenderaan

Jalur sirkulasi pengunjung dan penglola masuk melalui pintu masuk utama dan keluar melalui pintu keluar di sebelah barat site. Jalur loading dock dirancang mengitari site, masuk melalui pintu sebelah timur dan keluar melalui pintu sebelah barat.

Gambar 6.2 Konsep Sirkulasi Kenderaan 6.2.2 Parkir

Parkir pengunjung bangunan dibuat dekat dan berhubungan langsung dengan pintu masuk utama. Parkir bus dirancang tidak masuk melalui pintu gerbang dan dapat parkir menyamping di pinggir Jl. Raya Medan. Parkir loading dock terdapat di area private yaitu dibelakang bangunan.

Gambar 6.3 Konsep Zona Parkir 6.3 Konsep Perancangan Bangunan

Konsep pembagian daerah fungsi pada denah adalah sebagai berikut.

Gambar 6.5 Penzoningan Lantai 2

Gambar 6.7 Penzoningan Lantai 4 dan 5

Gambar 6.9 Penzoningan Lantai 8 6.4 Konsep Struktur Bangunan

Pada bangunan hotel, struktur yang digunakan adalah struktur rigid frame, yang memiliki kemampuan untuk menahan gaya pada arah vertikal dan horizontal dengan stabil. Dengan struktur ini, maka dapat disusun layout ruang-ruang dalam yang lebih efisien. Untuk pondasi, bangunan hotel menggunakan pondasi tiang pancang dengan bahan beton bertulang, sehingga dapat menahan beban bangunan dengan baik.

Gambar 6.11 Detail Pondasi Tiang Pancang Pada Core Bangunan 6.5 Konsep Utilitas Bangunan

6.5.1 Konsep Penyediaan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM, bila mengalami kerusakan maka sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan.

Diagram 6.1 Sistem Skematik Air Bersih 6.5.2 Konsep Pembuangan Air Kotor

Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan harus terlebih dahulu melalui proses treatment.

Diagram 6.2 Sistem Skematik Air Kotor 6.5.3 Konsep Penanggulangan Kebakaran

Pencegahan kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem deteksi awal untuk mengaktifkan alarm peringatan. Sedangkan penanggulangannya adalah untuk memadamkan penyalaan api yang tidak terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm. Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu :

1. Alat deteksi asap (Smoke Detector)

Mempunyai kepekaan tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di dalam ruang tempat alat itu dipasang.

2. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)

Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.

Sistem pemadaman kebakaran terbagi atas tiga bagian, yaitu : 1. Pencegahan

a. Deteksi asap b. Deteksi panas 2. Penanggulangan

a. Fire Hydrant : Melayani area seluas 500-800 2. b. Fire Extinguser : Melayani area selauas 200-250 2. c. Pilar Hydrant : Diletakkar diluar bangunan.

d. Sprinkler : Melayani area seluas 10-25 2/ sprinkler yang bekerja secara otomatis memadamkan api.

Dalam dokumen Hotel Wisata Sumatera Utara (Halaman 29-88)

Dokumen terkait