• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KASUS:

Dalam dokumen psichology sejarah hypnosis (Halaman 34-38)

Contoh kasus penipuan yang diklaim sebagai hipnotis

ANALISA KASUS:

Selain 3 contoh kasus di atas, ada masih ada ribuan berita kejahatan hipnotis yang sebenarnya hanyalah penipuan. Saya yakin, tertipunya korban-korban itu bukan karena pengaruh hipnotis dari pelaku kejahatan. Pelaku kejahatan mungkin memang punya kemampuan bersandiwara serta pandai berbicara dan membujuk orang lain, tapi hanya sebatas kemampuan komunikasi persuasif belaka, tidak ada unsur hipnotis di dalamnya.

Kadang pelaku penipuan juga sengaja membingungkan korban dengan berbagai cara, misalnya menepuk bahu korban, menanyakan sesuatu yang tidak diketahui jawabannya oleh korban, dan memberikan kejutan yang tidak disangka-sangka misalnya hadiah undian yang sangat besar. Seorang yang bingung dan panik secara alamiah menjadi kurang rasional dalam membuat keputusan. Namun perlu digarisbawahi bahwa kebingungan dan kepanikan tidak termasuk fenomena hypnosis.

Sebenarnya, korban tertipu karena ketamakan dan kebodohannya sendiri. Coba anda perhatikan berbagai kasus "kejahatan hipnotis". Para penipu memanfaatkan ketamakan dan kebodohan korban. Penipu biasanya menawarkan pertukaran antara uang atau benda berharga korban dengan sesuatu yang lebih besar nilainya. Dan pelaku penipuan pun selalu memilih korban yang terlihat lugu dan mudah ditipu. Maka saran saya agar Anda tidak mudah tertipu, jadilah pintar, jangan serakah (menginginkan sesuatu yang besar dalam waktu cepat atau dengan cara yang mudah) dan jangan gampang percaya pada orang yang baru Anda kenal.

Anda boleh saja mengkoleksi 1001 jimat yang Anda percayai bisa menangkal hipnotis. Namun selama Anda masih mempertahankan kebodohan (tidak belajar untuk menjadi kritis) dan masih memelihara sifat serakah, maka Anda tetap menjadi calon korban yang mudah diperdaya dengan iming-iming uang besar. Saya yakin bahwa para pelaku penipuan tersebut sebenarnya tidak punya kekuatan mistik yang bisa mempengaruhi pikiran orang lain secara gaib. Kemampuan para pelaku penipuan tersebut tidak jauh berbeda dengan para "salesman nakal" yang dengan kepandaian bicara dan rayuannya membuat Anda membeli produk yang sebenarnya tidak Anda butuhkan.

Contoh Kasus Pembiusan Yang Diberitakan Sebagai Hipnotis

# Kasus Pembiusan 1

Pria Pengendara Motor Dihipnotis

Sumber: www.indosiar.com

indosiar.com, Jakarta - Seorang pengendara sepeda motor Rabu (09/07/08) malam, terkapar tak sadarkan diri setelah ditawari teh kotak oleh pria tak dikenal di Jalan Batusari, Jakarta Barat. Sementara motor miliknya hilang, kemungkinan pria ini menjadi korban pelaku hipnotis.

Korban bernama Yeri ini baru pulang mengendarai motor dari rumah temannya di wilayah Jakarta Barat. Tiba-tiba ia dihentikan seorang yang menawarkan teh kotak, Sialnya Yeri warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini langsung menegaknya dan Yeri akhirnya terkulai tak sadarkan diri. Seorang pengamen yang kebetulan lewat dikawasan Slipi langsung membawa korban ke Rumah Sakit Pelni untuk mendapat perawatan.

Petugas Polsek Palmerah yang dihubungi segera melakukan penyidikan. Akibat kejadian ini motor milik Yeri hilang diduga dibawa kabur pria yang memberinya minuman teh kotak tersebut. (Tim Liputan/Sup)

# Kasus Pembiusan 2

Uang dan Perhiasan Raib, Pasien Rumah Sakit Dihipnotis

Sumber: www.indosiar.com

indosiar.com, Situbondo - Aksi kejahatan dengan cara hipnotis tidak hanya terjadi di pusat keramaian saja. Di Situbondo, Jawa Timur seorang pasien tengah dirawat pun menjadi sasaran penjahat dengan modus hipnotis. Uang dan perhiasan korban berhasil dibawa kabur seorang wanita yang menghipnotisnya.

Suhariyanto alias Toto, pasien Rumah Sakit Elizabeth asal warga Asem Bagus Situbondo ini menjadi korban kejahatan hipnotis yang dilakukan seorang perempuan tak dikenalinya. Pelaku berhasil membuat korban tak berdaya setelah diajak bicara dan diberi air untuk penyembuhan penyakit.

Namun begitu korban tak sadar uang dan perhiasan bernilai jutaan rupiah milik korban dibawa kabur perempuan itu. Dewi Astuti istri korban mengatakan, pelaku datang dengan berpura - pura bertanya - tanya soal penyakit hingga membuat suaminya tidak sadar.

Aparat Polsek Situbondo yang menangani kasus hipnotis ini kini tengah memintai keterangan sejumlah saksi kasus kejahatan yang menimpa pasien di rumah sakit tersebut. Kini masih ditangani intensif aparat kepolisian Polres Situbondo.(Tim Liputan/Dv).

ANALISA KASUS:

Saya yakin Anda tidak membutuhkan banyak penjelasan mengenai kasus-kasus yang sudah jelas merupakan kasus pembiusan dengan obat tidur atau ramuan tertentu, tapi masih saja diberitakan sebagai kasus hipnotis. Sekarang, Anda sudah bisa membedakan apa itu hipnotis dan apa itu pembiusan, bukan?

Kalau kejahatan-kejahatan yang diberitakan tersebut bukanlah hypnosis, mengapa banyak orang yang mengatakan itu adalah praktek kejahatan hipnotis? - Nah, itulah yang ingin saya kritisi. Uraian di bawah ini akan membantu Anda memahami apa yang sesungguhnya terjadi.

Mengapa korban melaporkan dirinya telah dihipnotis, padahal kenyataannya dia ditipu?

Tidak ada satupun manusia normal yang mau dikatakan bodoh. Begitu juga para korban penipuan. Mereka memilih mengakui bahwa dirinya telah menjadi korban hipnotis daripada mengakui sebagai korban penipuan. Karena jika mengaku dirinya telah ditipu, secara tidak langsung dia menunjukkan kelemahannya atau kebodohannya kepada orang lain.

Dalam banyak kasus yang saya amati, pengakuan korban bahwa dirinya dihipnotis adalah bentuk penghindaran karena tidak mau dikatakan bodoh oleh orang lain (polisi, wartawan, keluarga atau masyarakat yang lebih luas). Dan dalam beberapa kasus lainnya, korban merasa benar-benar dihipnotis karena korban tidak menyadari kebodohannya.

Misalnya yang sering terjadi, yaitu kasus penipuan dengan modus menjual jam bermerek atau emas batangan dengan harga murah dan kasus penukaran uang dolar palsu yang katanya nilanya puluhan juta tapi boleh ditukar hanya dengan beberapa juta saja. Bagi korban yang tertipu menukarkan uangnya dengan uang palsu atau membeli barang palsu, akan sangat memalukan jika korban mengakui dirinya telah tertipu karena tidak bisa membedakan uang dan emas yang asli atau palsu. Akhirnya, agar tidak dianggap "kurang cerdas" oleh orang lain, dia mengaku telah dihipnotis atau dipengaruhi pikiran nya. Dengan mengkambinghitamkan "hipnotis", dia berharap kebodohannya bisa tertutupi.

Memang benar, sebuah kejahatan apapun bentuknya adalah kesalahan. Kita dibenarkan untuk menyalahkan pelaku penipuan atas hilangnya harta benda kita. Namun kita juga harus berani mengakui, bahwa penipuan itu terjadi juga karena kita sendiri kurang waspada, tidak mengerti, atau terlalu serakah menginginkan harta yang besar dalam waktu cepat dan mudah. Keserakahan selalu membuat orang tidak rasional. Dan cara termudah untuk membujuk orang serakah adalah dengan menjanjikannya keuntungan yang sangat besar.

Mengapa wartawan atau penulis berita masih mengatakan penipuan dan perampasan itu sebagai "kejahatan hipnotis" padahal mereka adalah kalangan terpelajar yang seharusnya selalu

mengungkap fakta?

Penulis berita menggunakan istilah hipnotis secara kurang tepat mungkin karena salah satu dari tiga sebab di bawah ini:

1. Tidak tahu hipnotis yang sebenarnya.

2. Menulis saja apa kata korban atau mengikuti penyataan korban yang mengaku bahwa dirinya menjadi korban hipnotis.

3. Sebagian penulis berita mungkin sudah bisa membedakan hipnotis dengan penipuan dan perampasan, tapi dia menggunakan istilah "hipnotis" dalam judul beritanya agar terdengar dan terlihat lebih menarik. Coba bandingkan, dua judul ini: Wanita Cantik Tertipu 200 Juta, bandingkan denganWanita Cantik Menjadi Korban Hipnotis, 200 Juta Melayang. Lebih menarik yang ada kata hipnotisnya kan?

Betapa indahnya apabila rekan-rekan penulis berita bisa memahami apa itu hipnotis yang sebenarnya agar dapat menggunakan kata "hipnotis" pada tempatnya. Mari kita beri masyarakat kita informasi yang bermutu, membangun dan benar.

Pemahaman terhadap hipnotis secara benar sangat penting agar masyarakat kita bisa menerima hypnosis dan mendapatkan manfaat yang sangat-sangat besar dari aplikasi hypnosis dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

Mengapa masyarakat menghubungkan hipnotis dengan kejahatan?

Persepsi masyarakat dipengaruhi oleh informasi yang diterimanya. Masyarakat awam umumnya mempercayai berita dari Koran, televisi dan internet. Apalagi media yang mengeluarkan berita itu adalah media masa yang terpercaya dan terkenal. Masyarakat awam kemudian ikut-ikutan menganggap bahwa hipnotis adalah kejahatan atau ilmu hitam seperti apa kata berita, tanpa menelusuri kebenarannya.

Jadi seolah-olah ada lingkaran setan antara Korban Penipuan, Pemberitaan, dan Persepsi Masyarakat, sehingga terciptalah kesan menakutkan jika kita mendengar kata "hipnotis". Adalah tugas kita untuk mengungkap fakta dibalik kesalahpahaman. Semoga e-book ini bisa - sedikit banyak – mencerahkan pemahaman kita tentang hypnosis.

BAB 9

Dalam dokumen psichology sejarah hypnosis (Halaman 34-38)

Dokumen terkait