• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Karakteristik logam berat 1. Cadmium (Cd)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum

Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan. Di daerah perairan terdapat 3.214 pulau besar dan kecil. Sebanyak 743 pulau telah memiliki nama dan sisanya belum. Mayoritas pulau-pulau kecil yang tersebar di perairan laut Cina Selatan belum berpenghuni dengan luas sekitar 329.867,61 km2, sebesar 71,33 % merupakan daerah perairan/lautan. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15’ Lintang Selatan sampai 4°45’ Lintang Utara.

Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 mm/tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan pertahun sekitar 160 hari.

Provinsi Riau memiliki 11 kabupaten/kota yaitu : (1) Kuantan Singingi, (2) Indragiri Hulu, (3) Indragiri Hilir, (4) Pelelawan, (5) Kampar, (6) Siak, (7) Rokan Hulu, (8) Bengkalis, (9) Rokan Hilir, (10) Pekanbaru, dan (11) Dumai. dengan ibukota Provinsi di Pekanbaru.

4.1.1. Keadaan Geografis dan Demografis

Secara administratif, wilayah Provinsi Riau terdiri dari 9 kabupaten dan 2 kota, dengan luas wilayah +108 ribu km2. Pada tahun 2005 jumlah penduduk mencapai 4.614.532 jiwa, dan rata-rata kepadatan penduduknya 42 jiwa per km2. Jumlah penduduk terbanyak pada kelompok usia 15-64 tahun (67,89 persen), disusul kelompok usia 0-14 tahun (30,27 persen), dan di atas 65 tahun (1,84 persen). Sebagian besar kawasan dataran rendah di Riau berupa rawa dan tanah bergambut tebal, yang dialiri empat sungai besar yaitu Rokan, Siak, Kampar, dan Kuantan-Indragiri. Secara geografis, wilayah Provinsi Riau berbatasan dengan Malaysia, dan berada pada jalur lalu lintas laut internasional terpadat.

4.1.2. Struktur Ekonomi

Provinsi Riau merupakan penghasil devisa utama minyak bumi bagi Indonesia, dengan produksi lebih dari 600.000 barrel per hari (sekitar 60 persen dari total produksi minyak dan gas nasional). Selain migas, Riau juga kaya akan potensi sumber daya alam berupa hasil hutan, pertanian, perkebunan, aneka tambang dan mineral, dan hasil laut (perikanan). Semenjak pemekaran wilayah dan pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (pada pertengahan 2004), terjadi pergeseran komoditi unggulan ekspor Provinsi Riau. Pada umumnya produk-produk itu dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan modal asing (PMA) di Pulau Batam dan Bintan. Pada saat ini komoditi ekspor unggulan Provinsi Riau ialah produk-produk primer berupa bahan baku dan setengah jadi, seperti minyak mentah sawit (CPO), pulp dan kertas, karet (crumb rubber), kayu lapis (triplex), kayu olahan, produk kelapa, ikan dan udang segar, batu bara, dan lain-lain.

Dalam struktur ekonomi Riau, terdapat tiga sektor yang memberikan kontribusi tertinggi yaitu : pertanian, industri, dan perdagangan. Sumbangan ketiga sektor itu pada pertumbuhan ekonomi Riau mencapai 80,93 persen (2005), diperkirakan meningkat mencapai 81,41 persen (2006), dan akan naik lagi menjadi sekitar 81,62 (2007). Pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas tahun 2005, berdasarkan harga konstan tahun 2000, sebesar 8 persen. Nilai ekspor non migas tahun 2005 sekitar US $ 6.5 milyar, naik 6,5 persen dari tahun 2004 (US $ 6.1 milyar). Pada tahun 2005, APBD Riau sebesar Rp 2,489 triliun (bandingkan dengan APBD Kaltim pada tahun yang sama sejumlah Rp 2,233 triliun).

Berpijak pada visi pembangunan Riau 2020, yaitu : “Terwujudnya Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan batin di Asia Tenggara tahun 2020” (Perda No.1/ 2004 tentang Renstra Provinsi Riau 2004-2008 dan Master Plan Riau 2020), Riau tengah gencar melancarkan gerakan penanggulangan K2I (kemiskinan, kebodohan, dan infrastruktur). Gerakan K2I dijalankan, antara lain, dengan membangun berbagai kawasan industri (Pelintung, Lubuk Gaung, Buton, Kuala Enok, dan Tenayan), dan menjadikan Kota Dumai sebagai kawasan free trade zone (FTZ). Kota Dumai dirancang menjadi sebuah kota multifungsi menggantikan peran dan fungsi Batam.

4.1.3. Kondisi Sosial Budaya

Dari segi sosial budaya, Riau termasuk daerah dengan tingkat heterogenitas etnis yang tinggi. Selain penduduk asli (orang Melayu Riau), maka suku bangsa lain yang cukup dominan di Riau ialah Minangkabau, Jawa, Batak, dan Cina. Pada tahun 2003, migrasi penduduk yang masuk ke wilayah Provinsi Riau tercatat sejumlah 240.729 orang (5,45 persen). Hal ini menyebabkan tingginya laju pertumbuhan penduduk Riau yaitu 3,65 persen (2000-2004). Meski tingkat migrasi penduduk cukup tinggi, namun soliditas masyarakat tampak kuat. Ada dua faktor yang mengikat masyarakat Riau menjadi relatif solid, yaitu kesamaan agama dan kekompakan diantara tokoh-tokoh masyarakat. Pernyataan visi Riau sebagai ”Pusat Kebudayaan Melayu” dapat dibaca sebagai : ”Riau adalah wilayah dengan penduduk yang hampir seluruhnya beragama Islam”. Kesamaan agama ini merupakan faktor pengikat utama masyarakat secara sosial budaya. Faktor kedua adalah adanya kesamaan pandangan di antara tokoh-tokoh Masyarakat Riau (3 pilar) dalam merespon aktivitas pemerintahan sehari-hari. Ketiga pilar tokoh Masyarakat Riau itu ialah tokoh adat (lembaga adat), tokoh agama (MUI), dan tokoh cendekiawan (antara lain yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau). Secara umum gambaran jumlah penduduk Provinsi Riau tahun 2000 berdasarkan perbedaan gendernya terlihat pada Tabel 8. Untuk peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2000-2004 per kabupaten/kota digambarkan pada Tabel 9. Sedangkan Tabel 10 gambaran kepadatan penduduk/km2 pada Tahun 2004 dan berdasarkan kelompok umur pada Tabel 11.

Tabel 8. Jumlah penduduk Provinsi Riau tahun 2000 berdasarkan sensus penduduk

No Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Kuantan Singingi 110.057 106.675 216.732 2. Indragiri Hulu 126.178 121.128 247.306 3. Indragiri Hilir 286.559 269.142 555.701 4. Pelelawan 80.530 72.419 152.949 5. Siak 125.094 113.692 238.786 6. Kampar 229.228 217.929 447.157 7. Rokan Hulu 138.082 127.604 265.686 8. Bengkalis 268.059 252.182 520.241 9. Rokan Hilir 182.195 170.104 352.299 10. Pekanbaru 298.464 286.976 585.440 11. Dumai 89.953 83.235 173.188 J u m l a h 1.934.399 1.821.086 3.755.485

Tabel 9. Jumlah penduduk masing-masing kabupaten/kota dari tahun 2000 – 2004 No. Kabupaten/kota 2000 2001 2002 2003 2004 1. Kuantan Singingi 21.732 220.248 235.611 240.582 241.766 2. Indragiri Hulu 247.306 250.314 263.227 282.569 284.302 3. Indragiri Hilir 555.701 563.178 589.784 626.229 628.500 4. Pelelawan 152.949 157.676 170.277 208.013 215.281 5. Siak 238.786 250.373 272.986 273.278 279.457 6. Kampar 447.157 460.894 499.291 527.736 530.931 7. Rokan Hulu 265.686 269.892 286.993 327.917 328.306 8. Bengkalis 520.241 529.569 562.193 632.637 649.805 9. Rokan Hilir 352.299 359.558 394.647 421.281 425.204 10. Pekanbaru 585.440 599.612 660.229 666.902 693.912 11. Dumai 173.188 179.666 190.057 206.288 213.929 J u m l a h 3.755.485 3.841.070 4.125.295 4.413.432 4.491.393

Tabel 10. Kepadatan penduduk Provinsi Riau menurut kabupaten/kota tahun 2004

No. Kabupaten/kota Luas (km2) Jumlah

Penduduk Kepadatan per/km2 1. Kuantan Singingi 7.656,03 241.766 31,58 2. Indragiri Hulu 8.198,26 284.302 34,68 3. Indragiri Hilir 11.605,97 628.500 54,15 4. Pelelawan 11.987,90 215.281 17,96 5. Siak 8.423,08 279.457 33,18 6. Kampar 9.756,74 530.931 54,42 7. Rokan Hulu 6.163,68 328.306 53,26 8. Bengkalis 11.614,78 649.805 55,95 9. Rokan Hilir 8.881,59 425.204 47,87 10. Pekanbaru 446,5 693.912 1.554,11 11. Dumai 1.727,38 213.929 123,85 J U M L A H 86.461,91 4.491.939 51,95

Tabel 11. Jumlah penduduk kabupaten/kota berdasarkan kelompok umur Kelompok Umur No. Kabupaten/Kota < 2 2 - 4 5 - 9 10-14 15 - 49 50 - 64 65 + 1. Kuantan Singingi 3.231 14.244 30.103 25.648 137.632 23.255 6.469 2. Indragiri Hulu 4.949 14.222 34.391 38.047 162.850 23.510 4.600 3. Indragiri Hilir 15.330 41.762 83.526 72.965 344.318 56.262 12.066 4. Pelelawan 8.567 15.775 28.062 23.713 116.794 12.914 2.188 5. Siak 11.998 20.118 35.273 25.548 157.237 16.947 6.157 6. Kampar 18.675 33.631 66.698 63.081 288.818 42.401 14.432 7. Rokan Hulu 12.025 24.208 41.244 35.771 181.080 27.900 5.599 8. Bengkalis 18.563 45.216 69.834 70.965 356.823 50.431 20.805 9. Rokan Hilir 12.279 40.698 51.268 53.219 233.070 22.865 7.882 10. Pekanbaru 22.563 44.537 77.671 66.392 394.987 47.002 13.750 11. Dumai 6.054 13.249 24.173 22.022 120.774 15.943 4.073 J u m l a h 134.234 307.660 542.243 497.371 2.494.383 339.430 98.021 4.2. Kabupaten Kampar

Dokumen terkait