• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini akan dijelasakan tentang penelitian yang telah dilkukan. Penelitian ini menggunakan engine SINJAI 650 cc fuel

injection. Parameter yang dilakukan selama pengambilan data adalah variasi durasi camshaft terhadap unjuk kerja engine SINJAI 650 cc. variasi durasi yang dilakukan adalah 218°, 228°, 238°, 248° (standar), 258°, 268°, 278°.

4. 1 Bentuk Desain Camshaft Standar dan Camshaft

Modifikasi

Gambar 4.1 Bentuk Desain Camshaft Standar dan Camshaft Modifikasi

Keterangan camshaft standar:

Katup IN membuka : 25° sebelum TMA Katup IN menutup : 43° setelah TMB Katup EX membuka : 53° sebelum TMB Katup EX menutup : 15° setelah TMA

Overlap : 40°

Sudut LSA : 104°

Keterangan camshaft modifikasi:

Katup IN membuka : 15° sebelum TMA Katup IN menutup : 33° setelah TMB Katup EX membuka : 43° sebelum TMB Katup EX menutup : 5° setelah TMA

Overlap : 40°

4. 2 Pembahasan Metode Simulasi

4. 2. 1 Data Input untuk Metode Simulasi

Sebelum melakukan simulasi permorma engine SINJAI 650 cc, terlebih dahulu mendapatkan ukuran dimensi sejumlah komponen engine dengan cara pengukuran. Hasil pengukuran komponen engine tersebut akan dijadikan parameter input pada metode simulasi. Berikut adalah sejumlah ukuran parameter yang diinputkan pada metode simulasi:

1. Komponen inlet 2. Komponen engine 3. Komponen exhaust

4. Komponen properties bahan bakar

Tabel 4.1 Data komponen inlet

Intake Throttle

Tipe Spesifikasi Referensi

Throttle tipe Butterfly Sesuai spesifikasi

SINJAI

Throttle dia (mm) 51 Pengukuran

Closed angle (deg) 10° Pengukuran

Throttle angle (deg) 90° Pengukuran

Spindle dia (mm) 9 Pengukuran

Intake Port

Tipe Spesifikasi Referensi

No. of valve 2 Sesuai spesifikasi SINJAI

Valve throat dia (mm)

24 (untuk DOHC)

27.4 (untuk SOHC) Pengukuran

Port tipe Default good port Default

Intake Valve

Tipe Spesifikasi Referensi

Valve open (deg)

10°, 15°, 20°, 25° (standar), 30°, 35°,

40°

Sesuai spesifikasi dan variasi yang

akan dilakukan

Valve close (deg) 28°, 33°, 38°, 43°

58° akan dilakukan

Dwell at max (deg) 0 -

Max lift (mm) 7.8 Pengukuran

MOP (deg) 105 Nilai tengah durasi

Opening lash (mm) 0 -

Closing lash (mm) 0 -

Tabel 4.2 Data komponen engine

Cylinder

Tipe Spesifikasi Referensi

Bore (mm) 76 Sesuai spesifikasi SINJAI

Stroke (mm) 71 Sesuai spesifikasi SINJAI

Cyl. Swept vol (l) 0.32209 Kalkulasi LES

Tot. Swept vol. (l) 0.64418 Kalkulasi LES

Con. Rod length (mm) 115.6 Pengukuran

Pin off-set (mm) 0 Pengukuran

Compression ratio 10.0 (untuk DOHC) 9.0 (untuk SOHC) Sesuai spesifikasi SINJAI

Clereance vol. (l) 0.035788 Kalkulasi LES

Phase (ATDC) 0 dan 360 Sesuai spesifikasi SINJAI

Piston mass (kg) 0.21 Pengukuran

Piston-pin mass (kg) 0.05 Pengukuran

Con-rod rot Mass (kg) 0.7 Pengukuran

Con-rod recip. Mass

(kg) 1.0644 Pengukuran

Motion type Std Crank Slider Default

Combustion Model : Single Wiebe

Tipe Spesifikasi Referensi

A constant 5 User defined

Open Cycle HT : Woschni

Tipe Spesifikasi Referensi

A constant 3.26 User defined

B constant 9.120 User defined

C constant 0.8340 User defined

SR constant 0.00 User defined

Closed Cycle HT : Woschni

Tipe Spesifikasi Referensi

A constant 3.260 Default

B constant 4.560 Default

C constant 0.6160 Default

D constant 3.2400e-003 Default

G constant 1.330 Default

SR constant 0.00 Default

Surface Area : Default Value for Surface Area

Tipe Spesifikasi Referensi

Cyl Head Area/Bore

Area 1.200 Default

Piston Area/Bore Area 1.100 Default

Exposed Liner Length

at TDC (mm) 8.88 Default

No. of Liner Segements 20 Default

Surface Temperatur : Define Material and Coolant Properties

Tipe Spesifikasi Referensi

Head Aluminium Sesuai spesifikasi

SINJAI

Piston Aluminium Sesuai spesifikasi

SINJAI

Liner Ferro Casting

Ductile

Sesuai spesifikasi SINJAI

Tabel 4.3 Data komponen exhaust

Exhaust Port

Tipe Spesifikasi Referensi

No. of valve 2 Sesuai spesifikasi SINJAI

Valve throat dia (mm)

19 (untuk DOHC)

24.8 (untuk SOHC) Pengukuran

Port tipe Default good port Default

Exhaust Valve

Tipe Spesifikasi Referensi

Valve open (deg)

38°, 43°, 48°, 53° (standar), 58°, 63°,

68°

Sesuai spesifikasi dan variasi yang

akan dilakukan

Valve close (deg)

0°, 5°, 10°, 15° (standar), 20°, 25°,

30°

Sesuai spesifikasi dan variasi yang

akan dilakukan

Dwell at max (deg) 0 -

Max lift (mm) 7.8 Pengukuran

MOP (deg) 105 Nilai tengah durasi

Tabel 4.4 Data komponen properties bahan bakar Fuel and Fuel System

Tipe Spesifikasi Referensi

Fuel system Direct injection (DOHC)

Port Injection (SOHC)

Spesifikasi SINJAI

Fuel type Gasoline Spesifikasi

SINJAI

Calorific value

(kJ/kg) 43000.0 Default

Density (kg/litre) 0.7500 Default

H/C ratio fuel (molar) 1.8000 Default

O/C ratio fuel (molar) 0.000 Default

Molecular mass

(kg/k.mol) 114.230 Default

4. 2. 2 Data Kondisi Pengujian

Simulasi dilakukan dengan kondisi steady state sesuai standart default dengan data input engine SINJAI 650 cc dengan bahan bakar gasoline. Combustion model yang digunakan adalah

Sigle Wiebe sedangkan Engine Heat Transfer yang digunakan adalah Woschini. Berikut adalah parameter input yang digunakan sebagai dasar simulasi.

Dalam pengoperasian engine dengan menggunakan simulasi ada point yang perlu diinputkan dalam test condition data

wizard.

Gambar 4.2 Mengakses test condition data wizard pada LES Tabel 4.5 Data kondisi pengujian

Heat-Phase

Tipe Spesifikasi Referensi

Select Phase Option Default Heat

Release Phase

Default Heat-Period

Tipe Spesifikasi Referensi

Select Duration Option Default Duration

Fuelling

Tipe Spesifikasi Referensi

Combustion efficiency 0.8 User defined

Mal-distribution Factor 0.0100 Default

Air Fuel Ratio 14.7 Sesuai

Stokiometri Boundary Condition

Tipe Spesifikasi Referensi

Relative humidity 0.7 Sesuai STP

Ambient air pressure

(bar) 0.999 Sesuai STP

Ambient air temperature

(C) 27 Sesuai STP

Friction

Tipe Spesifikasi Referensi

Select Friction Option

H.B.Moss Gasoline Engine

Friction Model

Default Solution

Tipe Spesifikasi Referensi

No. cycle before

convergence Check 4 Default

Max no. cycle simulation

job 50 User defined

Cycle no. from which

result are written 10 Default

4. 2. 3 Konvergensi Simulasi

Pada LOTUS Engine Simulation, batasan error sesuai dengan default konvergensi simulasi. Seperti cylinder inlet dan

exhaust memiliki batasan error 0.5%, sedangkan untuk pipe memiliki batasan error sebesar 3%. Apabila nilai error melebihi batasan yang diizinkan tersebut maka hasil simulasi tidak konvergen dan hasil tersebut tidak valid. Sebagai contoh, gambar menunjukkan hasil simulasi yang konvergen.

Gambar 4.3 Grafik konvergensi file (.mrs) pada LES Pada grafik nilai error (dalam %) fungsi rpm, grafik warna cokelat menunjukkan nilai error untuk kalkulasi pada

average cylinder exhaust dengan kisaran 0.1% hingga 0.2%. Grafik warna biru menunjukkan nilai error untuk kalkulasi pada average

cylinder inlet dengan kisaran kisaran 0.1% hingga 0.2%. Grafik warna hijau menunjukkan nilai error untuk kalkulasi pada plenum dengan kisaran kisaran 0.1% hingga 0.2%. Sedangkan Grafik warna merah menunjukkan nilai error untuk kalkulasi pada pipe dengan kisaran kisaran 0.1% hingga 0.9%.

Dengan hasil seperti gambar maka hasil kalkulasi dapat dikatakan konvergen dan valid, karena nilai error lebih kecil dari nilai error yang diizinkan.

4. 3 Data Hasil Unjuk Kerja dengan Metode Simulasi

Dari hasil simulasi dapat diperoleh beberapa informasi unjuk kerja engine berupa format file. Dimana format file tersebut mengandung parameter-parameter berupa nilai unjuk kerja, grafik, video distribusi panas dan lain-lain. Format file yang dihasilkan berupa (.prs), (.mrs), dan (.gif). Berikut adalah contoh beberapa format file yang dapat ditampilkan:

4. 3. 1 Format File (.prs)

Format file (.prs) yang dihasilkan LOTUS Engine

Simulation dapat dibuka dengan Notepad pada windows. File tersebut berisikan informasi data input dan hasil kalkulasi setiap parameter unjuk kerja engine. Contohnya hasil kalkulasi flowrate, temperatur, tekanan, heat-transfer, komposisi gas buang, konvergensi dan lain-lain. Selain itu juga terdapat besaran unjuk kerja engine, seperti torsi, daya, bmep, bsfc, efisiensi thermal dan efisiensi volumetris.

Gambar 4.4 Data hasil kalkulasi pada file (.prs)

4. 3. 2 Format File (.mrs)

Format file (.mrs) yang dihasilkan hanya dapat dibuka dengan aplikasi LOTUS Engine Simulation. File tersebut berupa grafik yang menunjukkan parameter unjuk kerja engine. Contohnya grafik airflow, combustion, konvergensi, torsi, daya, bmep, bsfc dan efisiensi volumetris.

Gambar 4.5 Grafik pada file (.mrs)

4. 3. 3 Format File (.gif)

Untuk me-record format file (.gif) yang dihasilkan

LOTUS Engine Simulation dibutuhkan aplikasi lain, yaitu

GIFmaker. Dimana file ini mengilustrasikan distribusi panas dan tekanan yang terjadi pada engine. Warna merah menunjukkan temperatur dan tekanan tinggi sedangkan warna biru menunjukkan temperatur dan tekanan rendah.

4. 4 Data Hasil Pengukuran Unjuk Kerja dengan Metode Eksperimen

Dari hasil eksperimen pengujian dapat diperoleh beberapa parameter unjuk kerja engine. Dimana parameter-parameter tersebut akan digunakan untuk menghitung parameter unjuk kerja yang lain. Berikut adalah parameter hasil pengukuran unjuk kerja engine standar:

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Unjuk Kerja Engine

rpm Gaya lengan torsi (kg) Konsumsi 10 ml bahan bakar (second) Selisih ketinggian pitot (mm)

2000 8.2 12.13 2.1 2500 9.2 10.42 3.9 3000 10.3 8.77 7 3500 9.9 7.8 8.7 4000 9.1 7.12 10.6 4500 8.5 6.56 11.6 5000 8 6.04 13.5

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Kondisi Operasional Engine rpm Head blok exhaust coolant oil CO (%) COTemperatur (°C) Emisi gas buang

2 (%) HC (ppm) 2000 51 50 512 65 52 0.752 3.44 31 2500 55 51 562 69 63 0.73 3.49 31 3000 56 53 593 70 73 1.162 4.56 32 3500 57 53 603 75 73 1.814 5.9 45 4000 58 54 613 78 74 0.948 3.83 45 4500 63 57 691 78 76 0.887 4.78 43 5000 67 60 748 80 85 0.304 5.35 30

4. 5 Contoh Perhitungan Eksperimen

Tujuan dari perhitungan yang dilakuakn ini untuk mengetahui besar dari setiap unjuk kerja engine SINJAI 650 cc. Dalam penelitian ini ada parameter-parameter yang diukur dan ada parameter-parameter yang dihitung. Parameter yang diukur adalah

torsi, waktu konsumsi bahan bakar dan putaran engine. Sedangkan parameter yang dihitung adalah daya efektif (bhp), tekanan efektif rata-rata (bmep), konsumsi bahan bakar spesifik (bsfc), efisiensi thermal dan efisiensi volumetris. Dalam penelitian ini satuan yang digunakan untuk perhitungan adalah satuan SI. Untuk perhitungan unjuk kerja ini yang digunakan adalah data port injection kondisi

camshaft standar pada putaran 3000 rpm.

4. 5. 1 Perhitungan Torsi

Dari hasil pengujian diperoleh nilai gaya pada lengan

waterbrake pada putaran engine 3000 rpm adalah 10.3 kg dengan panjang lengan waterbrake 0.35 m. Karena pada penelitian ini menggunakan satuan SI maka hasil tersebut harus dikonversikan. Konversi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

𝑇 = 10.3 𝑘𝑔 × 9.81 𝑚

𝑠2 × 0.35 m 𝑇 = 35.36 𝑁. 𝑚

4. 5. 2 Perhitungan Daya

Daya yang dihasilkan oleh motor pembakaran dalam ada 3 jenis, yaitu indicative horse power (ihp), brake horse power (bhp)

dan friction horse power (fhp). Daya yang digunakan pada perhitungan ini adalah brake horse power (bhp). Untuk memperoleh

bhp, digunakan persamaan sebagai berikut: 𝑏𝑕𝑝 = 2 × 𝜋 × 𝑛 × 𝑇 𝑏𝑕𝑝 = 2 × 𝜋 × 50𝑟𝑒𝑣

𝑠 × 35.36 𝑁. 𝑚 𝑏𝑕𝑝 = 11.11 𝑘𝑊

4. 5. 3 Perhitungan Tekanan Efektif Rata-rata (bmep)

Untuk mendapatkan nilai tekanan efektif rata-rata diperlukan beberapa parameter dari spesifikasi engine. Adapaun parameter yang diperlukan adalah sebagai berikut:

 Diameter piston (D) : 76 mm  Panjang langkah (l) : 71 mm  Jumlah silinder (i) : 2

 Koefisien (z) : 2 (untuk motor 4 langkah)  Putaran engine (n) : 50 rps

Dari data spesifikasi piston dapat diperoleh luas permukaan piston (A), yaitu:

𝐴 =𝜋

4× 𝐷2 = 𝜋

4× 𝑚 2 = 4.5342 × 10−3 𝑚2

Dari parameter tesebut dapat diperoleh nilai besaran bmep pada engine, yaitu dengan persamaan:

𝑏𝑚𝑒𝑝 = 𝑏𝑕𝑝 × 𝑧 𝐴 × 𝑙 × 𝑛 × 𝑖 𝑏𝑚𝑒𝑝 = 11.11 𝑘𝑊 × 2 4.5342 × 10−3 𝑚2 × 0.071 𝑚 × 50 𝑟𝑒𝑣 𝑠 × 2 𝑏𝑚𝑒𝑝 = 691.88 𝑘𝑃𝑎 = 6.9188 𝑏𝑎𝑟

4. 5. 4 Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (bsfc)

Konsumsi bahan bahan bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang digunakan per satuan waktu untuk menghasilkan setiap satuan daya engine. Untuk mendapatkan nilai bsfc diperlukan beberapa parameter hasil pengukuran. Adapun parameter yang diperlukan adalah sebagai berikut:

 Waktu konsumsi bahan bakar (t)  Volume konsumsi bahan bakar (v)  Densitas bahan bakar (ρf)

Dari parameter tersebut dapat diperoleh nilai massa bahan bakar yang digunakan, yaitu:

𝑚𝑓 = 𝜌𝑓 × 𝑣 𝑚𝑓 = 0.749 𝑘𝑔

𝑙 × 0.01 𝑙 𝑚𝑓 = 0.00749 𝑘𝑔

Kemudian menghitung laju massa bahan bakar yang dikonsumsi, yaitu: 𝑚 𝑓=𝑚𝑓 𝑡 𝑚 𝑓=0.00749 𝑘𝑔 8.77 𝑠 𝑚 𝑓= 0.000854 𝑘𝑔 𝑠

Dan terakhir menghitung nilai bsfc dengan persamaan sebagai berikut: 𝑏𝑠𝑓𝑐 =𝑚 𝑓 𝑃 𝑏𝑠𝑓𝑐 =0.000854 𝑘𝑔 𝑠 11.11 𝑘𝑊 × 3600 𝑠 𝑏𝑠𝑓𝑐 = 276.621 𝑔𝑟 𝑘𝑊. 𝑕

4. 5. 5 Perhitungan Efisiensi Thermal

Efisiensi thermal adalah parameter yang mengindikasikan seberapa besar energi dari bahan bakar yang dikonversikan menjadi tenaga pada engine. Efisiensi thermal merupakan parameter tanpa dimensi dan dapat diperoleh dengan adanya beberapa parameter, diantaranya:

bhp

 Nilai kalor bahan bakar

 Laju massa konsumsi bahan bakar (ṁf)

Dengan parameter-parameter diatas maka dapat diperoleh nilai efisiensi thermal dengan persamaan:

𝜂𝑡𝑕 = 𝑏𝑕𝑝

𝑚 𝑓 × 𝑄𝑖𝑛 × 100% 𝜂𝑡𝑕 = 11.11 𝑘𝑊

0.000854 𝑘𝑔𝑠 × 43,000 𝑘𝑔𝑘𝐽 × 100% 𝜂𝑡𝑕 = 30.26 %

4. 5. 6 Perhitungan Efisiensi Volumetris

Efisiensi volumetris merupakan parameter yang mengindikasikan seberapa banyak jumlah udara yang masuk kedalam silinder saat langkah hisap. Efisiensi volumetris adalah parameter tanpa dimensi dan dapat diperolah dengan persamaan:

𝜂𝑣 = 2 𝑚 𝑎 𝜌𝑎 𝑉𝑑 𝑁 𝜂𝑣 = 2 × 0.01446 𝑘𝑔 𝑠 1.1763 𝑚𝑘𝑔3× 0.00064385 𝑚3× 50 𝑟𝑝𝑠 × 100% 𝜂𝑣 = 76.38 %

4. 6 Analisa Unjuk Kerja

Unjuk kerja engine adalah kemampuan engine untuk menghasilkan tenaga atau power pada setiap putaran engine. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh variasi durasi camshaft terhadap performa engine. Untuk dapat mengetahui tingkat performa dari suatu engine, maka dapat dilihat dari beberapa parameter diantaranya torsi, daya, tekanan efektif rata-rata, konsumsi bahan bakar spesifik, efisiensi thermal dan efisiensi volumetris.

4. 6. 1 Grafik Simulasi Direct Injection DOHC dengan

Variasi Durasi Camshaft

4. 6. 1. 1 Grafik Torsi vs rpm Direct Injection DOHC Simulasi

Gambar 4.7 Grafik Torsi vs rpm Direct Injection DOHC Simulasi 40 45 50 55 60 1000 2000 3000 4000 5000 6000

Dokumen terkait