BAB III PEMBAHASAN
3.9 Analisa Laporan Keuangan PPKS Unit Marihat
3.9.1 Analisa Bentuk Laporan keuangan PPKS Unit Marihat
a. Neraca
Penyusunan Neraca pada PPKS Unit Marihat sudah mengikuti aturan yang ditetapkan. Nama perusahaan, nama laporan (neraca), dan tanggal penyusunan laporan sudah dicantumkan. Pos-pos dalam neraca sudah dikelompokkan secara tepat dan yang bersifat tidak sejenis dikelompokkan tersendiri dalam neraca. b. Laporan Laba Rugi
Penyusunan laba rugi pada PPKS Unit Marihat sudah mengikuti aturan yang ditetapkan. Nama perusahaan, nama laporan (neraca), dan tanggal penyusunan laporan sudah dicantumkan. Pajak Perusahaan juga sudah diperlihatkan secara khusus pada laporan laba rugi.
c. Laporan Arus Kas
Penyusunan laporan arus kas pada PPKS Unit Marihat sudah mengikuti aturan yang ditetapkan. Perusahaan memiliki kas bersih yang positif dan tidak terlalu tergantung pada kegiatan investasi ataupun pendanaan.
3.9.2 Analisa antar Pos pada Laporan Keuangan PPKS Unit Marihat
1. Neraca
- Jumlah Aset Lancar
Jumlah aset lancar PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 15,41% .
- Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah aset tidal lancar PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 30,25%.
- Jumlah Aset
Jumlah aset PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 25,90%.
- Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Jumlah liabilitas jangka pendek PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 8,20%.
- Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah liabilitas jangka panjang PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 44,45%.
- Jumlah Liabilitas
Jumlah liabilitas PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 38,97%.
- Jumlah Ekuitas
Jumlah Ekuitas PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 20,83%.
- Jumlah Liablitas dan Ekuitas
Jumlah liabilitas dan ekuitas PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 31,29.
2. Laporan Laba Rugi
- Penjualan
Penjualan PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 17,47%.
- Beban Pokok Penjualan
Beban pokok penjualan PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 38,12%.
- Laba Kotor
Laba kotor PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,53%.
- Beban Usaha
Beban Usaha PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 28,63%.
- Laba Usaha
Laba usaha PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 28,15%.
- Beban Lain-lain
Beban lain-lain PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 6,83%.
- Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak PPKS Unit Marihat pada tahun 2102 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 37,86%.
- Beban Pajak
Beban pajak PPKS Unit Marihat pada tahun 2102 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 22,04%.
- Laba Bersih
Laba bersih PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 44,22%.
3. Laporan Arus Kas
- Kas Bersih dari Aktifitas Operasi
Kas bersih dari aktifitas operasi PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan 44,37%.
- Kas Bersih untuk Aktifitas Investasi
Kas bersih untuk aktifitas investasi PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan 0,47%.
- Kas Bersih dari Aktifitas Pendanaan
Kas bersih dari aktifitas pendanaan PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 6%.
- Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
Kas dan setara kas akhir tahun PPKS Unit Marihat pada tahun 20112 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 25,92%.
3.9.3 Analisa Laporan keuangan dengan Rasio pada PPKS Unit Marihat
Laporan keuangan perusahaan perlu dianalisis untuk mengetahui informasi tentang kondisi perusahaan dan persentase kenaikan laba bersih dari perusahaan. Untuk menganalisis laporan keuangan digunakan perbandingan rasio. Rasio merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi ksehatan dari perusahaan.
Bentuk bentuk rasio yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan dari PPKS Unit Marihat adalah sebagai berikut :
1. Analisa Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Syamsuddin (2000;41) mengemukakan tentang likuiditas yaitu :
“Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”
Menurut pengertian ini, likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kas. Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat diperlukan agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendek dari suatu perusahaan dapat diukur dari kemampuannya untuk mendapatkan kas atau kemampuannya untuk mengubah aktiva non kas menjadi kas. Kebijakan likuiditas merupakan ketentuan yang dibuat oleh pihak perusahaan untuk mengatur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Kasmir (2009;130) mengemukakan tentang rasio likuiditas adalah sebagai berikut :
“Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan, dengan cara membandingkan komponen yang ada di neraca yaitu total akyiva lancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek)”
Nilai rasio yang rendah menunjukkan adanya masalah likuiditas bagi perusahaan.Sedangkan angka yang tinggi berarti menunjukkkan adanya kelebihan aktiva lancar.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktu jatuh tempo berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid” atau
dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai aktiva lancar yang lebih besar dari utang lancar atau utang jangka pendek, sedangkan perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo maka perusahaan tersebut dinyatakan dalam keadaan “illikuid”.
Ada beberapa rasio pada likuiditas, yaitu :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan adalah Rasio Lancar (Current Ratio) yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca dengan utang lancar. Current ratio akan menunjukkan kemampuan
perusahaan jangka pendek. Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi. Aktiva lancar pada umumnya terdiri atas kas, surat berharga, piutang dagang. Rasio lancar yang kurang dari 2 : 1 dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50 %, maka jumlah aktiva lancar tidak akan cukup lagi untuk menutupi utang lancarnya.
Rumus Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar 2012 = 349.319.215
292.896.332
= 1,19 kali
���������� (������������)
Rasio Lancar pada tahun 2012 menunjukkan bahwa setiap utang lancar Rp.1 akan dijamin dengan aset lancar sebesar Rp.1,19, maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PPKS Unit Marihat dalam kondisi likuid karena besarnya aset lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar.
Rasio Lancar 2013 = 387.738.978
268.872.375
= 1,44 kali
Rasio Lancar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa setiap utang lancar Rp.1 akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp.1,44 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PPKS Unit Marihat dalam kondisi likuid karena besarnya aset lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar. Jika dibandingkan, rasio lancar pada tahun 2012 dan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,17,36%. Kenaikan ini disebabkan naiknya aset lancar sebesar 15,41% dan diikuti turun nya hutang jangka pendek perusahaan pada tahun 2013 sebesar 8,20%.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat (Quick Ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid ( likuid Asset ). Rasio Cepat yang kurang dari 1 kali dianggap kurang baik, dan bersifat illikuid.
Rumus Rasio Cepat (Quick Ratio)
���������� (������������)− ���������� (���������)
Rasio Cepat 2012 = 394.319.215−98.578.072
292.892.332
= 1,01 kali
Rasio Cepat pada tahun 2012 menunjukkan bahwa setiap utang lancar Rp 1 akan dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,01. Kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PPKS Unit Marihat dalam keadaan likuid karena besarnya rasio lancar lebih dari 1 kali.
Rasio Cepat 2013 = 387.738.978−68.560.716 268.872.375
= 1,19 kali
Rasio lancar pada tahun 2013 bahwa setiap utang lancar Rp 1 pada akan dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,19 maka kondisi perbandingan ini dapat dikatakan bahwa PPKS Unit Marihat dalam keadaan likuid karena besar rasio cepat lebih dari 1 kali . Terdapat kenaikan rasio cepat sebesar 0,18 kali pada tahun 2013. Hal ini disebabkan naiknya aset lancar sebesar 15,41% dan diikuti dengan turunnya utang lancar serta menurunnya persediaan tahun 2013.
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga, hal inilah yang menyebabkan analisa laporan keuangan perlu melihat Rasio Kas (Cash Ratio). Bertambah tingginya Rasio Kas, berarti jumlah uang tunai yang
tersedia makin semakin besar, sehingga pelunasan hutang pada saatnya tidak akan mengalami kesulitan.
Rumus Rasio Kas (Cash Ratio) :
��� (���ℎ)
Rasio Kas 2012 = 50.553.030 292.896.332 x 100% = 17,25% Rasio Kas 2013 = 68.243.793 268.872.375 x 100% = 25,38%
Dari perhitungan Rasio Kas pada tahun 2012 dan 2013 diatas menunnjukkan kondisi keuangan PPKS Unit Marihat dalam keadaan illikuid, karena tidak mencapai 100%. Terjadi kenaikan sebesar 47,13% pada tahun 2013. Hal ini masih disebabkan oleh kenaikan kas pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012.
3.10.1 Analisa Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansial perusahaan yang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang, baik perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi (dibubarkan). Sebagaimana halnya dengan likuidasi, rasio solvabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Rasio Utang Atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio Utang Atas Modal (Debt to Equity Ratio) adalah perbandingan
utang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Rumus Rasio Utang Atas Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio Utang Atas Modal 2012 = 1.938.966.790
1.425.903.108 x 100%
����� ����� (���������������� )
= 135,98% Rasio Utang Atas Modal 2013 = 1.183.277.635
1.128.772.821 x 100%
= 104,82%
Pada tahun 2012 total ekuitas PPKS Unit Marihat dibiayai oleh utang dengan perbandingan total lebih dari 100% yaitu 135,98% disini dimaksudkan bahwa keseluruhan dari total ekuitas dibiayai dari utang, karena total utang lebih besar dari total ekuitas. Pada tahun 2013 juga sama seperti tahun sebelumnya, seluruh total ekuitas dibiayai dari utang dengan jumlah 104,82%. Terdapat penurunan Rasio Utang Atas Modal pada tahun 2012 ke tahun 2013, yaitu sebesar 23,31% yang disebabkan oleh terjadinya penurunan utang jangka pendek maupun utang jangka panjang sebesar 38,97% pada tahun 2013.
b. Rasio Utang Atas Total Aset (Debt to Total Asset)
Rasio ini menunjukkan besarnya biaya total aset yang pembiayaannya berasal dari total utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
Rumus Rasio Utang Atas Total Aset (Debt to Total Asset)
Rasio Utang Atas Total Aset 2012 = 1.938.966.790
3.308.560.843 x 100%
= 58,60% Rasio Utang Atas Total Aset 2013 = 1.183.277.635
2.451.659.863 x 100%
= 48,26%
Total Utang (Total Liabilities )
Pada tahun 2012 biaya total aset pada PPKS Unit Marihat yang berasal dari utang sebesar 58,60% dan yang dibiayai dengan modal sendiri sebesar 41,4%. Pada tahun 2013 biaya total aset yang berasal dari utang sebesar 48,26% dan yang dibiayai dengan modal sendiri sebesar 51,74%. Terdapat penurunan Rasio Utang Atas Total Aset sebesar 17,64%, penurunan ini disebabkan oleh turunnya total utang, yaitu utang jangka pendek maupun jangka panjang sebesar 38,97% pada tahun 2013.
3.10.2 Analisa Rasio Profitabilitas
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sehingga rasio ini disebut rasio yang mengukur efektivitas yang dilihat dari laba yang dihasilkan melalui penjualan dan investasi perusahaan. Adapun rasio profitabilitas ini meliputi :
a. Gross Profit Margin
Merupakan ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba kotor dari setiap rupiah penjualan bersih. Ratio ini dirumuskan sebagai berikut :
Rumus Gross Profit Margin
Rumus Gross Profit Margin 2012 = 541.203.385
1.144.246.960 x 100%
= 47,29% Rumus Gross Profit Margin 2013 = 517.160.514
944.274.538 x 100%
= 54,77%
���� ����� (����� ������)
Gross Profit Margin PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 adalah sebesar 47,29% dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 54,77% yang disebabkan turunnya penjualan sebesar 17,47% pada tahun 2013 walaupun diikuti dengan turunnya laba kotor. Namun turunnya laba kotor tidak lebih besar dari turunnya penjualan yaitu sebesar 5,53%.
b. Operating Profit Margin
Rasio ini menunjukkan besarnya laba operasi yang di hasilkan setiap rupiah penjualan atau mengukur kemampuan setiap rupiah penjualan bersih dalam menghasilkan laba operasi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Rumus Operating Profit Margin
Operating Profit Margin 2012 = 254.896.273
1.144.246.960 x 100%
= 22,27%
Operating Profit Margin 2013 = 351.413.724
944.274.538 x 100%
= 37,21%
Operating profit Margin PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 adalah sebesar 22,27% dan pada tahun 2013 menjadi 37,21%. Terjadi kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar 67,08%. Hal ini disebabkan karena naiknya laba bersih sebelum pajak (EBIT) pada tahun 2013 dan diikuti juga dengan turunnya penjualan.
���� ����� ℎ������� ����� (����)
c. Net profit Margin
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dari setiap rupiah penjualan bersih dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Rumus Net Profit Margin
Net Profit Margin 2012 = 181.781.931
1.144.246.290 x 100%
= 15,88%
Net Profit Margin 2013 = 262.183.809
944.294.538 x 100%
= 27,79%
Net profit margin PPKS Unit Marihat pada tahun 2012 adalah sebesar 15,88% dan terjadi kenaikan pada tahun 2013 yaitu menjadi 27,79%. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya laba bersih tahun 2013 sekitar 44,22% dan diikuti juga dengan turunnya penjualan tahun 2013.
d. Return On Investment (ROI)
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan hitungan neto. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Rumus Return On Investment (ROI)
��������� ℎ (��� ������)
��������� (�����) x 100%
���� ����� ℎ (���������)
Return On Investment (ROI) 2012 = 181.781.931
3.308.560.843 x 100%
= 5,49%
Return On Investment (ROI) 2013 = 262.183.809
2.451.659.863 x 100%
= 10,69%
Rasio Return On Investment PPKS Unit Marihat tahun 2012 adalah
sebesar 5,49% dan pada tahun 2013 menjadi 10,69%. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan yang sangat drastis sebesar 94,71%. Kenaikan ini disebabkan karena naiknya laba bersih pada tahun 2013 sebesar 44,22% dan juga diikuti dengan total aset sebesar 15,41%.
Tabel 3.10.4
Kesimpulan Rasio-Rasio Keuangan PPKS Unit Marihat
KETERANGAN 2012 2013 Naik/(Turun)
Rasio Likuiditas
Rasio Lancar (Currrent ratio) 1,19kali 1,44kali 0,25 17,36%
Rasio Cepat (Quick ratio) 1,01kali 1,19kali 0.18 17,82%
Rasio Kas (Cash ratio) 17,25% 25,38% 0,47 2.72%
Rasio Solvabilitas
Rasio Total Utang atas Modal Sendiri 135,98% 104,82% (31,7) (23,31%)
Rasio Total Utang dengan Total Aktiva 58,60% 48,26% (10,34) (17,64%)
Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin 47,29% 54,77% 7,48 15,81%
Operating Profit Margin 22,27% 37,21% 14,94 67,08%
Net Profit Margin 15,88% 27,76% 11,88 74,81%
Return On Investment 5,49% 10,69% 5,2 94,71%
Berdasarkan Kesimpulan Rasio-Rasio PPKS Unit Marihat diatas, rasio yang paling baik adalah rasio Likuiditas. Rasio likuiditas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dan untuk mengukur tingkat keamanan (Margin of safety) suatu perusahaan. Apabila rasio likuiditas
suatu perusahaan itu baik maka perusahaan masih bisa beroperasi dengan lancar. PPKS Unit Marihat memiliki rasio likuiditas yang baik dan meningkat sehingga perusahaan dapat dikatakan kategori perusahaan yang sehat dan aman dalam beroperasi.
Rasio yang kurang baik pada PPKS Unit Marihat adalah rasio solvabilitas, sebab pada tahun 2012 dan 2013 seluruh modal sendiri dibiayai oleh utang dan total aset sekitar 50% masih dibiayai utang. Namun, PPKS Unit Marihat merupakan perusahaan yang lancar (likuid) dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, sehingga perusahaan masih dalam kategori aman dalam beroperasi.