• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Dependen Variabel Metode Multiple Regression

Dalam dokumen BAB 3 ANALISA REGRESI DAN SIMULASI (Halaman 52-57)

Pada bagian ini akan dibahas hubungan antara variabel-variabel dependen dan independen yang saling bekorelasi. Analisa-analisa ini berdasarkan hasil pengolahan data dan hipotesa yang telah disusun pada Bab 3. Bagian-bagian yang akan dianalisa adalah dependen variabel yang dipenaruhi oleh independen variabel. Ada lima kasus yang akan ditinjau dependen variabelnya:

4.1.1. Analisa Dependen Variabel Penggunaan Bijih Timah Yang Berhubungan Dengan Produksi Tambang dan Kadar Sn

Berdasarkan tabel 3.42. Statistik Untuk Dependen Variabel Penggunaan bijih timah dapat dilihat bahwa R2: 0,321 dan Adjusted R2 = 0,280 dengan SSE = 1,02 x 108, F statistic = 7,8057 dan F probability = 0,001676. Hasil hipotesa menunjukkan bahwa F statistic > F probability atau 7,8057 > 3,293 sehinnga H0 = ditolak, atau tidak benar bahwa relasi antara dependen variabel dan independen variabel = 0, perbandingan antara R2 dan Adjusted R2 tidak terlalu jauh menandakan akurasi R2 cukup akurat. Adjusted R2 yang kecil menandakan bahwa dari uji F statis dengan F hipotesa tidak terlampau jauh.

Uji Durbin-Watson memberikan gambaran bahwa DW = 0,848 hasil perhitungan berada dibawah batas kritis DW < 1,59 sehingga H0 = ditolak atau terjadi positive autocorrelation. Uji Ljong-Box = 49,1880 < dari x2(0,05,35) = 49,7655, maka H0 diterima atau data acak. Dari hasil diatas jelas bahwa nilai DW yang kecil mennyebakan terjadi positif autocorellation pada lag 1, dan data-data tersebut acak menurut uji Ljun-Box.

Dari hasil perhitungan CB predictor dapat diketahui bahwa model matematik yang dihasillakan adalah :

Y = 23.160 + 0,5342X1 – 279,38X2 ± ε………...(4.1)

X1 = Variabel independen produksi tambang

X2 = Variabel independen kadar Sn dalam bijih imah Koefisien yang dihasilkan memberikan kontribusi positif untuk X1 = 0,3542 dan negative untuk X2 = - 279,38 terhadap variabel dependen (Y) atau penggunaan bijih timah. t statistic menunjukan bahwa untuk X1 = 3,8846 dan X2 = -0,5022, dimana t-statistik >t(0,05, 33) = ± 2,0345 maka H0 ditolak atau koefisien tidak sama dengan 0.

4.1.2. Analisa Dependen Variabel Penggunaan Terak Yang Berhubungan dengan Produksi Terak dan Kadar Sn dalam terak

Berdasarkan tabel 3.45. statistik untuk dependen variabel Penggunaan terak dapat dilihat bahwa R2: 0,349 dan Adjusted R2 = 0,3098 dengan SSE = 3,37 x 107, F statistic = 8,8557 dan F probability = 8,34 x 10-4. Hasil hipotesa menunjukkan bahwa F statistic > F probability atau 8,8557 > 3,293 sehinnga H0 = ditolak, atau tidak benar bahwa relasi antara dependen variabel dan independen variabel = 0, perbandingan antara R2 dan Adjusted R2 tidak terlalu jauh menandakan akurasi R2 cukup akurat. Perbedaan R2 dan Adjusted R2 yang kecil dijelaskan juga oleh nilai F statis yang perbandingan dengan F statis hipotesa tidak terlampau jauh.

Uji Durbin-Watson memberikan gambaran bahwa DW hasil perhitungan berada diatas batas kritis 1,172 atau DW < 1,59 sehingga H0 = ditolak atau terjadi positive autocorrelation. Uji Ljong-Box = 53,8892 > dari x2(0,05,35) = 49,7655, maka H0 ditolak atau data tidak acak. Berdasarkan hasil uji diatas dapat dijelaskan bahwa nilai DW menunjukkan terjadi postif autocorrelation dan data bersifat acak menurut uji Ljung-Box.

Dari hasil perhitungan CB predictor dapat diketahui bahwa model matematik yang dihasillakan adalah :

Y = 6.660,3 + 0,1675X1 – 147,29X2 ± ε………....(4.2)

Dimana Y = Variabel dependen penggunaan terak X1 = Variabel independen produksi terak

Koefisien yang dihasilkan memberikan kontribusi positif untuk X1 = 0,1675 dan negative untuk X2 = -147,29 terhadap variabel dependen (Y) atau penggunaan bijih timah. t statistic menunjukkan bahwa untuk X1 = 0,5592 t-statistik <t(0,05, 33) = ± 2,0345 maka H0 diterima atau koefisien sama dengan 0. dan X2 = -3,9074, dimana t-statistik > t(0,05, 33) = - 2,0345 maka H0 ditolak atau koefisien tidak sama dengan 0.

4.1.3. Analisa Dependen Variabel Penggunaan Bijih Timah Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Bahan-Bahan Untuk Peleburan

Hasil perhitungan CB predictor yang dperlihatkan pada tabel 3.48 menunjukkan nilai R2: 0,425 dan Adjusted R2 = 0,3711 dengan SSE = 8,71 x 107, F statistic = 7,8842 dan F probability = 4,46 x 10-4. Hasil hipotesa menunjukkan bahwa F statistic > F(0,05; 2; 33) atau 7,8842 > 2,88 sehingga H0 = ditolak, atau tidak benar bahwa relasi antara dependen variabel dan independen variabel = 0, perbandingan antara R2 dan Adjusted R2 tidak terlalu jauh menandakan akurasi R2 cukup akurat. Perbedaan R2 dan Adjusted R2 yang kecil dijelaskan juga oleh nilai F statis yang perbandingan dengan F statis hipotesa tidak terlampau jauh.

Uji Durbin-Watson memberikan gambaran hasil perhitungan CB predictor untuk data dependen variabel peleburan bijih timah DW = 0,673 atau DW < 1,65 sehingga H0 = ditolak dan terjadi positive autocorrelation. Uji Ljong-Box = 49,1880 < dari x2(0,05,35) = 49,7655, maka H0 ditolak atau data tidak acak dan terjadi autocorrelation. Dari hasil diatas jelas bahwa nilai DW yang kecil mennyebakan terjadi positif autocorellation pada lag 1, dan data-data tersebut acak menurut uji Ljun-Box.

Dari hasil perhitungan CB predictor dapat diketahui bahwa model matematik yang dihasillakan adalah :

Y = 12.952 – 51,499X1 – 1,9804X2 – 55,875X3 ± ε………….……....(4.3)

Dimana Y = Variabel dependen peleburan bijih timah X1 = Variabel independen penggunaan BBM X2 = Variabel independen penggunaan Reduktor X3 = Variabel independen penggunaan Fluks

Koefisien yang dihasilkan memberikan kontribusi negatif untuk X1 = -51,499, X2 = -1,9804, dan X3 = -55,857 terhadap variabel dependen (Y) atau penggunaan bijih timah. Hasil t statistic menunjukan bahwa untuk X1 = -3,2657, X2 = -0,1094 dan X3 = -0,4941, dimana t-statistik > t(0,05, 32) = ±2,0369 untuk X1 maka H0 ditolak atau koefisien tidak sama dengan 0. Untuk nilai X2 dan X3 t-statistik < t(0,05, 32) = ±2,0369 maka H0 diterima atau koefisien = 0

4.1.4. Dependen Variabel Penggunaan Terak Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Bahah-Bahan Untuk Pelebran.

Berdasarkan tabel 3.52. statistik untuk dependen variabel peleburan terak dapat dilihat bahwa R2: 0,087 dan Adjusted R2 = 0,001374 dengan SSE = 4,73 x 107, F statistic = 1,0161 dan F probability = 0,3984. Hasil hipotesa menunjukkan bahwa F statistic < F(0,05; 2; 33) atau 1,0161 < 2,88 sehinnga H0 = diterima, atau benar bahwa relasi antara dependen variabel dan independen variabel = 0, perbandingan antara R2 dan Adjusted R2 sangat jauh menandakan akurasi R2 dipertanyakan keakuratannya. Perbedaan R2 dan Adjusted R2 sangat jauh tersebut dijelaskan juga oleh nilai F statis < F statis hipotesa.

Uji Durbin-Watson memberikan gambaran bahwa DW = 0,747 hasil perhitungan berada dibawah batas kritis atau DW < 1,65 sehingga H0 = ditolak atau terjadi positive autocorrelation. Uji Ljong-Box = 53,8892 > dari x2(0,05,35) = 49,7655, maka H0 ditolak atau data tidak acak. Berdasarkan hasil uji diatas dapat dijelaskan bahwa nilai DW menunjukkan terjadi postif autocorrelation dan data bersifat acak menurut uji Ljung-Box.

Dari hasil perhitungan CB predictor dapat diketahui bahwa model matematik yang dihasillakan adalah :

Y = 1.110,1 + 12,107X1 + 0,3597X2 – 8,0226X3 ± ε………....(4.4)

Dimana Y = Variabel dependen peleburan Terak X1 = Variabel independen penggunaan BBM X2 = Variabel independen penggunaan Reduktor X3 = Variabel independen penggunaan Fluks

Koefisien yang dihasilkan memberikan kontribusi positif untuk X1 = 12,107 dan X2 = 0,3597, kontribusi negative untuk X3 = -8,0226 terhadap variabel dependen (Y) atau penggunaan bijih timah. Hasil t statistic menunjukan bahwa untuk X1 = 0,8666, X2 = -0,0314 dan X3 = -0,7653, dimana t-statistik <t(0,05, 32) = ± 2,0345 maka H0 diterima atau koefisien sama dengan 0.

4.1.5. Dependen Variabel Produksi Logam Timah Yang Berhubungan Dengan Produksi Tambang, Penggunaan Bijih Timah dan Al Scrap

Dari hasil perhitungan maka didapatkan hasil R2: 0,953 dan Adjusted R2 = 0,9491 dengan SSE = 1.499.457, F statistic = 218,69 dan F probability = 2,16 x 10-21. Hasil hipotesa menunjukkan bahwa F statistic > F(0,05; 2; 33) atau 218,9 >2,88 sehinnga H0 = ditolak, atau tidak benar bahwa relasi antara dependen variabel dan independen variabel = 0, perbandingan antara R2 dan Adjusted R2 sangat dekat yang menandakan akurasi R2sangat akurat. Adjusted R2 yang tinggi dijelaskan juga oleh F statistic yang tinggi.

Uji Durbin-Watson memberikan hasil DW = 2,097 hasil perhitungan berada 1,65 < DW < 2,35 sehingga H0 = diterima atau tidak terjadi autocorrelation. Uji Ljong-Box = 44,4343 < dari x2(0,05,35) = 49,7655, maka H0 ditrima atau data acak. Berdasarkan hasil uji diatas dapat dijelaskan bahwa nilai DW tidak menunjukkan autocorrelation dan data bersifat acak menurut uji Ljung-Box.

Dari hasil perhitungan CB predictor dapat diketahui bahwa model matematik yang dihasilkan adalah :

Y = 1.250,2 + 0,04624X1 + 0,41937X2 + 0,0706X3 ± ε………....(4.3)

Dimana Y = Variabel dependen produksi logam timah X1 = Variabel independen produksi tambang X2 = Variabel independen peleburan bijih X3 = Variabel independen penggunaan Al Scrap

Koefisien yang dihasilkan memberikan kontribusi positif untuk X1 = 0,04624, X2 = 0,41937 dan X3 = 0,0706 terhadap variabel dependen (Y) atau produksi logam timah. Hasil t statistic menunjukan bahwa untuk X1 = 2,3836, X2

= 19,726 dan X3 = 1,2649, dimana t-statistik > t(0,05, 32) = ± 2,0345 umtuk X1 dan X2 maka H0 ditolak atau koefisien tidak sama dengan , sedangkan untuk X3 t-statistik < t(0,05, 32) = ± 2,0345 maka H0 diterima artinya koefisien = 0.

Dalam dokumen BAB 3 ANALISA REGRESI DAN SIMULASI (Halaman 52-57)

Dokumen terkait