PEMBAHASAN DAN ANALISIS
B. Analisa Regulasi Diri ( Self Regulation) Perempuan Karir dalam Keluarga
Regulasi diri berkaitan dengan bagaimana individu mengaktualisasikan dirinya dengan menampilkan serangkaian tindakan yang ditujukan pada pencapaian target. Menurut Bandura regulasi diri merupakan kemampuan mengatur tingkah laku dan menjalankan tingkah laku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap performansi seseorang mencapai tujuan atau prestasi sebagai bukti peningkatan.2
Seorang istri yang berkarir dalam kehidupan keluarganya akan dihadapkan dengan sejumlah persoalan, baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadinya, keluarganya, maupun kehidupan karirnya. Zimmerman mengatakan bahwa individu dikatakan mampu mengatur diri apabila pikiran dan tindakannya berada di bawah control sendiri, bukan dikontrol orang lain atau kondisi disekitarnya. Individu dikatakan mampu mengatur dirinya adalah yang memiliki aspek-aspek dari self regulation, yaitu standar dan tujuan yang ditetapkan sendiri, self
monitoring, evaluasi diri, serta konsekuensi-konsekuensi yang
ditetapkan sendiri.3
2 Siti Ermawati, Peran Ganda Perempuan Karir (Konflik Peran Ganda Perempuan Karir Ditinjau Dalam Perspektif Islam) Jurnal Edutama IKIP PGRI Bojonegoro, Vol 2 No. 2 Januari 2016, 14.
3 Ormrod, J. E, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2008), 30-34.
75
1. Standar dan tujuan yang ditetapkan sendiri, artinya individu membuat standar sendiri untuk mengevaluasi perfomanya dan membuat tujuan yang menjadi arah pemikirannya. Dengan memenuhi standar dan tujuan yang telah ditetapkan, hal ini akan membuat individu untuk meraih tujuan yang lebih baik. Tujuan tersebut yaitu memperbaiki karir ke depannya dan tetap menjaga keutuhan rumah tangganya.
Dalam tahapan regulasi diri ini, dari informan yang saya teliti mayoritas sudah memiliki dan sudah melakukannya. Mereka sudah memiliki tujuan sejak awal mereka memutuskan untuk berkarir dan juga tetap bekerja meskipun mereka sudah menikah.
Untuk informan hakim perempuan dari awal mereka menikah sudah memiliki komitemen diantaranya menerima kondisi pasangan apa adanya, saling memahami dan menjalankan hak dan kewajibannya, selalu mengedepankan kejujuran, mengatasi masalah bersama, dan juga menghindari KDRT. Dari pandangan yang diberikan oleh ibu Siti Azizah, dia mampu memposisikan fungsi dan kewajiban masing-masing intinya saling memahami dan menjalankan hak dan kewajibannya di samping banyaknya pekerjaan di luar keluarga.
2. Kemudian self monitoring, yaitu mengamati diri sendiri saat sedang melakukan sesuatu. Dengan memantau diri sendiri, individu akan sadar tentang seberapa baik kemajuan ke arah tujuan-tujuannya,
dan akan melanjutkan usaha-usahanya. Hal ini membuat individu mampu berkarir dengan baik serta mengurus keluarga dengan baik juga.
Dalam tahapan regulasi diri ini, dari 4 informan yang saya teliti masih belum sepenuhnya melakukan. Disebabkan karena kecapekan dan juga pikiran dan beban pekerjaan yang banyak, juga pekerjaan rumahtangga yang banyak, mereka terkadang lupa melihat keadaan dirinya sendiri.
3. Selanjutnya evaluasi diri, yaitu penilaian terhadap performa atau perilaku sendiri. Agar individu mengatur diri (self regulation), individu harus bisa menilai perilakunya sendiri. Hasil performa dan perilakunya, akan menentukan baik tidaknya pengelolaan pekerjaan serta keluarga yang individu tersebut buat. Ketika hasil penilaiannya positif maka akan berdampak positif juga pada karir dan juga kehidupan keluarganya, begitupun sebaliknya apabila hasil penilaiannya negative maka ia akan kurang mampu mengelola pekerjaan dan juga kehidupan keluarganya.
4. Terakhir konsekuensi-konsekuensi yang ditetapkan sendiri, yaitu membuat konsekuensi baik penguatan positif atau hukuman bagi perilaku yang individu lakukan. Ketika indivdu mampu mencapai tujuan tertentu akan ia berikan penguatan, dan apabila tidak memenuhi standar maka ia akan member dirinya hukuman. Dengan melakukan aspek ini, individu akan lebih mengatur dirinya dalam
77
berperilaku, dan pada akahirnya mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik dan juga bisa mengurus dan mempertahankan keutuhan rumahtangganya.
Ibu bekerja secara otomatis menjalankan dua peran sekaligus, sebagai ibu atau istri dan sebagai pekerja. Melaksanakan dua peran, sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja bukanlah perkara yang mudah. Seorang ibu dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki harus mampu menyelesaikan tuntutan rumah tangga dan tuntutan pekerjaan dalam waktu bersamaan. Jika ibu bekerja dan tidak mampu menyelesaikan tuntutan dari kedua peran tersebut maka akan muncul konflik peran ganda.
Konflik peran ganda adalah konflik dalam diri ibu bekerja yang muncul karena adanya tuntutan peran pekerjaan yang bertentangan dengan tuntutan peran keluarga. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan memiliki konflik peran ganda dalam menjalani peran gandanya. Konflik peran ganda yang ditemukan seperti: menyelesaikan tanggung jawab rumah tangga dan menyiapkan diri di pagi hari serta meninggalkan anak untuk bekerja. Selain itu, keingian beristirahat harus sirna karena setelah tiba di rumah masih harus membereskan pekerjaan rumah, menemani anak belajar atau bermain, menyiapkan kebutuhan keluarga untuk keesokan harinya serta menyelesaikan pekerjaan kantor yang harus dibawa pulang. Faktor waktu membuat ibu yang bekerja mengalami konflik peran ganda
karena waktu terbatas atau bahkan hilang karena adanya tuntutan pekerjaan yang harus dikerjakan. Waktu untuk beristirahat menjadi berkurang karena masih harus menyelesaikan pekerjaan yang mendekati deadline. Selain itu, ketakutan yang muncul ketika terlalu lama cuti membuat ibu bekerja tidak bisa memenuhi tuntutan untuk menjaga dan merawat anak yang sakit. Ibu yang bekerja akan lebih cepat lelah dan menjadi lebih sensitive serta mudah marah. Sehingga ketika memenuhi tanggung jawabnya di rumah, ibu yang bekerja akan mudah marah kepada anggota keluarga karena melakukan sesuatu yang tidak sesuai atau tidak berkenan.
Konflik peran ganda yang dialami perempuan karir memicu munculnya emosi negatif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa emosi negatif yang dirasakan oleh ibu yang bekerja seperti bingung, tertekan, tidak nyaman, gelisah, cemas, khawatir, ragu, sedih, berat hati, bosan, jenuh, sensitif dan strees. Emosi ini juga muncul ketika ibu bekerja mendapatkan konflik dengan orang lain maupun dalam kondisi informan ditekan oleh tuntutan peran ganda secara terpisah.
Oleh karena itu, ibu bekerja melakukan regulasi diri pada emosi negatifnya untuk menyeimbangkan, mengalihkan atau mengendalikan dirinya yang dirasakankannya. Selain itu, regulasi diri yang dilakukan informan juga bertujuan agar ketika memenuhi tuntutannya sebagai ibu maupun pekerja dapat dilakukan secara optimal.
80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perempuan karir adalah perempuan yang bekerja di luar rumah dengan berbagai profesi yang berbeda-beda. Masyarakat mulai membuka diri untuk perempuan karir dengan mengatakan bahwa perempuan karir diperbolehkanoleh agama selama tidak melanggar fitrah sebagai perempuan. Di dalam ranah publik mulai ada keterbukaan pemikiran bahwa perempuan bisa memiliki jabatan lebih tinggi dari suami selama tetap menghormati suami.
Menurut Nasaruddin Umar, ukuran kemuliaan di sisi Allah adalah prestasi dan kualitas tanpa membedakan etnik dan jenis kelamin. Sedangkan menurut K.H Husein Muhammad bahwa suami adalah kepala dalam keluarga, sehingga apapun yang dilakukan oleh istri harus dengan persetujuan suami. Jadi perempuan yang bekerja menurut Nassarudiin Umar dan K.H. Husein Muhammad diperbolehkan.
2. Perempuan karir di Kabupaten Ponorogo menurut riset ini yaitu Hakim dan Guru yang membagi pekerjaan umah dengan pekerjaan di luar rumah sebagai perempuan karir rmrngalami beban ganda, maka mereka membutuhkan regulasi diri agar mereka mampu mempertahankan keutuhan keluarganya. Self regulation yang
dilakukan antara lain standart dan tujuan, self monitoring, evaluasi diri, dan yang terakhir konsekuensi-konsekuensi.
B. Saran
1. Ibu bekerja yang mengalami konflik peran ganda
Para ibu bekerja kurang dapat mengenali diri mereka ketika mengalami perasaan kurang mampu memahami sebab akibat dari perasaan yang muncul tersebut. Oleh sebab itu disarankan bagi ibu yang bekerja dan mengalami konflik peran ganda agar belajar mengenali diri mereka sendiri lebih dalam terutama ketika mengalami pengalaman tertentu yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman.
2. Keluarga dari ibu bekerja yang mengalami konflik peran
ganda
Dalam situasi tertentu keluarga dan rekan kerja kurang tanggap terhadap kondisi ibu yang bekerja yang mengalami konflik peran ganda dan masalah lain yang membebani ibu bekerja yang mengalami konflik peran ganda. Diharapkan para keluarga dapat lebih bersimpati dan berempati kepada para ibu bekerja agar para ibu yang berkarir dapat merasakan dan mendapatkan dukungan sosial yang berdampak positif pada diri mereka.
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. Peneliti menyadari bahwa adanya kelemahan dalam penelitian
82
oleh jadwal informan yang padat sehingga sulit mencari waktu luang.
b. Peneliti berikutnya diharapkan meneliti lebih lanjut mengenai ibu berkarir dengan menghubungkannya dengan teori atau aspek lain dalam ilmu psikologi seperti kepuasan perkawinan, agresivitas dan dukungan sosial.
83 DAFTAR PUSTAKA
Al Jarullah, Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim. Identitas dan Tanggung
Jawab Perempuan Muslimah. Firdaus: Jakarta Pusat, 1993.
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press, 2012.
Budiman, Persepsi Efektivitas Kinerja Karyawan Ditinjau Dari Koflik Peran Ganda Isteri Dan Dukungan Sosial Rekan Kerja (Penelitian Pada Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Kota Palembang Sumatra
Selatan, Tesis, 2006.
Carver, C., & Scheier, M., Self Regulation of Action and Affect.
Handbooks of self regulation, research, theory, and application.
Second edition. London & New York: The Guilford Press, 2011.
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan
Kualitatif). Jakarta: GP. Press, 2009.
Marzuki. Metodologi Riset. Yogyakarta: PT Prasetya Widia Pratama,
2000.
Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Mujtaba’, Saifuddin. Istri Menafkahi Keluarga (Dilema Perempuan
Antara Mencari, Menerima dan Memberi). Surabaya: Pustaka
84
Munandar, Utami. Perempuan Karir: Tantangan dan Peluang,
“Perempuan dalam Masyarakat Indonesia, Akses, Pemberdayaan
dan Kesempatan”. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2011.
Munandar, Utami. Wanita Karir Tantangan dan Peluang. “Wanita dalam
Masyarakat Indonesia dan Kesempatan”. Yogyakarta: Sunan
Kalijaga Press, 2001.
Muri’ah, Siti. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dan Perempuan Karir.
Semarang: Rasail Media Group, 2011.
Muri’ah, Siti. Wanita Karir Dalam Bingkai Islam. Bandung: Penerbit
Angkasa, 2004.
Oetomo. Wanita Karir Wanita yang Sukses. Surabaya: Media Press, 2007.
Poerwandari, E. K. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Pelaku
Manusia. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005.
Pukulal, Ahmad Muhammad. Problematika Muslimah di Era Globalisasi
(al-Nisa wa al-Qadhaya), terj. M. Qodirun Nur. Solo: Pustaka
Mantiq, 1995.
Rahman, Abdul Agus. Psikologi Sosial. Depok: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta, 2011.
Suhandjati, Sri Sukri dkk. Pemahaman Islam dan Tantangan Keadilan
T. O. Ihromi. Wanita Bekerja dan Masalah-masalahnya. Jakarta: Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita, 1990.
Taylor, dkk. Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2009.
Urdan, Pajares. Self-Efficacy Beliefs of Adolscents (Connecticut:
Information Age Publishing, 2006.
Yanggo, T Huzaemah. Fiqih Perempuan Kontemporer. Jakarta:
al-Mawardi Press, 2002. Rujukan Internet:
Badan Pusat Statistika, Tenaga Pendidik Menurut Gender (On-line),
tersedia di http://www. bps.go.id/subjek.html.
CNN Indonesia, wanita Karier Indonesia Terbanyak Keenam Di Dunia
(On-line).
Departemen Kesehatan, Tenaga Kesehatan (On-line), tersedia di:
http://www.depkes.go.id/resourse.html
Faqihuddin Abdul Kodir, Perempuan Bekerja Menurut Islam,
http://jumiatiagus.multiply.com/journal/item/1.
http://idshvoong.com/humanitiecs/1845934-pandangan-islam-terhadap-pekerjaan-seseorang/
https://economy.okezone.com/read/2017/09/19/20/1779019/pelamar-cpns-tembus-661-937-pelamar-kemendikbud-masih-paling-diincar?.
Metro News, Jumlah Perempuan Wirausaha Meningkat (On-line), tersedia
86
Rujukan Jurnal:
Aftina Nurul Husna, Frieda N. R. Hidayati, Jati Ariati, “Regulasi Diri
Mahasiswa Berprestasi. Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 April
2014), 50-63
Amstad, A. Meta Analysis of Work family conflict and farious outcomes with a special emphasis on cross domain versus matching domain
relations. Journal of Occupational Health Phscology, 16, 2011, p:
151-169.
Barry J. Zimmerman, Investigating Self-Regulation and Motivation: Historical Background, Methodological Development, and Future
Prospects. American Educational Journal,45 (1), 2008), 166-183.
Barry J. Zimmerman, Investigating Self-Regulation an Motivation:
Baumeister, R., F., How the self became a problem: A
psychological review of historical research. Journal of personality
and social psychology,52, 1987, p: 163-176.
Cropanzano, R & Motchell, Sosial Exchange Theory: An Interdiciplinary
Review. Journal Of Management Vol 31. No 6.
Dwi Nur Rachman, Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Mahasiswa Yang
Memiliki Peran Banyak. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah
Mada Volume 42, No. 1, April 2015, 61-77.
Dwiatmadja dan Kusumaningrum, Y.M., Potret Perempuan Di Masa
Kayler, M., & Weller, K., Pedagogy, self-assessment, and online
discussion groups. Journal educational technology & society, (1),
2007, p: 136-147.
Lee, Jean S.K., and Choo Seow Ling, Work-Family Conflict of Women
Entreneurship in Singapore, Women in Management Review. Vol
16 No 5 (2001), pp: 204-221.
Pika Susana Putri, dkk, Makna Hidup Perempuan Dewasa yang Berperan
Ganda. Journal Psikologi. Vol.7, No. 2, pp.43-50
Schunk. Self-regulation through goal setting. Journal eric/cass digest ed
462671. 2001.
Siti Ermawati, Peran Ganda Perempuan Karir (Konflik Peran Ganda
Perempuan Karir Ditinjau Dalam Perspektif Islam). Jurnal
Edutama IKIP PGRI Bojonegoro, Vol 2 No. 2 Januari 2016, 14
Yang, Nini, Sourse of Work-Family Conflict: A Sino-U.S Comparison of
The Effects Of Work and Family Demands. Academy of
Management Journal, Vol. 43, Nomor 1, 2000, p: 113-123.
Zhang, M., Grifith, R.W., & Fried, D., Word Family Conflict and
Individual Consequencies, Journal of Management Physycology,