Pada bab in penulis mencoba memberikan analisa dan evaluasi terhadap perolehan aktiva tetap, metode penyusutan, penggantian aktiva tetap dan pengawasan aktiva tetap berdasarkan teori dan hasil penelitian.
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan berdasarkan uraian terlebih dahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva tetap pada Semarak Internasional Hotel Medan dalam menunjang kemajuan yang akan datang.
BAB II
SEMARAK INTERNASIONAL HOTEL MEDAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sahiba Coral Internasional didirikan dengan akte pendirian perseroan terbatas nomor 88 tertanggal 16 Maret 1988, sebagai status Penanaman Modal Asing (PMA) oleh pejabat Notaris M.Supranto S.SH yang berkantor di jalan Mangkubumi No. 15-16 medan.
Dari surat BKPMD (Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah) tingkat 1 Sumatera Utara No. 24/PP/PMDN-PMA/BKPMD/98 tertanggal 18 Maret 1998 diketahui bahwa PT. Sahiba Coral Internasional memiliki izin lokasi Nomor 460/10/LL/PKM/95 tertanggal 1 April 1995, Izin Bangunan Nomor 5308/343 SK/198/HK/1996 dan SK hak atas tanah Nomor 22,23 dan tertanggal 27 Maret 1995.
Perusahaan ini juga patuh terhadap peraturan yang ada yang maksudnya hampir sama dengan perusahaan-perusahaan lainnya dengan tidak menjalankan suatu usaha yang bertentangan dan melanggar ketertiban umum. Kegiatan usaha PT. Sahiba Coral Internasional adalah untuk menjalankan usaha jasa akomodasi perhotelan yang diberi nama Semarak Internasional Hotel, berkedudukan di jalan Sisingamangaraja No. 50 Medan.
Semarak Internasional Hotel Medan merupakan proyek yang pertama diimplementasikan IMT-GT (Indonesia, Malaysia, dan Thailand Growth Triangle) atau kerja sama pertumbuhan segitiga.
Segitiga pertumbuhan ini mencakup luas sekitar 23.000 Sg. Km, yang meliputi Kawasan Sumatera Utara Indonesia, empat provinsi bagian peninsula Malaysia Barat dan bagian Selatan Thailand.
Didirikan oleh Bank Pembangunan Asia dan didukung penuh oleh tiga pemerintah (Indonesia, Malaysia dan Thailand), dan badan-badan usaha milik pribadi maupun swasta, yang mana rencana pembangunan jangka panjangnya untuk kawasan ini diidentifikasikan merupakan kunci dalam kerjasama perekonomian dengan kebijakan khusus, program-program dan proyek-proyek yang akan membuka pertumbuhan yang berkualitas.
B. Stuktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah susunan dari setiap jabatan dan hubungan antara jabatan-jabatan dalam organisasi. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap pimpinan maupun bawahan yang ada di perusahaan akan mengetahui dengan jelas sampai dimana kegiatan yang harus dilaksanakan, batas-batas kekuasaan yang ada padanya, kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan siapa yang bertanggung jawab terhadapnya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya dengan baik banyak dibantu dengan adanya struktur organisasi yang baik.
Seorang pimpinan dapat bekerja dengan baik apabila pimpinan tersebut mengetahui jelas siapa saja yang sebenarnya dapat membantunya, siapa yang harus melapor dan bagaimana hubungan pimpinan tersebut dengan para bawahannya.
Hal ini sangat penting sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam mencapai tujuan. Harus disadari bahwa tercapainya tujuan tergantung pada adanya kerjasama yang baik antara pimpinan dan bawahan yang dipimpinya dalam organisasi itu.
Di dalam prakteknya kita mengenal ada empat macam tipe organisasi, yaitu: a. Organisasi Garis (Line Organization)
Organisasi garis disebut juga organisasi line karena wewenang dan tanggung jawabnya berada dalam satu garis yang merupakan ciri dari organisasi line. Adapun ciri-cirinya adalah :
- Tujuan organisasi masih sangat sederhana. - Jumlah karyawan sedikit.
- Hubungan pimpinan dengan karyawan bersifat langsung. - Tingkat spesialisasi kerja masih belum tinggi.
b. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)
Organisasi ini merupakan gabungan antara organisasi garis dengan staf. Adapun ciri-cirinya adalah :
- Organisasi besar dan kompleks. - Jumlah karyawan banyak. - Daerah kerjanya luas.
c. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Organisasi merupakan suatu sistem organisasi yang berdasarkan fungsi yang perlu dijalankan dan tidak terlalu mementingkan hirarki struktural. Setiap atasan berwenang memberikan komando kepada setiap bawahan sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tesebut.
d. Organisasi Tipe Panitia (Comitee Type Of Organization)
Organisasi adalah suatu sistem organisasi yang bersifat sementara yang efektivitasnya merupakan aksi bersama atau aksi kelompok. Ciri-ciri dari organisasi ini adalah:
- Tugas dan jangka waktu semua anggota sama. - Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif. - Hak dan tanggung jawab semua anggota sama.
Struktur organisasi perusahaan PT. Sahiba Coral International (Semarak Internasional Hotel Medan) yang berlaku saat ini adalah berbentuk garis dan staf yang merupakan individu atau kelompok (terdiri dari para ahli) dalam struktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi lini.
Karyawan staf atau staf departemen tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau departemen, atau dengan kata lain yaitu dimana setiap bagian dikepalai oleh kepala bagian dan dijelaskan batas-batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian tersebut.
Berikut ini akan dijelaskan tugas-tugas dan tanggung jawab setiap departemen yang ada di Semarak Internasional Hotel Medan, yang mempunyai delapan departemen yang terdiri dari:
1) Front Office Department
2) Accounting Department
3) Engineering and Maintenance Department
4) Food and Beverage Department 5)Housekeeping Department
6) Personal Department
7) Security Department
8) Marketing Department
Tanggung jawab masing-masing departemen sebagai berikut:
1.Front Office Department
Tugas umum dari front office department adalah sebagai berikut: - Memberikan keterangan kepada tamu.
- Melayani tamu dalam hal surat menyurat, keperluan telepon, telex dan mengenai kunci kamar.
- Ikut mempromosikan menjual fasilitas hotel lainnya.
2. Accounting Department
Bertugas memelihara semua catatan-catatan pembukuan dengan mengatur administrasi pembukuan dan keuangan dalam sistem pembukuan yang up to date dengan prinsip mencatat segala kegiatan yang menimbulkan bertambah atau
berkurangnya harta atau piutang dari hotel tersebut, misalnya laporan-laporan tambahan sehubungan dengan inventaris, mengenai kontrak sewa menyewa dan mencatat keuangan lainya.
3. Engineering and Maintenance Department
Bertugas untuk mempertanggung jawabkan atas mesin-mesin atau alat-alat yang ada di dalam hotel, misalnya: terhadap aliran listrik, jalannya air dan juga mengenai pemadam kebakaran. Disamping itu juga bertanggung jawab atas perawatan kamar dan lain-lain.
4. Food and Beverage Department
Bertugas memberikan pelayanan terhadap tamu-tamu yang akan mempergunakan fasilitas-fasilitas hotel, seperti bar restoran, coffee shop, dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap tamu yang akan makan dan minum dan tak lupa juga mengkoordinir karyawan yang bertugas melayani tamu sebaik mungkin.
5. Housekeeping Department
Bertugas untuk mempertanggung jawabkan terhadap fasilitas kamar tamu dan tempat-tempat hotel lainnya seperti lobby, restoran, dan lainnya. Dalam hal ini adalah kebersihannya, kerapiannya, pemeliharaannya, dan dilakukan pada saat tamu check in hingga tamu check out.
6. Personal Department
Bertugas mengawasi kejadian-kejadian setiap hari, misalnya mengawasi karyawan yang sedang bertugas baik di luar hotel maupun di dalam lingkungan hotel.
7. Scurity Department
Scurity Department berada dalam pengawasan personal. Bertugas melakukan
keamanan dan pengawasan dalam lingkungan hotel, misalnya pencurian terhadap barang-barang hotel dan milik penginapan atau milik tamu.
8. Marketing Department
Bertugas dalam mencari tamu dengan mempublikasikan fasilitas-fasilitas hotel yang ditawarkan melalui media massa baik itu cetak maupun elektronik, ataupun langsung ke lapangan.
Pendelegasian Wewenang dan Uraian Tugas
Pendelegasian wewenang merupakan proses pembagian kerja, pengelompokkan tugas seorang manajer sedemikian rupa sehingga akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian yang tidak dapat diserahkan kepada bawahannya, berhubungan posisinya dalam organisasi.
Dengan pendelegasian wewenang dan pembagian tugas pada Semarak Internasional Hotel Medan sebagai berikut:
1. General Manager
General Manager bertugas menentukan pola kerja sesuai dengan rencana kerja serta menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam pelaksanan semua tugas-tugas yang diberikan.
2. Resident Manager
Melaksanakan tugas operasional perusahaan dengan mempedomani ketentuan dan instruksi General Manager.
3. Personal Manager
Melaksanakan pembinaan dan pengurusan administrasi personel Semarak Internasional Hotel Medan sesuai instruksi serta petunjuk yang diberikan General
Manager.
4. Head Internal Control
Menerima petunjuk-petunjuk dari General Manager dan melaporkan hasilnya kepada General Manager.
5. Chief Deparment
Memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas di dalam departemen dimana ditugaskan.
6. Assistant Chief Department
Melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh pimpinan departemen baik tugas-tugas rutin maupun tugas- tugas khusus.
7. Supervisor
Seorang supervisor bertanggung jawab dalam suatu shiff, itu tentang pelaksanaan tugas dari bawahannya. Supervisor bertanggung jawab tentang pelaksanaannya tugas grupnya kepada pimpinan departemen.
C. Pengertian dan Jenis-Jenis Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan hak milik perusahaan dan dipergunakan terus menerus (dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) serta tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan (menghasilkan barang dan jasa). Aktiva tetap dapat diartikan sebagai harta dari perusahaan yang menyerap sebagian besar modal perusahaan dan menentukan bergeraknya operasi perusahaan.
Menurut Mulyadi (2002: 178):
“Aktiva Tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali”.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:PSAK No. 16):
“Aktiva Tetap adalah aktiva tetap berwujud diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan bermacam-macam jenisnya, tergantung dari jenis kegiatan dan luas operasi perusahaan tersebut. Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain:
1. Dari Sudut Umur
Penggolongan aktiva tetap dari sudut umur berguna untuk mengetahui apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak dari harga perolehannya, karena aktiva tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang umurnya tidak
terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas. Penggolongannya adalah sebagai berikut:
• Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian, dan peternakan.
• Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.
• Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.
2. Dari sudut yang disusutkan dan tidak disusutkan.
Penggolongan aktiva dari sudut ini biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva tetap yang tidak mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut :
a. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan dan sebagainya.
b. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti tanah.
3. Berdasarkan jenisnya
Oleh karena aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada tanah didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari tanah itu sendiri. b. Bangunan Gedung
Gedung adalah bangunan terdiri di atas bumi ini baik di atas tanah atau air seperti kantor, toko, gudang, dan lain-lain. Nilai bangunan dicatat sebesar harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan. Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu. c. Mesin
Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesin-mesin lainnya yang dipergunakan dalam proses produksi.
d. Kendaraan
Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aktiva tetap ini yaitu semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, traktor, forklift, mobil, motor, dan sebagainya.
e. Inventaris/ Peralatan
Peralatan merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris gudang dan lain-lain.
f. Perabot
Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.
g. Prasarana
Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan, riol, pagar, dan sebagainya sebagai aktiva tetap.
Semarak Internasional Hotel Medan mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam lima kategori, yaitu:
1. Tanah 2. Bangunan 3. Mesin
4. Kendaraan
5. Peralatan Kantor, dapat dibagi atas: a. Komputer
b. Peralatan kantor lainnya
Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia di atas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori aktiva tetap yang ada di Semarak Internasional Hotel Medan telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
D. Cara Perolehan dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap 1. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Suatu aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah dengan cara bagaimana suatu aktiva tetap tersebut diperoleh perusahaan sehingga menjadi miliknya
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva sampai tiba di tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang bersangkutan. Harga perolehan aktiva tetap adalah biaya-biaya untuk memperoleh aktiva tetap sampai siap untuk dipakai.
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
a. Pembelian tunai b. Pembelian kredit
c. Pembelian dengan surat berharga d. Aktiva tetap yang dihadiahkan e. Membangun sendiri
a. Pembelian Tunai
Pembelian suatu aktiva tetap secara tunai biasanya dilakukan apabila perusahaan memiliki dana yang cukup untuk memperolehnya. Dalam perkiraan, aktiva tetap tersebut dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian tersebut. Biaya-biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan adalah aktiva tetap itu sendiri ditambah dengan biaya-biaya terkait pembelian aktiva tetap tersebut seperti pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, bea nama balik, dan biaya pemasangan. Dengan begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga perolehannya.
Bila beberapa aktiva dibeli sekaligus dengan harga borongan, maka masing-masing nilai aktiva dibeli harus dipisahkan.
Aktiva tetap yang dibeli harus dicatat sebesar harga pembelian tersebut ditambah biaya-biaya reparasi atau perbaikan agar dapat dipakai. Nilai buku dari pihak yang dijual tidak perhatikan.
Jurnal dalam pencatatan pembelian tunai adalah: Aktiva Tetap xxx
Kas xxx
b. Pembelian Kredit
Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam aktiva tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangkan selisih antara nilai tunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga. Unsur bunga dan financing cost yang terdapat di dalamnya harus dikeluarkan dan diperlakukan sebagai biaya dalam periode dimana pembayaran itu terjadi. Oleh karena itu dicatat dalam perkiraan beban bunga. Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian kredit, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga.
Pembebanan bunga atas kredit dapat dilakukan dengan:
a. Secara flat, yaitu biaya bunga sama untuk setiap pembayaran angsuran per semester.
c. Pembelian dengan Surat Berharga
Aktiva tetap yang dibeli dengan saham atau obligasi harus dicatat sebesar harga saham maupun obligasi tersebut. Nilai tersebut dicatat seharga dengan nilai pari. Apabila harga pasar lebih besar dari harga pari, maka selisihnya dicatat sebagai premium (agio saham) dan apabila harga pasar lebih kecil dari harga pari maka selisihnya sebagai discount (disagio saham).
Jika harga pasar saham atau obligasi tidak diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Terkadang timbul keadaan dimana harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui. Untuk itu nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran dipakai sebagai dasar pencatatan harga aktiva tetap dan nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan.
Jurnal untuk pembelian dengan surat berharga, yaitu: Aktiva Tetap xxx
Discount xxx
Capital Stock xxx Premium xxx
d. Aktiva Tetap yang Dihadiahkan
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah, dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent dan dikredit modal donasi.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.7) berpendapat bahwa:
“Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun Modal Donasi”.
Aktiva tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tetap tersebut sudah diterima.
Jurnalnya adalah sebagai berikut: Aktiva Tetap xxx
Modal Donasi xxx e. Membangun Sendiri
Dalam memperoleh suatu aktiva tetap terkadang dilakukan dengan cara membangun sendiri. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik.
Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung merupakan biaya-biaya di luar biaya operasional perusahaan sehari-hari.
Menentukan jumlah overhead tidak langsung yang akan dialokasikan pada aktiva yang dikerjakan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu ada beberapa cara untuk menetapkan besar biaya overhead, yaitu:
1) Metode Incrumental Cost
Biaya overhead yang dibebankan adalah kenaikan (tambahan) biaya overhead akibat adanya pembangunan aktiva tersebut.
2) Metode proposional
Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenaikan overhead itu sendiri, melainkan juga biaya overhead secara rata baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.5) menyatakan:
“Biaya perolehan suatu aktiva tetap yang dikontruksikan sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh”.
Semarak Internasional Hotel Medan memperoleh aktiva tetap dengan dua cara yaitu:
a. Pembelian tunai
Semarak Internasional Hotel Medan pada umumnya memperoleh aktiva tetap dengan cara membeli secara tunai, dikarenakan adanya dana yang cukup untuk memperolehnya. Aktiva dalam bentuk siap pakai yang diperoleh melalui pembelian, dinilai berdasarkan harga perolehannya, yaitu harga beli ditambah semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka penetapan aktiva tersebut pada kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan dan dicatat berdasarkan laporan penerimaan
b. Membangun sendiri
Perolehan aktiva dan cara membangun sendiri dinilai berdasarkan harga perolehannya yakni harga yang bersumber dari pemindahan buku aktiva dalam pelaksanaan yaitu selama kontribusi berlangsung sampai selesai dan dicatat pada saat diperoleh laporan proyek selesai dan berita acara serah terima dari penanggung jawab pembangunan aktiva tetap tersebut.
2. Metode penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan aktiva tetap merupakan penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka kegiatan operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Faktor-faktor yang menyebabkan penyusutan diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan atau keausan ketika digunakan dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.
Dalam menentukan jumlah beban penyusutan tahunan yang tepat ada empat faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Harga Perolehan
Harga perolehan suatu aktiva meliputi semua pengeluaran yang berhubangan dengan perolehan dan persiapan penggunaan aktiva tersebut. Harga perolehan dikurangi dengan sisa, jika ada , adalah harga perolehan yang dapat disusutkan,
atau dasar penyusutan, yaitu jumlah harga perolehan aktiva yang akan dibebankan pada periode –periode mendatang.
2. Nilai Sisa atau Nilai Residu
Nilai sisa (residu) suatu aktiva adalah perkiraan harga penjualan aktiva pada saat aktiva tersebut dijual setelah dihentikan pemakaiannya. Nilai sisa tergantung pada kebijaksanaan penghentian aktiva dalam perusahaan serta keadaan pasar atau faktor-faktor lainnya.
3. Masa Manfaat
Aktiva operasi tidak lancar selain tanah memiliki masa manfaat yang terbatas sebagai akibat dari faktor fisik dan fungsional. Faktor fisik yang membatasi masa manfaat suatu aktiva.
4. Pola Penggunaan
Untuk mengaitkan harga perolehan aktiva dengan pendapatan, maka penyusutan periodik harus mencerminkan pola penggunaannya setepat mungkin. Jika aktiva tersebut menghasilkan pada pendapatan yang berbeda-beda, maka biaya
penyusutannya harus berbeda-beda pula sesuai dengan penggunaannya. Beberapa faktor yang menyebabkan suatu aktiva tetap berwujud dapat
memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu: a. Faktor Fisik
Aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umum
b. Faktor Fungsional
Faktor yang membatasi umur aktiva antara lain:
1. Ketidak mampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti.
2. Perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
3. Kemajuan teknologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak ekonomi.
Dari faktor-faktor diatas dapat dihitung beban penyusutan setiap tahun. Beban penyusutan ini merupakan suatu taksiran yang ketelitiannya sangat tergantung pada