BAB 5. PEMBAHASAN 5.1. Definisi Uji Deskriptif
5.7. Analisa Data
Pada uji deskriptif ini dilakukan pada tiga sampel yang berbeda. Sampel yang digunakan yaitu keep cool jelli, nutrijell dan kristal agar. Masing-masing sampel dilakukan penilaian pada empat atribut sensori yaitu rasa, warna, aroma dan tekstur. Pada amsing-masing atribut dilakukan perhitungan dengan ANNAVA jika hasilnya berbeda nyata (BN), maka dilajutkan dengan uji duncan multiple range test (DNMRT).
Berdasarkan hasil perhitungan ANNAVA yang dilakukan untuk uji skoring rasa pada shift 1 diperoleh F.hitung > F.tabel yaitu sebesar 13,00661 > 3,244818 . sehingga hasil yang diperoleh berbeda nyata (BN). Berbeda nyata adalah dimana panelis mandeteksi perbedaan rasa sampel yang disajikan. Sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji DNMRT. Pada uji DNMRT sampel dibandingkan satu per satu. Pada perbandingan antara sampel nutrijel dengan keep cool jell diperoleh hasil berbeda nyata. Begitu pula perbandingan antara nutrijel dan kristal agar diperoleh hasil yang juga berbeda nyata. Hasil yang berbeda nyata menunjukkn bahwa antara nutrijel dengan keep cool jelli dan kristal agar mempunyai perbedaan rasa yang mencolok. Hal tersebut dipengaruhi oleh perbedaan komposisi bahan pada setiap sampel. Pada sampel nutrijel mengandung komposisi gula, pengatur keasaam (kalsium sitrat dan asam sitrat), fruktooligosakarida (FOS), kalsium laktat, dan perisa artifigial leci. Pada kristal agar komposisi bahan hanya perisa leci dan gula. Sedangkan pada keep cool jelli tidak terjadi penambahan komposisi perisa leci. Sehingga perbedaan rasa antara nutrijel, keep cool jelli dan kristal agar yang paling enak nutrijel. Sedangakn perbandingan antara keep cool jelli dan kristal agar tidak berbeda nyata, hal tersebut disebabkan karena pada kedua sampel tersebut tidak terjadi penambahan komposisi bahan yang tidak terlalu banyak dan mencolok. Pada shift 2 deperoleh hasil F.hitung < F.tabel , yaitu sebesar 2,6073 < 3,244 sehingga hasilnya tidak berbeda nyata (TBN). Hal ini menunjukkan bahwa panelis pada shift 2 tidak dapat mendeteksi perbedaan rasa pada setiap sampel yang disajikan. Panelis
sukar untuk membedakan sampel yang diuji karena panelis yang digunakan untuk menilai uji deskriptif ini adalah panelis tidak terlatih. Sehingga panelis pada shif 2 tingkat kepekaan rasa pada masing-masing sampel sangat rendah dan sukar untuk membedakan satu sama lain sampel yang disajikan. Uji skoring rasa pada shift 2 diperoleh hasil tidak berbeda nyata sehingga tidak perlu dilanjutkan dengan uji DNMRT.
Pada uji skoring warna shift 1 dan shift 2 diperoleh hasil bahwa F.hitungan > F.tabel . Pada shift 1 diperoleh nilai sebesar 13,37487 > 3,2448 , sedangkan pada shift 2 sebesar 14,0076 > 3,244 . Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel hasilnya berbeda nyata. Berbeda nyata yaitu panelis mampu mendeteksi perbedaan warna pada sampel yang disajikan. Perbedaan warna pada masing-masing sampel sangat mencolok sehingga panelis dapat dengan mudah menbedakannya. Hasil dari perhitungan dengan uji ANNAVA pada shift 1 dan shift 2 adalah berbeda nyata sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji DNMRT. Pada uji DNMRT sampel dibandingkan satu per satu. Hasil uji DNMRT antara shift 1 dan shift 2 menunjukkan hasil yang sama. Dari hasil tersebut diperoleh antara sampel nutrijel dan keep cool jelli diperoleh hasil berbeda nyata. Begitu pula perbandingan antara sampel nutrijel dengan sampel kristal agar. Berdasarkan karakteristik warna ketiga sampel tersebut diperoleh hasil keceraham warna dari yang paling cerah ke yang paling gelap yaitu nutrijel, kristal agar dan keep cool jelli. Perbedaan kecerahan tersebut disebabkan karena perbedaan komposisi bahan. Pada sampel nutrijel mengandung komposisi yang lebih banyak dan lebih lengkap sehingga kemungkinan komposisi pada nutrijell tersebut mempengaruhi tingkat kecerahan pada sampel dibandingkan dengan kedua sampel yang lain.
Untuk uji skoring tekstur diperoleh hasil perhitungan shift 1 F.hitung sebesar 1,116204 sedangkan nilai F.tabel berdasarkan tabel 7 dengan jumlah eror 78 sebesar 3,244818. Hal ini menunjukkan bahwa F.hitung < F.tabel sehingga hasilnya tidak berbeda nyata (TBN). Tidak berbeda nyata artinya panelis tidak dapat mendeteksi
perbedaan tekstur pada setiap sampel yang disajikan. Hal ini juga dapat dikarenakan penggunaan panelis yang tidak terlatih pada pengujian ini. Sehingga tingkat kepekaan panelis untuk menilai perbedaan tekstur antara ketiga sampel yang disajikan sangat rendah. Uji tekstur pada shift 1 hasilnya tidak berbeda nyata sehingga tidak perlu dilanjutkan perhitungan uji DNMRT. Pada uji skoring tekstur shift 2 dengan uji ANNAVA diperoleh hasil F.hitung > F.tabel yaitu sebesar 3,2785 > 3,2448 sehingga hasil yang diperoleh berbeda nyata. Berbeda nyata artinya panelis bisa mendeteksi mendeteksi perbedaan tekstur pada sampel yang disajikan. Selanjutnya pengujian dilanjutkan dengan uji DNMRT, yaitu membandingkan satu per satu sampel yang digunakan. Dari ketiga sampel yang digunakan, sampel nutrijel memiliki tekstur yang paling kenyal dibandingkan kristal agar dan keep cool jelli. Sehingga ketika membandingkan sampel nutrijel dengan sampel keep cool jelli den kristal agar hasilnya berbeda nyata. Hal ini dikarenakan sampel nutrijel memiliki komposisi tambahan seperti bubuk konyaku yang menyebabkan tekstur nutrijel lebih kenyal dan padat. Sedangkan perbandingan antara keep cool jelli dan kristal agar diperoleh hasil tidak berbeda nyata, hal tersebut disebabkan karena komposisi dari kedua sampel hampir sama sehingga panelis lebih susah membedakan perbedaan tekstur diantara kedua sampel tersebut.
Pada uji skoring aroma shift 1 dan shift 2 diperoleh hasil bahwa F.hitungan > F.tabel . Pada shift 1 diperoleh nilai sebesar 11,8860 > 3,2448 , sedangkan pada shift 2 sebesar 3,7285 > 3,2448 . Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel hasilnya berbeda nyata. Berbeda nyata yaitu panelis mampu mendeteksi perbedaan aroma pada sampel yang disajikan. Perbedaan aroma pada masing-masing sampel sangat mencolok sehingga panelis dapat dengan mudah menbedakannya. Hasil dari perhitungan dengan uji ANNAVA pada shift 1 dan shift 2 adalah berbeda nyata sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji DNMRT. Pada uji DNMRT sampel dibandingkan satu per satu. Pada shift 1 perbandingan antara nutrijell dengan kristal agar diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata. Hal tersebut disebabkan karena pada kedua sampel ini sama-sama memiliki komposisi perisa leci sehingga panelis lebih
susah untuk membedakan kedua sampel tersebut. Sedangkan pada sampel keep cool jelli tidak terdapat komposisi perisa leci sehingga ketika dibandingkan dengan sampel nutrijell dan kristal agar hasilnya berbeda nyata. Selain itu juga disebabkan karena panelis yang digunakan dalam praktikum ini adalah panelis yang tidak terlatih, Sehingga panelis pada shif 1 tingkat kepekaan aroma pada masing-masing sampel sangat rendah dan sukar untuk membedakan satu sama lain sampel yang disajikan.
Pada shift 2 uji DNMRT diperoleh hasil perbandingan antara nutrijel dan kristal agar berbeda nyata. Begitu pula perbandingan antara nutrijel dan keep cool jelli juga dihasilkan berbeda nyata, hal tersebut menunjukkan panelis pada shift 2 dapat dengan mudah untuk mendeteksi perbedaan aroma pada kedua sampel tersebut. Selain itu perbandingan antara nutrijel dengan kristal agar hasilnya juga berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena pada nutrijell memiliki komposisi yang lebih lengkap yaitu perisa artifiqial leci, sedangkan kristal agar hanya memiliki komposisi perisai leci. Pada perbandingan antara keep cool jelli dengan kristal agar hasil yang diperoleh yaitu tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena faktor panelis yang tidak terlatih, seharusnya hasil yang diperoleh pada perbandingan ini yaitu berbeda nyata karena komposisi kedua sampel ini tidak sama .
Gambar 1. Jaring laba-laba
Berdasarkan keseluruhan data yang diperoleh dapat dibuat jaring laba-laba.