• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reuse frekuensi

PENGUKURAN DAN ANALISA

4.3 Analisa Interferensi

Pengambilan data interferensi dilakukan dengan metode drive test, menggunakan command dedicated mode yaitu menelepon secara terus-menerus / tidak terputus. Dibawah ini adalah data interferensi yang diambil menggunakan

software TEMS Investigation.

Pada gambar diatas dapat dilihat kualitas sinyal mulai menurun setelah sinyal mulai menjauh dari BTS Combat Stop Pwk menuju utara, hal ini dikarenakan adanya interferensi antara BTS Cimumput dengan BTS Pasir Tamiang.

Untuk menganalisa terjadinya interferensi pada area ini maka kami akan mengambil parameter-parameter yang kira kira berkaitan dengan hal tersebut yaitu :

• Kualitas Sinyal (Rxquality)

Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan TEMS Investigation, kualitas sinyal yang dihasilkan dari BTS Cimumput MG1 ketika terjadinya interferensi yaitu 7. Skala ini merupakan yang paling besar dari skala 0-7. Kualitas sinyal dari BTS Cimumput MG1 yaitu 7 jika dilihat dari parameter BTS tersebut sinyal kualitas

thresholdnya yaitu 5. Semakin kecil nilai skalanya maka akan semakin bagus

kualitas sinyalnya yang menyebabkan BER nya akan semakin bagus begitu juga dengan kebalikannya.

Gambar 4.9 legend dari RxQual

Tabel dibawah ini adalah data kualitas sinyal yang berkaitan dengan Bit Error Rate (BER)

Qua 0 = less than 0.2% (BER) Qua 1 = 0.2% to 0.4% (BER) Qua 2 = 0.4% to 0.8% (BER) Qua 3 = 0.8% to 1.6% (BER) Qua 4 = 1.6% to 3.2% (BER) Qua 5 = 3.2% to 6.4% (BER) Qua 6 = 6.4% to 12.8% (BER) Qua 7 = greater than 12.8% (BER)

Rumus untuk menghitung Bit Error rate (DL) :

sum(a.freq_dl_qual0 + ... + a.freq_dl_qualX) Cumulative % of downlink call samples= 100 * --- %

sum(a. freq_dl_qual0 + ..a.freq_dl_qual7)

Jika dilihat dari parameter BTS tersebut, signal quality threshold pada umumnya yaitu 5. Jadi sangat memungkinkan faktor kualitas sinyal yang menjadi masalahnya.

Gambar 4.10 Signal quality threshold

Dari asumsi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang menyebabkan terjadinya adjacent interferensi yaitu pada parameter RxQual. Interferensi disini juga karena tidak adanya frekuensi hopping pada BTS Cimumput MG1. Untuk mengetahui tidak atau adanya frekuensi hopping pada BTS Cimumput MG1 dapat dilihat dari hasil pengukuran dibawah ini.

Gambar 4.12 Serving Map

Ketika TRX yang sedang digunakan tidak memiliki frekuensi hopping maka akan menyebabkan rendahnya kulitas sinyal hal ini tidak akan terjadi jika BTS Cimumput MG1 memiliki frekuensi hopping disetiap timeslot nya. Jadi ketika terjadi

handover dari BTS Combat Stop PWK MG1 ke BTS Cimumput MG1, maka BTS

Cimumput MG1 akan memilih timeslot dengan frekuensi hopping yang berbeda dengan frekuensi 2 BTS lain disekitarnya. Penggunaan frekuensi hopping dilakukan secara continue selama kita melakukan panggilan dan pemilihan frekuensi hopping dilakukan secara acak supaya tidak terjadi interfrensi. Ketika TRX-TRX itu belum memiliki frekuensi hopping maka dalam kasus ini akan terjadi menyebabkan interferensi.

• Speech Quality Index / SQI (Indeks kualitas suara)

Selanjutnya kita akan melihat dari Speech Quality Index / SQI (Indeks kualitas suara) yang ada. Dari data yang diambil dilapangan pada saat terjadinya interferensi, Indeks kualitas suara dari BTS Cimumput MG1 yaitu 6 jika dilihat dari parameter BTS tersebut sinyal level threshold-nya yaitu 0. kualitas suara akan semakin bagus jika nilainya mendekati 30 .

Gambar 4.13 Radio Parameter dari BTS Cimumput

Sehingga dapat juga dipastikan interferensi terjadi karena lemahnya Indeks Kualitas Suara ( SQI). Hal ini berhubungan dengan Kualitas sinyal (Rxquality), jika semakin jelek Kualitas sinyal (Rxquality)maka akan mengakibatkan lemahnya Indeks Kualitas Suara ( SQI).

• Level Sinyal (Rxlevel)

Yang selanjutnya kita akan melihat dari level sinyal yang ada. Dari data yang diambil dilapangan sebelum terjadinya interferensi, level sinyal dari BTS Cimumput MG1 yaitu -86 dBm jika dilihat dari parameter BTS tersebut sinyal level

thresholdnya yaitu -100 dBm. Level sinyal akan semakin bagus jika nilainya

mendekati nol.

Dari perhitungan berikut dapat diketahui daya dari RxLevel tersebut, yaitu :

1mW P = -86 dBm 10 Log 10 86 mW Log P = -8,6 mW P = 10 -9 mW P = 2,5 x 10

Gambar 4.15 Radio Parameter dari BTS Cimumput

Gambar 4.16 legend dari Rx Level

Dengan sinyal level -86 dBm masih dapat dikatakan baik karena di daerah tol cipularang trafiknya tidak padat. Sehingga tidak dapat dipastikan interferensi terjadi karena lemahnya level sinyal.

• Hardware Problem

Hardware problem biasanya terjadi dalam instalasi peralatan, sebagai contoh MS disconnect ketika pengambilan data sedang berlangsung yang menyebabkan data

yang diambil putus secara tiba tiba (sudden drop). Jika dilihat dari proses pengambilan data, interferensi tidak terjadi dikarenakan hardware problem hal itu dapat diperhatikan dari proses terjadinya interferensi melalui TEMS Investigation pada bagian line chart.

Gambar 4.17 Proses terjadinya interferensi

Dari line chart dapat kita lihat adanya penurunan kualitas suara (SQI) sebelum terjadinya interferensi, tapi interferensi yang dikarenakan hardware problem tidak terjadi penurunan kualitas suara.

• Jarak Antara MS dan BTS

Jarak antara MS dan BTS ketika interferensi terjadi sekitar 4000 m dengan BTS Cimumput, dengan jarak seperti ini memungkinkan untuk tidak terjadinya interferensi sebab BTS Cimumput menggunakan band 900 ketika serving yang cakupannya lebih luas dibandingkan band 1800, Sehingga belum dapat dipastikan interferensi terjadi karena jauhnya jarak antara BTS tersebut dengan MS. Sebenarnya BTS Combat Stop PWK yang lebih dekat dengan MS, tapi karena blocking lokal yang berupa perbukitan sehingga BTS Cimumput yang dapat serving.

Gambar 4.18 Radio Parameter dari BTS Cimumput 1 TA = 500 M

Pemecahan Masalah

Dari permasalahan diatas maka dapat direkomendasikan yaitu :

Ganti Channel frekuensi BTS Cimumput MG1 dengan frekuensi yang tidak

berdekatan dengan channel frekuensi BTS Combat Stop PWK MG1 (55), BTS Pasir Tamiang MG1 (68) serta BTS Nagrek Kaler MG3 (56). Channel frekuensi yang direkomendasikan adalah channel diatas RFCN 69 sampai di bawah 87. Perubahan ini dilakukan oleh engineer yang menangani masalah tersebut .

Perubahan arah sektoral dari antena BTS (azimut) dan atau Tilting antena • Ganti TRP BTS Cimumput MG1 dari TRP=2 ke TRP=1, TRP ini artinya

TRX yang diutamakan dalam alokasi traffic channel. Disini kita akan mengubah parameter default dari BTS Cimumput MG1 melalui software

Gambar 4.19 Data frekuensi hopping

Daerah di sekitar BTS Combat Stop PWK MG1 memiliki trafik yang sangat padat, sering sekali terjadinya interferensi dari BTS Cimumput MG1 dan dari BTS Pasir Tamiang MG1 atau blocking karena disebabkan oleh perbukitan. Dengan melihat hal tersebut maka disarankan untuk mendirikan BTS baru didekat tempat terjadinya interferensi atau blocking tersebut.

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari semua yang diuraikan mengenai analisis interferensi yang terjadi di BTS Cimumput MG1, maka dapat disimpulkan bahwa :

• Rendahnya kualitas sinyal RxQual mengakibatkan Adjacent Interference. • Sebagai salah satu solusinya yaitu dengan mengganti channel frekuensi

BCCH BTS Cimumput MG1 dengan frekuensi yang tidak berdekatan dengan BTS sekitarnya.

• Penyebab lainnya yaitu tidak adanya frekuensi hopping pada TRX yang terdapat pada BTS Cimumput MG1.

• Dengan solusinya yaitu menambahkan frekuensi hopping pada kanal trafik BTS Cimumput MG1yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas channel. • Jika tidak memungkinkan untuk penambahan frekuensi hopping, maka

memprioritaskan TRX yang memiliki frekuensi hopping untuk menggambil alih panggilan.

• Wilayah Tol Cipularang KM 79 memiliki daerah perbukitan maka dapat terjadinya blocking lokal. Oleh sebab itu, sebagai solusi terakhir penulis menyarankan untuk pembuatan BTS baru.

Dokumen terkait