• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa pendekatan

Dasar pertimbangan : Kemudahan pemakai

Efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan waktu Estetika

89 Di dalam transportasi vertical terdapat beberapa bagian dalam penerapannya terhadap bangunan, diantaranya :

a. Elevator (lift)

Merupakan alat transportasi vertical yang digunakan untuk mengangkut manusia maupun barang.

b. Tangga

Tangga adalah sistem transportasi vertical pada bangunan yang mempunyai pijakan dan ketinggian yang dipergunakan untuk mencapai ketinggian tertentu.

Tangga statis ada dua macam, yaitu tangga umum dan tangga darurat. Tangga berjalan, yaitu tangga yang bisa bergerak dengan bantuan mesin. c. Ramp

Adalah jalan melintas miring (8°-10°) untuk gerak manusia pada bangunan kurang dari lima lantai, yang memadukan jarak horizontal dan vertical, dipergunakan untuk mempermudah gerakan melintas pada bangunan umum, agar mudah dalam aksesibilitas.

Fungsi dari ramp adalah :

1. mengurangi kepadatan pengguna.

2. mengangkut dalam jumlah besar dengan cepat dan mudah. Jenis ramp ada dua macam, yaitu :

1. Ramp mekanik, yaitu ramp yang digerakkan oleh mesin 2. Ramp statis, yaitu ramp tanpa bantuan alat penggerak.

Konsep transportasi vertical

Pada bangunan Berau Youth Center ini menggunakan sistem transportasi vertical berupa lift baik diperuntukkan memundahkan pengunjung berpindah tempat dari lantai ke lantai berikutnya dan juga diperuntukkan memudahkan perpindahan barang. Selain sistem transportasi lift, bangunan ini menggunakan sistem transportasi berupa ramp dan tangga.

90

5.11.2 Sistem air bersih Analisa pendekatan

Dasar pertimbangan :

Standar peraturan plumbing Standar kebutuhan air bersih Sumber air bersih

Sistem pendistribusian Sistem suplai air

Sistem suplai air bersih adalah air bersih yang berasal dari ground reservoir (tangki bawah tanah) dimana airnya disuplai dari PDAM dan sumur pompa.

Sistem distribusi air adalah sistem distribusi down feed (down feed sistem).

Konsep suplai air bersih

Sistem suplai air bersih adalah air bersih berasal dari ground reservoir (tangki bawah tanah) dimana airnya disuplai dari PDAM dan air bawah tanah.

91 Gambar 5.24Distribusi Air Bersih

Sumber: Azizah, Ronim, TKA 215 Utilitas, 2007

5.11.3 Sistem Drainase Analisa pendekatan

Dasar pertimbangan :

Pembuangan air kotor tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan dan tidak mengurangi keindahan lingkungan.

Jarak dari sumber air bersih dan air kotor tidak kurang dari 10 m.

Konsep drainase

Utilitas air kotor dibedakan menjadi 2, air kotor dalam bangunan yang berasal dari limbah rumah tangga (dapur, KM/WC, dan wastafel). Yang dialirkan melalui saluran shaft yang selanjutnya dialirkan ke luar bangunan.

Air kotor dari luar bangunan yang berasal dari air hujan, dialirkan dari talang menuju selokan ke bak kontrol yang selanjutnya mengalir ke riol kota. Meteran Air Air sumur Air PAM Tangki Air Ground Reservoir PAM Ground Reservoir Air PAM Air PAM 2.50

92

5.11.4 Jaringan Listrik Analisa pendekatan

Sumber aliran listrik pada bangunan berasal dari : Aliran listrik dari PLN.

Aliran listrik dari genset sebagai sumber listrik cadangan.

Konsep jaringan listrik

Sumber tenaga listrik yang digunakan adalah dari PLN dengan generator (genset) sebagai sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam penggunaannya menggunakan sistem automatic Switch yang berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada waktu listrik yang berasal dari PLN mengalami pemadaman. Sedangkan untuk jaringan listrik yang berhubungan dengan komputer, dilengkapi dengan UPS.

5.11.5 Pencahayaan

Analisa pendekatan

Dasar pertimbangan : Pencahayaan alami

Pencahayaan alami melalui bukaan jendela ataupun atap (sky light). Pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan dengan lampu yang penggunaannya sesuai dengan kebutuhan ruang, untuk area pameran pencahayaan buatan dipakai untuk menimbulkan kesan tertentu.

Konsep pencahayaan

Jenis pencahayaan yang digunakan : Fluorescense

Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi. Sehingga dipilih fluorescence jenis daylight atau white deluxe

dengan berbagai kuat penerangansesuai dengan kebutuhan, seperti koridor, ruang pameran, hall, ruang perpustakaan, café.

93 Lampu pijar

Digunakan pada ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti lavatory, shaft, sanitor.

Special lighting (spot light, armature arcilite)

Digunakan pada ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus untuk menciptakan suasana khusus, seperti ruang pameran, ruang seminar dan hall.

5.11.6 Sistem Penangkal Petir Analisa pendekatan

Petir merupakan gejala listrik. Bila proses kondensi di angkasa dan udara naik ke atas pada kecepatan angina tertentu akan melahirkan titik-titik air yang bergesekan dan menimbulkan muatan-muatan listrik. Sambaran petir mempunyai kemampuan merusak yang sangat berat dan merugikan bagi obyek-obyek di bumi :

1. Merusak secara mekanik berupa hancurnya bangunan-bangunan tinggi maupun bangunan-bangunan rendah.

2. Meledakkan, membakar dan memanaskan pada tangki minyak atau gas maupun bahan peledak serta kebakaran hutan.

Macam-macam sistem penangkal petir : 1. sistem Franklin (sistem konvensional)

sebuah batang runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah (mencapai permukaan air). Daerah yang dilindungi dari sambaran petir berbentuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya. Sistem ini hanya

94 menggunakan sebuah spit penangkal petir yang dipasang pada tempat tertinggi.

2. sistem Faraday (sangkar faraday)

pada prinsipnya seperti franklin tetapi dibuat memanjang atau berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebih luas. Sistem ini dipakai pada bangunan yang mempunyai atap yang luas. Dalam satu bangunan menggunakan lebih dari 4 spit sebagai penangkal petir. 3. sistem Radio Aktif

sistem ini sangat cocok jika digunakan pada bangunan tinggi. Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir. Alatnya disebut preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion dengan menggunakan bahan radio aktif.

Konsep penangkal petir

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem Faraday, yang terdiri dari :

alat penerima setinggi 30cm pada jarak setiap 8 m di atas bangunan. Kawat horizontal dan vertikal menuju tanah.

5.11.7 Sistem Pencegahan Kebakaran Analisa pendekatan

Tujuan adanya sistem pencegahan kebakaran adalah : a. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung.

b. Memberikan proteksi dan peringatan dini terhadap bahaya kebakaran bagi pemakai bangunan.

c. Memberikan sistem penyelamatan yang efektif bila terjadi kebakaran.

d. Melindungi alat-alat maupun barang-barang di dalam bangunan dari bahaya kebakaran.

95 a. Alat deteksi asap (Smoke Detector)

Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan membunyikan alarm bila terjadi asap di ruang tempat alat itu terpasang.

b. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)

Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.

c. Alat deteksi panas (Heat Detector)

Dapat membedakan adanya bahaya kebakaran dengan cara membedakan kenaikan temperatur yang terjadi di ruangan.

Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection), yang secara otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam, dibagi atas 2 bagian yaitu sistem otomatis dan sistem semi otomatis. Cara kerja pemadam kebakaran instalasi tetap :

1. Sistem otomatis

2. Sistem Manual

Konsep pemadam kebakaran

Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran Sistem pengamanan yang digunakan adalah :

Fire alarm sistem Splinker sistem

Api Alat deteksi Panel alarm Sistem start Alat pemadam

aktif Api Alat deteksi Panel alarm Sistem start Alat pemadam aktif Manusia

96 Exhauser

Fire extinghuiser Hydrant

Dokumen terkait