• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA DAN ANALISA

4.1. Analisa dan Grafik

BAB IV

DATA DAN ANALISA

4.1.Analisa dan Grafik

4.1.1. Analisa dan grafik Skenario Pengujian 1 dan2.

B G N

AP1 5251,8 18044 37353,3

AP2 5135,4 18342,4 38032,9

Troughput (kbps)

Tabel 4. 1 Rata-rata Throughput Upload Keterangan :

1. Pada tabel 4.1 dilakukan pengujiandi area AP1 dengan menjalankan iperf di Server dan di Client selama 120 detik. Penulis mengkonfigurasi server iperf dan client iperf dengan TCP windows size default. Pengujian dilakukan dengan protocol yang berbeda yaitu 802.11 b, g, dan n. Pengujian ini masing-masing dilakukan sebanyak 10 kali di area dengan interferensi.

2. Pengujian dilakukan di area AP2 dengan menjalankan iperf di Server dan di Client selama 120 detik. Penulis mengkonfigurasi server iperf dan client iperf dengan TCP windows size default. Pengujian dilakukan dengan standar yang berbeda yaitu 802.11 b, g, dan n. Pengujian ini masing-masing dilakukan sebanyak 10 kali di area dengan interferensi.

47 Dari data tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa throughput antara AP1 dan AP2 setara. Hal ini dikarenakan AP yang digunakan merupakan AP dengan spesifikasi yang sama dan dilakukan pengujian dengan keadaan yang relatif sama. Pengujian tersebut merupakan pengujian upload dari client ke server.

Pada percobaan kali ini dapat diketahui bahwa AP yang menggunakan protocol 802.11 n memiliki throughput yang lebih tinggi dari yang lainnya, diikuti dengan standar g dan b. protocol 802.11 n memiliki throughput 37253,3 kbps pada AP1 dan 38032 kbps pada AP2.

Grafik 4.1 Throughput AP1 dan AP2 statis 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 B G N Troughput (kbps) AP1 AP2

48 4.1.2. Analisa dan Grafik Skenario percobaan 3

No Protokol Troughput (kbps) 1 B ke B 4125 2 G ke G 13604.9 3 N ke N 28123 4 G ke B 8531 5 N ke B 14446.2 6 N ke G 20306.6 7B ke G 8286.2 8B ke N 15142 9G ke N 18503

Tabel 4.2 Throughput roaming antar standar

Grafik 4.2 Throughput Roaming antar Standar

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa roaming throughput menurun disebabkan oleh sinyal yang menurun akibat client berpindah tempat dari AP1 ke AP2 dan sebaliknya. Dengan adanya jarak yang lebih panjang antara client dengan AP maka throughput akan menurun karena sinyal AP juga melemah. Namun saat terjadi handover, throughput akan segera naik seiring dengan

4125 13604.9 28123 8531 14446.2 20306.6 8286.2 15142 18503 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 B ke B G ke G N ke N G ke B N ke B N ke G B ke G B ke N G ke N

Throughput (kbps)

49 mendekatnya client ke AP yang lainnya. Sedangkan pengujian throughput pada AP1 dan AP2 dilakukan dekat dengan AP sehingga tidak ada faktor jarak.

Pada percobaan kali ini dapat diketahi bahwa saat roaming dan client berada dekat dengan AP, throughput relatif besar. Namun saat menjauh dari AP maka throughput menurun. Throughput akan kembali naik setelah terjadi handover dan saat client mulai mendekat ke AP yang lainnya. Tepat setelah handover, throughput tidak serta merta stabil, namun terjadi lonjakan yang kemudian berangsur stabil. Penjelasan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1 Throughput Roaming

Pada gambar 4.1 .menunjukkan bahwa pada awal nya throughput tinggi karena berada dekat dengan salah satu AP, namun throughput menurun karena client berpindah tempat menuju roaming area. Kemudian saat terjadi handover dengan ditandai turunnya throughput secara drastis, namun throughput kembali naik tetapi belum stabil. Kemudian throughput berangsur naik dan stabil ketika client mendekati AP. Penulis menandai gambar

50 4.menggunakan persegi panjang warna merah dengan maksud menunjukan pada kondisi tersebut terjadinya handover.

AP yang protocol berbeda memiliki pola yang berbeda dalam menunjukkan throughput roaming. Namun pada dasarnya proses roaming yang dialami setiap standar adalah sama. Saat mobile device berada dekat pada AP throughput tinggi dan stabil. Kemudian throughput akan mengalami penurunan seiring menjauhi AP. Throughput akan kembali naik saat berada dekat dengan AP yang berseberangan. Berbeda dengan yang menggunankan AP dengan standar sama. Pada AP dengan protocol yang sama throughput akan kembali seperti semula saat terjadi roaming. Namun terjadi perbedaan saat kedua AP menggunakan AP yang berbeda. Throughput akan mengikuti throughput protocol AP yang baru.

Gambar 4.2 Roaming dari AP standar g ke b

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa throughput mengalami perbedaan saat berada pada AP1 dan AP2. Perbedaan throughput ini disebabkan standar AP1 dan AP2 berbeda. AP1 memiliki throughput yang lebih tinggi karena menggunakan standar 802.11 g sedangkan pada AP2 memiliki throughput yang lebih rendah karena menggunakan standar 802.11 b. Pada awalnya throughput tinggi karena terhubung dengan AP1 yang menggunakan standar

51 802.11 g. Kemudian mobile device berpindah menjauhi AP1 menuju AP2. Pada saat itu throughput menurun dan memasuki area roaming. Di saat sinyal AP1 melemah dan sinyal AP2 menguat, mobile device akan berpindah AP. Pada saat itu terjadi penurunan throughput yang signifikan. Setelah terjadi perpindahan koneksi ke AP2, throughput berangsur naik. Namun naiknya throughput pada AP2 tidak seperti pada AP1 karena kedua AP memliki standar yang berbeda. Throughput akan mengikuti standar 802.11b pada AP2 dimana memiliki throughput sekitar 5,67 mbps. Bandingkan dengan AP1 yang memiliki throughput sekitar 18 mbps. Pada gambar 4 membuktikan bahwa mobile device akan senantiasa mengikuti throughput AP yang terhubung dengannya.

Gambar 4.3 Roaming dari AP standar n ke b

Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa throughput mengalami perbedaan saat berada pada AP1 dan AP2. Perbedaan throughput ini disebabkan standar AP1 dan AP2 berbeda. AP1 memiliki throughput yang lebih tinggi karena menggunakan standar 802.11 n sedangkan pada AP2 memiliki throughput yang lebih rendah karena menggunakan standar 802.11 b.Pada awalnya throughput tinggi karena terhubung dengan AP1 yang menggunakan standar 802.11 g. Kemudian mobile device berpindah menjauhi AP1 menuju AP2.

52 Pada saat itu throughput menurun dan memasuki area roaming. Di saat sinyal AP1 melemah dan sinyal AP2 menguat, mobile device akan berpindah AP. Pada saat itu terjadi penurunan throughput yang signifikan. Setelah terjadi perpindahan koneksi ke AP2, throughput berangsur naik. Namun naiknya throughput pada AP2 tidak seperti pada AP1 karena kedua AP memliki standar yang berbeda. Throughput akan mengikuti standar 802.11b pada AP2 dimana memiliki throughput sekitar 5,67 mbps. Bandingkan dengan AP1 yang memiliki throughput sekitar 39 mbps.

Gambar 4.4 Roaming dari AP standar n ke g

Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa throughput mengalami perbedaan saat berada pada AP1 dan AP2. Perbedaan throughput ini disebabkan standar AP1 dan AP2 berbeda. AP1 memiliki throughput yang lebih tinggi karena menggunakan standar 802.11 n sedangkan pada AP2 memiliki throughput yang lebih rendah karena menggunakan standar 802.11 g. Pada awalnya throughput tinggi karena terhubung dengan AP1 yang menggunakan standar 802.11 n. Kemudian mobile device berpindah menjauhi AP1 menuju AP2. Pada saat itu throughput menurun dan memasuki area roaming. Di saat sinyal AP1 melemah dan sinyal AP2 menguat, mobile device akan berpindah AP. Pada saat itu terjadi penurunan throughput yang signifikan. Setelah terjadi

53 perpindahan koneksi ke AP2, throughput berangsur naik. Namun naiknya throughput pada AP2 tidak seperti pada AP1 karena kedua AP memliki standar yang berbeda. Throughput akan mengikuti standar 802.11g pada AP2 dimana memiliki throughput sekitar 19 mbps. Bandingkan dengan AP1 yang memiliki throughput sekitar 39 mbps.

Gambar 4.5 Roaming dari AP standar b ke g

Pada gambar 4.5 dapat dilihat bahwa throughput mengalami perbedaan saat berada pada AP1 dan AP2. Perbedaan throughput ini disebabkan standar AP1 dan AP2 berbeda. AP1 memiliki throughput yang lebih rendah karena menggunakan standar 802.11 b sedangkan pada AP2 memiliki throughput yang lebih rendah karena menggunakan standar 802.11 g. Pada awalnya throughput tinggi karena terhubung dengan AP1 yang menggunakan standar 802.11 b. Kemudian mobile device berpindah menjauhi AP1 menuju AP2. Pada saat itu throughput menurun dan memasuki area roaming. Di saat sinyal AP1 melemah dan sinyal AP2 menguat, mobile device akan berpindah AP. Pada saat itu terjadi penurunan throughput yang signifikan. Setelah terjadi perpindahan koneksi ke AP2, throughput berangsur naik.Namun naiknya throughput pada AP2 tidak seperti pada AP1 karena kedua AP memliki standar yang berbeda. Throughput akan mengikuti standar

54 802.11g pada AP2 dimana memiliki throughput sekitar 19 mbps. Bandingkan dengan AP1 yang memiliki throughput sekitar 5 mbps.

Gambar 4.6 Roaming dari AP standar b ke n

Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa throughput mengalami perbedaan saat berada pada AP1 dan AP2. Perbedaan throughput ini disebabkan standar AP1 dan AP2 berbeda. AP1 memiliki throughput yang lebih rendah karena menggunakan standar 802.11 b sedangkan pada AP2 memiliki throughput yang lebih rendah karena menggunakan standar 802.11 n. Pada awalnya throughput tinggi karena terhubung dengan AP1 yang menggunakan standar 802.11 b. Kemudian mobile device berpindah menjauhi AP1 menuju AP2. Pada saat itu throughput menurun dan memasuki area roaming. Di saat sinyal AP1 melemah dan sinyal AP2 menguat, mobile device akan berpindah AP. Pada saat itu terjadi penurunan throughput yang signifikan. Setelah terjadi perpindahan koneksi ke AP2, throughput berangsur naik.Namun naiknya throughput pada AP2 tidak seperti pada AP1 karena kedua AP memliki standar yang berbeda. Throughput akan mengikuti standar 802.11n pada AP2 dimana memiliki throughput sekitar 40 mbps. Bandingkan dengan AP1 yang memiliki throughput sekitar 5 mbps.

55 Gambar 4.7 Roaming dari AP standar g ke n

Pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa throughput mengalami perbedaan saat berada pada AP1 dan AP2. Perbedaan throughput ini disebabkan standar AP1 dan AP2 berbeda. AP1 memiliki throughput yang lebih rendah karena menggunakan standar 802.11 g sedangkan pada AP2 memiliki throughput yang lebih rendah karena menggunakan standar 802.11 n. Pada awalnya throughput tinggi karena terhubung dengan AP1 yang menggunakan standar 802.11 b. Kemudian mobile device berpindah menjauhi AP1 menuju AP2. Pada saat itu throughput menurun dan memasuki area roaming. Di saat sinyal AP1 melemah dan sinyal AP2 menguat, mobile device akan berpindah AP. Pada saat itu terjadi penurunan throughput yang signifikan. Setelah terjadi perpindahan koneksi ke AP2, throughput berangsur naik.Namun naiknya throughput pada AP2 tidak seperti pada AP1 karena kedua AP memliki standar yang berbeda. Throughput akan mengikuti standar 802.11n pada AP2 dimana memiliki throughput sekitar 40 mbps.

Pada percobaan di atas dapat dilihat bahwa throughput saat mobile device melakukan roaming mengalami penurunan dibandingkan saat mobile device dalam keadaan statis di dekat AP1 maupun AP2.

56

Standar Throughput (kbps) Rata-rata AP1

dan 2 (kbps) Penurunan throughput saat roaming(%) B ke B 4125 5193.6 20.58 G ke G 13604.9 18193.2 25.22 N ke N 28123 37693.1 25.39 G ke B 8531 11589.7 26.39 N ke B 14446.2 21244.35 32.00 N ke G 20306.6 27847.85 27.08 B ke G 8286.2 11797.1 29.76 B ke N 15142 21642.35 30.04 G ke N 18503 28038.45 34.01 Rata 27.83

Tabel 4.3 Perbandingan throughput statis dan roaming

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa throughput turun saat terjadi roaming. Penurunan rata-rata terjadi di kisaran 27.83%. Penurunan setiap standar memiliki angka yang relatif sama. Penurunan terkecil terdapat pada saat roaming dari 802.11 b ke 802.11 yaitu 20.58%. Sedangkan penurunan terbesar berada saat terjadi roaming dari 802.11g ke 802.11n.

Grafik 4.3 Perbandingan Throughput Statis dan Roaming

4125 13604.9 28123 8531 14446.2 20306.6 8286.2 15142 18503 5193.6 18193.2 37693.1 11589.7 21244.35 27847.85 11797.1 21642.35 28038.45 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 B ke B G ke G N ke N G ke B N ke B N ke G B ke G B ke N G ke N

Perbandingan Throughput Statis dan Roaming

57 Pada grafik 4.3 dapat dilihat bahwa perbedaan throughput statis dan roaming setara antar standar. Seperti pada tabel 4.3 bahwa penurunan yang terjadi sekitar 27%.

Dari analisa skenario pengujian throughput di atas, dapat dilihat bahwa throughput menurun saat mobile device melakukan roaming. Hal ini dikarenakan congestion control pada TCP bekarja saat mobile device melakukan roaming. Namun dari topologi yang dipakai dalam pengujian throughput,mobile device yang digunakan hanya berjumlah 1 (satu) buah. Hal ini tidak menyebabkan terjadinya congestion(tabrakan) karena tidak ada client lain yang ikut terhubung dalam AP1 maupun AP2. Congestion control dalam percobaan ini dapat aktif karena pada saat mobile device melakukan roaming menjauhi AP yang terhubung akan terjadi penurunan sinyal. Hal ini menyebabkan kemampuan komunikasi antara AP dengan mobile device berkurang. Akibatnya jika AP terus mengirim data dengan rate yang tinggi maka jaringan tidak kuat, sehingga akan terdapat banyak paket yang didrop. Untuk mengatasi hal tersebut TCP mengaktifkan congestion control untuk mengendalikan throughput dengan menurunkan throughput sehingga jaringan tidak terbebani dengan banyaknya paket yang didrop.Congestion control dapat terjadi ketika :

-) Adanya time out, ini adalah alasan yang kuat terjadinya congestion. Kemungkinan segment di drop pada jaringan tersebut, dan tidak ada berita tentangsegmen yang dikirim

58 -)If three ACKs are received, adalah kemungkinan yang rendah. Segmen mungkin telah drop, tetapi beberapa segment telah tiba. Hal ini disebut dengan fast transmission and fast recovery.

Dokumen terkait