• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

1. Gambaran data penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Ikal Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang berusia berkisar antara 9 sampai dengan 11 tahun, duduk di kelas 5 dan 6 SD. Berdasarkan hal tersebut didapatkan gambaran sampel menurut usia, jenis kelamin, status tempat tinggal, dan kelas sampel.

a. Gambaran sampel penelitian berdasarkan usia

Berdasarkan usia, penyebaran sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Penyebaran sampel penelitian berdasarkan usia

Usia Jumlah Persentase

9 tahun 4 orang 5 %

10 tahun 54 orang 53 %

11 tahun 42 orang 42 %

Total 100 orang 100 %

Berdasarkan data pada tabel 6, jumlah sampel yang berusia 9 tahun sebanyak 4 orang (4 %), sampel yang berusia 10 tahun sebanyak 54 orang (54 %), dan sampel yang berusia 11 tahun sebanyak 42 orang (42 %).

Berdasarkan jenis kelamin sampel penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran sampel seperti yang tertera pada tabel 7.

Tabel 7. Penyebaran sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

Laki-laki 46 orang 47 %

Perempuan 54 orang 53 %

Total 100 orang 100 %

Berdasarkan data pada tabel 12, jumlah sampel penelitian berjenis kelamin perempuan sebanyak 54 orang (54 %), sedangkan sampel penelitian berjenis kelamin laki-laki sebanyak 46 orang (46 %).

c. Gambaran sampel penelitian berdasarkan kelas

Berdasarkan kelas sampel penelitian maka dapat digambarkan penyebaran sampel penelitian seperti yang tertera pada tabel 8.

Tabel 8. Penyebaran sampel penelitian berdasarkan kelas

Kelas Jumlah (N) Persentase (%)

Kelas 5 47 Orang 47 %

Kelas 6 53 Orang 53 %

Total 100 orang 100 %

Berdasarkan data pada tabel 8, jumlah sampel yang duduk di kelas 5 sebanyak 47 orang (47 %), dan sampel yang duduk di kelas 6 sebanyak 53 orang (53 %).

d. Penggolongan sampel penelitian berdasarkan gaya kelekatan

Penelitian ini menggolongkan kelekatan siswa atas 3 gaya, yaitu gaya kelekatan aman, gaya kelekatan menghindar, dan gaya kelekatan cemas. Untuk menggolongkan sampel ke dalam masing-masing gaya kelekatan digunakan kategorisasi standar eror pengukuran (standard error of measurement) dengan rumusan sebagai berikut:

Se = Sx (1 – rxx) Keterangan:

Se : standar eror dalam pengukuran Sx : deviasi standar skor

Rxx : koefisien reliabilitas

Besarnya Se akan memperlihatkan kisaran estimasi skor sebenarnya pada taraf kepercayaan tertentu. Selanjutnya nilai Se akan digunakan untuk melihat nilai Z pada tabel deviasi normal.

X ± Z/2 (Se)

Untuk gaya kelekatan aman dengan mean = 11.98, SD = 3.143 dan rxx = 0.874 dengan taraf kepercayaan 95 % maka nilai Z Tabel adalah 1.96. Standar eror pengukuran gaya kelekatan aman adalah:

Se = 3.143 (1 – 0.874)

Gambaran kecermatan skor gaya kelekatan aman adalah: (1.96) 1.12 = 2.195. Angka tersebut dibulatkan menjadi 2 sehingga diperoleh fluktuasi skor menjadi X ± 2 = 12 ± 2= 14. Karena yang diinginkan dalam penelitian ini adalah menggolongkan sampel ke dalam salah satu gaya kelekatan, maka yang digunakan adalah skor tertinggi yaitu X ≥ 14. Hal ini bertujuan agar sampel tersebut benar-benar tergolong dalam gaya kelekatan aman.

Untuk gaya kelekatan menghindar dengan mean = 3.70, SD = 2.236 dan rxx = 0.752 dengan taraf kepercayaan 95 % maka nilai Z Tabel adalah 1.96. Standar eror pengukuran gaya kelekatan menghindar adalah:

Se = 2.236 (1 – 0.752)

Gambaran kecermatan skor gaya kelekatan menghindar adalah: (1.96) 1.11 = 2.18. Angka tersebut dibulatkan menjadi 2 sehingga diperoleh fluktuasi skor menjadi X ± 2 = 4 ± 2 = 6. Karena yang diinginkan dalam penelitian ini adalah menggolongkan sampel ke dalam salah

satu gaya kelekatan, maka yang digunakan adalah skor tertinggi yaitu X ≥ 6. Hal ini bertujuan agar sampel tersebut benar-benar tergolong dalam gaya kelekatan menghindar.

Untuk gaya kelekatan cemas dengan mean = 9.32, SD = 3.798 dan rxx = 0.798 dengan taraf kepercayaan 95 % maka nilai Z Tabel adalah 1.96. Standar eror pengukuran gaya kelekatan cemas adalah:

Se = 3.798 (1 – 0.798)

Gambaran kecermatan skor gaya kelekatan cemas adalah: (1.96) 1.71 = 3.35 Angka tersebut dibulatkan menjadi 3 sehingga diperoleh fluktuasi skor menjadi X ± 3 = 9 ± 3 = 12. Karena yang diinginkan dalam penelitian ini adalah menggolongkan sampel ke dalam salah satu gaya kelekatan, maka yang digunakan adalah skor tertinggi yaitu X ≥ 12. Hal ini bertujuan agar sampel tersebut benar-benar tergolong dalam gaya kelekatan cemas.

Tabel 9. Kategorisasi gaya kelekatan

Gaya kelekatan aman X ≥ 14

Gaya kelekatan menghindar X ≥ 6

Gaya kelekatan cemas X ≥ 12

Berdasarkan standard error measurement yang telah dijelaskan di atas, maka didapat penggolongan sampel seperti dalam Tabel 10.

Tabel 10. Penyebaran sampel berdasarkan gaya kelekatan

Gaya kelekatan N – laki-laki N – perempuan Jumlah Persentase

Aman 15 19 34 34 %

Menghindar 4 7 11 11 %

Cemas 17 12 29 29 %

Tak tergolongkan 10 16 26 26 %

Total 46 54 100 100 %

Sampel yang termasuk dalam gaya kelekatan yang tidak tergolongkan tidak diperhitungkan dalam penelitian, karena peneliti hanya mengacu pada ketiga gaya kelekatan

saja. Dengan demikian jumlah total sampel penelitian adalah sebanyak 74 orang (laki-laki = 36 orang dan perempuan = 38 orang).

2. Hasil Penelitian Utama a. Uji Asumsi

Jumlah skala konsep diri akademis dan skala gaya kelekatan yang disebarkan kepada sampel penelitian sebanyak 140 skala, namun yang memenuhi persyaratan berjumlah 100 skala.

Sebelum analisa data dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu uji asumsi normalitas sebaran pada kedua variabel penelitian, baik variabel tergantung (konsep diri akademis) maupun variabel bebas (gaya kelekatan). Selain itu dilakukan juga uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini homogen atau tidak. Pengujian asumsi dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 15,0 for windows.

1) Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan sebaaran normal. Suatu variabel dapat dikatakan terdistribusi normal jika nilai p  0,05. Berdasarkan uji normalitas variabel gaya kelekatan diperoleh nilai probabilitas 0.111 untuk gaya kelekatan aman, nilai probabilitas 0.655 untuk menghindar, dan nilai probabilitas 0.153 untuk gaya cemas. Sedangkan untuk variabel konsep diri akademis diperoleh nilai probabilitas 0.333. Hal ini berarti variabel konsep diri akademis dan variabel gaya kelekatan tersebar secara normal.

2) Uji homogenitas

Uji homogenitas menggunakan Levene’s test menunjukkan sampel dalam penelitian adalah homogen. Hal ini ditunjukkan dari nilai probabilitas 5.969 di mana nilai ini berada di atas 0.05 yang berarti populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah homogen.

b. Uji hipotesa

Sesuai dengan tujuan utama dalam penelitian ini serta landasan teori yang telah dikemukakan di depan, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah:

“Ada perbedaan konsep diri akademis ditinjau dari gaya kelekatan siswa”. Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan Anova menunjukkan nilai Fhitung adalah 36.617 (Ftabel = 2.76) dengan nilai p < 0.05 maka hipotesa diterima, berarti: “ada perbedaan yang signifikan konsep diri akademis ditinjau dari gaya kelekatan siswa”. Siswa dengan gaya kelekatan aman memiliki konsep diri akademis yang lebih positif (x = 90.88) dibandingkan dengan siswa dengan gaya kelekatan menghindar (x = 74.45) dan gaya kelekatan cemas (x = 79.07).

Tabel 11. Analisis varians skor konsep diri akademis, gaya kelekatan aman, menghindar, dan cemas

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 3420.857 3 1140.286 36.617 .000

Within Groups 2989.503 96 31.141

Total 6410.360 99

Berdasarkan skor konsep diri akademis dapat dilihat bahwa kelompok sampel penelitian dengan gaya kelekatan aman mendapat mean tertinggi dari skor konsep diri akademis yaitu sebesar 90.88 dan standar deviasi sebesar 5.163. Sedangkan yang terendah berada pada gaya kelekatan menghindar yaitu sebesar 74.45 dan standar deviasi 8.490.

Gaya Kelekatan

N Mean Std. Deviation Std. Error

Aman 34 90.88 5.163 .885

Menghindar 11 74.45 8.490 2.560

Cemas 29 79.07 3.273 .608

Total 74 83.81 8.452 .983

3. Hasil Tambahan

Hasil tambahan yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa kategorisasi skor konsep diri akademis. Ini dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empirik dan mean teoritik (Azwar, 2003). Skala konsep diri akademis terdiri dari 26 aitem dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Dari skala konsep diri akademis yang diisi sampel, maka diperoleh mean hipotetik sebesar 65 dengan standar deviasi sebesar 13. Sementara mean empirik yang diperoleh sebesar 83.81 dengan standar deviasi sebesar 8.452. Ini menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil daripada mean empirik yang artinya konsep diri akademis yang dimiliki sampel penelitian lebih positif daripada konsep diri siswa pada umumnya. Perbandingan antar mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat di Tabel 13.

Tabel 13. Perbandingan mean hipotetik dengan mean empirik

Variabel Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Konsep diri akademis

59 102 83.81 8.452 26 104 65 13

Dari mean empirik sebesar 83.81 dan standar deviasi sebesar 8.452 dapat dibuat kategorisasi konsep diri akademis seperti yang terlihat pada tabel 14.

Tabel 14. Kategorisasi data pada variabel konsep diri akademis

Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah Persentase Konsep diri

akademis

X ≤ 81 Negatif 43 orang 58.1 %

X ≥ 87 Positif 31 orang 41.9 %

Dari Tabel di atas, dapat dilihat bahwa sampel yang memiliki konsep diri akademis negatif adalah sebanyak 43 orang (58.1 %) dan sampel yang memiliki konsep diri akademis positif adalah sebanyak 31 orang (41.9 %).

Dokumen terkait