BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
4.1.3 Analisa Penegasan Batas
Penarikan batas wilayah Desa Beran di Kabupaten Ngawi telah dilakukan dengan metode kartometrik secara partisipatif yang melibatkan masyarakat yang dalam hal ini diwakili tokoh masyarakat, aparat pemerintah dari tingkat desa yang dalam hal ini diwakili oleh kepala Dusun, Kepala Desa dan staf, tingkat kecamatan yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Camat dan staf, serta tingkat Kabupaten Ngawi yang dalam hal ini diwakili oleh Bagian Pemerintahan beserta staf.
Gambar 4. 1 Pelaksanaan FGD Penetuan Batas Desa dengan Metode Kartometrik
Setelah dilakukan proses Analisa, maka dapat diketahui tingkat kesesuaian Layer Peta Desa Beran
terhadap Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016 pada tabel berikut:
Tabel 4. 14 Kesesuaian Layer Wajib Peta Desa Beran
Jenis Peta
Presentase Kesesuain Layer yang wajib ditampilkan pada Peta Citra Desa Beran yaitu Sebesar 57 %, Peta Sarana dan Prasarana yaitu sebasar 62.5% dan Presentase tutupasn Lahan Dan Penggunaan Lahan Desa Beran yaitu sebesar 57% dengan maksimal nilai 100%.
37
Tabel 4. 15 Kesesuaian Layer Pilihan Peta desa Beran
Jenis Peta
Presentase Kesesuain Layer pilihan pada Peta Citra Desa Beran yaitu Sebesar 25%, Peta Sarana dan Prasarana yaitu sebasar 25% dan Persentase tutupasn Lahan Dan Penggunaan Lahan Desa Beran yaitu sebesar 25% dengan maksimal nilai 100%
Tabel 4. 16 Kesesuaian Layer Kondisional Peta desa
Presentase Kesesuain Layer pilihan pada Peta Citra Desa Beran yaitu Sebesar 100%, Peta Sarana dan Prasarana yaitu sebasar 100% dan Persentase tutupasn Lahan Dan Penggunaan Lahan Desa Beran yaitu sebesar 100% dengan maksimal nilai 100%
39
a. Pada Peta Citra Desa Beran Terdapat 7 layer yang wajib ditampilkan. Dari hasil analisa terdapat 2 layer yang tidak ditampilkan yaitu: unsur Nama Sungai dan Nama Fasilitas Umum dan Sosial . Persentase kesesuaian layer sebesar 71 % dengan nilai maksimal 100%. Pada layer pilihan terdapat 4 layer dimana kesesuaian layernya sebesar 25% dengan nilai maksimal 100%. Sedangkan pada layer kondisional terdapat 25 layer dimana kesesuaian layernya sebesar 100% dengan nilai maksimal 100%. kesesuaian layernya sebesar 25% dengan nilai maksimal 100%. Sedangkan pada layer kondisional terdapat 23 layer dimana kesesuaian layernya sebesar 100% dengan nilai maksimal 100%.
c. Peta Penutup Lahan dan Penggunaan Lahan Desa Beran Terdapat 7 layer yang wajib ditampilkan. dari hasil analisa terdapat 2 layer yang tidak ditampilkan yaitu:
Unsur Nama Sungai dan Nama Fasilitas Umum dan Sosial. Persentase kesesuaian layer sebesar 71 % dengan nilai maksimal 100%. Pada layer pilihan terdapat 4 layer pilihan dimana kesesuaian layernya sebesar 25% dengan nilai maksimal 100%. Sedangkan pada layer kondisional
terdapat 23 layer dimana kesesuaian layernya sebesar 100% dengan nilai maksimal 100%.
d. Terdapat perbedaan persentase kesesuaian pada unsur dan layer dikarenakan peta Desa Beran digunakan untuk kepentingan dokumen perkembangan dari desa ke kelurahan.
5.2 Saran
Perlu adanya aturan mengenai digitasi layer yang akan dipetakan, agar layer yang seharusnya di tampilkan dapat ditampilkan pada setiap jenis peta desa.
41 DAFTAR PUSTAKA
Budisusanto, Y., Khomsin ., Purwanti, R., Nurry, A ., Widiastuty, R., Pemetaan Partisipatif Batas Kelurahan Di Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. GEOID Vol. 10, No. 01, Agustus 2014 (87-92).
Hapsari, H ., Cahyono, A.B ., 2014. Pemetaan Partisipatif Potensi Desa (Studi Kasus: Desa Selopatak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto). GEOID Vol. 10, No. 01, Agustus 2014 (99-103).
Hidayat,(2005), Seri Panduan Pemetaan Partisipatif No. 2 Mengenalkan Pemetaan Partisipatif. Garis Pergerakan, Bandung.
Lillesand, Thomas M; Ralph W Kiefer. 1979. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Trans. Dulbahri, dkk. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Sekretariat Negara, Jakarta
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2008. Permendagri No. 28 Tahun 2006 Tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa Dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan. Sekretariat Negara, Jakarta
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Lembaga Negara RI tahun 2008 no. 4846. Sekretariat Negara, Jakarta
Negara Kesatuan Republik Indonesia. (2012a).Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 TentangPedoman Penegasan Batas Daerah, Jakarta.
Negara Kesatuan Republik Indonesia. (2012b).Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 76 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Jakarta
Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016. (2016). Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa. Badan Infomasi Geospasial (BIG).
Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian.
Gadjah Mada University Press.
Riadi, B. 2016. Kajian Produk Peta Desa Badan Informasi Geospasial. Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: 127-137.
43
LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Interpretasi Citra Desa Beran Sesuai Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016
Lampiran 2 Peta Garis Sarana dan Prasarana Desa Beran Sesuai Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016
45
Lampiran 3 Peta Garis Tutupan Lahan Desa Beran Sesuai Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016
Lampiran 4 Aturan Unsur/Layer yang Ditampilkan Pada Peta Citra menurut Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016
No Nama Unsur
1.5 Nama Fasilitas umum
dan sosial √
47
Batas RW atau padanan sebutan pembagian wilayah desa
√
2.4
Batas RT atau padanan sebutan pembagian
wilayah desa √
2.5 Batas Adat √
3 Jaringan / Infrastruktur transportasi
Lanjutan Lampiran 4
3.17 Talang √
3.18 Terowongan √
3.19 Kawat listrik tegangan
tinggi √
49
Lanjutan Lampiran 4
4.20 Menara Suar √
4.21 Stasiun Pasang Surut √
5 Sarana dan Prasarana
5.1 Kantor Pemerintahan /
Instansi
5.1.1 Kantor Gubernur √
5.1.2 Kantor
Bupati/Walikota √
5.1.3 Kantor Camat √
5.1.4 Kantor Kepala
Desa/Lurah. √
5.2.6 Pelabuhan antarpulau,
nelayan √
5.2.7 Menara suar √
5.3 Pendidikan
5.3.1 Sekolah tinggi /
Universitas / Akademi √
5.3.2 Pendidikan menengah
umum √
5.3.3 Pendidikan menengah
pertama √
5.3.4 Pendidikan dasar √
5.3.5 Pendidikan Taman
Kanak-kanak, √
5.3.6 Pendidikan Agama √
5.3.7 Pendidikan lainnya √
5.3.8 Perpustakaan √
Lanjutan Lampiran 4
51
Lanjutan Lampiran 4
5.8 Perdagangan dan
Jasa
5.8.1 Pasar Moderen, Pasar
Tradisional √
5.10.3 Industri kecil/rumah
tangga/UMKM √
Lanjutan Lampiran 4
5.12.3 Sumber gas alam
5.12.4 Sumber mata air √
5.12.5 Sumber air panas, √
5.12.6 Sumur bahan bakar √
5.12.7 Tangki bahan bakar √
5.13 Sanitasi :
5.13.1 TPA √
5.13.2 TPS √
5.13.3 tangki air √
5.13.4 MCK Komunal √
53
Lampiran 5 Aturan Unsur/Layer yang Ditampilkan Pada Peta Sarana dan Prasarana menurut Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016
No Nama Unsur
1.5 Nama Fasilitas umum
dan sosial √
Lanjutan Lampiran 5
Batas RW atau padanan sebutan pembagian wilayah desa
√
2.4
Batas RT atau padanan sebutan pembagian
wilayah desa √
2.5 Batas Adat √
3 Jaringan / Infrastruktur transportasi
55
Lanjutan Lampiran 5
3.17 Talang √
3.18 Terowongan √
3.19 Kawat listrik tegangan
tinggi √
Lanjutan Lampiran 5
4.20 Menara Suar √
4.21 Stasiun Pasang Surut √
5 Sarana dan
Prasarana
5.1 Kantor Pemerintahan /
Instansi
5.1.1 Kantor Gubernur √
5.1.2 Kantor
Bupati/Walikota √
5.1.3 Kantor Camat √
5.1.4 Kantor Kepala
Desa/Lurah. √
5.2.6 Pelabuhan antarpulau,
nelayan √
5.2.7 Menara suar √
5.3 Pendidikan
5.3.1 Sekolah tinggi /
Universitas / Akademi √
5.3.2 Pendidikan menengah
umum √
5.3.3 Pendidikan menengah
pertama √
5.3.4 Pendidikan dasar √
5.3.5 Pendidikan Taman
Kanak-kanak, √
5.3.6 Pendidikan Agama √
5.3.7 Pendidikan lainnya √
5.3.8 Perpustakaan √
57
Lanjutan Lampiran 5
5.8 Perdagangan dan
Jasa
5.8.1 Pasar Moderen, Pasar
Tradisional √
5.10.3 Industri kecil/rumah
tangga/UMKM √
59
Lanjutan Lampiran 5
5.12.3 Sumber gas alam
5.12.4 Sumber mata air √
5.12.5 Sumber air panas, √
5.12.6 Sumur bahan bakar √
5.12.7 Tangki bahan bakar √
5.13 Sanitasi :
5.13.1 TPA √
5.13.2 TPS √
5.13.3 tangki air √
5.13.4 MCK Komunal √
5.14 Bangunan :
5.14.1 Bangunan Gedung √
5.14.2 Bangunan Tempat
Tinggal √
Lampiran 6 Aturan Unsur/Layer yang Ditampilkan Pada Peta Penutup Lahan dan Penggunaan Lahan menurut Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016
1.5 Nama Fasilitas umum
dan sosial √
61
Batas RW atau padanan sebutan pembagian wilayah desa
√
2.4
Batas RT atau padanan sebutan pembagian
wilayah desa √
2.5 Batas Adat √
3 Jaringan / Infrastruktur transportasi
Lanjutan Lampiran 6
3.17 Talang √
3.18 Terowongan √
3.19 Kawat listrik tegangan
tinggi √
63
5.15 Pertahanan dan
Keamanan √
Lanjutan Lampiran 6
5.23 Perkebunan √
5.24 Sawah √
5.25 Sawah Tadah Hujan √
5.26 Tegalan/Ladang √
5.27 Kebun Campur √
5.28 Rumput √
5.29 Semak Belukar √
5.30 Hutan Rawa/ Bakau √
5.31 Tambak √
5.32 Vegetasi Non
Budidaya Lainnya √
5.33 Pasir Pasut √
5.34 Lahan Terbuka (Tanah
Kosong) √
65
Lampiran 7 Dokumentasi Penentuan Batas di Desa Beran
Gambar 7. 1 Pembukaan acara FGD di Desa Beran
Gambar 7. 2 Proses Penentuan Batas Desa Secara Partisipatif
Lanjutan Lampiran 7
Gambar 7. 3 Proses editing data batas desa di desa Beran
Gambar 7. 4 Proses pengambilan data Toponimi di desa Beran
67
Lanjutan Lampiran 7
Gambar 7. 5 Proses verifikasi data hasil FGD di Kantor desa Beran
Gambar 7. 6 Proses verifikasi data Toponimi di Kantor desa Beran
Lanjutan Lampiran 7
Gambar 7. 7 Proses Pengambilan data fasilitas umum dan Landmark di lapangan
Gambar 7. 8 Proses Pengambilan data fasilitas umum dan landmark di lapangan
69
Lanjutan Lampiran 7
Gambar 7. 9 Proses Pengambilan data fasilitas umum dan landmark di lapangan
Gambar 7. 10 Diskusi Hasil Akhir Peta Desa Beran dengan Beberapa Petinggi Bagian Pemerintahan Kabupaten Ngawi
Lanjutan Lampiran 7
Gambar 7. 11 Diskusi Hasil Akhir Peta Desa Beran dengan Beberapa Petinggi Bagian Pemerintahan Kabupaten Ngawi
71 BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Ambon 15 Mei 1994, merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK Darussalam, SDN Nginden Jangkungan No. 247, SMPN 39 Surabaya, dan SMAN 14 Surabaya. Setelah lulus dari SMA, memilih melanjutkan kuliah D-1 Papsi ITS selama 1 Tahun. Setelah itu melanjutkan kuliah S-1 dengan mengikuti program SBMPTN dan diterima di Teknik Geomatika – FTSP, ITS pada tahun 2013 terdaftar dengan NRP 3513100074. Di Teknik Geomatika penulis memilih bidang kajian ilmu Kadaster atau Pertanahan. Penulis aktif sebagai keanggotaan HIMAGE-ITS dan ditunjuk sebagai Kepala Departemen Media dan Informasi di periode kepengurusan 2015/2016 dan ditunjuk sebagai panitia pada beberapa acara himpunan dan kegiatan seminar baik yang diselenggarakan oleh HIMAGE-ITS maupun yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Geomatika.