• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Klasifikasi Zona Wisata Kawasan Wisata Pesisir Teluk Kendari Dalam menentukan klasifikasi zona wisata pada kawasan wisata pesisir Teluk

Wisata Pendukung Tidak Langsung

2. Faktor Peningkatan Kualitas Lingkungan Wisata di Teluk Kendari baik sarana kebersihan serta konservasi lingkungan yaitu penanaman

4.2.3 Analisa Klasifikasi Zona Wisata Kawasan Wisata Pesisir Teluk Kendari Dalam menentukan klasifikasi zona wisata pada kawasan wisata pesisir Teluk

Kendari dilakukan dengan teknik overlay dengan metode Overlay Weighted Sum. berdasarkan teori pembagian zonasi menurut Smith (1980), kawasan wisata secara umum dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona inti, zona pendukung langsung dan zona pendukung tidak langsung. input yang digunakan dalam menentukan zona wisata di wilayah penelitian berupa indikator kualitas lingkungan wisata alam-potensi biofisik kawasan penelitian dengan variabel jenis penggunaan lahan. Selain itu dalam menentukan klasifikasi zona wisata ini juga digunakan input variabel yangberpengaruh terhadap pengembangan kawasan wisata pesisir Teluk Kendariyang sesuai dengan konsep spasial pengembangan kawasan wisata pesisir. Adapun teori konsep spasial pengembangan kawasan wisata menyatakan bahwa interaksi spasial menunjukkan adanya keterkaitan dimensi geografis dengan spasial yang dapat dilihat

133

dari sebaran keruangan daya tarik, lokasi, akomodasi, dan simpul jasa. Sehingga variabel yang berpengaruh yang dapat ditarik sebagai input dalam menentukan klasifikasi zona wisata yaitu sebaran daya tarik wisata pesisir, resiko bencana,dan kemiringan lereng. Sehingga dapat disimpulkan variabel yang menjadi input dalam menentukan klasifikasi zona wisata di kawasan wisata Teluk Kendari antara lain : 1. Peta Jenis penggunaan lahan

2. Peta Sebaran Potensi Wisata 3. Peta Sebaran Fasilitas Wisata

134 Gambar 4.18 Peta Jenis Penggunaan Lahan (GIS,2017)

135

136

137 1 .Peta Penggunaan Lahan

Pada peta jenis penggunaan lahan di wilayah penelitian yang dapat dilihat pada gambar 4.18 terdapat dua jenis perutukan lahan yaitu peruntukan lahan sebagai lahan permukiman serta peruntukan lahan hutan mangrove. Dimana luas wilayah peruntukan lahan permukiman yaitu 3.145,822 Ha dan luas wilayah hutan mangrove yaitu 46.925 Ha. Pada pemberian skor penggunaan lahan di kawasan wisata Teluk Kendari yaitu untuk kawasan wisata inti diberi skor 1, kawasan wisata pendukung langsung dengan skor 2 dan kawasan wisata pendukung tidak langsung dengan skor 3. Untuk pemberian skor masing-masing zonasi wisata pada sub bab 4.2.3.1. Kawasan wisata Teluk kendari merupakan kawasan wisata yang terdapat di daerah perkotaan sehingga pada wilayah studi terdapat banyak lahan terbangun sehingga dalam pengembangannya perlu memperhatikan kondisi penggunaan lahan saat ini. 2. Sebaran jenis daya tarik wisata pesisir

Pada peta sebaran jenis daya tarik wisata yaitu peta 4.19 terdapat point biru yang tersebar di wilayah studi berupa wisata pantai, kuliner, festival Teluk Kendari dan wisata hutan mangrove. Dalam sebaran potensi wisata terdapat empat potensi wisata baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata minat khusus di Teluk Kendari. Peta ini akan menjadi salah satu aspek yang dapat menentukan klasifikasi zona kegiatan wisata di Teluk Kendari.

3. Sebaran Fasilitas Wisata Teluk Kendari

Pada peta sebaran fasilitas wisata Teluk Kendari yaitu peta 4.20 terdapat titik merah yang merupakan persebaran fasilitas wisata yaitu adanya fasilitas taman teratai, tempat pemancingan ikan, gazebo, MCK dan perahu jelajah hutan mangrove. Dimana persebaran fasilitas wisata ini akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan batasan perkembangan kawasan wisata di Teluk Kendari.

4. Kawasan Wisata yang Akan Dikembangkan

Setelah dilakukan identifikasi potensi wisata serta fasilitas wisata Teluk Kendari, maka kita bisa menentukan kawasan yang akan dikembangkan sebagai

138

kawasan wisata. Hal tersebut untuk mempermudah dalam melakukan pengembangan kawasan wisata. Dimana pada Kecamatan Kendari Kota Kendari merupakan daerah yang memiliki tingkat kepadatan bangunan yang tinggi sehingga dengan penentuan batasan wilayah pengembangan tidak mengganggu dalam proses pengembangannya.

Dalam menganalisis klasifikasi zona pengembangan kawasan wisata menggunakan ArcGIS 9.3. Operasional overlay yang dilakukan pada analisis ini terdiri dari beberapa tahapan :

1. Add rasters, yaitu memasukkan data yang akan di overlay. Tahapan ini yaitu merupakan menu yang terdapat di aplikasi ArcGIS untuk memanggil peta yang akan digunakan dalam analisis ini.

2. Select field, yaitu pemilihan field input yang akan dioverlay. Setelah add rasters pada menu ArcGIS maka kita akan memilih peta yang akan dibutuhkan dalam analisis klasifikasi zonasi ini. Adapun peta yang yang dibutuhkan yaitu peta jenis penggunaan lahan, serta sebaran daya tarik wisata pesisir dan fasilitas pendukung Teluk Kendari`serta kawasan wisata yang akan dikembangkan. Peta yang telah dipanggil akan muncul pada layers ArcMap.

3. Asign weight for input rasters, yaitu memilih field. Dalam aplikasi ArcGIS terdapat banyak alat analisis pemetaan. Untuk menganalisis klasifikasi zonasi kawasan wisata digunakan analisis overlay berupa analisis weighted sum. Setelah kita memilih aalat analisis ini dalam penentuan zonasi kawasan wisata Teluk Kendari maka kita akan menginput rasters yaitu peta penggunaan lahan, fasilitas wisata, kawasan yang akan dikembangkan dan sebaran potensi wisata di Teluk Kendari.

4. Run the weighted sum tool, yaitu evaluasi untuk mendapatkan output overlay. Dalam tahapan ini merupakan analisis zonasi yang dilakukan dengan melakukan tumpang tindih peta yang telah diinput sehingga mengeluarkan output berupa zonasi kawasan wisata pada kawsan wisata Teluk Kendari. Akan tetapi, sebelum analisis ini perlu adanya pemberian nilai pada

masing-139

masing variabel yang digunakan. Adapun pemberian nilai pada masing-masing variabel akan dijelaskan pada sub bab 4.2.3.1.

Pendekatan pengembangan kawasan wisata lebih diarahkan dan dipergunakan menuju upaya pengembangan kawasan pariwisata yang memperhatikan kebutuhan wisatawan. Pengembangan kawasan pariwisata harus memperhatikan kualitas lingkungan dan menjamin pembangunan perekonomian yang berkelanjutan. Dalam penentuan zona pengembangan wisata harus melihat data potensi dan pemanfaatan sumber daya untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang berpengaruh terhadap kelangsungan pemeliharaan dan pengembangan kawasan budi daya, wisata, permukiman, bisnis, rekreasi dan industri. Pengembangan kawasan wisata pesisir memiliki keterkaitan luas dengan masyarakat pesisir, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata pesisr dibutuhkan penentuan zonasi yang tepat dari setiap wilayah dibutuhkan agar tidak terjadi bentukan kepentingan antara zona yang dikelola dan dimanfaatkan bagi kegiatan rekreasi. Selain itu, pengembangan prasarana yang dapat mendorong pertumbuhan antar wilayah melalui sistem prioritas pengembangan kawasan pariwisata pesisir berdasarkan potensi dan karakter alam yang dimilik oleh masing-masing kawasan.

Zona inti (1) merupakan zona kawasan yang mengandung daya tarik wisata utama yang menjadikan suatu kawasan sebagai daerah tujuan wisata. Kawasan tersebut merupakan kawasan untuk kegiatan yang dapat menerima kunjungan dan tingkat kegiatan yang tinggi dengan memberikan ruang yang luas untuk kegiatan dan kenyamanan pengunjung. Zona ini sesuai untuk pengembangan wisata karena memiliki potensi obyek dan atraksi wisata yang sangat baik. berupa daya tarik visual obyek wisata alam maupun dukungan akses jalan dan fasilitas wisata.. Sedangkan ruang wisata yang dapat dikembangkan yaitu ruang aktivitas wisata serta sarana dan prasarana fisik untuk pelayanan pariwisata. Fasilitas yang dapat disediakan berupa fasilitas yang terkait dengan kebutuhan beraktivitas maupun fasilitas pengelolaan yang terkait dengan pelayanan pengunjung. Pada zona ini diberi nilai (1) untuk pemilihan zona pengembangan wisata.

140

Zona pendukung langsung (2) merupakan zona kawasan yang merupakan pusat dari fasilitas pelayanan yang menyediakan kebutuhan masyarakat. Pada zona ini jumlah atraksi wisatanya lebih kecil dari pada kawasan inti. Hal ini dapat dilihat pada nilai potensi dari masing-masing kawasan wisata. Pada zona ini dialokasikan untuk ruang wisata aktif dan pasif yang fasilitasnya dapat dikembangkan berupa pelayanan umum dan fasilitas penunjang wisata. Pada zona ini diberi nilai (2) untuk pemilihan zona pengembangan wisata.

Zona pendukung tidak langsung (3) merupakan kawasan yang berada disekitar yang masih terkena dampak dari kawasan wisata secara tidak langsung. zona ini merupakan zona konservasi yang memiliki beragam vegetasi yang sebagian bersar daerahnya berupa hutan alam. Pada kawasan ini kegiatan wisata yang ditawarkan berupa perlindungan alam dengan aktivitas konservasi maupun wisata khusus dan aktivitas wisata penunjang. Pada zona ini diberi nilai (3) untuk pemilihan zona pengembangan wisata.

4.2.3.1 Pemberian Nilai Terhadap Masing-masing Variabel

Dalam tahap analisa menentukan klasifikasi zona wisata dengan menggunakan metode overlay weighted sum, perlu pemberian nilai terhadap masing-masing variabel. Dengan demikian nilai dari masing-masing-masing-masing variabel yang akan digunakan untuk menghasilkan nilai-nilai dari tiap-tiap zona wisata pesisir adalah sebagai berikut :